Rabu, 05 Oktober 2011

Edisi Cetak Rabu 5 Oktober 2011

Jalan Provinsi Makin Mengkhawatirkan

TEBING TINGGI - Kondisi jalan provinsi dalam wilayah Empatlawang khususnya jalan lintas Tebing Tinggi-Pendopo semakin mengkhawatirkan. Selain kondisi jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam, banyaknya jalan yang longsor dan bekas longsoran di sisi jalan membuat pengendara yang melintas harus ekstra hati-hati.

Jalur terbanyak ancaman longsor dan longsor yang belum diperbaiki terdapat di wilayah Kecamatan Talang Padang. Salah seorang pengemudi, Sultan, 28, warga Pendopo, Empatlawang mengatakan, jika kondisi itu terus dibiarkan bisa memutuskan jalur transportasi di wilayah tersebut.Karena, menurut dia, akses jalan yang tersedia hanya satu jalur.

Kalaupun ada, akses yang lain belum layak untuk dilewati kendaraan roda empat. Dia menyatakan, bahaya yang mengancam pengendara antara lain banyaknya longsoran- longsoran kecil di sisi jalan. Jika pengendara tidak teliti, bisa menyebabkan kendaraan terperosok bahkan terguling ke dalam jurang yang berada di sisi jalan, atau terguling ke dalam Sungai Musi. “Memang,sekarang ini lagi kemarau.

Tapi, saat musim hujan nanti yang harus ekstra hati- hati, karena di sisi jalan sudah banyak longsoran kecil,” ungkapnya. Dia mengatakan, untuk jalur Tebing Tinggi –Pendopo terdapat puluhan ancaman longsor, baik longsor yang akan menutupi jalan karena tebing di sisi jalan yang longsor menutup jalan, maupun ancaman longsor di bagian sisi bawah jalan.

“Kalau hujan terus menerus, biasanya tanah di bawah aspal runtuh, dan akhirnya aspal menggantung. Jika ada kendaraan lewat, aspal yang menggantung jelas akan ambruk apalagi kendaraan besar seperti truk,”ungkapnya. Sementara Camat Talang Padang Alhumaidi Saman mengakui, di wilayah Talang Padang sepanjang jalan provinsi terdapat beberapa titik ancaman longsor.Beberapa titik diantaranya terdapat di wilayah Desa Kembahang dan Remantai.

Sedangkan titik-titik rawan longsor dan tikungan tajam yang bisa mengancam pengendara yang melintas, jumlahnya sangat banyak. “Secara geografis, di jalur jalan penghubung di wilayah Talang Padang ini memang rawan bencana longsor,” ungkapnya. Kondisi tersebut, ujar dia, sudah mereka laporkan kepada pihak terkait dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (DPU) serta ke Pemerintah Provinsi.

Upaya lain yang dilakukan adalah selalu memberikan imbauan kepada masyarakat terutama pemilik kendaraan roda empat dan roda dua untuk hati-hati saat melintas. Selain di jalur Tebing Tinggi- Pendopo informasi yang dihimpun menyebutkan,kondisi jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Kepahiyang, Bengkulu dan Kabupaten Lahat yang melintasi Kecamatan Sikap Dalam dan Kecamatan Ulu Musi, Empatlawang kondisinya juga mengkhawatirkan.

Banyaknya lobang yang menganga sehingga menyebabkan batu kerikil pengeras jalan terlepas, mengharuskan pengendara harus waspada. Terlebih, situasi ini sering dimanfaatkan pelaku kejahatan melancarkan aksinya di jalur tersebut. Sementara untuk jalur penghubung Ulu Musi dan Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker), kondisi jalannya tidak jauh berbeda.

Selain kondisinya menyempit akibat tebas bayang yang meninggi, banyaknya lobang di jalan juga bisa mengancam keselamatan pengendara. “Kalau tabrakan, khususnya motor melawan motor sudah berulang kali terjadi di jalan masuk ke Paiker ini,” ungkap Sarjani, warga desa Nanjungan,Paiker. (irh/sin/net)

Puskesmas Timbangan Tolak Pasien

INDERALAYA –
Bukannya memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, Sebaliknya Puskesmas Timbangan,  Inderalaya Utara, Ogan Ilir, malah menolak pasien.

Pelayanan kurang menyenangkan tersebut dialami Damsir, 40, warga Kelurahan Timbangan, Inderalaya, saat mengantar anaknya, Muhammad Naufal, 6,5, berobat di rumah sakit tersebut,kemarin sekitar pukul 14.30 WIB. Damsir mengaku bersama istrinya bermaksud membawa anaknya yang terkena muntaber ke Puskesmas Timbangan, dengan pertimbangan jarak tempat tinggal yang tidak jauh dari puskesmas.

Namun, harapan anaknya akan memperoleh pengobatan sirna karena ditolak tenaga medis puskesmas. “Alasannya, saat itu tidak ada bidan dan kami disarankan untuk berobat ke bidan yang praktik,” ujarnya. Mendapat perlakuan itu, Damsir kecewa dan pulang dengan tubuh lemas. Padahal, kondisi anak saya itu sudah kelihatan cukup lemah karena wajahnya sudah pucat serta bibirnya mulai membiru.

“Karena sudah ditolak untuk berobat di puskesmas,terpaksa saya dan istri membawa anak berobat ke bidan praktik terdekat,” ujarnya. Namun, saat sampai ke bidan praktik, dia malah dianjurkan ke bagian UGD Puskesmas Inderalaya karena kondisi anaknya sudah sangat lemah.“ Waktu itu,saya sudah sangat bingung,panik,dan kesal, seolah dilempar ke sana ke mari. Akhirnya, saya putuskan membawa anak saya ke UGD Puskemas Indralaya untuk dirawat inap,”tukasnya.

Atas kejadian ini,dia mengaku sangat kecewa dengan pelayanan Puskesmas Timbangan yang tidak optimal, apalagi saat itu memang anaknya sangat butuh pertolongan cepat.“Bagaimana kalau anak saya sampai meninggal karena terlambat memperoleh pertolongan, siapa yang bertanggung jawab?”tuturnya.

Dia juga mempertanyakan wujud pelayanan berobat gratis yang dicanangkan pemerintah, yang menurutnya berbanding terbalik dengan kesiapan petugas medis saat dibutuhkan. “Masak petugas medisnya tidak ada di tempat,” kecamnya. Sementara itu,Kepala Puskesmas Timbangan dr Oka,ketika dikonfirmasi,ponselnya tidak diangkat. Namun, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten OI Kosasi dihubungi via ponselnya berjanji segera menindaklanjuti laporan tersebut.(muh/sin/net)

Water Boombing Terkendala Air

Palembang, SN
    Rencana pemadaman hot spot atau titik api dengan water boombing atau penyiraman air melalui udara di sejumlah titik api di Sumsel terutama di sekitaran Kota Palembang khususnya Jakabaring terkendala pasokan air. Pasalnya, sejumlah sungai untuk mengisi air yang akan diangkut melalui helikopter sudah banyak mengering.
    Hal ini diungkapkan Sekretaris Posko Komando Tanggap Darurat Asap Sumsel, Hasnandar saat di temui di ruang kerjanya, Selasa (4/10). Katanya, pelaksanaan water boombing memerlukan sedikitnya 1.200 liter air setiap kali penerbangan. “Untuk sementara kesulitan tim kita di pasokan air, karena sungai-sungai banyak kering. Karena air ini tidak boleh diambil dari sembarang sungai,” terang dia.
    Untuk menyiasati hal tersebut, pihaknya memutuskan mengambil air dari venue sky air di Jakabaring dan sungai Air Sugihan Kabupaten OKI. Namun katanya, dua lokasi tersebut berada sangat jauh dari lokasi titik api sehingga membutuhkan waktu penerbangan lebih lama. Hal ini menyebabkan pengeboman kurang efektif untuk memadamkan api.
    “Untuk sekali penerbangan menuju lokasi api memerlukan 1,5 jam, tentu ini tidak lebih efektif,” katanya.
     Dikatakannya, tidak hanya pasokan air yang menjadi kendala, tapi juga lokasi kebakaran sulit dijangkau karena terletak di kawasan hutan gambut yang diduga tidak berpenghuni. Hal ini menyulitkan tim untuk melakukan ground check atau survei lokasi titik api sebelum penyiraman air melalui udara.
     Ia melanjutkan, pada hari ketiga sejak program ini digelar, helikopter tipe Bell-206 yang diterbangkan oleh pilot Mr Paul dari Australia ini kembali menjelajahi daerah Jakabaring, Pampangan dan Air Sugihan (OKI), Sungai Rotan (Muara Enim), dan Talang Kelapa (Banyuasin).
     Helikopter ini menimba air dari Bambi Bucket (kantung air) dengan ember berkapasitas 800-1200 liter yang bergelantung di bawah helikopter. Setelah menimba penuh, lalu airnya diterbangkan ke lokasi kebakaran (hutan) dan disiram ke atas lokasi lahan yang terbakar.
    Sementara itu Gubernur Sumsel, Alex Noerdin mengatakan water boombing dilaksanakan karena awan kumulus yakni awan tempat di semainya garam untuk melakukan hujan buatan saat ini sudah tidak ada. Katanya, water boombing akan di fokuskan di sekitaran Kota Palembang terutama kawasan Jakabaring, Ogan Ilir, OKI, dan Banyuasin.
    "Sementara nunggu awan kumulus untuk membuat hujan buatan itu ada lagi, sekarang kita laksanakan water boombing untuk memadamkan titik api. Mudah-mudahan Oktober ini sudah tidak ada asap lagi di Sumsel," tandasnya. (awj)

Warga HArus Waspada DBD

Pagaralam, SN
    Dinas Kesehatan Kota Pagaralam, mengimbau warga setempat agar waspada terhadap berjangkitnya penyakit Demam Berdarah Dengeu (DBD) memasuki musim penghujan saat ini. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Pagaralam, dr H Rasyidi Amri, Selasa (4/10).
   Menurutnya, seluruh kecamatan di Pagaralam rawan DBD, diharapkan warga bisa melakukan upaya prenventif mengantisipasi timbulnya penyakit itu.
    "Warga dapat melakukan kegiatan gotong royong, membersihkan lingkungan tempat tinggal secara teratur. Selain itu menjalankan program 3 M yaitu, menguras, menimbun dan menutup semua wadah penampungan air," ungkap dia lagi.
    Dia mengatakan, mengingat saat ini musim penghujan, perkembangan jentik nyamuk Aedes Aegypti lebih cepat terutama pada tempat yang ada genangan air.
    "Memang Pagaralam bukan daerah tempat yang mudah berjangkit nyamuk demam berdarah, tapi terkadang sering timbul tanpa diketahui asalnya," ungkap dia.
    "Nyamuk yang bertelur di wadah berisi air, akan menetaskan larvanya menjadi jentik nyamuk. Setelah itu nyamuk-nyamuk ini akan menjadi nyamuk dewasa dan berterbangan menggigit warga, serta menularkannya," kata dia pula.
    Rasyidi mengaku sejauh ini sudah mengintruksikan kepada seluruh Kepala Puskesmas di seluruh Pagaralam untuk mensosialisasikan kepada masyarakat luas agar waspada terhadap DBD.
    Rasyidi menambahkan, meski ada tindakan pengasapan atau juga bubuk abate, namun program 3 M jauh lebih efektif untuk mencegah timbulnya penyakit DBD. (asn)

Bawa sabu-sabu, Mantan Polisi Dibekuk

Kayuagung, SN
    Resma Sayuti (45) warga Rusun Blok 10 Lantai 1Nomor 21 Kelurahan 24 Ilir Kecamatan Bukit Kecil Palembang dibekuk jajaran Satres Narkoba Polres OKI karena membawa Narkoba sabu-sabu, Senin (3/10) malam saat melintas di jalan umum Desa Serdang Menang SP Padang OKI.
    Tersangka mengaku pernah menjadi anggota polisi yang bertugas di Poltabes Palembang. Namun ia dipecat dengan tidak hormat tahun 2002 lalu karena kasus Curat, saat itu pangkatnya Bripka. Saat ditangkap polisi kemarin ia hendak mengantarkan sabu-sabu sebanyak 1 kantong senilai Rp 12,5 juta.
    Kapolres OKI AKBP Agus Fachtulloh Melalui Kasatres Narkoba AKP Yusuf mengatakan, penangkapan tersangka menindaklanjuti laporan masyarakat yang menyebutkan akan ada transaksi narkoba di Desa Serdang Menang.
    ”Saat kita lakukan penyelidikan, ternyata informasi itu akurat, saat tersangka melintas di TKP, langsung kita geledah dan kita dapati sabu satu kantong di sakunya,” ujar kasat.
    Tersangka langsung diamankan di Polres untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut dan setelah diintrogasi ternyata tersangka merupakan pecatan Polisi.
    Tersangka pernah menjadi seorang polisi, terakhir berpangkat Bripka dan bertugas di Poltabes Palembang, dia dipecat karena terbukti terlibat dalam kasus curas (365 KUHP). Menurut kasat, kasus ini tetap akan dikembangkan, kesimpulan sementara tersangka merupakan sebagai pengedar.
    Sedangkan pengakuan tersangka, dirinya hanya sebagai pemakai narkoba dan tidak pernah mengedarkan sabu, diapun mengaku baru satu kali mengantarkan sabu itu karena diupah Rp 1 juta.
    ”Barang itu dari Palembang, saya hanya disuruh mengantarkan sabu itu pada seseorang berinisial Bel saat dalam perjalanan saya dicegat anggota dan memeriksa saya,” katanya. (iso)

Hari Ini Pahri-Beni Ditetapkan

* Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Muba
* Tim Dodi-Islan Gugat ke MK

Sekayu, SN
    Setelah melaksanakan rapat pleno rekapitulasi dan penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Senin (3/10). Hari ini 5 Oktober 2011 tahapan selanjutnya KPU akan melaksanakan rapat pleno penetapan calon terpilih .   
    "Insyah Allah kalau tidak ada halangan pelaksanaan rapat pleno penetapan calon terpilih akan kita laksanakan besok (hari ini), jadwal dan undangannya  yang akan menghadiri acara tersebut sudah kita buat," ujar Anggota KPUD Muba Devisi Hukum Wanhar Rozak Kemarin (4/10).   
    Barulah kata Wanhar, setelah dilakukan penetapan,  KPUD akan menyampaikan hasil penetapan calon terpilih tersebut ke DPRD Muba. "Sesuai aturan paling lama 3 hari sejak ditetapkannya calon terpilih, KPU harus menyampaikan  laporan mengenai hasil ketetapan itu ke DPRD," Terang Wanhar.
    Barulah setelah KPU menyampaikan ke DPRD, ada jedah waktu selama 2 hari yakni 10-12 Oktober merupakan masa sanggah. "Kita akan mengetahui pada masa sanggah, apakah ada yang keberatan mengenai hasil pemilukada Muba, dapat diketahui melalui surat tembusan yang akan kita, terima, tapi kalau selama dua hari itu, tidak ada tembusan , maka artinya bisa disimpulkan proses pemilukada tidak ada masalah," ujar Wanhar.
    Namun kata Wanhar, dengan tidak ditandatanganinya berita acara rapat pleno rekapitulasi oleh kedua saksi dari pasangan nomor urut I Dodi-Islan dan saksi dari nomor urut 2 Sulgani-Sujari mengindikasikan  akan ada upaya menempuh jalur hukum atas ketidakpuasan hasil rekapitulasi tersebut.
    Namun perlu diketahui kata Wanhar, sesuai  peraturan KPU No 16 Tahun 2010 berita acara rekapitulasi perolehan suara pemilukada  ditanda tangani oleh anggota KPU dan para saksi yang hadir, tapi apabila saksi yang hadir tidak mau menandatangani, boleh ditanda tangani oleh saksi yang hadir lainnya. "Jadi sudah jelas, tidak ada masalah apabila salah satu saksi tidak mendatangani berita acara," Terang Wanhar.
    Sementara pantauan, kantor KPU Muba masih dijaga ekstra ketat oleh personel yang di BKO dari Polda Sumsel, upaya ini untuk mengantisipasi  agar pelaksanaan pemilukada Muba tetap berjalan lancar, aman dan kondusif hingga berakhir pemilukada. "Petugas kita tetap kita tempatkan untuk pengamanan di kantor KPU, apalagi besok akan dlanjutkan dengan  rapat pleno penetapan calon terpilih, sehingga perlu dilakukan pengamanan kembali, makanya petugas kita tetap diposkan di kantor KPu secara bergantian," ujar Kapolres Muba AKPB Toto Wibowo
`    Sementara itu, Ketua DPD Golkar Sumsel yang juga Gubernur Sumsel, Alex Noerdin memastikan timnya (pendukung Dodi-Islan, red) akan melakukan gugatan terhadap penetapan Pahri Azhari-Beni Hernedi sebagai Bupati dan wakil Bupati Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) lima tahun mendatang oleh KPUD Muba. Dalam beberapa hari kedepan, ia memastikan akan memasukkan berkas gugatan itu ke Mahkamah Konstitusi (MK).
    Hal ini diungkapkan Alex usai menghadiri rapat paripurna DPRD Sumsel, Selasa (4/10). "Selaku gubernur kita hormati apa hasil Pilkada Muba, namun selaku Ketua DPD Golkar Sumsel kita rasakan ada kekurangan dan kekeliruan, kita akan selesaikan itu melalui jalur hukum ke MK," tegasnya.
    Ia melanjutkan, untuk bukti-bukti kecurangan yang berhasil di kumpulkan oleh tim pasangan Dodi-Islan, secara rinci ia tidak mengetahui, karena hal itu sudah ada yang menangani.
    "Ada timnya sendiri yang mengumpulkan bukti-bukti," kata dia.
    Alex menuturkan, timnya akan menggugat sesuai dengan aturan yang berlaku, berkas gugatan sudah di siapkan termasuk semua bukti-bukti. "Aturannya, beberapa hari setelah penetapan, kan diberi waktu untuk melakukan gugatan, kita akan memasukkan gugatan setelah penetapan," ujarnya.
    Sebelumnya, tim pemenangan pasangan cabup dan cawabup Muba nomor urut 1, Dodi Reza - Islan Hanura banyak menemukan kecurangan saat pemungutan suara, terutama mengenai banyaknya mata pilih ilegal.
    "Hasil temuan kami, terjadi pelanggaran di beberapa TPS (Tempat Pemungutan Suara) terutama soal mata pilih. Per TPS ada 100-150 mata pilih yang mempunyai KTP dan KK di tempat itu, namun tidak diberikan undangan. Akibatnya mereka tidak dapat menggunakan hak pilihnya. Anehnya, ada orang yang tidak diketahui dari mana asalnya, tapi menerima undangan dan bisa mencoblos," terang tim pemenangan Dodi-Islan, Syamsul Hidayat.
    Sementara itu tim advokasi pasangan Dodi - Islan, Misbahudin menegaskan setelah menginventarisasi jenis pelanggaran yang ditemukan, kedepan pihaknya akan membawa temuan itu ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan melakukan gugatan.
    "Pelanggaran-pelanggaran yang kami temukan di lakukan secara sistematis dan sudah dengan perencanaan matang," tandasnya. (heri/awj)

Jangan Lupakan Rakyat Sumsel dan Sukses Prestasi

Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat

     EVEN besar SEA Games 2011 di Palembang Sumsel adalah sasaran antara untuk membidik tujuan utama bagi kemajuan menyeluruh untuk Bumi Sriwijaya. Untuk itu rakyat Sumsel diminta berperan penuh menyukseskan perhelatan akbar tersebut.
     Begitu banyak investor yang melirik Sumsel, karena pesta olahraga Negara Asia Tenggara tersebut digelar disini. Rakyat harus berperan dan dilibatkan. Tetapi jangan juga dilupakan, untuk sukses prestasi. Mengingatkan ini sangat penting karena gegap gempita SEA Games  sepertinya hanya terfokus untuk mengejar penyelesaian venues.
    Memang ada keraguan di banyak pihak, tetapi Gubernur  dan  Menpora Andi Mallarangeng tetap optimistis SEA Games ke-26 pada 11-22 November 2011 nanti akan sukses, meski masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan. Tetapi optimis ini apakah termasuk capaian untuk sukses prestasi juga sukses penyelenggaraan.
    Memang ada tiga capaian untuk pesta SEA Games ini, sukses penyelengaraan, sukses prestasi maupun sukses pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Cita-cita mulia dengan momentum SEA Games dapat meningkatkan  pemberdayaan ekonomi rakyat, karena dampak ekonomi yang akan ditimbulkan dari penyelenggaraan SEA Games ini sangat luar biasa, adalah  hal prioritas.
    Contoh kecil hal yang dapat dilakukan masyarakat Bumi Sriwijaya adalah penyediaan cinderamata atau souvenir. Kondisi ini harusnya segera diantisipasi sejak jauh hari.  Peluang untuk melibatkan rakyat Sumsel secara utuh juga banyak di berbagai kegiatan SEA Games.
    Memperdebatkan bagaimana melibatkan rakyat secara utuh sangat utama. Contoh kasus saat ada  tawaran bantuan pakaian perlengkapan olahraga dan uang dari China. Memang bila ini diambil, jalan pintas  atau memudahkan kerja dapat dilakukan. Tetapi cita-cita lain dari SEA Games XXVI harus diikuti, sukses pemberdayaan perekonomian rakyat.
    SEA Games sangat jelas akan membuka peluang bagi pemberdayaan ekonomi rakyat.  Akan ada efek positif terutama di bidang ekonomi.  Sumsel sebagai tuan rumah SEA Games punya harapan tersendiri dalam ajang internasional tersebut meliputi tiga harapan, yaitu sukses prestasi, sukses penyelengaraan dan sukses perekonomian. (***)

Duel Maut, Siswa SMK Tewas Menggenaskan

Inderalaya, SN
    Keributan antar siswa yang menyebabkan jatuhanya korban hingga tewas terjadi di Kabupaten Ogan Ilir (OI). Kejadian naas tersebut dipicu dari  keributan saat jam pelajaran olahraga kemarin (3/10) pukul 09.00 WIB.
    Saat itu terjadi perkelahian antara, korban Alias (16) kelas XII SMK Yayasan Lingua Prima (YLP) warga Indralaya belakang SD Tanjung Seteko dengan tersangka Rd (16) kelas XII SMK YLP warga Mutiara II Kecamatan Indralaya Kabupaten OI.
    Awal keributan sekitar pukul 09.00 Wib tersebut sebenarnya telah didamaikan oleh guru, tetapi siangnya kejadian berulang kembali saat berada di kantin sekolah sekitar pukul 13.30 WIB. Diduga salah satu pihak belum puas maka terjadilah perkelahian kembali, saat itu korban tidak bersenjata sedangkan tersangka membawa senjata badik. Kemudian terjadilah perkelahian yang berakhir korban mengalami luka tusuk sebanyak 4 liang, satu dileher bagian kanan, belikat bagian kiri, perut bagian kiri, dan tangan bagian kiri.
    Menurut keterangan saksi mata yang tidak mau namanya disebutkan, usai perkelahian korban sempat berlari minta tolong keluar kantin ke arah sekolah sekitar 20 meter. Tetapi karena banyaknya darah yang keluar dari mulut dan hidung korban langsung terjatuh terjerembab dan ditolong saksi mata dan  guru di sekolah tersebut dan membawanya langsung ke puskesmas Indralaya.  Sementara, tersangka langsung melarikan diri setelah terlebih dahulu membuang badiknya di TKP.
    Setelah dibawa ke puskesmas sekitar 13.45 WIB korban tidak dapat diselamatkan lagi Karena sudah banyak mengeluarkan darah.  Karena korban sudah tidak dapat ditolong lagi akhirnya keluarga korban segera datang ke puskemas yang berasal dari Muara penimbung dan memutuskan membawa korban langsung ke muara penimbung untuk dibawa ke rumah duka.
    Terpisah Kapolres OI, AKBP Deni Darmapala melalui Kapolsek Indralaya Kapolsek Iptu Eddy Santoso, saat dikonfirmasi mengatakan,  agar diharapkan  tersangka dapat menyerahkan diri,” tersangka dapat dijerat  pasal 35 ayat 3 KUHP dengan hukuman maksimal 7 tahun penjara dan pasal 338 KUHP maksimal 15 tahun penjara.   
    Sementara ibu korban Martinawati (35), meminta agar pihak kepolisian segera menangkap tersangka dan dihukum seberat-beratnya sesuai dengan perbuatannya.   Kepala Dinas Pendidikan OI Baharudin Noer mengaku sangat menyesalkan kejadian tersebut dan memeinta kedepan sekolah untuk meningkatkan kedisplinan. “Seharusnya pihak sekolah mengadakan razia sajam di sekolah setiap hari, jangan seminggu sekali dengan cara membariskannya satu persatu didepan kelas, sehingga dapat meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan,” ujarnya. (man)

4 Warga Tewas Dalam Sumur

ilust
Muara Enim,SN
    Empat warga Desa Negeri Agung Kecamatan Rambang Kabupaten Muara Enim tewas mengenaskan di dalam sumur.  Tewasnya korban diduga dipicu, menghirup gas beracun yang terpancar di dalam sumur. Keempat korbannya, Darmadi (35), Barudi (30) keduanya kakak beradik kandung, Efriadi (27) dan Muslan (30). Keempatnya warga Desa Negeri Agung, Kecamatan Rambang.
    Dari informasi yang dihimpun di lapangan,Selasa pagi (4/10), keempat korban berusaha mendalami sumur milik warga setempat, Syamsudin. Keempatnya berbagi tugas secara bergantian, ada yang mendalami sumur,
dan ada yang mengangkut tanah.
    Meskipun, baru satu hari bekerja, tetapi keempat warga tersebut mampu bekerja dengan cepat menggali sumur, bahkan diperkirakan telah mencapai berapa meter dalamnya.
    Saat menggali sumur tersebut, mereka menghidupkan mesin jenset yang diletakkan diatas permukaan bibir sumur. Diduga getaran yang kuat menyebabkan tanah yang diatasnya runtuh.
    Tragisnya lagi, tak hanya tanah saja yang masuk ke dalam sumur, melainkan mesin jenset pun ikut terlempar kedalam. Bermaksud ingin menolong, tetapi naasnya, keempat penggali tersebut harus terkapar di dalam sumur.
    Bahkan warga sekitar yang mengetahui hal tersebut tak berani masuk
ke dalam sumur sebab takut bernasib sama dengan korban lainnya. Kejadian itu langsung dilaporkan ke Polsek Rambang.
    Siang itu juga, Polsek Rambang berkoordinasi dengan Tim Sar PTBA guna
meminta bantuan untuk menganggkut keempat korban yang terkubur dalam sumur. Sayangnya, hingga sore ini, masih menunggu tim bantuan tersebut.
    Kapolres Muara Enim AKBP Budi Suryanto SH Msi melalui Kapolsek Rambang AKP Edison saat konfirmasi melalui ponselnya, Selasa (4/10) sekitar pukul 17.15 WIB, mengaku kalau pihaknya masih menunggu
bantuan Tim SAR PTBA, untuk mengangkat jasad korban penggali sumur. Saat ini, masih di TKP.
    Pihaknya juga telah memasang police line dengan tujuan agar warga tidak mendekati lokasi sumur, hal ini untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
    Diakuinya, sekitar pukul 12.30 WIB, anggotanya mendapatkan laporan ada warga yang tertimbun dalam sumur. Dari olah TKP, diduga, para korban tewas terhisap gas beracun yang dikeluarkan dalam mesin jenset.
    “Saya tegaskan lagi, gas beracun dari mesin jenset, yang terjatuh ke dalam sumur, kemudian terhisap para korban disamping tanah runtuhan dari atas permukaan sumur ikut runtuh kedalam sumur,” ungkap Edison.
    “Hingga sore ini, keempat jasad korban belum bisa dikeluarkan. Sebab, kita masih menunggu bantuan tim SAR PTBA Tanjung Enim,” pungkas Kapolsek Rambang.  (yud)

Press

My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.