Senin, 09 Juli 2012

Harian Suara Nusantara, edisi 636- senin 9 juli 2012

Pegawai BRI Pagaralam Diduga Gelapkan Uang Nasabah

Pagaralam, SN
Pegawai Bank Rakyat Indonesia (BRI), Cabang Kota Pagaralam, diduga menggelapkan uang nasabah Rp19 juta atas nama Asin warga Simpang Petani, Kelurahan Beringinjaya, Kecamatan Pagaralam Utara.

Kapolres Kota Pagaralam AKBP Abi Darrin melalui Kapolsek Pagaralam Selatan, Iptu Wantoro, Minggu (8/7) membenarkan adanya laporan dari salah seorang nasabah Bank BRI Cabang, Kota Pagaralam atas nama Asin yang mengalami kehilangan uang setelah diserahkan kepada pegawai bank tersebut.

Ia mengatakan, penyerahan uang tabungan dilakukan korban melalui Satpam bank sebanyak dua kantong warna hitam, masing-masing berisi Rp 15 juta dan Rp 19 juta lengkap dengan buku tabunganya.

"Merasa sudah saling kenal korban sudah sering melakukan penyetoran dengan cara dititip lebih dahulu melalui Satpam menghindari antrian, sehingga tidak merasa curiga akan terjadi peristiwa tersebut," ungkapnya.

Menurut dia, penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap Satpam dan korban untuk memastikan kebenaran laporan itu.

"Memang sesuai antara pernyataan korban dengan Satpam sudah menyerahkan uang dua kantong, hanya saja setelah dibukukan oleh kasir justru hanya diakui satu kantong saja," ungkap dia.
Dia mengatakan, kalau keterangan Satpam dua kantong uang tadi jusru disatukan, namun dari dua buku tabungan nasabah tersbut hanya satu yang diisikan.
"Kita baru memeriksa Satpam dan baru akan memanggil kasir termasuk beberapa pegawai BRI lainnya," kata dia.

Ia melanjutkan, sepertinya ada kerjasama antara kasir dan Satpam, hanya saja agak kesulitan membuktikan karena tidak ada saksi yang menguatkan dan bukti tertulis saat penyerahan.
"Satpam mengakui penyerahan dua kantong plastik hitam uang, tapi tidak dihitung masing-masing jumlahnya, karena langsung diserahkan kepada kasir," ujar dia.

Sementara itu menurut korban Asin, memang karena kondisi sedikit ramai sehingga harus mengantri, tapi karena ingin cepat pergi uang dua kantong plastik hitam berisi uang Rp19 juta dan Rp15 juta lengkap dengan buku tabungan.

"Saat penyerahan dengan Satpam sudah ditulis nominal uang dimasing-masing buku dalam kantong tersebut, tapi tidak tahu mengapa setelah diteriam kasir hanya satu kantong," ungkapnya.

Sudah sering, kata Asin, kalau jumlah tabungan banyak dititip dengan Satpam terutma bila kondisi bank ramai.

"Kalau jumlah uang kurang masih bisa masuk akal, tapi kalau hilang satu kantong tentunya ada unsur kesengajaan," kata dia lagi.

Asin mengatakan, persoalan ini sepenuhnya sudah diserahkan kepada aparat penegah hukum untuk mengungkapnya. (asn)

Pasokan Daging Sapi Terbatas

Diduga Adanya Penimbunan

Palembang, SN
Menjelang bulan puasa, kebutuhan daging secara langsung menjadi meningkat, tak pelak membuat pasokan daging sapi menjadi terbatas di pasar tradisional. Terlebi harga pun diisukan bakal mengalami kenaikan hingga 30 persen.

Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DP2K) Kota Palembang Sudirman Tegoeh mengatakan, pasokan daging sapi dari rumah potong hewan (RPH) ke pasar-pasar tradisonal seperti dipasar Induk Jakabaring dan pasar 16 Ilir. Tidak ada pengurangan, namun yang membuat pasokan daging sapi tersebut berkurang. Karena pihak pasar melakukan penimbunan, "Artinya pihak pasar berlaku curang, dalam sehari kita memotong sapi di RPH sebanyak 45 ekor perhari. Itu sama saja sebanyak 8 ton." katanya, Minggu (8/7).

Menurut dia, jumlah 8 ton perhari itu adalah kalkulasi kebutuhan seluruh warga kota Palembang yang mengkomsumsi daging dalam satu hari. "Jadi, kalau benar kami yang membatasi pasokan daging ke pasar tradisonal itu. Maka itu salah, justru ada kecurangan yang dilakukan oknum pedagang." jelasnya.

Para pedagang tersebut, melakukan penimbunan daging sehingga menyebabkan stok daging di pasar minim. Karena ingin mencari keuntungan dengan jumlah besar, terlebih H-7 jelang puasa nanti. Harga daging sapi bakal mengalami kenaikan hingga 30 persen, "Satu pekan jelang puasa harga daging sapi naik, saat ini saja harganya berkisar Rp 70-75 Ribu perkilo. Apalagi nanti kalau naik," jelas dia.

Untuk itu, pihaknya pun akan mengantisipasi kenaikan harga daging sapi, dengan cara menambah pasokan daging sapi ke pasar-pasar. "Sehingga kenaikan, diimbangi dengan kebutuhan daging yang akan meningkat dibulan puasa." katanya.

Daging sapi yang akan ditambah atau didrop ke pasar dengan kisaran 20 persen itu. Bakal dilakukan pihaknya saat mendekati jelang hari raya, "Dua pekan lagi hari raya pasokan daging sapi dipastikan sudah kita drop hingga 20 persen." katanya.

Sementara salah satu pedagang daging sapi dikawasan pasar 16 Ilir, Budi mengaku kalau mendekati puasa permintaan masyarakat akan konsumsi daging meningkat. "Kalau permintaan banyak, otomatis harga pun kita naikan, tapi jika permintaan menurun maka sebaliknya akan kami turunkan harganya. Saat ini, harga daging naik, normalnya Rp60-70 Ribu perkilo, sekarang Rp70-75 ribu." katanya.(win)

Kisruh dan Batubara Lahat yang Membuat Rakyat Tersiksa


Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat

CITA-CITA menjadikan kekayaan alam Lahat berupa batubara akan menyejahterakan rakyat 'Bumi Seganti Setungguan' masih jauh panggang dari api.

Kondisi saat ini bukannya cita-cita tersebut bisa terwujud, justru protes berkepanjangan terhadap efek buruk yang ditimbulkan. Faktor utama soal transportasi pengangkutan batubara yang masih menggunakan jalan raya untuk umum, yang jelas melanggar undang-undang. Tak hanya itu, pemberian dan penerbitan KP yang dilakukan mantan Bupati Lahat H Harunata masih meninggalkan prahara. Karena gugatan ke KPK untuk masalah ini sudah didaftarkan.

PTBA sebagai perusahaan pertambangan batubara yang sahamnya mayoritas dimiliki pemerintah dimana KP merasa diambil Lahat, memang sudah sah melakukan jalur hukum. Dasar untuk masalah ini sebelumnya karena terbitnya KP yang jelas merugikan PTBA. Harunata sendiri berdasar pemberian izin itu terkait dengan keinginan untuk mempercepat pembangunan ekonomi di Kabupaten Lahat.

Keinginan investor untuk maraup untung di wilayah Lahat cukup beralasan. Pasalnya, kandungan batubara di wilayah tersebut disinyalir masih melimpah ruah. Tentu ini menjadi pembahasan menarik, kandungan batubara yang melimpah ruah, kwalitas yang baik, wilayah cakupan tambang yang luas memerlukan penelitian yang panjang dan dilakukan secara berkala dengan waktu yang tak sedikit. Tentu saja penelitiannya memerlukan dana yang sangat banyak.

Dengan penerbitan KP yang 'terburu-buru' dengan alasan untuk menyejahterakan rakyat Lahat, tentu dengan dasar kuat juga. Apakah Lahat sudah melakukan penelitian dan penyelidikan untuk kondisi ini? Rasanya jawabannya hal yang sangat sulit dilakukan. Lalu apakah dokumen milik BUMN PTBA sebelumnya sudah diketahui banyak pihak, lalu banyak investor tertarik?
Bila untuk kesejahteraan rakyat, tentu semua akan setuju eksplorasi batubara dilakukan dengan maksimal. Tetapi yang sangat menyakitkan saat ini, semuanya tak sesuai cita-cita mulia. Bahkan rakyat Sumsel harus menelan pil pahit, berupa kemacetan berjam-jam dan efek buruk lainnya.

Lingkaran atau keterkaitan untuk semua efek tambang sudah terjadi saat ini. Tentu saja pasar batubara asal Lahat sudah tercipta, hukum pasar pun sudah ada. Konsumen batubara dengan ikatan kontrak dipastikan sudah terikat, begitu juga dengan sistem transportasi yang saat ini terus menuai protes. Konsumen tak akan mau rugi dengan uang yang sudah dibayarkan, hingga tuntutan batubara harus ada adalah harga mati.

Pengambil keputusan harus turun untuk menyelesaikan masalah ini, terus protes dan menempuh jalur hukum tak akan menyelesaikan masalah. Karena itu semua hanya mengulur-ngulur waktu, hingga ujung-ujungnya batubara di Lahat akan habis dan rakyat menjadi korban.
Cita-cita mulia memanfaatkan bahan galian tambang terbesar di Indonesia akhirnya akan menjadi bias, karena ujung-ujungnya hanya pemilik modal yang akan untung. Belum terlambat Bung!! (***)

Longsor Jalan Provinsi Makin Mengkhawatirkan

Muaradua, SN
Longsor yang terjadi di beberapa titik ruas jalan provinsi di Muaradua beberapa waktu lalu persis di kawasan hutan lindung Desa bendi dan dan Simpang Sender Utara, Kecamatan BPR Ranau Tengah OKU Selatan, kondisinya semakin mengkhawatirkan dan mengundang rawan kecelakaan.

Akibat longsor itu, badan jalan menjadi sempit sangat mengganggu arus berlalu lintas. Apabila hal ini dibiarkan berlama, tidak segera diperbaiki atau dibangun dengan memasang bronjong dan dibangun drainase saluran air, bukan tidak mungkin berakibat badan jalan akan terputus.

Mudirman (45) warga desa Simpang sender Utara setempat, mengatakan, dirinya sangat khawatir longsor terjadi jika hujan deras berlangsung tidak menutup kemungkinan itu suatu saat akan mengambil korban.

“Akhir-akhir ini curah hujan yang cukup tinggi ditambah angin kencang, sedang kendaraan lalu lintas bermotor muatan setiap saat melintas,” kata Mudirman, Minggu (8/7).

Dia menambahkan, akses jalan ini sering dilintasi mobil ukuran besar dan kecil sehingga dampak buruk bagi pengendara yang setiap saat melintasinya. "Khususnya pada malam hari jalan ini sangat rawan kecelakaan, karena dilokasi longor tersebut tidak ada dipasang rambu dan gundukan tanah serta pohon tumbang belum sepenuhnya dibersihkan dari bahu jalan,” ujarnya.

Mudirman berharap menjelang puasa bahu jalan yang tertimbun tanah dan pepohonan sudah dibersihkan oleh para pihak terkait. ”Bahu jalan yang tertimbun longsor agar segera dibersihkan agar jalan tidak menyempit,” pungkasnya. (dan)

Mutasi 153 Eselon Geserkan Pejabat Bermasalah

Baturaja, SN
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu melakukan mutasi 152 pejabat eselon II,III dan IV, Jumat (6/7) di gedung kesenian Baturaja, menariknya dalam mutasi ini dua pejabat yang sedang dalam masalah hukum ikut “masuk kotak “ alias staf biasa .

Pengambilan sumpah jabatan ini langsung dilakukan oleh wakil Bupati OKU Drs H Kuryana aziz tanpa kehadiran Bupati Drs H Yulius Nawawi karena sedang melaksanakan tugas dinas luar kota. "Mohon maaf hari ini Bupati menyampaikan salam tidak bisa hadir di tengah-tengah kita karena tugas luar kota dan saya berharap mutasi ini disikapi secara arief untuk kemajuan organisasi bukan karena suka atau tidak suka, bukan karena kepentingan politik, dan bukan pula karena desakan pihak tertentu, keputusan yang kami ambil sangat rasional setelah melalui penyaringan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (baperjakat) hingga mutasi ini dilaksanakan secara prosedural dan profesional berdasarkan prestasi kerja dan penilaian atasan,“ tegas Kuryana.

Dua pejabat yang sedang tersandung persoalan hukum yakni ZOG staf ahli bupati dengan setatus eselon II dan SGH sekretaris DKK dengan status eselon III harus masuk “kotak” sebagai staf setda OKU dan posisinya sudah di gantikan orang lain, begitupula Tri Aprianisingsih yang sebelumnya menjabat Kaban Ketahanan Pangan digantikan oleh kakak kandungnya sendiri Ir Joni Amaran, sedangkan Tri sendiri masuk ke staf setda OKU.

“Sepertinya mutasi ini masih akan ada kelanjutan, waktunya belum tau kapan, sebab yang dimutasi hari ini belum termasuk dua jabatan yang direkomendasi dewan, tapi dimutasi atau tidak itu hak prerogatif Bupati yang tidak bisa di campuri pihak asing “terang salah satu pejabat yang minta tidak ditulis. (had)

Harga Getah Karet di Prabumulih Turun

Prabumulih, SN
Sudah dua minggu terakhir ini harga getah karet di wilayah Kota Prabumulih terus mengalami penurunan. Jika sebelumnya harga ditingkat petani masih mencapai Rp 18 ribu perkilogramnya, kini turun menjadi Rp 13 ribu per kilogramnya. Turunnya harga getah karet tersebut, membuat sejumlah petani yang menggantungkan hidupnya dari getah karet tersebut menjerit. Kondisi anjloknya harga getah karet ini semakin diperparah dengan menurunnya produksi getah karet petani.

“Parah nian pak, mano hargo getah lah turun hasil sadapan jugo sedikit. Padahal, kami harus bayar uang sekolah dan membeli peralatan sekolah anak kami,” aku Ali Renggo, petani karet asal Gunung Kemala, Kecamatan Prabumulih Barat, pada wartawan, Minggu (8/7).

Menurut Ali, turunnya hasil produksi getah karet tersebut disebabkan masuknya musim kemarau. “Biaso pak, kalu lah masuk musim kemarau seperti ini getah karet pasti dikit yang keluar bahkan ada yang tidak keluar sama sekali,” jelasnya.

Minimnya hasil produksi getah dan murahnya nilai jual getah tersebut, sambung Ali, memaksa sejumlah petani untuk menyadap pohon karetnya sebanyak dua kali dalam satu hari. “Sudah banyak pak, yang nyadap duo kali sehari pagi samo malam. Ini dilakukan biar hasilnyo banyak,” ujarnya.

Hal senada dikatakan Tonek, warga yang sama. Tonek menyebutkan, berbagai cara dilakukan petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akibat menurunnya harga getah. Mulai dari menyadap karet dua kali sehari, sampai dengan mencari pekerjaan lain seperti ngojek dan menjadi buruh bangunan.

"Ado yang terpakso ngojek pak, ado jugo yang jadi tukang bangunan. Pokoknyo kalu sudah dalam kondisi seperti sekarang, segalo caro dilakuan biar dapat menutupi keperluan keluargo asalkan jangan maling bae pak,” keluhnya. (and)

Press

My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.