Jumat, 30 Desember 2011

edisi Cetak 525, Jumat 30 Desember 2011

Oknum Guru SMP Pukuli Siswa

Sekayu, SN
Aksi kekerasan didunia pendidikan kembali terjadi. Seorang oknum guru SMPN 1 Sekayu berinisial Q diduga melakukan aksi kekerasan dengan memukul dan menendang seorang siswa kelas IX.2 bernama Billy Irawan Noranza bin M Ruswan, Warga Komplek Griya Randik Blok A1 No 11 Kayuara Sekayu, Muba. Akibatnya siswa tersebut mengalami benjolan dikepala dan memar di bagian kaki. Pihak keluargapun melaporkan kejadian tersebut ke Polres Muba kemudian korban langsung divisum.
Berdasarkan informasi yang dihimpun koran ini, peristiwa tersebut terjadi Jumat (23/12) disaat korban akan mengerjakan soal ujian susulan di lab bahasa di sekolah. Namun tanpa alasan yang jelas, Oknum guru berinisial Q yang merupakan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan datang menghampiri korban yang sedang duduk lalu memukul kepala korban satu kali dan menendang kaki korban sebanyak satu kali. Korban yang dipukul dan ditendang itu tidak bisa berbuat apa-apa lagi, hanya menunduk dan memegangi kepalanya dengan kedua tangannya.
Menurut korban Billy kejadian tersebut begitu cepat, dan dia tidak tahu mengapa oknum guru Q langsung memukulnya. “Aku saat itu nak ikut ujian susulan di lab bahasa. Belum dapat soal, begitu aku duduk dia (oknum guru Q) langsung mukul aku dikepala. Aku diem bae nahan sakit,” beber Billy.
Oknum guru tersebut langsung membawa tas keluar ruangan. Sedangkan billy mengaku tidak kosentrasi mengerjakan soal tersebut, namun begitu soal sudah dikerjakan diapun keluarga dan langsung mengadu kepada orang tuanya. Mengaku anaknya dianiaya oknum guru, Billy bersama Ibunya Irama Sapran langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polres Muba. Adapun bukti laporan polisi LP/B-922/XOO/2011/Sumsel Res Muba tanggal 23 Desember 2011 yang diterima KA SPK III Brigpol Abdul Kholil.
Orang tua Korban, Ruswan mengatakan bekas tindak kekerasan yang dilakukan oknum guru itu membuat anaknya trauma dan semakin takut ke sekolah. “Dari hasil visum jelas ada benjolan dikepala karena dipukul gurunya. Kami minta agar dinas terkait menindak tegas. Karena tidak dibenarkan ada aksi kekerasan di sekolah,” tutur Ruswan.
Menyikapi aksi kekerasan itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Sekayu Arsan Zumardi mengatakan telah memanggil oknum guru Q yang dimaksud. Diapun telah mengingatkan oknum guru tersebut untuk tidak melakukan aksi kekerasan. Namun menurut keterangan Arsan setelah memanggil oknum guru Q, aksi pemukulan dan penendangan siswa tersebut lantaran dia kesal dengan siswa tersebut. Lantaran siswa kerap tidak masuk sekolah sehingga tidak bisa mengerjakan soal. “Orang tuanya juga dengan kami (para guru) tidak kooperatif. Kami panggil kesekolah tidak mau. Jadi kami juga bingung,” tandas Arsan. (her)

DPRD Pagaralam Sahkan APBD Rp 523 M

Pagaralam, SN

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pagaralam, mengesahkan Anggaran Pedapatan Belanja Daerah (APBD) 2012 senilai Rp 523 miliar. Jumlah ini mengalami peningkatan jika dibandingkan sebelum pembahasan Rp 419 miliar.
Ketua DPRD Kota Pagaralam, Ruslan Abdulgani, Kamis (29/12) mengatakan, penambahan anggaran tersebut karena ternyata masih ada beberapa penambahan dari sektor pendapatan, termasuk bagi hasil pajak, bantuan program pemerintah pusat dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
"Penyusunan anggaran itu merupakan aplikasi program kerja berbagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD), terdiri dari belanja pegawai Rp18,4 miliar, belanja barang dan jasa Rp 229,4 miliar, serta belanja modal Rp128 miliar," kata dia.
Ia mengungkapkan, sesuai target penyelesaikan pembahasan RAPBD bulan Desember 2011 ini, sehingga Februari 2012 program kerja disetiap SKPD sudah bisa berjalan. Karena masa verifikasi dari Gubernur Sumsel akan memakan waktu satu bulan.
"Kalau pengalaman tahun lalu penyelesaian pengesahan sering terhambat pembahasan, sehingga molor dan bahkan baru berjalan mendekati pertengahan tahun anggaran," ungkap dia.
Ruslan mengatakan, kondisi ini cukup berpengaruh terhadap kegiatan yang dilakukan pemerintah sehingga selalu menghambat program pembangunan, terutama pengerjaan proyek fisik.
"Belum lagi jika kondisi alam, cuaca dan faktor keterbatasan waktu sering menimbulkan persoalan dengan pelaksanaan kegiatan setiap SKPD," ungkap dia.
Ada beberapa item yang menjadi prioritas program kerja 2012 yaitu peningkatan pembangunan sarana transportasi, irigasi dan termasuk penyelesaian lapangan terbang (Lapter).
Sementara itu Walikota Pagaralam, Djazuli Kuris mengatakan, penyusunan program APBD 2012 tentunya harus dilakukan dengan mengendepankan efektifitas dan sasaran utama yang harus dicapai.
Contohnya, kata Djazuli, belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja tidak langsung. Proyeksi struktur rancangan kebijakan umum anggaran (KUA), dan prioritas plafom anggaran sementara (PPAS), Pemkot Pagaralam pada tahun 2012, sektor pendapatan mencapai Rp497 miliar.
"Landasan penyusunan RAPBD tahun anggaran 2012 merupakan singkronisasi kebijakan pemerintah pusat dengan kebijakan pemerintah daerah dan menunjang program pembangunan," kata dia pula.
Menurut dia, kalau dibandingkan dengan APBD tahun 2011 belanja langsung dianggarkan Rp320,9 miliar, sedangkan pada 2012 mengalami penurunan Rp271,8 miliar.
"Memang pada anggaran belanja langsung mengalami penurunan Rp49 miliar atau 15,29 persen. Penurunan pendapatan pada penyusunan RAPBD tahun 2012 tentunya perlu dilakan upaya untuk mencari sumber dana baru yang dapat mendukung pendapatan bagi daerah kedepannya," kata dia lagi.
Ia mengatakan, pada tahun 2009 lalu total APBD Kota Pagaralam mencapai Rp465 miliar, sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar Rp99 miliar dan 2011 naik Rp34 miliar.
"Memang dengan bertambahnya umur Pagaralam tentunya sudah banyak kemajuan yang dapat mendorong peningkatan bagi daerah, dan tentunya pemasukan dari pusat juga dikurangi," kata dia pula.
"Bila dibandingkan dengan beberapa tahun lalu cukup banyak peningkatan yang dialami daerah ini terutama PAD dari sektor bagi hasil," kata dia lagi. (asn)

AKDP Masih Sepi, Travel Melonjak

Muara Enim, SN

Menjelang pergantian tahun baru 2012, arus penumpang di terminal Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) Muara Enim masih relatif sepi. Bahkan, sejumlah bus jurusan Muara Enim-Palembang terlihat mengantri. Sebaliknya, angkutan travel meningkat.
Kepala UPTD Terminal Kota Muara Enim, Fachroel mengatakan, hingga saat ini arus penumpang di terminal kota Muara Enim masih relatif normal. Bahkan, terkadang jumlah penumpang untuk jurusan Muara Enim-Palembang tidak terlalu banyak. Sepinya penumpang bus ini, diperkirakan karena kalah bersaing dengan angkutan travel.
“Memang, saat ini angkutan AKDP belum terjadi lonjakan penumpang. Terkadang, penumpang ke Palembang sepi. Tak jarang hanya sekitar 5-6 orang saja satu kali berangkat. Selebihnya banyak tujuan Prabumulih dan sekitarnya,” ujar Fachroel, Kamis (29/12).
Dilanjutkan Fachroel, dari total 32 unit bus AKDP yang ada, tercatat sekitar 10 hingga 15 unit bus yang keluar masuk terminal Muara Enim setiap harinya. Masing-masing berasal dari Perusahaan Otobis (PO) yang berbeda. Seperti Kamrata Jaya, Rico, Cahaya Enim, Family, dan Juwita.
“Mengenai ongkos angkutan setiap bus sama yakni Rp25.000 untuk ke Palembang dan Prabumulih Rp10.000. Kenaikan angkutan tak boleh dilakukan sepihak oleh pihak pengelola angkutan. Namun, harus berdasarkan ketentuan pemerintah,” jelasnya.
Salah satu sopir bus Jurusan Palembang, Surya mengungkapkan, dari tahun ke tahun jumlah penumpang angkutan bus memang tidak begitu banyak. Hal ini, dikarenakan banyak penumpang yang memilih menggunakan mobil pribadi, travel ataupun sepeda motor.
“Namun, kata dia, bila dibandingkan dengan hari biasa, menjelang tahun baru seperti saat ini jumlah penumpang sedikitnya tetap mengalami peningkatan,”jelasnya.
“Lonjakan jumlah penumpang ini akan ramai pada H-1 nanti. Jadi, kita para sopir ini masih punya harapan untuk satu dan dua hari ini,” ujarnya.
Senada, sopir lainnya, Lukman, menuturkan, hingga saat ini jumlah penumpang masih sama dengan hari-hari biasa. Kalaupun ada, lebih didominasi oleh penumpang jarak dekat.
Sementara itu, pengelola angkutan travel Regintan Wisata Gunaryanto kepada wartawan, menuturkan, menjelang tahun baru ini jumlah penumpang meningkat hingga 80 %. Dalam sehari, pihaknya bisa mengoperasikan sebanyak 25 unit mobil. Masing-masing, 25 unit angkutan dari Muara Enim dan 10 unit dari Palembang.
“Kalau hari biasa tidak semua armada kami operasikan paling sekitar 10 unit saja. Namun, saat ini semua kami operasikan. Dimana, keberangkatan travel ini hampir setiap jam full. Yakni mulai pukul 05.00 sampai 22.00 WIB,” terang dia.
Untuk tarifnya, lanjut dia, memang lebih mahal dari kendaraan umum lain seperti bis. Yakni Rp50.000 baik dari Palembang ataupun Muara Enim. Namun, pihaknya memberikan fasilitas yang lebih baik seperti full AC dan antar hingga alamat. (yud)

Konflik Lahan dan Aksi Anarkis

Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat

SANGAT menyedihkan, miris, dan mengherankan kondisi Bangsa ini. Kondisi terakhir terkuak, di balik amannya kondisi Negeri ternyata tersimpan kasus besar yang telah menghilangkan nyawa manusia dengan cara yang keji.
Tragedi Mesuji mengagetkan semua pihak, selama ini ada kasus yang tersimpan cukup lama tanpa ada penyelesaian.
Walaupun fakta di lapangan telah dinyatakan berbeda dengan yang dilaporkan, tetapi hilangnya nyawa anak manusia dengan cara yang tak normal telah terjadi. Kasus ini harus diusut tuntas.
Tak cukup sampai disitu, dalam dua minggu terakhir kita harus menyaksikan banyak peristiwa anarkis, main hakim sendiri, pembakaran, demo besar-besaran.
Dengan kenyataan ini, ada satu pertanyaan, sudah hilangkah kepercayaan rakyat, hingga harus bertindak brutal dan menyelesaikan masalah dengan cara-cara sendiri.
Pada minggu ini kita juga saksikan bentrokan polisi dengan warga di Bima yang telah menimbulkan trauma dan luka yang dalam di masyarakat Bima. Semua bermula dari kasus di tambang emas PT Sumber Mineral Nusantara (SMN).
Dalam kasus ini terjadi benturan antara rakyat dengan aparat. Disini menjadi contoh kepentingan yang lain menjadi utama dibandingkan melindungi rakyat.
Lalu kemarin rakyat dengan marah dan emosi
membakar habis rumah jabatan Bupati Kota Waringin Barat (Kobar), Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Aksi anarkis dilakukan karena tak setuju dengan pelantikan bupati dan wakil bupati.
Inilah Bumi Pertiwi yang kita cintai. Multi komplek problem menghinggapi Negeri ini, makin parahnya lagi persoalan-persoalan yang ada tak ada yang diselesaikan serius. Ujung-ujungnya kekecewaan yang ada di rakyat.
Saat ini khalayak apatis dan seperti putus asa dengan penguasa dan tindakan aparat, hal ini membuahkan aksi main hakim sendiri. Ketidaksetujuan membuahkan aksi main hakim sendiri. Rakyat melakukan ini karena kecewa dengan penegakan supremasi hukum yang lemah.
Untuk diketahui aksi main hakim sendiri berada di titik yang mengkhawatirkan, harusnya aparat cepat sigap.
Banyak sekali kasus yang diselesaikan oleh massa, karena polisi atau aparat yang datang terlambat.
Aksi main hakim sendiri dipengaruhi perasaan frustasi masyarakat terhadap kondisi bangsa yang morat marit. Terutama sektor perekonomian yang tak kunjung membaik dan kian menghimpit kehidupan ekonomi masyarakat. Tak luput juga kekecewaan terhadap supremasi hukum.
Aksi ini banyak dilakukan warga dengan ekonomi kurang mampu. Hanya untuk mengingatkan kita bersama,
saat ini rakyat kecewa dengan kondisi saat ini, sudah miskin, pemerintah seakan tak pernah mendengar dengan keluhan mereka. Ketika ada masalah atau konflik, emosi rakyat sangat cepat tersulut
Apapun alasannnya, aksi main hakim sendiri tetap tak diperbolehkan. Karena cara itu telah mengabaikan norma-norma dan aturan hukum yang sudah ditata di Republik ini. Polisi harus optimal menjalankan kewajibannya. Tidak ada pilih kasih atau perasaan takut dari aparatnya untuk bertindak tegas.
Harus dicari benang merah untuk setiap aksi main hakim sendiri. Misalnya yang paling bertanggungjawab dan yang menjadi pemicu awal. Untuk tindakan main hakim sendiri, Polisi harus repot untuk mengusut kasus ini secara hukum, khususnya jika polisi tiba saat aksi belum terjadi.
Tidak sebandingnya jumlah anggota polisi dan masyarakat, memang menjadi dasar pembelaan bagi polisi. Tetapi ini mutlak dilakukan, yang salah harus dihukum dan tegas dilakukan. Ini juga sebagai efek jera untuk semua pihak. (***)

8 Daerah Masuk Pengawasan Rawan Bencana

Palembang, SN
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Kamis (29/12) pagi, menggelar simulasi bencana yang dipusatkan di venue menembak, Jakabaring Sport City (JSC).
Simulasi yang diikuti sekitar 600 petugas dari unsur TNI AD, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, PMI, dan aparat kepolisian tersebut, dibuat sebagaimana jika terjadi bencana alam sesungguhnya.
Tak ubahnya penyelamatan sungguhan, simulasi ini juga dilengkapi dengan keberadaan petugas di posko dapur umum, posko kesehatan dan posko tenda pengungsi.
Kepala BPBD Sumsel, Yulizar Dinoto mengatakan, simulasi ini digelar sesuai instruksi Gubernur Alex Noerdin, mengingat beberapa kawasan di Sumsel berpotensi mengalami bencana alam seperti gunung meletus, banjir dan tanah longsor. Tercatat ada delapan daerah di Sumsel yang rawan bencana alam dan masuk dalam pengawasan BPBD Sumsel
“Beberapa daerah di Sumsel yang masuk pengawasan yakni Pagaralam, Lahat, Muara Enim, Banyuasin, Empat Lawang, Ogan Komering Ulu, OKU Selatan, serta Musi Rawas,” rinci Yulizar.
Melalui simulasi ini kata Yulizar, diharapkan penanganan bencana lebih cepat dan koordinasi antar-instansi kian intensif. Dengan cara ini pula diharapkan tidak ada lagi ego masih-masing instansi dalam menanggulangi bencana.
“Kalo semua instansi bergabung, peralatan kita cukup. Koordinasi seperti ini yang perlu ditingkatkan. Supaya kita lebih siap menghadapi bencana,” ujar dia.
Bahkan, agar lebih tertib, Yulizar menyebut pihaknya juga sudah mengajukan SK penanggulangan bencana ke pemerintah provinsi agar ada tim khusus yang sudah disiapkan mengatasi bencana.
Sementara Komandan Korem 044 Gapo, Kolonel Infantri Dwiyanto Budi Prabowo mengatakan, simulasi ini harusnya lebih rutin digelar supaya menjadi gambaran yang jelas dari kejadian bencana yang sesungguhnya. Sehingga semua instansi terkait lebih mengetahui tugasnya masing-masing.
“Dengan gladi ini kita tentu bisa membayangkan bencana yang terjadi sesungguhnya, jadi petugas tidak kaget lagi mengatasinya. Sebab ketika di lapangan, tugas ini sebenarnya tidak mudah,” ujar Dwiyanto. (awj)

Subsidi Dicabut, Harga Tiket Naik

Musi Rawas, SN

Memasuki tahun anggaran 2012 Pemkab Musi Rawas (Mura) secara resmi mencabut subsidi bagi penumpang dengan rute bandara Silampari – Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Mulai 1 Januari 2012 harga tiket per penumpang Rp850 ribu atau naik Rp200 ribu dari harga saat disubsidi.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Musi Rawas, Ari Narsa JS mengatakan, kenaikan harga tiket ini diberlakukan karena pada 2012 mendatang Pemkab Mura tidak lagi menganggarkan dana untuk subsidi. Sehingga penerbangan dari bandara silampari di berlakukan tarif penerbangan komersial.
“Tentu ada kenaikan harga tiket sebab tidak ada lagi subsidi dari pemkab Mura sehingga diberlakukan harga tiket penerbangan komersial,” katanya, Kamis (29/12).
Dijelaskannya, penerapan harga tiket tersebut selain tidak ada lagi subsidi, juga karena kondisi bandara Silampari saat ini sudah jauh lebih baik dan bisa didarati oleh pesawat komersil mengingat mulai dari panjang landasan maupun fasilitas pendukung lainnya dinilai sudah cukup baik.
“Selain terkait penghentian subsidi, kondisi bandara Silampari juga dinilai sudah mendukung untuk penerbangan komersil,” jelasnya.
Sebelumnya Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Musi Rawas, H. Gotri Suyanto juga mengatakan bahwa pencabutan subsidi terhadap pengoperasian bandara Silampari dikarenakan kondisi bandara dan fasilitas pendukungnnya juga sudah bisa untuk digunakan pesawat komersil.
“Dalam APBD tahun 2012 tidak ada lagi subsidi penerbangan dari bandara silampari karena dinilai sudah layak diberlakukan tarip penerbangan komersil,” demikian tandasnya. (fik)

2012, Produksi Gabah Kering Ditarget 3,8 Juta Ton

Palembang, SN

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumsel menargetkan produksi gabah kering di tahun 2012 mendatang, dapat mencapai 3,8 juta ton. Meskipun, pencapaian pada tahun 2011 ini, belum menyentuh target produksi sebesar 3,7 juta ton.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumsel, Hj Nelly Rasdiana, mengatakan untuk tahun 2011 ini, sasaran target produksi gabah kering hanya mencapai angka 3,35 juta ton, dari sasaran target gabah kering 3,7 juta ton.
“Yang menjadi kendala tidak tercapainya target, salah satunya masalah pergeseran waktu tanam, karena pengaruh dari iklim. Tapi, meski tidak mencapai apa yang menjadi target sasaran tersebut, Sumsel masih surplus, tidak sampai 5% atau 1,85 dibandingkan tahun 2010 lalu,” ungkapnya, di gedung DPRD Sumsel beberapa waktu lalu.
Untuk mencapai target sebesar 3,8 juta ton pada tahun 2012 nanti, kata Nelly, pihaknya akan mengadakan upaya-upaya, seperti menambah luas tanam.
“Kami akan bekerja sama dengan teman-teman dari Hutan Tanaman Indsutri (HTI) dan Perkebunan, untuk memanfaatkan lahannya sebelum tanaman pokoknya menghasilkan. Misalkan, dengan melakukan pola tumpang sari,” ujar dia.
Selama ini, daerah yang telah memberikan kontribusi besar atas sasaran target gabah kering tahun 2011 adalah Kabupaten Banyuasin. Dimana dari total 3,35 juta ton yang dihasilkan, sekitar 30% gabah kering berasal dari Banyuasin.
“Sedangkan untuk daerah yang kurang memberi kontribusi, kebanyakan daerah perkotaan seperti Prabumulih, Lubuk Linggau,” terangnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumsel, Alex Noerdin, menuturkan, bahwa anggaran yang disediakan untuk prioritas pembangunan Sumsel Lumbung Pangan, dalam bentuk kegiatan penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana pertanian.
“Selain itu, juga untuk peningkatan produksi dan produktifitas dan mutu pangan, sebesar Rp23,2 miliar, untuk peningkatan sarana dan prasarana serta pengelolaan sumber daya air sebesar Rp95 miliar,” jelas Alex.
Pemprov Sumsel sendiri, kata Alex, telah menetapkan fokus pembangunan pertanian, yakni peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan industri yang mampu memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian.
“Secara konkrit, hal ini telah dijabarkan ke berbagai program, antara lain perluasan areal tanam (pencatakan sawah baru), peningkatan intensitas pertanaman (IP 200) dan perbaikan saluran irigasi yang mendukung luas areal tanam,” pungkasnya. (awj)

Penjualan Terompet Tahun Baru Masih Sepi

Prabumulih, SN
Penjualan terompet tahun baru di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Kota Prabumulih masih terlihat sepi. Bila tahun lalu setiap mendekati H–3 perayaan malam tahun baru penjualannya mencapai paling sedikit sekitar Rp 300 ribu perhari, pada tahun ini di hari yang sama untuk mendapatkan penjualan angka sekitar Rp 100 ribu perhari sudah sangat sulit.
Salah satunya Anton (16), menurut warga Jalan Urip Sumohardjo Kelurahan Anak Petai, Kecamatan Prabumulih Utara ini, sejak menggelar dagangan terompet tahun barunya seminggu lalu jualannya hanya sedikit yang laku.
“Paling laku terjual satu sampai dua buah perharinya, bahkan beberapa hari ada tidak laku sama sekali,” aku remaja putus sekolah tersebut, ketika ditemui di lokasi jualannya di depan Masjid Annuqoba, Kamis (29/12) sore.
Lanjutnya, sejak dari pagi berjualan satu dagangannya pun belum ada yang laku terjual. Dia juga tidak mengetahui alasan pasti sepinya minat beli masyarakat sekarang ini, namun kondisi itu jelas diakuinya sangat merugikan dirinya dan juga para pedagang lainnya.
Padahal menurut Anton, selain lebih banyak pilihan jenis corak dan warna juga kualitas terompet yang ditawarkan lebih baik dari tahun–tahun sebelumnya. Begitupun soal harga yang dia tawarkan cukup terjangkau dan kompetitif. Misal untuk terompet motif naga berwarna–warni dan berbahan dasar dihargai sama Rp 25 ribu sedangkan terompet standar berbahan silver Rp 15 ribu perpcsnya. “Terompet–terompet ini aku ambil langsung dari Lampung,” jelas Anton sambil menawarkan salah satu motif terompet kepada seorang warga yang melintas didepan dagangannya.
Keluhan serupa dikatakan Yanto (45), selain penurunan penjualan terompet tahun baru kali ini cukup signifikan dibandingkan penjualan tahun 2010, juga kurang greget. Hal itu bisa dilihat dari sedikitnya jumlah pedagang musiman tersebut yang berjualan di sepanjang Jalan Negara tersebut.
“Kalu tahun kemarin, banjir wong yang berjualan terompet ini. Bahkan di kampung–kampung warga jugo ado, sekarang jingoklah agak sepi,” ungkap Yanto.
Dia membandingkan penjualan pada tahun sebelumnya, yakni sehari mampu menjual 20 hingga 30 terompet tapi di tahun ini terjual sekitar 3–5 terompet perhari saja sudah lumayan. “Dan itu banyaklah dak lakunyo alias sepi pembeli,” tambah Yanto.
Kondisi lesunya penjualan terompet tahun baru kali ini menurut Yanto, rata–rata sama dialami seluruh pedagang terompet. Diakuinya dia pun terpaksa mengambil alternatif dagangan lain untuk mengimbangi penjualan terompet tersebut. “Untung be aku ado dagangan sampingan lain cak jual petasan dan kembang api, kalu idak tekor nian,” sambung Yanto, yang mengaku sudah berjualan terompet sejak satu bulan lalu.
Sama dengan Anton, terompet yang ditawarkan Yanto juga beragam motif dan jenis warna terompet. Namun membedakannya adalah tempat produksi terompet yang ia peroleh dari Kertapati, Palembang dan harga yang sedikit lebih murah dibandingkan dagangan milik Anton. Seperti terompet motif naga dia jual dengan harga Rp 15 ribu perpcs, dan bermotif biasa Rp 8 ribu. (and)

Press

My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.