Rabu, 21 Desember 2011

Tembok Jembatan Muara Padang Mulai Retak


Banyuasin, SN
Tembok jembatan rangka baja yang dibangun tahun 2006 silam dibawah jembatan Muara Padang sepanjang 130 meter yang berfungsi sebagai pemecah ombak air sungai pasang tampak mulai ada keretakan. Patalnya lagi baut dan mur jembatan pada rangka bajanya beberapa buah lepas atau hilang.
Keretakan terjadi sejak 3 tahun lalu pada tembok penahan ombak hingga sekarang belum diperbaiki, sehingga dikhawatirkan keretakan akan semakin lebar karena kondisi jembatan semakin lama semakin padat arus kendaraan.
Warga Desa Margo Mulyo Kecamatan Muara Padang, Rohimin (45) mengatakan, jembatan Muara Padang adalah satu-satunya jembatan terpanjang saat ini, jembatan ini dibangun oleh pemerintah kabupaten dengan dana lebih dari Rp 10 milyar pada tahun 2005 lalu.
“Kondisi jembatan yang dibangun dengan menggunakan pondasi tiang pancang di tengah ditengah ada 2 titik, lalu pangkal jembatan. Masing-masing kondisi tiang pancang masih terlihat kokoh, dan tidak ada yang retak, namun sebaliknya keretakan tampak dipangkal tembok penahan jembatan," terang Rohimin ditemui, Selasa (20/12).
Rohimin mengatakan, retaknya tembok pemecah ombak air sungai jembatan Muara Padang dapat menyebabkan pergeseran jembatan apabila tidak segera diperbaiki, apalagi beberapa baut jembatan sudah berkurang entah lepas sendiri atau dicuri.
Senada dikatakan Yanto, warga Jalur 18 Desa Daya Utama Jembatan 2 Kecamatan Muara Padang, jembatan satu-satunya yang terbesar dan terpanjang terbentang di Muara Padang menjadi penghubung jalan darat antara Kecamatan Mariana dengan Kecamatan Muara Padang, Muara Sujian, dan Air Saleh.
Jembatan ini adalah jembatan kebanggaan orang tiga kecamatan yang biasa digunakan untuk rekreasi dihari libur dan hari besar lainnya untuk melihat pemandangan warga diatas jembatan sungai Muara Padang.
Yanto mengatakan, tembok jembatan yang retak akibat dari pergeseran tanah di bawah jembatan sehingga menyebabkan tembok penahan ombak retak.
“Perkiraan saya keretakan tembok pemecah ombah di bawah jembatan akibat pergesaran tanah,” kata Yanto.
Dikatakan Yanto, jembatan Muara Padang sejak dibangun tahun 2006 silam hingga saat ini belum pernah dilalui oleh truk-truk besar diatas 15 ton sehingga kondisinya memang masih kokoh dan utuh, namun disayangkan tingginya jembatan mencapai 2 meter dari jalan menyebabkan banyak pengendara roda dua yang terpeleset jatuh.
"Jalan kanan kiri jembatan belum dicor beton atau aspal sehingga jarak antara lantai jembatan dengan jalan terlalu tinggi apalagi saat hujan menyebabkan kendaraan roda dua dan roda empat sering terpeleset dan terbalik," tambahnya. (sir)

2 komentar:

  1. Sangat jarang media meliput daerah terbelakang seperti daerah perairan/jalur...
    kalau pun ada, itu pun hanya orang yang menamakan dirinya wartawan yang akan meliput dengan catatan "gak gratis"...
    padahal kami sangat memerlukan peran media agar daerah kami lebih diperhatikan...

    trimakasih Harian Umum Suara Nusantara,
    moto mu sama seperti cita2 ku...
    :D

    BalasHapus
  2. visi kami adalah membentuk mahasiswa/i yang peduli daerah asal...
    sepertinya kita sependapat...
    media informasi dan komunikasi sangat dibutuhkan agar daerah seperti kec.muara padang atau pun jalur mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah...

    Harian Umum Suara Nusantara,
    maju terus membangun daerah...
    kami nantikan berita yang lain...

    BalasHapus

Press

My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.