Minggu, 02 Oktober 2011

Sriwijaya FC Menjerit

PALEMBANG–
Keputusan PSSI yang menetapkan Liga Indonesia level 1 diikuti 24 tim, membuat manajemen Sriwijaya FC  menjerit. Penambahan jumlah kontestan itu membuat dana kompetisi pun membengkak.

Manajemen SFC mengeluhkan keputusan kontroversial PSSI tentang jumlah kontestan liga utama musim depan dari 18 menjadi 24 tim.Laskar Wong Kito menilai keputusan yang ditelurkan pada sidang Komite Eksekutif (Exco) di Hotel Sahid,Jakarta,kemarin memberatkan tim peserta. “Tambahan enam tim akan membuat pendanaan membengkak. Kami terpaksa mencari dana tambahan,”kata Direktur Teknik dan SDM PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Hendri Zainudin kemarin.

Musim lalu,dengan 18 kontestan Indonesia Super League (ISL),SFC harus menggelontorkan sekitar Rp4 miliar untuk biaya perjalanan laga tandang dan menggelar laga kandang. “Untuk sowanke markas Persija Jakarta, kami mengeluarkan dana sekitar Rp150 juta ke kandang Persib Bandung Rp200 juta dan ke Papua Rp500 juta.

Tambahan tim dari 18 menjadi 24 klub akan membengkakkan pengeluaran tim menjadi sekitar Rp6 miliar,” paparnya. Kondisi ini semakin dipersulit ketentuan PSSI yang membatasi dana operasional tim hanya Rp15 miliar.Menurut Hendri,jumlah tim yang mencapai 24 klub itu terlalu banyak sehingga akan berdampak pada kualitas kompetisi di Indonesia.

“Bayangkan saja,setiap tim menjalankan 46 pertandingan sehingga kompetisi akan berjalan selama 12 bulan lebih.Para pemain akan sangat kelelahan,sehingga akan berdampak pada kualitas timnas kita,”kata Hendri Zainudin. Dia mengemukakan,manajemen SFC telah beberapa kali melakukan protes mengenai keputusan PSSI menjalankan kompetisi dengan satu wilayah (24 tim).

Pada musim kompetisi 2011–2012,kepengurusan PSSI yang baru pimpinan Djohar Arifin Husin menetapkan satu wilayah dengan 24 tim. Sebelumnya,kompetisi digelar dalam satu wilayah dengan 18 tim.Enam tim tambahan berasal dari Liga Primer Indonesia,yaitu Persema,Persibo Bojonegoro,PSM Makassar, PSMS Medan,Bontang FC,dan Persebaya. Keputusan itu tetap diambil PSSI walau status keenam klub tersebut masih bermasalah.

PSM,Persibo,Persema masih bermasalah karena musim lalu bermain di Liga Primer Indonesia (LPI).Sementara Persebaya Surabaya dan PSMS Medan,dan Bontang FC (BFC) seharusnya berlaga di Divisi Utama.“Sudah diputuskan menjadi 24 klub.Tapi,kami masih menunggu surat keputusan dari ketetapan tersebut,”kata anggota Exco PSSI Roberto Rouw.

Dengan ditetapkannya jumlah kontestan menjadi 24 klub,sudah bisa dipastikan kompetisi akan berjalan sangat panjang.Jika ada 24 klub yang ikut berkompetisi,setiap klub akan menjalani 46 pertandingan. Sementara jumlah laga keseluruhan yang akan dijalani mencapai 552 pertandingan.

Dari banyaknya jumlah pertandingan yang akan dijalani,kompetisi baru akan berakhir pada pertengahan November 2012.Panjangnya waktu kompetisi tersebut sudah ditambah jika ada libur SEA Games,libur Ramadan,atau jika ada pemilihan umum daerah (pilkada).

“Kompetisi dimulai 15 Oktober, dibuka dengan lima laga pembuka pada tanggal 15, 16,22,dan 23 Oktober.Setelah itu,libur SEA Games,lalu diproyeksikan dengan 24 klub akan selesai sekitar 23 atau 24 November tahun depan.Itu sudah termasuk libur SEA Games,puasa,dan pilkada,”papar CEO PT Liga Prima Indonesia,Widjayanto.
(abd/ dec/sind/net)

Hujan Deras Hapus Kabut Asap di Palembang

Palembang,SN - Setelah seharian penuh menghirup kabut asap, akhirnya warga Palembang bisa bernapas lega. Pada sore hari turun hujan deras disertai angin kencang yang menyegarkan kembali udara.

Hujan deras yang turun mulai pukul 16.30 WIB, Sabtu (1/10), menghilangkan aroma rumputan terbakar yang sebelumnya terasa dari kabut asap, serta debu-debu di jalanan.

"Aku terkejut dengan hujan ini. Aku sama sekali tidak menyangka hujan turun," kata Dadang, saat meneduhkan diri di teras pertokoan di Jalan Basuki Rahmad, Sabtu (01/10).

"Aku pikir mendung sepanjang hari ini lantaran kabut asap bae. Alhamdulillah, semoga saat sudah masuk musim penghujan," harap warga Kenten, Palembang, ini.

Beberapa pekan lalu, hujan sempat mengguyur Palembang. Tapi hujan itu merupakan hujan buatan. Saat itu kabut asap menghilang. Dalam empat hari terakhir, kabut asap kembali muncul. Hujan deras turun sekitar pukul 16.30 hingga 18.30. Udara setelah hujan menjadi lebih bersih meskipun kabut asap tipis masih terlihat. Namun, gangguan kabut asap akibat kebakaran lahan terasa telah jauh berkurang.

Menurut prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan memasuki musim hujan pada Bulan Oktober ini. Sejak Juli, provinsi ini dilanda kemarau dengan cuaca panas dan kering. (kom/tw/lh)

Nakal, 2-5 SPBU Palembang Kena Sanksi

SPBU di Jln Kol H Burlian/ BTN
PALEMBANG – Unit Pemasaran BBM Retail Region II PT Pertamina (Persero) Sumbagsel memberikan sanksi terhadap 2- 5 unit stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) area Sumbagsel, termasuk beberapa SPBU di Kota Palembang, karena diduga mendistribusikan BBM tak tepat sasaran.

Assisten Manager External Relation Unit Pemasaran PT Pertamina (Persero) Sumbagsel Roberth MV Dumatubun menegaskan, sanksi yang diberikan berupa pembinaan selama dua pekan hingga satu bulan agar SPBU tidak mengulangi perbuatannya. “Kalau Palembang, saya lupa angka pasti berapa SPBU yang dihentikan suplai BBM-nya itu. Namun, untuk dua SPBU di Jalan Demang Lebar Daun (24.30.103) dan SPBU Jalan Kol H Barlian,samping BTN,sudah dihentikan suplai BBM-nya sejak satu bulan lalu,”ujarnya.(dar/sind)

Khusus SPBU Demang Lebar Daun,ungkap dia,per 1 Oktober direkomendasikan sudah beroperasi. Sementara, SPBU samping BTN belum dipastikan kapan beroperasi. Dia menyebutkan, cepat atau tidaknya SPBU beroperasi, tergantung ada atau tidaknya iktikad baik untuk mendistribusikan BBM sesuai sasaran. “Jika ada, otomatis suplai BBM dilanjutkan.Namun jika tidak,pembinaan terus dilakukan sampai batasan waktu ditentukan. Jika pembinaan pertama dilakukan ternyata SPBU masih berani mengulangi perbuatannya menjual BBM ke jeriken, masa pembinaan bisa capai tiga bulan lamanya.

Namun, jika tetap saja membangkang, kami akan melakukan upaya pemutusan hubungan usaha (PHU),”katanya. Dia berharap pengelola SPBU menjalankan fungsinya dengan mendistribusikan BBM sesuai sasaran. “Ulah sebagian SPBU nakal itu bisa memicu opini publik kalau BBM sulit didapat sehingga dapat menyebabkan panic buying di tengah masyarakat. Dengan adanya pembinaan, dimungkinkan dapat memberikan contoh kepada SPBU lain untuk memberikan pelayanan maksimal terhadap masyarakat sekitar,” katanya. Pantauan SINDO, SPBU Jalan Kol H Barlian, Palembang, sudah tidak melayani pembelian bensin sejak satu bulan lalu.

Sementara, penjualan solar masih tetap di-layani. Begitu pula di SPBU Demang Lebar Daun tidak terlihat rutinitas seperti biasa melayani pembelian BBM. “Kami tidak menjual bensin sejak satu bulan terakhir.Tapi kalau untuk solar tetap kami layani. Soal kenapa tutup kurang jelas,” ujar In, pegawai SPBU Jalan Kol H Barlian,samping BTN. Terpisah, Oktariansyah, warga Kecamatan Kemuning, Palembang, menyayangkan ulah SPBU yang sengaja menjual BBM ke jeriken atau menjual dalam partai banyak sehingga BBM cepat terserap habis.

“Seharusnya Pertamina tegas terhadap SPBU yang nakal dan jangan tebang pilih.Begitu pula pengelola SPBU, seharusnya bersikap tegas dan menerapkan kebijakan terhadap pegawainya. Pegawai SPBU tidak akan berani jika tidak ada petunjuk dari atasan,” ucapnya.

Press

My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.