Jumat, 07 Desember 2012

Sumsel Segera Miliki Monorel, Pertama di Indonesia

Palembang, SN
Sumatera Selatan akan menjadi provinsi pertama di Indonesia yang akan menggunakan monorel. Kepastian ini didapatkan setelah dilakukannya penandatangan memorendum of understanding (MoU), antara PT True North Bridge (TNB) Capital Omar Anwar selaku investor dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel, Kamis (6/12) di Ballroom Hotel Arista, Palembang.

Penandatangan MoU ini, juga dihadiri perwakilan pemerintah Korea Selatan Mr. Kim Sang Yong, Direktur pengembangan Kerjasama pemerintah dan swasta Bapenas Dr. Ir. Bastary Panji Indra MSP, dan Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan Kementrian Perhubungan, DR. Ir. Djoko Sasono M.Sc.
Dengan ditandatangainya MoU tersebut, kata Kepala Bappeda Sumsel, Ir. Yohannes H. Toruan M.sc, menunjukkan visionernnya Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin.

“Ini akan menjadi monorel pertama di Indonesia, monorel akan menjadi sarana untuk mengatasi kemacetan di Palembang,” jelas Yohanes.
Selain itu, monorel dibutuhkan untuk menekan polusi dan konsumsi bahan bakar yang cenderung meningkat.
“Mengacu dari kondisi tersebut, pemprov berupaya mewujudkan pembangunan monorel di Kota Palembang,” katanya.

Pembangunan monorel itu, jelas Yohannes, membutuhkan biaya sebesar R 5 triliun. Monorel ini nantinya akan membentang sepanjang 25 Km, mulai dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II sampai ke Jakabaring.

“Saat ini ada enam provinsi di Indonesia yang berencana membangun monorel diantaranya DKI, Jakarta, Surabaya, Padang, Denpasar, Makasar. Jika pembangunan ini segera di laksanakan di Palembang, maka Sumsel akan menjadi provinsi pertama di Indonesia yang memiliki monorel,” jelasnya.

Ia berharap pemerintah dan swasta dapat bersinegis dalam mengisi pembangunan di Sumsel dan membangun kebersamaan untuk kesejahtraan masyarakat.

Sementara, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Sumsel, Ir. H. Sarimuda MT mengatakan saat ini pihaknya telah menlaksanakan feasibility study, terkait pembangunan monorel di Palembang.

“Studi kelayakan meliputi beberapa aspek yaitu kelayakan proyek yang berhubungan dengan kebermanfaatan adanya monorel, di koridor yang telah ditentukan dalam menanggulangi kenaikan demand di masa mendatang,” bebernya.

Selain itu juga dikaji kelayakan teknis, kelayakan organisasi, kelayakan operasional dan kelayakan finansial.
Sarimuda menyebutkan, rencana pembangunan monorel perkotaan Palembang dibagi dalam 2 koridor yaitu koridor 1 dimulai dari Bandara SMB II – Jln. Kolonel H.Barlian – Jln.Demang Lebar Daun – Jln. Angkatan 45 – Jl. Kapt. A. Rivai – Jln. Sudirman – Masjid Agung. Kemudian Koridor 2, Masjid Agung – Jakabaring Sport City.

“Monorel Palembang akan memilki 2 jalur dengan 4 set kereta. Adapun jumlah gerbong per set adalah 6 gerbong, sehingga kapasitas angkut penuh berjumlah 780 orang,” ungkapnya.

Sedangkan, Direktur Bina Sistem Transportasi Perkotaan Dirjen Transportasi Darat Kementrian Perhubungan, DR. Ir. Djoko Sasono M.Sc mengatakan Kementrian Perhubungan, akan mendorong daerah untuk membangun monorel sebagai salah satu transportasi massal.

“Biaya yang ditimbulkan dari kemacetan itu lebih tinggi dari biaya investasi, maka dari itu pemerintah dalam hal ini pihaknya mendorong semua pihak untuk menbangun sistem transportasi yang baik,” ujar Djoko. (rel)

Harian Umum SuaraNusantara edisi -718, 7 Desember 2012


HArian umum Suara Nusantara DEsember 2012


Press

My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.