Selasa, 06 Desember 2011

Edisi Cetak 512, Selasa 6 Desember 2011

Semua Guru Bakal Dirolling


Palembang, SN
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Palembang, Riza Fahlevi mengatakan, pihaknya akan melakukan penyegaran guru dengan cara melakukan perputaran guru. Dimana guru yang selama ini biasa mengajar di sekolah favorit atau di sekolah dalam kota bakal dipindahkan atau mengajar di sekolah pinggiran.
“Semua guru yang ada di kota bakal kita rolling untuk sementara. Waktunya belum dipastikan. Tapi kemungkinan guru tersebut mengajar antara 3 sampai 6 bulan di sekolah pinggiran yang ditunjuk,” jelas Riza, Senin (5/12).
Dengan pola tersebut ia berharap para siswa yang bersekolah di pinggiran kota dapat juga merasakan diajar guru di sekolah favorit. Hal tersebut juga untuk menciptakan siswa yang “Cemerlang” (Cerdas Merata dan Prestasi Gemilang).
“Kami akan berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk mengatur rolling guru di sekolahnya,” ujarnya.
Ia juga mengusulkan adanya insentif khusus bagi guru yang bersedia mengajar di pinggiran kota. Seperti di Gandus, Pulokerto, Mata Merah, Merah Mata dan tempat-tempat lain.
Dijelaskannya, dari total 11 ribu guru di Palembang hanya 10 persen saja yang mengajar di sekolah pinggiran kota. Sisanya menumpuk di pusat kota.
“Insentif tersebut untuk memotivasi guru dalam mengajar di sekolah pingiran,"ujar Riza seraya menambahkan, soal besaran insentif masih akan dibahas lebih lanjut dengan pemerintah kota.
“Kami akan upayakan sesuai dengan pengabdiannya,” pungkasnya. (**)

PDAM Tirta Ogan Masuk Ketegori “Kurang Sehat”


Indralaya, SN
Dari 400 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Indonesia, hanya 68 perusahaan yang terkoneksi dengan akses Direktorat Penyedia Air Minum (DPA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Jakarta. Untuk di Sumsel terdapat PDAM Tirta Ogan Ogan Ilir (OI) dan Lubuk Linggau.
Dirut PDAM Tirta Ogan Kabupaten OI Zulkarnain, baru-baru ini mengatakan, pengkoneksian tersebut berdasarkan pelayanan kepada masyarakat atau pelanggan, kinerja SDM, penyehatan PDAM dari kategori sakit menjadi kurang sehat.
"Bahkan PDAM di OI kita juga masuk 80 perusahaan yang mendapatkan program penyehatan dari Kementrian PU. Karena itulah kita masuk ke kategori kurang sehat dari sakit. Ini
berkat kerja keras semua kru PDAM Tirta Ogan tentunya dorongan dari pak Bupati OI H Mawardi Yahya dan ini semua buat pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Menurut Zulkarnain, banyak faktor yang menjadi komponen penilaian untuk menentukan sehat tidak PDAM tersebut. Seperti jumlah pelanggan yang harus mencapai 10.000 orang, profit yang diraih, serta sambungan pipa yang terpasang di seluruh kecamatan.
Dari beberapa komponen penilaian tersebut, memang PDAM Tirta Ogan belum maksimal. Namun ada beberapa kecamatan yang sudah mendapat sambungan PDAM, antaralain Kecamatan Indralaya, Inderalaya Utara, Indralaya Selatan, Tanjung Batu, Lubuk Keliat, Tanjung Raja, dan Kecamatan Sungai Pinang.
Selain itu jumlah pelanggan PDAM Tirta Ogan yang hanya 3.600 KK. Jumlah tersebut jauh dari standar yang ditetapkan pemerintah. Pengumuman terhadap tingkat kesehatan PDAM yang dilakukan Dinas PU Cipta Karya Sumsel, adalah motivasi bagi manajemen PDAM agar kedepan
lebih baik lagi.
Ditambahkannya kedepan perusahaan air yang dipimpinnya akan lebih baik lagi, dengan memberdayakan jajaran manajemen,berkoordinasi dengan dinas lain untuk mencapai target tersebut.
“Insya Allah 2014 mendatang PDAM kita akan menjadi lebih sehat. Apalagi saat ini sudah terkoneksi dengan akses pemerintah pusat sehingga pengawasan lebih ketat,” ujarnya. (man)

Upah Minimum Provinsi Naik 14 Persen


Sekayu, SN

Perusahaan dan para tenaga kerja di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) wajib tahu, jika per 1 Januari 2012, Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumatera Selatan (Sumsel) naik menjadi Rp 1.195.220 per bulan. UMP ini mengalami peningkatan 14 persen dibanding angka tahun lalu yang hanya Rp 1.048.440.
Ketetapan mengenai UMP ini tertuang dalam SK Gubernur Sumsel No 757/KPTS/Disnakertrans/2011 yang diterima Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Muba beberapa hari lalu. Dalam SK tersebut dijelaskan, bahwa UMP untuk tahun 2012 berlaku Rp 1.195.220 perbulan dengan standar tujuh jam kerja sehari atau 40 jam kerja dalam seminggu.
Kepada koran ini, Senin (5/12), Kepala Dinsosnakertrans Muba Yusman menjelaskan, kenaikan UMP ini didasarkan pada perkembangan kebutuhan ekonomi masyarakat yang dirasa semakin besar. Terutama jika dikaitkan dengan kebutuhan hidup dan biaya yang harus dikeluarkan masyarakat sehari-hari. Khusus di Muba upah minimum, menyesuaikan dengan UMP yakni tidak boleh kurang dari Rp 1,1 juta. UMP ini mencakup gaji poko plus tunjangan tetap.
“Dengan ketentuan ini, perusahaan yang masih memberi upah pekerja di bawah UMP hendaknya menyesuaikan. Tetapi bagi yang sudah sesuai atau bahkan melebihi UMP, dilarang mengurangi,” kata Yusman.
Dikatakan, UMP ini berlaku secara umum. Namun untuk Upah Minimum Sektoral (UMS) seperti pertambangan, perkebunan dan lainnya ada aturan khusus yang menjadi acuan. Jika pihak terkait sepakat, UMS akan ditambah lima persen dari UMP. Tapi jika tidak, tetap bisa mengacu pada UMP.
“Kita akan segera mensosialisasikan kenikan UMP ini kepada seluruh perusahaan di Muba. Ini penting, agar di tahun baru nanti mereka sudah bisa menyiapkan upah tersebut untuk masing-masing pekerjanya,” ujarnya.
Menurut Yusman, kenaikan UMP ini bisa dikatakan cukup memberikan angina segar. Kendati demikian, angka tersebut tentu belum sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sebab, mengacu pada hasil survei Dewan Pengupahan Dinsosnakertrans Muba baru-baru ini, untuk dikategorikan layak tenaga kerja yang hidup di Muba harus menerima gaji minimal 1,5 juta perbulan untuk lajang. Sementara UMP baru menyentuh angka 1,1 juta saja. Itu artinya, tingkat kesejahteraan tenaga kerja masih perlu diperjuangkan sehingga mereka bisa menerima pendapatan paling tidak 1,5 juta.
“Rp 1,5 juta itu penghasilan minimal untuk lajang. Itu wajar karena biaya hidup di Muba ini cukup tinggi dengan variasi harga kebutuhan yang juga besar. Ini yang harus terus kita perjuangkan,” tambah Yusman, seraya mengatakan dari 186 perusahaan di Muba, tertampung 32.099 orang tenaga kerja. Jumlah ini meliputi, 22.444 orang tenaga kerja laki-laki, 6.631 orang perempuan, dan 24 orang tenaga kerja asing laki-laki. (her)

Polisi Bidik Penadah Motor Curian


Empat Lawang, SN
Jajaran Mapolsek Urban Tebing Tinggi membidik penadah kendaran hasil pencurian di wilayah hukum Empat Lawang.
Pengawasan ekstra ini dilakukan seiring pelaksanaan operasi Zebra Musi yang sejak 28 November hingga 12 Desember 2011 mendatang. Dalam hal ini patroli dan razia dilakukan di sepanjang Jalinsumteng Kecamatan Tebing Tinggi dan sekitarnya, guna penjaringan sejumlah kendaraan yang melintas tanpa memiliki surat menyurat resmi.
Kapolsek Urban Tebing Tinggi AKP Dwi Utomo mengatakan, selama pelaksaan oeprasi Zebra Musi 2011 ini, pihaknya telah membidik sejumlah kendaraan yang diduga tanpa surat menyurat (bodong, red). dengan kata lain, kendaraan tersebut disinyalir merupakan hasil penadahan barang curian. Jika memang nantinya terbukti, akan dilakukan penangkapan.
“Mengacu pada pasal 480 KUHP, penadah barang curian akan dikenakan sanksi pidana berupa penjara selama empat tahun lebih. Jadi kita minta warga lebih jeli dan berhati hati dalam membeli kendaraan, jangan terpancing harga kendaraan murah kenyataannya bodong,” tegas Dwi Utomo, Senin (5/12).
Menekan tindak kriminalitas pencurian kendaraan bermotor (Coranmor, red), perlu dukungan dari warga. Setidaknya jika warga tidak ada yang mau membeli motor bodong, maka pelaku pencurian pun akan kesulitan. Disamping itu dukungan dalam memberikan informasi jelas apabila ada tindakan kriminalitas, agar dapat dilakukan penyelidikan dan proses hukum.
“Dalam operasi Zebra Musi ini, tidak ada toleransi bagi pemilik kendaraan bodong. Namun untuk kelengkapan kendaraan dan ketertiban, pada tahap awal masih diberikan toleransi dan pembinaan. Mengacu pada UU nomor 22 Tahun 2009, tentang lalu lintas dan angkutan jalan,” urai perwira ini
Berdasarkan hasil temuan operasi Zebra Musi, Senin (5/12) sekitar pukul 14.00 WIB, jajaran Mapolsek Urban Tebing Tinggi mengamankan sejumlah kendaraan yang menggunakan knalpot racing atau tidak sesuai standar. Selanjutnya kendaraan tersebut digiring ke Mapolsek, untuk dilakukan pergantian dengan knalpot yang standar.
Tak hanya itu dari tangan salah satu remaja berinisial JM (17) dan rekannya OX (17) keduanya warga Tebing Tinggi, Polisi menemukan beberpa lembar papir diduga sebagai alat menggunakan narkotika jenis ganja. Namun karena barang bukti belum jelas, kedua remaja itu hanya diberikan peringatan termasuk mengganti knalpot motor Suzuki jenis Satria bernopol BG 2075 GE yang mereka kendaraai, dengan knalpot standar. (eko)

Warga Pagaralam Lakukan Penambangan Emas


Pagaralam, SN

Warga disejumlah daerah di Kota Pagaralam, mulai melakukan penambangan emas meskipun berskala kecil. Adapun daerah yang mengandung emas ini terdapat di kawasan Bukit Kayu Manis, Kecamatan Dempo Utara, Ribacandi, Kecamatan Dempo Tengah dan Bandar Kecamatan Dempo Selatan.
"Saya pernah melihat ada warga yang menjual emas masih dalam bentuk gumpalan-gumpalan kecil, hasil penambangan di sungai Indikat perbatasan Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat," ungkap Ridwan, warga Nendagung, Senin (5/12).
Menurut dia, ada beberapa daerah di Pagaralam yang diduga kuat memiliki kandungan emas, namun pemerintah belum berani melakukan upaya eksplolarasi karena sebagian besar lahan milik warga.
Senada diungkapkan Irwansyah, sampel bongkahan batu yang diambil dari beberapa lokasi seperti Bukit Kayu Manis, Kecamatan Dempo Selatan dan Rimbacandi, Kecamatan Dempo Tengah, ditemukan pirit dan sudah dilakukan uji laboraturium, ditemukan ada kandungan emas.
"Sebetulnya bila ada pirit dapat dipastikan memiliki kandungan emas, namun masih bencampur dengan beberapa jenis logam seperti tambaga dan perunggu," kata dia.
Iwan mengatakan, baru akan terlihat setelah batu tersebut dihancurkan dan dicampur dengan air raksa maka baru akan terlihat perbedaanya, sementara emas langsung memisah dengan membentuk endapan. Sedangkan pirit dan jenis logam lain, kata Iwan, langsung mengapung dan memisahkan diri.
"Sebetulnya warga masih belum banyak mengetahui cara pengolahan dan penambangan emas. Kami sudah bandingkan dengan bebatuan yang sekarang menjadi daerah pertambangan PT Newmont Nusatenggara, Kabupaten Sumbawa Barat, NTB, cukup mirip dengan yang ada di Pagaralam," ungkapnya.
Menurut Iwan, tanda-tanda daerah itu mengandung emas ada endapan batu yang mengandung pirit.
"Kemungkinan pemerintah belum berani melakukan penambangan karena semua lahan masih dimiliki warga atau penduduk setempat," ungkap dia.
Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA), Pemkot Pagaralam, Najamudin, Spd MM mengatakan memang di Pagaralam, cukup banyak memiliki sumber daya alam yang masih terpendam termasuk emas, batubara dan minyak bumi. Namun hasil uji di Bandung batu yang diduga kuat mengadung butiran emas itu lebih banyak mengandung pirit.
"Kita sudah melakukan penelitian dan pengkajian beberapa lokasi yang teridikasi mengandung bahan tambang termasuk emas, namun hasilnya hanya 0,5 persen dari sekitar 1,5 ton bongkahan batu gunung tersebut" ungkap dia.
Ia mengatakan, namun perlu dilakukan pengkajian lebih luas karena lokasi memiliki kandungan logam mulia itu kebanyakan berada di kawasan hutan lindung dan aliran sungai.
Sementara itu Kepala Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kota Pagaralam, H Hariyanto, SE, MM MBA mengatakan adanya temuan emas di Bukit Kayumanis, Kelurahan Muarasiban, masih dalam proses penelitian dan melakukan pendataan lahan.
"Kami juga sudah melakukan pendataan terhadap sejumlah aset termasuk lokasi penemuan yang baru ini. Sebetulnya kami masih harus melakukan pengkajian lebih lanjut, guna mengetahui kadar emas berapa jumlah kandungannya," ungkap dia.
Menurut dia, bila dilihat dari kondisi alam, cukup banyak sumberdaya alam yang terdapat di Kota Pagaralam, termasuk yang bernilai sejarah seperti, megalit, arca, dan sumber panas bumi terbesar kedua di dunia. (asn)

Warga Ujanmas Keluhkan Jembatan Gantung Rp1,7 miliar Cepat Rusak

Muara Enim, SN
Warga yang mendiami Desa Ulak Bandung Kecamatan Ujanmas mengeluhkan pembangunan jembatan gantung yang menghabiskan anggaran APBD sekitar Rp1,7 miliar. Pasalnya, kondisi jembatan sebagian telah mengalami kerusakan.
Kepala Desa (Kades) Ulak Bandung, Nopiansyah mengungkapkan kendati pembangunananya belum rampung, namun sebagian kondisi jembatan gantung mengalami kerusakan.
“Seperti retak pada bagian pondasi, jalan setapak pecah, serta ikatan sling (kawat) terlihat tidak kuat. Tak hanya itu, jarak antara sungai dan jembatan juga dinilai terlalu rendah,” beber Kades Ulak Bandung.
Akibatnya, jika musim hujan tiba kata Kades, maka debit air sungai akan melebihi ketinggian jembatan tersebut. Bahkan, bukan tidak
mungkin jembatan itu akan ambruk.
Dia meminta kepada pihak terkait untuk dapat meninjau kembali proyek pembangunan jembatan tersebut. Bahkan, bila masih tidak ada perbaikan maka pihaknya akan melaporkan hal tersebut kepada Bupati Muara Enim.
Senada, tokoh pemuda setempat Andi menuturkan, wilayah tersebut
tergolong rawan banjir. Sehingga, bila jarak antara sungai dan
jembatan terlalu dekat maka jembatan tersebut dapat ambruk dihantam
banjir.
“Semestinya jembatan yang baru ini dapat lebih tinggi dari jembatan sebelumnya. Namun, pada kenyataannya jembatan yang baru ini justru lebih rendah,” terang dia.
Sementara itu kepala Dinas Pengerjaan Umum (PU) Bina Marga (BM)
Kabupaten Muara Enim melalui PPTK pembangunan Jembatan, Husen kepada
berapa wartawan menjelaskan, pihaknya telah turun ke lapangan atas
adanya keluhan masyarakat tersebut.
Dari hasil pengecekan langsung, pihaknya membenarkan kondisi
jembatan sebagaimana yang dikeluhkan masyarakat. Untuk itu, pihaknya telah meminta kepada pihak kontraktor agar segera memperbaikinya. (yud)

Pengelolaan JSC Palembang Telan Dana 6 Milyar


* Ketua Komisi V DPRD Sumsel: Dana 6 milyar itu masih kurang

Palembang, SN
Pengelolaan Jakabaring Sport City (JSC) dan venue lainnya di kawasan Kampus Palembang yang menjadi aset Sumsel usai perhelatan SEA Games XXVI telah dianggarkan di dalam APBD Sumsel 2012. Pengelolaan aset tersebut mencapai Rp 6 miliar.
Hal ini diungkapkan Ketua Komisi V DPRD Sumsel, Bihaqqi Soefyan, ditemui di ruang kerjanya, Senin (5/12). Katanya, anggaran pengelolaan aset SEA Games berada di pos Biro Keuangan dan Aset Setdaprov Sumsel.
"Kami lihat Pemprov Sumsel sudah menyiapkan dana untuk perawatan seluruh aset SEA Games terutama JSC, senilai Rp 6 miliar yang berada di Biro Keuangan dan Aset. Penganggaran ini sudah pasti karena sudah kami tanyakan langsung ke pihak terkait," kata Politisi Partai Demokrat ini.
Ia mengaku, penganggaran untuk pemeliharaan aset SEA Games memang sangat di butuhkan, mengingat seluruh aset tersebut merupakan buah kerja keras Sumsel dan berada di kawasan Provinsi Sumsel.
"Jadi meskipun secara resmi pemerintah pusat belum menyerahkan kepengurusan aset SEA Games ini, namun selaku tuan rumah yang mana aset tersebut berada di wilayah Sumsel, maka sudah sewajarnya pemerintah Sumsel menganggarkan dana pengelolaannya," katanya.
Menurut Bihaqqi, dana Rp 6 miliar untuk pengelolaan aset SEA Games belumlah cukup, mengingat banyaknya fasilitas yang perlu dirawat. selain itu, banyaknya fasilitas pendukung yang perlu diperbaiki membuat dana perawatan juga diperkirakan membengkak.
"Dana Rp 6 miliar itu masih kurang, kalau kita lihat masih banyak fasilitas pendukung yang perlu di rawat dan di perbaiki, seperti taman-taman yang ada di JSC, itu kan pohonnya masih kecil-kecil, belum lagi pohon yang mati, itu kan perlu diganti. Artinya, kawasan JSC itu bukan hanya dipelihara, tetapi perlu juga pemeliharaan fasilitas pendukungnya seperti taman agar bertambah indah," bebernya.
Dengan bertambah indahnya JSC kata Bihaqqi, kawasan tersebut bisa menjadi alternatif wisata masyarakat Kota Palembang, bahkan kawasan JSC dapat saja dikomersilkan dan dikelola oleh instansi khusus.
"Dengan di komersilkannya kawasan JSC, pendapatan daerah pun otomatis akan bertambah," katanya.
Terkait rencana dijadikannya wisma atlet sebagai sekolah olahraga, Bihaqqi mengaku, pihaknya sangat mendukung rencana tersebut. Menurut dia, selain gedung tersebut tidak terbengkalai, dengan berdirinya sekolah olahraga, maka diharapkan dari sana tumbuh bibit-bibit atlet yang berprestasi. (awj)

Ibadah Bulan Muharam dan Moment Instrospeksi Diri


Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat

NUANSA untuk menyambut dan memeriahkan Tahun Baru Islam sampai saat ini masih sangat terasa. Banyak umat Islam yang berlomba untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Muharam ini, tujuannya hanya satu mendapat ridho dan amal dari Sang Khalik.
Kalau kita menilik perjalan kita selama ini, akan kita rasakan perjalanan waktu tak terasa. Sebagai umat yang taat, kita akan terbayang ada tindakan dan perbuatan yang kadang salah.

Kita umat Islam setiap hari bekerja, berkarya, beribadah, hingga besok kita memasuki tanggal 1 Muharam 1432 H.
Memasuki tahun baru Islam, tak seperti menyambut datangnya Tahun Baru Masehi yang disambut dan ditandai dengan pesta semarak oleh masyarakat, tahun baru Islam dilakukan umat Muslim dengan merenung, berdoa, dan dijadikan momentum untuk mengingat kembali hal-hal apa saja yang telah dilakukan selama ini, serta berdoa kepada Allah SWT agar di tahun berikutnya diberikan kekuatan untuk terus bekerja dan beribadah mengingat-Nya.
Bagi kita umat Islam di Indonesia, memasuki Tahun Baru Islam dapat dijadikan momentum dan langkal awal untuk memperbaiki diri. Bangsa kita yang terus ditimpa bencana, musibah, konflik, aksi anarkis, saling hujat, korupsi, tak lepas karena ujian dari-Nya. Momentum Tahun Baru Hijriyah dapat dijadikan untuk memperbaiki semuanya. Tentu saja dengan harapan semua hal yang memberatkan dan ditimpa rakyat Indonesia dapat sirna.
Momentum Tahun Baru Hijriyah sendiri adalah mengenang hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinnah. Peristiwa Hijrah Nabi SAW tidak lain merupakan peristiwa yang menandai perubahan masyarakat Jahiliah saat itu menjadi masyarakat Islam. Inilah sebetulnya makna terpenting dari Peristiwa Hijrah Nabi saw.
Kadang kita tak menyadari, ketidakmampuan kita memahami sekaligus mewujudkan makna terpenting Hijrah ini dalam realitas kehidupan saat ini hanya akan menjadikan datangnya Tahun Baru Hijrah tidak memberikan makna apa-apa.
Dengan tahu latar belakang Tahun Baru Hijriyah, mudah-mudahan kita di Negeri Bumi Pertiwi yang sedang diuji dengan banyak duka dan konflik menjadi mendapat awal pijakan memperbaiki diri.
Islam sebagai agama yang terakhir dan sempurna di Bumi juga telah mengajarkan, hari-hari yang dilalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Setiap umat Islam dituntut untuk selalu berhijrah, yaitu menjadi lebih baik dari hari ke hari, begitu seterusnya. Bila kita memaknai beberapa ayat Al Quran, hijrah dapat dikategorikan simbol iman yang hakiki dan sebagai ujian dan cobaan, karena setiap manusia yang hidup pasti akan mendapatkan suatu ujian, terutama bagi orang yang beriman. Jadi intinya Tahun Baru Hijriyah harus dijadikan momentum untuk melakukan muhasabah atau koreksi, instrospeksi, perenungan, yang diisi dengan zikir, doa, dan ibadah. Mudah-mudahan di tahun 1433 H kedepan hidup kita lebih baik dalam lindungan Allah SWT dan Negeri kita terlindungi dari semua bencana dan musibah, Amin Ya Rabbal Alamin. (***)

1 Jamaah Haji Lahat Ditinggal di Mekkah


Lahat, SN
Dari 145 Jemaah haji yang berangkat dari Lahat menuju tanah suci untuk menunaikan ibadah haji pada Minggu (4/12) malam kemarin yang pulang hanya 144 orang jamaah haji sementara satu orang lagi masih berada di tanah suci Mekkah karena sakit.
“Satu orang yang terpaksa harus ditinggal dulu di tanah suci dan mendapat perawatan karena sakit yang diperkirakan Stroke, yakni Bapak Atmoradi (70) warga Kelurahan Pagaragung, Kota Lahat,” jelas Kakanmenag Drs H Ramlan Fauzi MPdI, melalui Kasi Haji dan Umroh Drs Napikurrahman, kemarin (5/12).
Menurut dia, bila nanti kondisi Atmoradi berangsur pulih dan bisa segera dipulangkan ke Lahat maka akan segera dilakukan. Selama perawatan di tanah suci semua sudah ditanggung dan jelas mengharapkan kesembuhan dari Atmoradi tersebut.
Kedatangan rombongan jamaah haji asal Kabupaten Lahat di Bumi Seganti Setungguan, sendiri pada Minggu (4/12) malam diwarnai dengan hujan air mata dan kegembiraan para anggota keluarga yang sudah tak sabar menunggu selama hampir satu bulan lamanya.
Nampak terlihat wajah riang jamaah haji yang tiba di Lapangan Seganti Setungguan (eks MTQ, Red) Lahat, yang ketibaannya di Lahat disambut secara langsung Bupati Lahat H Saifudin Aswari Riva’i SE, Minggu (4/12) malam.
Kedatangan para rombongan haji dari Tanah Suci Mekkah, sudah dinanti-nantikan para anggota keluarga yang semenjak dari sore sudah berkumpul dilapangan MTQ Lahat.
Rombongan jamaah haji tepat berada di Lahat pukul 20.15 WIB, yang kedatangannya agak terlambat dari jadwal yang diperkirakan yakni pukul 19.00 WIB. Dimana kedatangan mereka (haji, red) dikawal aparat keamanan, dimana jamaah haji menggunakan empat bus yang sudah disiapkan panitia penjemputan haji.
Bupati Aswari Rivai mengucapkan kepada seluruh jamaah haji Kabupaten Lahat, selamat datang kembali di tanah air yang semenjak November lalu telah menunaikan rukun Islam yang kelima.
“Kami ucapkan, selamat datang kembali di Kabupaten Lahat. Alhamdullilah seluruh jamaah haji kita diberikan kesehatan waalfiat sampai tiba di Lahat ini,”katanya yang menghampiri seluruh rombongan jamaah haji Lahat.
Dia menambahkan, kedatangan jamaah haji Lahat, yang tergabung Kloter 19 tersebut, merupakan suatu kesempurnaan dalam menyelesaikan Rukun Islam. Dimana ibadah haji merupakan salah satu yang wajib untuk dikerjakan bagi setiap umat muslim.
Kepala Kantor Kementrian Agama (Kakanmenag) Kabupaten Lahat yang ikut membimbing para jamaah haji Lahat di Tanah Suci Mekkah Drs H Ramlan Fauzi MPdI mengatakan, turut bersyukur atas keselamatan para seluruh rombongan jamaah haji Kabupaten Lahat, yang kedatangannya telah dinanti para anggota keluarga jamaah haji.
“Alhamdulillah, semua jamah haji asal Kabupaten Lahat selamat sampai ke tujuan. Yang kedatangan kita di Kabupaten Lahat telah disambut oleh Bupati Lahat serta para anggota keluarga jamaah haji lainnya,”ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretaris Daerah (Sekda) Plh Astami SE mengatakan, jemaah haji asal Kabupaten Lahat mulai meninggalkan tanah suci Mekkah atau berangkat dari Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah pada 3 Desember mendatang pukul 18.40 WSA. Tiba di tanah air yakni di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang pada 4 Desember sekitar pukul 08.25 WIB.
“Para jemaah haji asal Kabupaten Lahat sewaktu tiba di Bandara SMB II terlebih dulu mengurusi surat menyurat di sana, dan kemungkinan lebih lama dua jam. Setelah selesai, barulah mereka menuju Asrama Haji sekitar pukul 13.00 WIB. Setelah usai melaksanakan sholat Dzuhur di sana, barulah seluruh jemaah haji berangkat menuju Lahat,” tegasnya.
Dikatakan lagi olehnya, diperkirakan jemaah haji Lahat baru bisa sampai di Kota Lahat sekitar pukul 19.00 WIB. “Paling tidak direncanakan pukul 19.00 WIB jemaah haji tiba di Lahat, tapi sedikit terlambat karena tiba diLahat pukul 20.15 WIB,” terangnya. (zal)

20 Hektar Sawah Warga Terancan Gagal Tanam


* Baru 4 Hari Selesai, Irigasi Roboh Diterjang Air

Lahat, SN
Sebanyak 20 hektar (Ha) areal persawahan milik warga Desa Padang Lengkuas, Kecamatan Kota Lahat terancam gagal tanam karena babak atau irigasi yang dirancang untuk mengaliri air dari Sungai Kutean roboh sepanjang 10 meter setelah diterjang derasnya air pada 24 November lalu sekitar pukul 20.00 WIB, ketika hujan deras turun.
Berdasarkan pantuan di lapangan, proyek irigasi tersebut sebenarnya dirancang untuk mengaliri air Sungai Kutean yang difungsikan untuk mengaliri areal persawahan milik 30 kepala keluarga (KK) seluas lebih kurang 20 Ha, selain itu, papan proyek pengerjaan sama sekali tidak ada, jumlah dana dan siapa yang melaksanakannya tidak ada dan penduduk desa hanya diupah untuk mengangkut material yang diduga tidak sesuai dengan RAB.
Belum lagi, pada lantai irigasi sama sekali tidak menggunakan pondasi, hanya ditempel kayu papan dan bambu tanpa ada pengalian yang ada di lokasi. Kemudian pada bagian lantai irigasi sedikit membukit disinyalir air sungai tidak akan pernah mengalir ke kawasan persawahan penduduk.
Ceen (45) warga Desa Padang Lengkuas mengatakan, sebelum dibangun irigasi ini, penduduk desa bergotong royong mendirikan ‘babak’ dan air mengalir dengan baik menuju persawahan milik warga.
“Awalnyo, untuk ngaliri sawah kami, bergotong royong buat ‘babak’ dari kayu samo bambu dan selamo itu, idak katek masalah apo-apo, walaupun hujan deras samo sekali idak roboh atau ancur,” katanya ditemui, di lokasi, Minggu (4/12).
Kemudian bahan material yang diangkut sama sekali tidak sesuai dengan rancangan anggaran belanja (RAB). Diprediksikan dana yang disiapkan dalam membangun irigasi tidak benar dengan kenyataan di lapangnan.
“Aii, aku nih tukang pulo dek, jadi tau berapo nian hargo semen, batu samo pasir, lah ini, kami catatin di kertas, cakyo sama sekali idak sesuai nian,” ungkap.
Ceen menambahkan, dengan robohnya tembok irigasi tersebut, maka, 30 KK yang bermata pencaharian mayoritas sebagai petani sawah merasa dirugikan.
“Makmano pulo, masa baru empat hari selesai digaweke, diterjang air sungai langsung roboh, pas kami cek di lokasi, ternyato, adonan semen samo pasir idak sesuai, digenggem bae langung ancur semennyo, banyak lah pasirnyo dan jugo caknyo proyek siluman nih, idak katek papan pengerjaannyo, berapo dananyo, warga desa sama sekali idak tau,” paparnya.
Senada, Fajar (40) warga Desa Padang Lengkuas sekaligus buruh upah angkur bahan material menuturkan, dirinya diberikan upah untuk mengangkut bahan material untuk pengerjaan irigasi tersebut dan setelah selesai dibawa ke lokasi dicatat jumlah keseluruhannya.
“Untuk semen hanya 48 zak, pasir 13,5 kubik, dan batu kali tercatat 20 kubik, belum termasuk upah angkut, jelas dana bersumber dana APBD II berlebihan, dimana, pengerjaannya sendiri dimulai awal November 2011, setelah empat hari selesai proyek tersebut langsung roboh,” katanya.
Saat warga ingin melihat desain atau gambar dari proyek tembok irigasi tersebut, sama sekali tidak pernah diperlihatkan sampai selesai pengerjaannya.
“Jadi, warga Desa Padang Lengkuas yang sangat bergantung pada air Sungai Kutean, kini, harap-harap cemas, pasalnya, air untuk mengaliri sawah sama sekali tidak mengalir dan kami merasa di rugikan, belum lagi ketika penduduk ingin meilhat gambar tidak ada dengan alasan tinggal,” pungkas Fajar. (zal)

Press

My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.