Kamis, 09 Februari 2012

Suara Nusantara, edisi 548-Kamis 9 Februari 2012

Kekurangan PNS, OKI Tetap Patuhi Moratorium

Kayuagung, SN
Moratorium atau penundaan sementara penerimaan CPNS yang menjadi Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri September 2011 lalu tetap akan dipatuhi Pemkab OKI meskipun setiap tahunnya daerah ini mengalami kekurangan PNS.

Maulan Aklil SIP MSi selaku Kepala BKD OKI kepada wartawan kemarin mengatakan, kekurangan PNS baik dari tenaga teknis, kesehatan dan pendidik selalu dialami setiap daerah karena setiap tahun pasti ada PNS yang masuk masa pensiun yang jumlahnya puluhan bahkan ratusan orang.

Katanya lagi, khususnya di Kabupaten OKI memang kerap kali masuk usulan dari beberapa SKPD di jajaran Pemkab OKI yang mengharapkan penambahan pegawai di instansi tersebut. Usulan terkini disampaikan Dishubkominfo OKI yang kekurangan tenaga teknis, namun SKPD lainnya juga mengalami hal serupa.

Berapa jumlah PNS yang dibutuhkan OKI saat ini, Maulan mengatakan angkanya mencapai lebih dari seribu orang. Jumlah ini didominasi oleh kebutuhan PNS tenaga pendidik dan kesehatan. Bahkan pemerintah setempat sudah menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan penerimaan CPNS.

”Sampai saat ini belum ada kepastian dan keputusan terbaru dari pemerintah pusat terkait penerimaan CPNS. Jadi kita tetap mematuhi moratorium yang menjadi SKB 3 menteri,” kata Maulan.

Sebelumnya, Kepala Dishubkominfo OKI Drs H Asnawi P Ratu MM mengatakan, pihaknya membutuhkan tenaga yang memahami bidang perhubungan untuk meningkatkan kinerja jajarannya dalam mengejar target PAD. Dishubkominfo memang sudah memiliki PNS yang lulusan ilmu perhubungan namun jumlahnya sangat minim.

SKB 3 menteri tersebut telah berlaku sejak 1 September hingga 31 Desember 2012 mendatang. Moratorium dibuat dalam aturan bersama karena menyangkut pemerintah pusat dan daerah. Selama moratorium ini, tim reformasi birokrasi nasional akan menata ulang struktural dan kelembagaan kepegawaian. (iso)

Puluhan Hektar Sawah Terserang Patah Leher

Banyuasin, SN
Puluhan hektar padi di Kecamatan Muara Padang yang rata-rata sudah berumur 75 hari atau masa generatif terserang patah leher, hal ini membuat petani pusing, apalagi penyakit yang menyerang padi-padi mereka terjadi dimasa padi sedang "bunting" (berbuah).

Petani Desa Daya Utama Bejo (40) di Pemkab Banyuasin mengaku kebingungan menangani penyakit ini. Menurutnya bunga padi berwarna putih dan keluar dari batangnya. Akibat hama tersebut buah padi mati sedangkan batang dan daunnya masih hijau.

Kasus patah leher yang menimpa disawah desa Daya Utama Blok A jalur 18 ini tergolong aneh sebab hama tidak tampak kasat mata, sementara padi-padi disini telah berbuah dan menghawatirkan kalau seluruh sawah terserang hama tersebut.

“Kita belum tahu apa penyebabnya, dan dari kejadian tersebut menyebabkan petani mengalami kerugian sekitar 5-10 persen dari hasil semestinya, karena yang patah leher menyerang dan ada yang sembuh sendiri,” kata Bejo.

Hal senada dikatakan oleh Yanto (40). Dikatakan Yanto petani banyak yang bingung mengatasi masalah penyakit patah leher ini. Petani hanya menduga-duga jenis obat yang bisa memulihkan padi-padi mereka.

“Tidak semua petani tahu bagaimana penanggulangan hama patah leher itu, membutuhkan penerangan dari dinas terkait untuk menentukan jenis obat yang harus digunakan agar padi menjadi sehat. Bayangkan dalam satu hamparan serangan patah leher ada yang mencapai 10 persen maka kalau ini dibiarkan akan menjadikan tanaman padi mubazir karena buah menjadi ‘gabug’ tidak ada isi dan lambat laun buah putih dan mati.” tuturnya

Kepala Dinas Pertanian Ir Madian saat dikonfirmasi mengatakan, terjadinya patah leher padi disebabkan oleh bakteri yang ada didalam batang dan bakteri. “Itu bisa menyebabkan padi yang baru berbunga menjadi layu dan mati, sedangkan batang dan daunnya tetap segar,” kata Madian.

Madian mengatakan, bakteri itu muncul akibat perubahan iklim dari musim kemarau ke musim hujan. Kalau sudah terserang tidak bisa diobati lagi sebab buah yang baru tunas langsung mati. (sir)

Hutan Makin Rusak, Pemerintah Buta Tuli?


Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat

KERUSAKAN hutan di Indonesia, yang katanya bagian dari paru-paru dunia terus berlangsung dari waktu ke waktu. Dari 140 juta hektar hutan Indonesia, diperkirakan 60 juta hektar di antaranya mengalami kerusakan.
Ttu data tahun 2010. Lalu sepanjang tahun 2011, diyakini kerusakan semakin parah. Hanya untuk mengingatkan saja, pemerintah sangat pandai bermain angka data. Maka jangan mudah percaya data kalau hutan Indonesia makin terjaga.

Data yang ada sebenarnya adalah data di atas kertas saja, hal yang sebenarnya di lapangan kerusakan lebih luas dari jumlah itu. Agar hutan dan alam di Tanah Air bisa terjada dan terlindungi, kerusakan ini harus menjadi konsentrasi atau perhatian semua pihak. Jika tidak, bukan sesuatu yang mustahil suatu saat Indonesia tidak akan lagi memiliki hutan.

Memang selama ini pemerintah telah menyiapkan berbagai program untuk menjaga agar hutan itu tetap aja, mulai dari menjaga agar hutan yang lama tetap ada sampai penanaman hutan kembali. Sebenarnya agar hutan tetap terjaga, semua pihak harus saling mendukung satu sama lain. Hal yang terpenting adalah bagaimana korupsi di wilayah kehutanan ini bisa ditekan.

Untuk dikatahui dugaan korupsi di sektor kehutanan mencapai Rp 30 triliun pertahunnya. Mulai dari proses perizinan sampai penebangan hutan untuk dijadikan perkebunan, banyak melibatkan mafia kehutanan.

Terdata ada ada 9 kasus, korupsi kehutanan di Indonesia mulai dari Riau, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. `Kerugian negara mencapai Rp 30 triliun, yang dihitung dari rata-rata, ada 9 kasus korupsi kehutanan tiap tahunnya, dengan estimasi total tiap kasusnya kerugian negara mencapai Rp 6,6 triliun.

Kasus-kasus kehutanan lebih banyak ditangani polisi, kejaksaan dan KPK jarang terdengar menangani masalah korupsi kehutanan. Padahal sangat jelas, upaya pemberantasan korupsi kehutanan juga akan membantu meminimalisir eskalasi praktek pembabatan hutan liar di Indonesia.

Tetapi sekali lagi inilah Indonesia, lihat saja Pasal yang digunakan menjerat mafia hutan adalah dalam pasal 2 ayat 1 dan 3 serta UU Korupsi, serta pasal gratifikasi. Penggunakaan delik korupsi ini juga karena sejumlah cukong lepas dari pengawasan.

Kondisi makin rusaknya hutan di Indonesia juga didukung dengan hukum yang bisa ditawar-tawar. Banyak sekali kasus pembalakan hutan yang menguap begitu saja, dan ini seringkai terjadi.

Dengan demikian, niat baik dari pemerintah sendiri untuk menangani dan mengatasi kerusakan masih sangat minim dan jauh dari kata serius. Belum ada kata terlambat untuk menjaga hutan kita, jika memang mau.

Tegakkan supremasi hukum tanpa pandang bulu dan jauhkan tebang pilih masalah hukum, karena terus saja pembalakan hutan dengan banyak daliih, seringkali dilakukan orang-orang yang dekat dengan lingkaran kekuaasaan. (***)

Warga Tanjung Raja OI Keluhkan Pipa Bocor

Indralaya, SN
Masyarakat Lingkungan III RT 11 Kelurahan Tanjung Raja Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir (OI) mengeluhkan pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Ogan yang mengalami kebocoran sejak dua tahun terakhir di lingkungan tersebut.

Menurut Guntur (49), salah satu warga Tanjung Raja mengaku, sejak dua tahun terakhir pipa PDAM yang ada di lingkungannya mengalami kebocoran. Bahkan sekitar setahun lalu pernah diperbaiki pihak PDAM namun kembali mengalami kebocoran yang mengakibatkan terjadi genangan air di badan jalan. Selain keadaan jalan menjadi banjir, badan jalan rusak bahkan sering terjadi kecelakaan.

Disamping itu Guntur juga sangat menyayangkan karena kucuran air PDAM kecil dan keruh sehingga kebanyakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari tidak dimanfaatkan.

Direktur PDAM Tirta Ogan, Zulkarnain SPd mengakui, pihaknya sudah mendapat laporan dari masyarakat dan sudah memerintahkan stafnya untuk segera diperbaiki.

"Kami memang sudah mendapat laporan dari masyarakat Tanjung Raja dan kami sudah menurunkan tim untuk memperbaiki dan bila perlu mengganti pipa tersebut," ujar Zulkarnain.

Ditambahkan Zulkarnain yang didampingi Kabag Umum Ridho mengenai kucuran air yang keruh mungkin diakibatkan karena sekarang musim hujan namun kami juga berusaha memberikan pelayanan yang terbaik dengan lebih banyak memberikan zat atau tawas agar air lebih jernih.

"Mungkin kami akan memberikan tawas yang lebih banyak lagi agar air menjadi lebih jernih disamping itu memang setiap musim penghujan air akan menjadi lebih keruh," papar Zulkarnain. (man)

Pekerja Tambang Batubara Kembali Bekerja

Sekayu, SN
Setelah berlangsung mogok kerja selama sepekan, para pekerja tambang batubara PT Alas Watu Utama (AWU) sebanyak 200 lebih karyawan yang merupakan Subkontraktor di PT Baturona, akhirnya Rabu 8 Februari) mulai kerja kembali .

"Mulai hari ini (kemarin Red) semua pekerja yang melakukan mogok kerja, sudah mulai bekerja seperti biasanya," ujar Manager HRD PT Baturona Rudi kepada wartawan melalui via hanphone, Rabu(8/2).

Rudi mengatakan, sebenarnya aksi mogok kerjanya ini tidak perlu terjadi, apabila hak dan kewajiban masing-masing melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan. "Pekerja melaksanakan kewajibannya untuk bekerja, dan perusahaan melaksanakan hak dan kewajibannya membayar upah, itu saja," Kata Rudi.

Rudi menampik, kalau aksi mogok kerja yang dilakukan karyawan itu terkait karena persoalan UMR, termasuk ada pekerja dari perusahaan asing yakni dari Malaysia dan Singapura.

"Kita mempekerjakan para karyawan itu sudah sesuai dengan undang-undang ketentuan dari upah minimum sektoral, yakni diatas Rp 1.270.000," terang Rudi.

Sebenarnya yang terjadi dari aksi mogok kerja tersebut, terkait rasa solidaritas dan hubungan emosional antara pekerja dengan salah satu karyawan yang bernama Hendri yang di putus hubungan kerjanya (PHK), karena usianya sudah memasuki 59 tahun yang dianggap sudah tidak produktif lagi.

"Inilah salah satu pemicu hingga melebar kepersoalan lain, dari aksi mogok kerja tersebut, karena terkait adanya hubungan emosional dan solidaritas pekerja dengan Hendri," lanjut Rudi seraya mengatakan status Hendri tetap di PHK, ya itu tadi karena usianya sudah 59 tahun.

Sementara Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemkab Muba Ir H Yusman Srianto MT melalui Kabid Hubungan Industrial dan Pengawasan Juanda SE mengatakan, pihaknya sudah melakukan langkah mediasi terhadap persoalan karyawan yang melakukan aksi mogok kerja dengan pihak managemen PT Baturona .

"Antara pekerja dengan perusahaan sudah kita selesaikan, dan para pakerja sudah mulai masuk kerja hari ini (kemarin Red)," kata Juanda, yang sebelumnya sempat disibukan dengan persoalan ini.

Dimana Kata Juanda, setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata pihak PT Baturona sudah melaksanakan tugas dan kewajibannya memberikan upah kepada pakerja sesuai dengan Undang-undang ketenagakerjaan yakni peraturan yang telah dikeluarkan oleh Gubernur Sumsel No 825/KPTS/Disnaker/2011 tentang upah minimum sektoral yakni standarnya sebesar Rp 1.270.000.

"Jadi perusahaan Baturona sudah melaksanakan kewajibannya memberikan upah kepada pekerjanya sesuai ketentuan upah minimum sektoral," jelas Juanda. (her)

Asmawati Terserang Penyakit Tumor Kulit Butuh Bantuan


Sekayu, SN
Sejak usiannya sepuluh tahun, Asmawati (42) warga desa Babat kecamatan Babat Toman kabupaten Musi Banyuasin terserang penyakit tumor kulit yang tak kunjung sembuh. Bahkan penyakitnya itu semakin hari semakin bertambah parah, hingga membesar pada wajahnya. Ia berharap, ada orang yang dapat membantu penyembuhan penyakitnya.

Menurut asmawati, penyakit yang dideritanya ini, timbul sejak usia sepuluh tahun, dengan tanda bintik-bintik berbentuk benjolan sampai akhirnya menjalar keseluruh tubuh. “Kalau badan saya besar penyakit ini semakin besar apalagi saya beranjak dewasa malah semakin bertambah parah,” katanya dengan keluh dan risau berharap ada orang yang dapat membantu penyembuhan penyakit tumor kulit dideritanya.

Terlebih pada wajah, membesar sampai menutupi mata, namun yang semakin merisaukan tangan dan kaki pun tumbuh benjolan yang sama. “Upaya untuk penyembuhan pun sudah pernah dilakukan, namun tak kunjung sembuh,” ujarnya.

Sejak almarhum sang suami dan anaknya meninggal, asmawati pun tinggal bersama keponakkannya Ema. Dengan hidup sederhana ia pun mencari uang sebagai tukang cuci pakaian keliling. "Karena keterbatasan biaya, untuk mengobati penyakit ini terpaksa meminta bantuan para tetangga, namun sudah habis dan tidak bisa lagi berobat,” ungkapnya sembari pasrah meskipun penyakit dideritanya tak kunjung sembuh.

Sementara dinas kesehatan musi banyuasin, dr taufiq Rusdi Mkes, membenarkan asmawati pernah berobat di RSUD Sekayu pada tahun 2005 yang lalu, namun ia tidak pernah lagi cek up kerumah sakit. Dianjurkan agar dapat segera datang kembali cek up kepihak medis, karena untuk peyembuhan ada beberapa tahapan-tahapan.

"Penyakit tersebut tumor kulit yang sudah menjalar keseluruh tubuh, sehingga dianjurkan agar asmawati dapat kembali berobat. Masalah biaya, pengobatan gratis sudah dilakukan, sehingga jangan takut akan biaya, untuk itu bagi masyarakat siapa saja dapat melaporkan kepihak kami,” katanya sembari menambahkan akan meninjau dan menindak lanjuti penyakit yang diderita asmawati itu. (her)

Warga Pagaralam Masih Terus Kesulitan Air Bersih

Pagaralam, SN
Warga di beberapa dusun yang berada di Kota Pagaralam yakni di kawasan dempo-dempo hingga saat ini warganya masih kesulitan mendapatkan air bersih terutama untuk kebutuhan sehari-hari, seperti di Kecamatan Dempo Selatan seperti Dusun Bandar Jaya, Kelurahan Kance Diwe, Dusun Muara Tenang, dan Kelurahan Perahudipo.

Demikian juga di Dusun Rimba Candi, Sumber Jaya, Kelurahan Candi Jaya, Kecamatan Dempo Tengah, warganya masih harus mengambil air di beberapa sumber mata air yang lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga. Demikian pantauan, Rabu (8/2).

Untuk Kecamatan Dempo Utara juga tidak lebih baik, beberapa dusun, seperti Dusun 32 dan Dusun Tanjung Taring, Kelurahan Burung Dinang, juga masih belum mendapat fasilitas air bersih dari pemerintah, warga harus mengambil air bersih untuk keperluan sehari-hari dilokasi sumber air yang memerlukan jarak tempuh yang sangat jauh.

Menurut Yanto, warga Burung Dinang mengaku, dusunnya sudah puluhan tahun belum memiliki fasilitas air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warga sendiri harus mengambil air di beberapa sumber air yang letaknya sangat jauh dari pemukiman warga.

"Kami cukup kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari hari terutama untuk memasak, setiap hari kami harus mengambil air ke kebun yang jaraknya sekitar dua kilometer dan menggunakan jerigen, kalau musim kemarau, sumber air kami kadang-kadang kering dan keruh serta mengeluarkan bau," keluhnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Kota Pagaralam, Yunali melalui Kabid Cipta Karya Hariadi Razak, mengatakan, saat ini memang masih ada sebagian dusun di tiga kecamatan di Pagaralam yang memang belum memiliki fasilitas air bersih.

Namun demikian, pemerintah juga setiap tahun memberikan bantuan untuk pemasangan fasilitas air bersih di beberapa daerah sehingga ditargetkan pada tahun 2012 ini seluruh wilayah akan mendapatkan fasilitas air bersih dari pemerintah.

"Tahun ini kita menargetkan semua dusun harus sudah memiliki fasilitas air bersih, termasuk di kawasan dempo dan juga lapter Atungbungsu," katanya. (asn)

Pagaralam Siaga Bencana di Tiga Kecamatan

Pagaralam, SN
Pemkot Pagaralam, siaga bencana di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam Utara dan Dempo Selatan. Ketiga kecamatan ini merupakan daerah paling rawan banjir bandang dan longsor. Puluhan titik sepanjang jalan negara Kota Pagaralam-Lahat dan kawasan perbukitan di tiga kecamatan tersebut memasuki musim penghujan tahun ini terjadi longsor dan banjir bandang.

"Kalau longsor mulai dari Kelurahan Rebahtinggi, hingga Kelurahan Burung Dinang, Kecamatan Dempo Utara, dan banjir berada di Kelurahan Bandar, Ujanmas, Burungdinang," kata Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas, Firmanudin, Rabu (8/2).

Menurut dia, kondisi hutan perbukitan Kecamatan Dempo Utara, dan Dempo Selatan bukan hanya sudah gundul, tapi juga mengalami alih fungsi.

"Memang sejak hujan yang tidak kunjung redah dalam satu minggu ini, sudah ada beberapa titik jalan dan kawasan pemukiman longsor serta banjir," ungkap dia.

Contohnya, kata dia, hutan dan perkebunan kopi di daerah Bukit Kayu Manis Kelurahan Jangkaremas, Kecamatan Dempo Utara, sudah ada sekitar lima titik longsor.

"Kemudian kalau banjir di Dusun Bandar, Kecamatan Dempo Selatan dan Jambarakar, Dempo Utara," ungkap dia sembari mengatakan, ada juga bukit mengalami keretakan sepanjang sekitar 4 kilometer meter.

Menurut dia, longsor ini juga mengancam puluhan ribu tanaman kopi dan ladang sayur milik warga dua daerah itu.

"Kalau sudah masuk musim penghujan, kondisi semakin parah, karena kondisi tanah mulai labil, apalagi pepohonan sudah banyak hilang," ungkap dia.

Camat Dempo Utara, Rusdi, mengatakan daerah paling parah, longsor dan banjir bandang di sepanjang Sungai Selangis Kelurahan Jangkarmas, Muarasiban, Bumiagung dan Burungdinang.

"Posisinya tepat membentang mulai dari Dusun Tegurwangi hingga Dusun Talang Ayiksalak Kelurahan Ujanmas, Kecamatan Dempo Utara," kata dia pula.

Rusdi mengatakan, longsor tersebut bukan tidak mungkin akan dapat menimbun ratusan ribu batang kopi dan sungai Selangis karena posisinya tepat berada di bawah perbukitan itu.

Sementara itu Plt Kepala Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD), Herawadi S.Sos, mengatakan pemerintah masih akan melakukan pendataan daerah longsor dan rawan banjir.

"Kami sudah usulkan kepada Pemkot Pagaralam, dana siap pakai Rp 2 miliar, untuk mengantisipasi bila terjadi bencana alam," ungkap dia.

Selain pendataan, kata dia, upaya pencegahan sudah dilakukan dengan membentuk tim penanggulangan bencana mulai dari kelurahan dan menempatkan alat berat di daerah paling rawan longsor.

"Kami sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan dampak lebih besar bila terjadi bencana alam,' ungkapnya. (asn)

Golkar Masih Tunggu Hasil Survey

Palembang, SN
Partai Golkar Sumsel mengaku hingga saat ini belum menentukan calon untuk diusung pada 8 pilkada yang akan digelar di Sumsel tahun 2012-2013 mendatang. Penentuan calon yang diusung berdasarkan hasil survey.

Delapan Pilkada yang akan digelar tersebut diantaranya, kota Palembang, Lubuklinggau, Prabumulih, Pagaralam, Lahat, Muara Enim, dan Banyuasin.

Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Sumsel, Nasrun Madang, Rabu (8/2) mengatakan, sejak era kepemimpinan Abu Rizal Bakrie, calon yang diusung oleh Golkar harus berdasarkan hasil survey yang dilakukan, dan keputusannya ada di tingkat DPP Partai Golkar.

"Jadi tidak harus kader yang akan kita usung, kalau hasil survey menunjukkan yang paling tinggi ratingnya bukan dari kader partai, maka tetap ia yang akan kita dukung. DPP Golkar tidak mentolerir kader yang hasil surveynya tidak tinggi," katanya.

Ia mengungkapkan, mekanisme pencalonan itu mutlak harus dipatuhi kader, dan Golkar juga menegaskan tidak ada mahar apapun yang diminta Golkar, khususnya bagi mereka yang diusung dan berasal dari luar partai Golkar.

"Dalam penentuan calon yang akan diusung, setidaknya kita melakukan tiga kali survey, delapan bulan sebelum pelaksanaan, kemudian enam bulan sebelum, dan terakhir tiga bulan sebelum pelaksanaan," ungkapnya.

Wakil Ketua DPD Partai Golkar Sumsel, Edward Djaya menambahkan, Partai Golkar tidak akan memaksakan kadernya sendiri untuk dicalonkan. Jika hasil survey nantinya Ketua Partai Golkar di kabupaten dan kota justru kalah populer, maka tidak akan dicalonkan dan Golkar akan memilih calon diluar struktur partai.

Jika Ketua Golkar tersebut tetap ngotot mencalonkan diri, padahal tidak dicalonkan partai maka akan mendapatkan sanksi mulai dari teguran keras sampai pemecatan. "Untuk apa mengusung kader sendiri, jika kalah. Kita mengusung calon, yang besar kemungkinan untuk menang sebab itu semuanya tergantung dari hasil survey," imbuhnya.

Survey sendiri beber Edward, sudah dilakukan oleh Partai Golkar di kabupaten dan kota yang akan menggelar pesta demokrasi di 2013. Golkar bebernya sudah melakukan survey di Palembang, Lubuklinggau, Pagaralam, Lahat dan Banyuasin. Namun Golkar fokus di Pagaralam dan Lubuklinggau, sebab kedua kota tersebut merupakan daerah terdekat yang akan menggelar pilkada.

Lebih lanjut Edward mengatakan, untuk kota Palembang, dari hasil survey yang dilakukan partainya, sedikitnya ada tiga nama yakni Ketua DPD Partai Golkar Palembang Ardiansyah, Kadishub dan Informatika Sumsel Sarimuda dan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Dodi Reza Alex.

"Di Palembang, kita bisa mencalonkan secara langsung tanpa harus berkoalisi. Namun kita belum memutuskan nama calonnya, kita akan lihat hasil survey nanti. Yang pasti, kita tidak akan memaksakan kader partai untuk dicalonkan," pungkasnya.

Untuk diketahui, beberapa petinggi partai di Sumsel sudah menyebut nama calon yang akan mereka usung di Pilkada di beberapa daerah walaupun masih belum resmi. Partai Amanat Nasional (PAN) misalnya, kemungkinan besar akan mengusung nama Mularis Djahri sebagai Cawako Palembang, Bursa Sarnubi sebagai Cabup Lahat, Joncik Muhammad sebagai cabup Empat Lawang serta Iskandar sebagai Cabup OKI, dan Herman Deru sebagai calon gubernur (cagub) Sumsel.

Sementara PDI Perjuangan untuk Palembang, kemungkinan besar akan mengusung calon incumbent yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Palembang yakni Romi Herton. Sementara di Partai Demokrat ada beberapa nama yang bersaing untuk diusung melalui partai berlambang bintang segitiga itu di Pilkada Palembang yakni anggota DPR RI Syofwatillah Mohzaib, mantan anggota DPR RI Sarjan Taher dan Ketua DPD PD Palembang Harnojoyo. (awj)

Dump Truk Batubara Tabrak Sepeda Motor

Prabumulih, SN
Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan aksi ugal–ugalan pengendara angkutan dump truk batubara terjadi di Jalan Lingkar Timur, Kelurahan Gunung Ibul, Kecamatan Prabumulih Timur, Rabu (8/2) sekitar pukul 15.30 WIB di simpang 4 Jalan Sindur–Gunung Ibul.

Salah seorang pengendara sepeda motor Yamaha Vega R warna BG 5228 RV, menjadi korbannya dan masih dirawat di ruang Instalasai Gawat Darurat RSUD Kota Prabumulih setelah ditabrak dump truk batubara tanpa muatan hingga sempat terseret sejauh 30 meter.

Korban yang usai kejadian mengalami luka pecah kepala dan terkapar dengan kondisi dari hidung dan kedua telingga mengeluarkan darah sampai saat ini belum diketahui nasibnya. Sementara pelaku, pengendara dump truk batubara plat BD 8287 AQ yang mengaku dari perusahaan angkutan Aldeoz, sudah diamankan petugas Satlantas Polres Prabumulih.

Pelaku diketahui bernama Ivan (23) warga Lahat, sebelumnya berusaha melarikan diri usai menabrak korban. Namun usaha pelaku tidak berhasil karena korban berikut kendaraan sepeda motornya masih lekat dibawah dump truck yang dibawanya. Bahkan akibat ulah nekatnya itu, pelaku nyaris dihakimi massa yang saat itu berada disekitar lokasi kejadian. Beruntung petugas Satlantas Polres Prabumulih datang dan mengamankan pelaku.

Menurut Tina (45) salah satu saksi mata, sebelum kejadian mobil dumptruk yang dikendarai pelaku terlihat ugal–ugalan dan ngebut bersama rombongan truk lainnya. Diduga tidak bisa lagi mengendalikan laju mobilnya, kendaraan pelaku yang datang dari arah Jalan Jenderal Sudirman atau Tugu Air Mancur menuju Tugu Nenas Patih Galung, langsung menabrak sepeda motor korban yang saat kejadian datang arah Kelurahan Sindur, Cambai.

“Rombongan dump truk itu dari jauh sudah kelihatan datang saling kejar– kejaran dan akhirnya salah satu dari mereka menabrak sebuah sepeda motor yang saat kejadian baru hendak keluar dari arah simpang 4 Sindur menuju Kelurahan Gunung Ibul,” terang Tina, ditemui usai kejadian.

Dikatakannya, korban berikut sepeda motornya sempat terseret sejauh sekitar 30 meter dibawa dump truk pelaku.

“Kalau kondisinya saya tidak tahu karena takut melihatnya darah tercecer dimana–mana. Bayangkan saja dek, terseret masuk bawah mobil, itu saja sopirnya mau melarikan diri tetapi gagal karena mobilnya lekat di motor korban,” urai pedagang warung kopi di sekitar lokasi kejadian tersebut. (and)

Hingga Januari, Delapan Honorer KKP Dipecat

Prabumulih, SN
Tenaga honorer (PHL) yang indisipliner dan malas bekerja terus diberikan Kepala Kantor Kebersihan dan Pertamanan (KKP) Kota Prabumulih selama hampir 2 tahun belakangan ini. Dari catatan Januari hingga Januari 2012, setidaknya sudah ada delapan tenaga honorer yang dipecat.

Pada tahun 2011 ada lima orang yang dipecat dan tiganya lagi awal Januari 2012 ini. Mereka yang sudah dipecat itu karena sudah melakukan pelanggaran indisipliner cukup berat. Sementara tahap sanksi berupa pemberian peringatan juga diberikan kepada sejumlah PNS dan tenaga honorer lainnya.

“Tindakan tegas dan evaluasi terus kita lakukan guna memerbaiki kinerja dan tugas pokok mereka (para pegawai) disini. Awal Januari ini saja, sudah ada tiga tenaga PHL kita pecat karena melakukan pelanggaran indisipliner berat,” ungkap Kepala Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kota Prabumulih, Mansyur MSi.

Menurut Mansyur, pemberian sanksi pemecatan tidak serta merta diberikan tetapi melalui proses evaluasi terlebih dahulu. Terutama penilaian terhadap tupoksi (tugas pokok dan fungsi) setiap pegawai pertiga bulan sekali. Sehingga setiap pegawai PNS maupun PHL dituntut tidak hanya mampu bisa bekerja maksimal namun juga dibutuhkan pemikiran ide yang cemerlang dari mereka.

“Untuk itu, rapat kecil dan koordinasi rutin antara pegawai dan pimpinan terus kita bina dan dilakukan guna mendapatkan hasil yang maksimal. Karena bekerja di Kantor Kebersihan dan Pertamanan ini bukan untuk main–main dan hanya mengerti tugas pokok saja, tetapi bukti kerja dan pemikiran yang intelektual meskipun fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki terbatas,” jelas Mansyur.

Selain memberikan sanksi bagi pegawai PNS dan PHL yang nakal dan indisipliner, pihak KKP juga memberikan apreasiasi bagi pegawai yang berprestasi. Salah satunya dengan memerhatikan tingkat kesejahteraan dan penghasilan pegawai tersebut.

“Alhamdulillah, rencana itu tahun ini sudah bisa berjalan. Proses pelaksanaannya juga bertahap dan terbatas. Untuk itu, pemberiaannya pun melalui proses penyeleksian yang panjang dan berkeadilan,” tutur Mansyur.

Tahap pertama dikatakan Mansyur, diberikan untuk pegawai atau tenaga honorer yang bertugas dilapangan membersihkan sampah setiap hari sampai 1 minggu penuh. “Bagian ini dulu yang kita prioritaskan karena bekerja sampai 1 bulan penuh tanpa libur (30 hari, red), meski masih dibawah UMR namun bersyukur anggarannya sudah dialokasikan pada APBD tahun 2012 ini dan itu InsyaAllah, akan terus kita tingkatkan,” terang pria yang pernah bertugas di Kantor BKKBN Kota Prabumulih tersebut. (and)

Musim Panen, Harga Beras Malah Meroket

Lahat, SN
Sekitar sebulan ini lonjakan harga beras di pasaran cukup drastis. Sebelumnya harga beras diketahui Rp 6.500/kg namun sudah sejak sepekan ini diketahui harga beras mencapai Rp 8.500/kg.

Padahal kondisi panen padi di beberapa wilayah mulai terlihat. Awal Februari 2012 ini diketahui di Desa Tanjung Payang dan Banjar Negara Kecamatan Kota Lahat terlihat adanya sekitar 10 hektar (Ha) yang sedang panen, hal ini dibenarkan salah satu warga yakni Herman (50) warga setempat.

“Tapi belum gale-gale hamparan yang panen, baru sedikit disini yang panen. Belum lagi kami terkendala oleh banyaknya burung pipit yang menganggu tanaman padi yang di panen ini,” ungkapnya.

Sementara menurut Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Ahmad Wakidi di Desa Sengkuang dan Nanjungan Kecamatan Merapi Timur, memang belum banyak yang panen. Sehingga menyebabkan harga beras di tingkat petani ke pengepul masih tinggi. “Harga disini masih sekitar Rp 5 ribu hingga Rp 5.500 itupun tidak banyak yang menjual. Karena masih sekitar 3 hektar lebih yang panen,” jelasnya.

Mereka banyak yang panen mungkin sekitar sebulan hingga dua bulan lagi baru banyak yang panen baik padi tegalan maupun padi sawah.

Hal yang sama juga diungkapkan Azwin SP salah satu PPL di Kecamatan Kikim Selatan. “Harga jual dari tingkat petani masih tinggi yakni sekitar Rp 6.800 sampai Rp 7.500 dan baru sekitar 3 bulan kedepan prediksi harga bisa turun kembali,” jelas Azwin.

Walaupun panen yang ada di Kabupaten Lahat tidak sama pada setiap hamparan dan ketersediaan beras yang ada juga cukup aman mengingat sepanjang tahun adanya panen yang berbeda-beda disetiap kecamatan bahkan desa.

“Kalaupun harga cukup tinggi ini merupakan keuntungan bagi petani sebetulnya dan ketersediaan beras di Kabupaten Lahat cukup aman. Sebab setiap hamparan sawah petani tidak sama waktu panennya,” jelas Amirudin HS SP Kabid Produksi Padi dan Palawija Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Lahat, beberapa waktu lalu. (zal)

Press

My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.