Selasa, 15 November 2011

Edisi Cetak 501, Selasa 15 November 2011

Dispora-TP PKK Sosialisasi Pornoaksi & Pornografi

Muaradua,SN
Dispora bekerjasama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) OKU Selatan menggelar sosialisasi UU no 22/2008 tentang pornoaksi dan pornografi. Dengan menghadirkan nara sumber dari institusi polres, Kementrian Agama dan Dinas Sosial di Aula Pemkab OKU Selatan dihadiri pelajar SLTP dan SLTA OKU Selatan dan perwakilan Karang Taruna, Senin (14/11)
Kepala Dispora Subagio S.Sos menjelaskan, kegiatan tersebut diselenggarakan seiring dengan globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi informasi memberikan andil terhadap meningkatnya pembuatan, penyebarluasan dan penggunaan pornografi.
"Pornografi dan Pornoaksi memberikan pengaruh buruk terhadap moral dan kepribadian bangsa yang dikenal sebagai budaya ketimuran yang memegang teguh norma kesopanan. Sehingga diharapkan adanya sosialisasi pemberlakuan undang-Undang pornografi memberikan ketentuan-ketentuan yang sejelas-jelasnya tentang batasan dan larangan yang harus dipatuhi setiap warga negara serta memberikan jenis sanksi bagi pelanggarnya," ujarnya.
Undang-undang tersebut dikatakannya, juga untuk melindungi warga negara terutama kaum wanita dan anak-anak dari pengaruh buruk Pornografi. (dan)

e-KTP di Pangkalan Lampam Terkendala Iris dan Listrik


Kayuagung, SN
Program nasional berupa pembuatan elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) di Sumsel secara umum susah berjalan baik meskipun ada beberapa kendala. Iris atau alat scan mata dan listrik yang menjadi kendala utama pembuatan e-KTP di Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten OKI.
Camat Pangkalan Lampam Herliansyah H SSTP MSi ditemui di Desa Riding Kecamatan Pangkalan Lampam, Minggu (13/11) yang mengungkapkan hal tersebut. Pihaknya sudah menyampaikan kendala ini ke Disdukcapil OKI dan melakukan solusi terbaik.
Kata camat yang saat itu menghadiri pernikahan warganya di Desa Riding, launching e-KTP di wilayahnya baru dilakukan sepekan lalu karena launching bergiliran di 18 kecamatan yang ada di OKI. Hingga kini baru sekitar 500 warga yang sudah membuat e-KTP.
Desa yang warganya sudah membuat e-KTP baru Desa Deling dan Desa Pangkalan Lampam. Kecamatan ini memiliki 17 desa dengan wajib KTP belasan ribu orang. Namun demikian, pihaknya optimis pembuatan e-KTP akan selesai hingga batas waktu yang diharapkan pemerintah pusat.
Diakui Herliansyah yang sebelumnya merupakan ajudan Bupati OKI, peralatan iris atau scan mata dan listrik yang menjadi penghambat lambatnya pelayanan e-KTP. Pihaknya punya 2 perangkat peralatan namun hanya 1 peralatan yang bisa beroperasi karena 1 peralatan lagi tidak punya iris.
“Jadi satu jam hanya mampu melayani 6 orang. Kami berharap PLN menambahkan trafo agar pelayanan e-KTP bisa sampai tengah malam,” harap dia sembari mengatakan selama ini pihaknya hanya menggunakan mesin genset dengan biaya BBM Rp 100 ribu/hari. (iso)

Patok Perbatasan Bergeser 700 M


* Perusahaan Jambi Kuasai 20 Ha Lahan

Sekayu, SN
Kabar mengejutkan datang dari wilayah bagian timur perbatasan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan (Sumsel) dan Provinsi Jambi. Salah satu patok perbatasan yang terletak di Dusun VII Mingkung, Desa Muara Medak, Kecamatan Bayunglencir tiba-tiba bergeser sekitar 700 meter mulai T 24 sampai T 30. Warga setempat protes, sebab 20 hektare lahan Muba di serobot tanah dan pengerusakan PT Bahari Gembira Ria, dari Jambi.
Kepada Koran ini Senin (14/11), Kepala Desa (Kades) Muaramedak, Ujang M Amin menceritakan, tanpa disadari patok perbatasan yang terletak di Dusun VII Mingkung Desa Muaramedak sudah berpindah tempat. Sementara persis di titik koordinat patok semestinya tumbuh subur tanaman sawit milik PT Bahari Gembira Ria. Masyarakat setempat menduga, patok tersebut sengaja dipindahkan dengan misi tertentu yang berimbas pada penguasaan lahan milik Kabupaten Muba.
“Ini sudah terjadi sejak awal tahun lalu. Kami sudah melapor ke tingkat II dan I, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. Menurut kami, jika ini dibiarkan berpotensi terjadinya keributan,” kata Ujang, seraya mengatakan, belakangan ada sebuah desa pemekaran dari Desa Petaling jaya dan desa ladang Panjang Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro jambi yang posisinya dalam wilayah Desa Muaramedak, Muba.
Dampaknya, kata Ujang, Muba dirugikan dengan hilangnya puluhan hektare lahan karena dibajak beberapa perusahaan yang diduga mengurus perizinan di Jambi, seperti PT Gudang Garam, PT Sedayu, dan termasuk PT Bahari Gembira Ria. Tidak hanya itu, dengan membiarkan beberapa perusahaan menjarah lahan Muba, sama dengan merelakan asset sumber daya alam dengan Cuma-Cuma. Sebab perusahaan milik Jambi, tapi pajak(PBB) dan PPHTB jenis retribusilainnya juga untuk Jambi.
“Inilah akibat kurangnya perhatian dan pembinaan pemerintah daerah kita terhadap perkembangan di wilayah perbatasan. Jangan sampai, Muaramedak yang jelas-jelas masuk kecamatan Bayunglencir, juga diambil Jambi,” tambahnya.
Ujang menambahkan, seharusnya daerah perbatasan lebih di proritaskanstruktur dan infrstruktur sehingga masyarakat yang diperbatasan merasa di perhatikan, sangat disayangkan bila aset kabupaten mubaPropinsi Sumsel Sampai masuk Propinsi jambi.
Dikonfimasi terkait hal ini, Kabag Tapal Batas Muba Sofyan SSos MSi membenarkan adanya masalah perbatan tersebut. Pihaknya sudah menurunkan tim investigasi ke lapangan, dan mendapati permasalah itu. Namun, lanjut dia, pada prinsipnya meski tugu perbatasan berpindah tempat, titik koordinat batas tidak akan berubah. Hanya saja yang menjadi persoalan saat ini adalah, ada perusahaan yang bercocok tanam di lahan milik Muba.
“Kita sudah melaporkan ini ke tingkat I (gubernur), mungkin sampai saat ini mereka masih mempelajari hal itu. Menurut saya, masalahnya adalah mengapa perusahaan Jambi bisa merambah lahan milik kita. Muncul dugaan, patok perbatasan memang sengaja dipindahkan,” pungkasnya.
Guna mengetahui titik koordinat yang benar, riil dan definitif diakui secara nasional 2012 rencananya Tapal Batas Muba akan melaksanakan program sosialisasi dan pembuatan Peta batas desa guna mengatasi dan mengurangi konflik guna mengetahui titik koordinat batas desa dan wilayah khususnya wilayah kabupaten Muba.
"Untuk mengurangi konflik dan mengetahui sebenarnya tetang titik koordinar desa dan wilyah di muba, dan membuat peta wilayah rencana 2012 jika permohonan kami di setujui oleh Bappeda Muba kami akan melaksanakan sosialisasi 2 undang undang, pertama peraturan Mendagri nomor 27 tahun 2006 tentang penetapan dan penegasan Batas Desa, kedua Paraturan Mendagri nomor 1 tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan batas daerah. Yang paling penting lagi kami akan melalukan pengecekan dan pelacakan serta melakukan pengukuran ulang guna membuat peta wilyah yang definif yang diakui oleh nasional karena sampai sekarang peta wilayah khususny wilayah dalam kabupaten muba belum ada peta yang diakui secara nasional, untuk itu demi kelancaran program tersebut kami akan melakukan kerja sama kepada Badan Koordinasi Survei Nasional, Tofografi, BPN guna mendapatkan hasil yang maksimal," jelasnya.
Dirinya berharap jika program ini benar bisa di realisasikan mudah mudahan dapat mengurangi sedikit demi sedikit konflik permasalahan batas-batas wilayah khususnya di kabupaten muba, dan untuk desa kedapan dapat mengetahui mana-mana batas desa dan wilayah desa sesungguhnya. (her)

Ketika Moral Wakil Rakyat Kita Makin Memprihatinkan


Oleh Agus Harizal Alwie Tjkmat

SELAMA ini sudah sangat banyak sikap dan tingkah pola anggota dewan yang sangat memprihatinkan.
Bila kita mulai dari penyetujuan gedung mewah DPR, hingga kelakuan Arifinto dari PKS yang sedang nonton video porno saat sidang. Memang gedung mewah tersebut tak jadi dibangun dan oknum wakil rakyat yang nonton film porno tersebut sudah dikenakan sanksi. Tetapi semua itu tak menghilangkan pandangan sinis rakyat kepada wakil rakyat, karena apa yang mereka jauh dari cita-cita.
Kini muncul kritisi yang cukup pedas dari
Ketua KPK Busyro Muqoddas, yang melontarkan kritik kepada politisi dan pemerintah. Dia kali ini mengkritik buruknya moral para politisi dan pemimpin negara yang dianggapnya berkorelasi dengan kemiskinan rakyat.
Dikatakannya semuanya disebabkan moralitas politikus dan elite bangsa hingga menyebabkan rakyat semakin miskin dan terus dimiskinkan.
Banyak yang yang pedas telinganya gara-gara komentar ini, hingga wakil rakyat di parlemen semuanya bersuara membela diri. Tak terkecuali Ketua DPR Marzuki Ali.
Dapat dikatakan DPR dan wakil rakyat di dalamnya saat ini mengalami krisis moralitas. Rakyat saat ini tidak ada lagi tauladan. Sangat wajar khalayak bertanya bagaimana mereka akan bekerja dan berpolitik dengan integritas bekerja bertika. Sangat menyedihkan saat rakyat susah, Negeri terus ditimpa bencana, rezim yang tak tegas, kini DPR terus menampilkan prestasi buram setiap tahunnya. Wajah wakil rakyat di Senayan makin buruk di mata masyarakat.
Lalu di saat keberpihakan ke rakyat yang makin mengecil dan moral yang dipertanyakan, dimanakah cita-cita luhur sebagai penyambung hati nurani rakyat selama ini. Karena mereka makin lama makin jauh.
Gaya hidup mewah dengan menaiki mobil mewah kini dikritisi banyak orang. Rakyat jelas sudah muak melihat perilaku anggota DPR dan pejabat negara yang hidup bermewah-mewahan. Sangat wajar bila banyaj yang mendesak Anggota dewan bertobat sebelum kerusakan Bangsa makin parah.
Penampilan para pejabat yang cenderung hedon dan perlente bisa jadi akar korupsi. Memang untuk membuktikan semua itu perlu dilakukan juga verifikasi ulang terhadap laporan kekayaannya.
Saat ini gaya hidup mewah seolah sudah menjadi tradisi di DPR. Bahkan sejumlah anggota DPR tak membantahnya. Mobil Toyota Alphard dengan kisaran harga Rp 1 miliar menjamur di Kompleks Parlemen, Senayan.
Bila saat ini semua partai bicara citra yang baik, semua telah menyalahi etika sosial. Semuanya berbalik arah, mestinya ada perubahan mendasar untuk kondisi ini. Kekuatan utama untuk mengawasi agar kondisi Bangsa tetap terjaga, adalah dengan mengajak rakyatuntuk jangan berhenti mengkritik dan terus meneriakkan seruan moral. (***)

Warga Kesal Polindes Empat Lawang Terbengkalai

Empat Lawang, SN
Pondok Bersalin Desa (Polindes) di Desa Lubuk Ulak Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang sampai kini masih terbengkalai. Hingga kini belum juga ditinjau langsung oleh pemerintah ke lapangan. Hal tersebut membuat warga kesal, karena warga masih berharap adanya solusi yang terbaik dari pemerintah terhadap Polindes yang terbengkalai hingga setahun lebih itu.
“Sejak dibangun kira-kira tahun 2009 hingga sekarang Polindes didesa kami tak pernah digunakan. Bahkan kondisinya sudah tidak layak huni lagi,”kata Kadir salah satu masyarakat desa Lubuk Ulak Kecamatan Muara Pinang..
Dikatakannya, pusat pelayanan sekaligus perumahan bagi bidan desa ini terdapat di lokasi yang dekat dengan areal pemakaman umum, apalagi lokasinya berada di belakang pemukiman warga. Seyogyanya bangunan fasilitas umum seperti polindes ini didirikan di tempat yang strategis. Misalnya dipinggir jalan, di dekat kantor kades ataupun dilokasi pemukiman penduduk. Jadi warga yang mau berobat bisa langsung menuju lokasi tersebut.
“Lokasinya sih tak strategis, jadi wajar masyarakat tuh enggan untuk berobat ke polindes,”imbuhnya seraya menambahkan padahal setahu dirinya bidan polindes tersebut sudah ada, namun tak juga tinggal di tempat polindes itu.
Solusi yang ditawarkan, sambungnya, masyarakat siap untuk memberikan secara hibah kepada pemerintah untuk Polindes yang baru. Tentunya lokasi tersebut dekat dengan pemukiman warga sehingga jarak tempuh dipastikan lebih dekat.
“Lokasi yang dipersiapkan dulunya merupakan mushola. Karena mushola ini tidak lagi digunakan bahkan sudah rata dengan tanah, maka warga berinisiatif untuk hibah kepada pemerintah dengan catatan dibangun Polindes yang baru,”tukasnya seraya berharap penuh kepada pemerintah kiranya meninjau ke lapangan agar bisa mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Sementara itu, Kades Lubuk Ulak Kecamatan Muara Pinang Anton membenarkan bahwa Polindes di desa setempat terbengkalai hingga setahun lebih. Dan memang masyarakat berharap kepada pemerintah kabupaten Empat Lawang untuk meninjau langsung ke lapangan dan memberikan solusinya.
“Kalau keinginan warga sih Polindes itu direlokasi, warga juga telah mempersiapkan lokasi yang sangat strategis dekat dengan masyarakat umum,”katanya.(eko)

Indonesia Sapu Bersih Nomor Speed Track


Palembang, SN
Atlet panjat dinding Indonesia berhasil menyapu bersih dua emas yang diperebutkan di nomor speed track putra/putri yang berlangsung di venue Panjat Dinding Jakabaring Sport City, Senin (14/11).
Dua emas tersebut disumbangkan atlet andalan Indonesia di nomor speed track, Abudzar Yulianto dan Fitriyani.
Abudzar berhasil meraih emas setelah pada final speed track berhasil membukukan waktu 8.65 detik. Ia mengungguli atlet panjat dinding Vietnam Thanh Nhie Phan yang finis di tempat kedua dengan 11.37 detik.
Sedangkan medali perunggu diraih atlet asal Singapura, Weng Khit Adriel Choo dengan catatan waktu 11.38 detik.
Abudzar yang ditemui usai lomba terlihat tegang dan seakan tak percaya sudah berhasil menyumbang medali emas bagi Indonesia. SEA Games 2011 ini adalah keikut sertaannya yang pertama dan langsung menyumbang medali.
"Medali ini saya persembahkan untuk semua bangsa Indonesia dan keluarga tercinta," kata Abudzar.
Ia mengaku mempersiapkan diri hampir selama satu tahun. Dan lawan terkuat yang dirasakan datang dari atlet Vietnam dan sesama atlet Indonesia.
"Sebenarnya semua lawan disini sama kuatnya. Pertandingan ini tidak hanya mengandalkan otot tapi juga otak dan nasib. Alhamdulilah, ini emas pertama saya di SEA Games," katanya.
Soal bonus Rp 200 juta yang akan didapatnya. Abudzar mengaku belum terpikir. "Soal bonus belum kepikiran, tapi kalau dapat ya yang pasti di tabung dulu," tutup atlet kelahiran Gresik, 30 Juli 1985 ini.
Sementara, di nomor speed track putri, atlet andalan Indonesia, Fitriyani berhasil menyumbang emas dengan catatan waktu 9.36 detik, unggul atas atlet sesama Indonesia Santi Welyanti yang harus puas dengan medali perak. Di partai final Santi finish dua detik lebih lambat dari Fitriyani dengan 9.39 detik.
Sedangkan medali perunggu diraih atlet asal Singapura, Judith Ming Xin Sim dengan catatan waktu 14.46 detik.
Hari ini, Selasa (15/11) Cabor panjat dinding akan memperebutkan satu emas di nomor women's lead. Babak kualifikasi dimulai pukul 08.30 WIB. Sementara babak final akan dilangsungkan mulai pukul 15.00 WIB. (awj)

Jembatan Penghubung Antar Desa Memprihatinkan


Muara Enim, SN

Warga yang mendiami Desa Hidup Baru Kecamatan Benakat Kabupaten Muara Enim dibuat khawatir, dengan kondisi jembatan penghubung antar desa yang memprihatinkan.
Jika tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan jembatan penghubung itu akan ambruk. Bahkan, pengendara, harus ekstra hati-hati jika melintas kalau tidak, bisa terjungkal ke dalam sungai yang cukup dalam.
Menurut salah satu warga desa Hidup baru, Andi (45), kondisi kedua jembatan tersebut butuh perbaikan. Jembatan itu merupakan jalur transportasi ke beberapa desa yang lain.
“Kami setiap hari selalu melewati jembatan penghubung ini, dan kami harus berhati-hati ketika menyeberang, jika tidak bisa celaka,” ujar Andi ditemui, Senin (14/11).
Kondisi yang lebih parah lagi kata Andi, ketika musim penghujan, jalan menjadi licin, bahkan sebagian ruas jembatan lantai kayunya telah patah dan menghilang.
”Jadi, kami ekstra hati-hati, sebab kendaraan mobil atau motor bisa terjungkal dalam sungai,” jelasnya.
Kerusakan tersebut diduga karena dilintasi kendaraan yang bermuatan berat oleh perusahaan yang berada di wilayah tersebut. Sehingga, beban jembatan tak mampu bertahan lama.
Oleh sebab itu, dia berharap kepada Pemerintah daerah Muara Enim melalui instansi terkait segera turun ke lapangan untuk memantau kondisi jembatan.
Sementara itu Kades Hidup Baru, Andi B kepada wartawan, membenarkan, kondisi jembatan tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah dan butuh perbaikan.
"Jika jembatan tersebut ambruk, ditakutkan akses menuju jalan desa lain akan terhambat. Jembatan ini adalah jalan vital baik dari sisi sosial maupun perekonomian desa," katanya. (yud)

Dua Pelajar Babak Belur Diamuk Massa

Muara Enim, SN
Nekat menjambret, dua pelajar SMK Kecamatan Benakat babak belur diamuk massa. Beruntung, petugas Polres Muara Enim yang sedang patroli berhasil mengamankannya, jika tidak nyawa dua remaja tersebut tak akan tertolong.
Dari informasi yang dihimpun dilapangan, kejadiannya, Minggu (13/11) sekitar pukul 17.00 WIB, kedua tersangka yang mengendarai sepeda motor Yamaha Jupiter MX profit melaju dari arah Muara Enim menuju Gunung Megang.
Tepat berada di jembatan dua Desa Muara Gula Kecamatan Ujan Mas, tersangka Rojiun bin Yamin (17) yang berboncengan dengan rekannya, Joni Iskandar, keduanya warga Benakat, mengintai dan memepet sepeda motor bebek korban yang disopiri, Ahmad Sepniyandi (24) berboncengan dengan istrinya, Sherly Meliskah (21), warga Jalan Palembang-Muara Enim Kecamatan Muara Enim.
Sesaat kemudian, tersangka Joni Iskandar merampas dompet warna merah milik korban yang diapit ditengah-tengah tempat duduk motor. Sontak, korban kaget dan nyaris terbalik. Lalu, korban pun berteriak meminta pertolongan warga.
Beruntung, dari arah yang sama, melaju adik korban yang sama-sama mengendarai sepeda motor. Kejar-kejaran pun terjadi, hingga akhirnya laju kendaraan kedua tersangka dapat dihentikan di Desa Penanggiran Kecamatan Gunung Megang.
Warga yang kesal dan geram mengetahui ulah tersangka, melampiaskannya dengan menghujani bogem mentah, hingga keduanya terkapar di bibir aspal. Beruntung, ada petugas Polres Muara Enim yang sedang patroli mengamankan keduanya, jika tidak bukan tak mungkin nyawa tersangka tak terselamatkan.
"Kemudian, petugas melakukan penggeladahan, ternyata, berhasil menemukan sebilah pisau cap garpu bersarung kulit milik Rojiun. Lalu, keduanya digiring ke Mapolres Muara Enim untuk diproses lebih lanjut untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya karena menjambret.
Kapolres Muara Enim AKBP Budi Suryanto melalui Kasat Reskrim AKP Tri Wahyudi yang dikonfirmasi di Polres Muara Enim, Senin (14/11) membenarkan telah mengamankan kedua tersangka penjambretan sekaligus mengamankan sebila pisau cap garpu bersarung kulit.
Selain itu, barang bukti dompet milik korban yang berisi uang sebanyak, Rp 112 ribu, kartu identitas seperti KTP, dan kartu ATM BRI, serta lainnya.
“Kini tersangka masih dalam pemeriksaan intensif penyidik untuk diambil keterangannya. Kemudian akan kita kembangkan lebih lanjut, guna mengetahui dugaan keterkaitan dengan kejadian yang serupa di
wilayah hukum Muara Enim,” pungkas Tri Wahyudi. (yud)

Press

My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.