Rabu, 16 November 2011

8 PNS Banyuasin Di Pecat


* Satu Orang Di Pecat Akibat Hilang
Banyuasin, SN

Sebanyak delapan orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Banyuasin di keluarkan (Pecat,red) secara tidak hormat. Pemecatan tersebut dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Banyuasin sepanjang tahun 2010 sampai tahun 2011.
Plt Inspektur Inspektorat Banyuasin Ir Supriono mengatakan, pemecatan yang dilakukan oleh inspektur Banyuasin sudah final karena ke delapan orang tersebut telah keluar SK pemecatannya secara tidak hormat oleh inspektorat.
Pelanggaran yang dilaukan dari akumulasi kasus tahun 2010 lalu dan kasus tahun 2011, ada kasus tahun 2010 ditindak tahun 2011 seperti contoh kasus PNS bernama inisial SP warga Betung hilang sejak tahun 2010 lalu dan hingga sekarang belum diketemukan.
“Kita telah melakukan pencarian dengan melaporkan orang tersebut daftar orang hilang ke kepolisian, karena setahun tak diketemukan dianggaap hilang, kita keluarkan SK pemberhentian sebagai PNS,” jelas Supriono.
Selain itu ada Sc Spd jabatan kepsek SDN Tanjung Kerang Kecamatan Rambutan, ada lagi Mar PNS dikantor Setda Banyuasin, Mel seorang dokter di puskesmas Gasing, SG PNS guru SMP negeri 1 Betung.
Lalu Ju PNS di Dinas PMD Banyuasin diberhentikan secara tidak hormat karena menggelapkan uang honor BPD, ada lagi Suparmi PNS guru SDN. “Rata-rata mereka dikeluarkan dari PNS akibat mencemarkan harga diri PNS, tidak masuk kerja lebih 46 hari, dan mencemarkan korp,” jelas Supriono.
Dijelaskan Supriono, pemecatan yang dilakukan terhadap 8 orang PNS di Banyuasin sudah sesuai dengan aturan yakni PP 53 tahun 2010 tentang penjatuhan disiplin PNS yang dilakukan melalui sidang atasannya langsung.
“Jadi yang menjatuhkan disiplin atasannya, sesuai PP diatas, artinya kalau ada bawahan melanggar sedangkan atasanya tidak melakukan sidang atasnya, lalu yang kena adalah kepala dinasanya atau atasannya.
Dikatakan Supriono, inspeksi tertutup juga sering dilakukan oleh Inspektorat terhadap PNS di Banyuasin ke kantor-kantor tertentu. Tentunya sidak tersebut yang telah dijadwal. “Dan hasilnya ada 13 PNS sepanjang 2011 yang sedang diproses kasusnya terkait peanggaran kode etik PNS.
Diketahui, hasil sidak tahun 2010 jumlah kasus PNS yang dipecat secara kuantitas lebih banyak, sedangkan tahun 2011 ini secara kualitas menurun. “Kuantitas dari segi angka memang tahun 2010 tinggi, namun dari segi bobot kasus tahun 2011 ini labih berat pelanggarannya,” jelas Supriono. (Sir)

Kepala SDN 1 Gajah Mati OKI Dilaporkan


KAYUAGUNG, SN
Dewi Asmara oknum Kepala SDN 1 Gajah Mati Sungai Menang OKI dilaporkan Adi Sucipto anggota LSM Terap ke Dinas Pendidikan OKI, Selasa (15/11) karena diduga melakukan berbagai penyimpangan dana.

Adi Sucipto usai melapor mengatakan, Kepala SDN 1 Gajah Mati melakukan penyimpangan diantaranya menghambat pembayaran gaji guru bernama Elli F yang merupakan istrinya, tidak transparan dalam menggunakan dana BOS, memotong dana tunjangan fungsional.

Kata dia alasan dihambatnya pembayaran gaji karena oknum guru bernama Elli F menolak pemotongan gaji Rp 100 ribu yang dilakukan terlapor dengan alasan untuk biaya transportasi.

Akibatnya sang guru merasa terhambat dalam mendapatkan haknya, bahkan untuk gaji bulan Oktober saja baru bisa diambil bersamaan dengan gaji bulan November, itupun baru diambil kemarin.

“Sebenarnya tunjangan fungsional juga dipotong, namun oleh kepala sekolah para guru diminta membuat surat pernyataan di atas materai 6.000 bahwa tidak dilakukan pemotongan, padahal itu ada pemotongan dan ada guru yang enggan menandatangani pernyataan,” ujar Cipto.

Lebih lanjut Cipto mengatakan, dalam hal pengelolaan Dana BOS, kepsek juga melakukannya dengan cara tidak transparan kepada para guru-guru sehingga tidak diketahui secara pasti berapa besaran dana BOS yang diterima SDN Gajah Mati.

“Tidak pernah dilakukan rapat, jadi tidak diketahui berapa dan untuk apa saja dana BOS tersebut dipergunakan, dan yang menjadi bendahara BOS itu sendiri adalah menantu Kepsek.” tukasnya seraya mengharapkan pihak dinas pendidikan untuk dapat turun ke lapangan guna mengecek kebenaran laporan tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan OKI H Qomarus Zaman MSi mengatakan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan ke lapangan perihal laporan tersebut, jika memang ternyata terbukti melakukan pelanggaran maka pihaknya akan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya.(iso)

Pengaruh Cuaca, Puluhan Warga Pagaralam Alami Serangan Demam Berdarah


Pagaralam, SN
Puluhan warga Kota Pagaralam, mengalami seranga penyakit nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD), bahkan saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Daerah (RSD), Besemah. Sejumlah daerah yang cukup banyak mengalami serangan demam berdara di Dusun Nandagung, Kecamatan Pagaralam Selatan.
Menurut Kepala Rekamidik RSD Besemah, Mirza, SE mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh dari rumah sakit di Pagaralam, Selasa, angka kejadian (insiden rate) kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah itu pada Oktober 2011 mencapai 19 orang dan November ini bertambah menjadi enam orang.
Sementara data pada tahun 2009 lalu 21 pasien rawat inap DBD, tahun 2010 sekitar 33 orang pasien dan 2011 meningkat menjadi 53 orang.
"Meski cenderung mengalami peningkatan menjadi 53 orang, namun masih tidak semua pasien berasal dari Pagaralam dan ada juga rujukan dari Lahat dan Empatlawang," kata dia.
Kepala Rumah Sakir Besemah, dr H Edy Kenedi, didampingi Kepala Rekamidik menambahkan peningkatan kasus DBD tidak terlepas dari pengaruh cuaca dan masih kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan.
"Pada musim penghujan ini bila tidak dilakukan pencegahan akan menyebabkan banyak wadah yang menjadi tempat penampungan air," ungkap dia.
Bila tidak dibersihkan akan menjadi tempat bersarangnya nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan sumber penyakit tersebut, ungkap dia.
Ia mengatakan, agar angka jangkitan tidak terus meningkat, menurut dia, diperlukan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan masing-masing, terutama dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Cara lain yang dilakukan adalah dengan melakukan pengasapan sarang nyamuk," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan, dr H Rasyidi Amrin mengatakan, faktor cuaca sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti hingga menyebabkan meningkatnya kasus DBD di Pagaralam.
"Iklim yang sebentar panas sebentar hujan akan menyebabkan banyaknya genangan air di beberapa lokasi. Ini tentunya menjadi tempat yang sangat disenangi oleh nyamuk Aedes Aegypti untuk bersarang dan berkembang biak," katanya.
Untuk itu, kata dia, masyarakat harus memperhatikan kebersihan lingkungannya terutama pada saat cuaca yang tidak menentu dan juga selalu menerapkan prinsip 3-M dalam kehidupan sehari-hari yakni menimbun, menguras dan menutup.
"Karena banyak sekali tempat atau kontainer alami dan buatan manusia yang tergenang air yang bisa menjadi tempat berkembangnya nyamuk ini. Saat cuaca hujan, nyamuk bertelur dan panas membuat telur cepat matang sehingga berkembang lebih cepat," katanya.
Menurut dia, pihaknya akan segera menerjukan petugas untuk melakukan foging atau penyemprotan jetik-jentik nyamuk terutama di sekitar tempat tinggal warga yang sudah mengalami serangan DBD, seperti Kelurahan Nendagung.
"Biasanya nyamuk yang mengandung virus DBD mutasi dari daerah lain atau ada warga yang sudah mengalami penyakit ketika berada di daerah panas seperti Lahat dan Palembang, kemudian digigit nyamuk lain sehingga virus ini bisa menyebar," ungkapnya.
Lanjutnya, kalau kondisi Pagaralam nyamuk jenis ini tidak bisa berkembang karena suhunya dibawah 20 derajatil cilcus, kecuali penyebaranya dari pasien atau nyamuk yang mutasi dari daerah lain. (ASN)

Pelaku Illegal Loging Banding Agung Makin Leluasa

Muaradua,SN
Pihak terkait memberantas praktik illegal logging, tampaknya, tidak serius. Buktinya, masih ada masyarakat yang leluasa menggesek dan mengangkut kayu tenam yang paling dilarang untuk ditebang dan diperjualbelikan dari kawasan. Seperti terlihat di wilayah kecamatan Banding Agung sekitarnya, beberapa waktu lalu.
Wartawan koran ini sempat melihat sekaligus beberapa tukang ojek dan mobil bak terbuka tengah mengangkut kayu tenam dari perbatasan hutan kawasan diwilayah setempat.
Namun saat ditanya, mereka mengaku, itu bukan miliknya. ’’Kami hanya upahan mengangkut untuk diantarkan kepada yang memesan. Dari mana asalnya tidak tahu, karena kami hanya mengangkut dan mengambil kayu di sekitar hutan kawasan sudah menjadi kayu olahan,” kata salah satu pengangkut yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Serupa diungkapkan rekan pengojek kayu lainnya saat ditemui sedang beristirahat di jalan desa tersebut. ’’Sebenarnya, kak, kami juga takut mengangkutnya. Tapi bagaimana lagi, kami butuh uang demi makan anak dan istri,” ujarnya.

Ujang Badri , salah satu warga Rantau Nipis Banding agung yang peduli terhadap lingkungan, mengatakan, adanya sejumlah tukang ojek mengangkut kayu tenam membuktikan pelaku illegal logging di kawasan hutan lindung masih marak. Sekalipun lokasi penebangan itu bukan masuk wilayah OKU Selatan atau hanya perbatasan OKU Selatan dan Lampung Barat.

Sementara informasi yang berhasil dihimpunnya, kayu yang diduga hasil illegal logging tersebut masuk dari tiga titik jalan, yakni Simpang Sender Utara , Banding Agung , Mekekau Ilir dan Warkuk Ranau Selatan . ’’Ironisnya, Dinas Kehutanan Propinsi dan OKU Selatan maupun aparat penegak hukum polres OKU Selatan tidak bergerak mengambil tindakan terhadap masalah penjarahan kayu di wilayah setempat maupun daerah perbatasan dengan kabupaten lainnya minimal melakukan investigasi. (dan)

Press

My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.