Selasa, 03 April 2012

Warga Teluk Tenggulang Ngadu ke Pemkab


Banyuasin, SN
Sejumlah warga dari kelompok Komarudin warga Desa Teluk Tengulang Kecamatan Tungkal Ilir Banyuasin mengklaim memiliki tanah seluas 3000 Ha. Hal itu diklaim sesuai dengan peta yang dimiliki dalam surat Pesirah tahun 1970 an zaman orang tua Komarudin Alm Lewa meninggal tahun 1980 silam. Karena tidak mendapatkan ganti rugi, Warga Teluk Tenggulang Ngadu ke Pemkab.

Komarudin menunjukan peta lokasi tanah dengan ditandai 13 parit dimana parit pertama sampai enam masuk dusun Teluk Akar dan parit tujuh sampai parit tiga belas masuk dusun Air Itam Desa Teluk Tenggulang Kecamatan Tungkal Ilir Banyuasin.

Rencana kelompok Komarudin dari tiga belas batang parit yang diketahui kepala desa Teluk Tenggulang akan dijual oleh anggota kelompoknya bersama warga dua dusun tersebut dan sebagian akan dijadikan lahan plasma kelapa sawit kepada perusahan.

“Saya minta dengan yang berkepentingan dan mewakili kepala-kepala parit di dua dusun Teluk Akar dan Air Itam agar lahan kami dikeluarkan dari PT Sumber Terang Agro Lestari (STAL) dan kami sudah ada persetujuan dengan kades akan dijual dengan PT Hanita Karya dan perusahaan Hanita sudah mengukur 1628 Ha,” kata Komarudin.

Sementara Kuasa Hukum Komaruddin Daidi mengatakan, pihaknya telah menemui bupati banyuasin Ir H Amiruddin Inoed setuju untuk dibuatkan plasma dan menunjuk Komarudin klien kami menjadi koordinator ketua parit.

Pada dasarnya keinginan masyarakat klien kami ingin membuat plasma didukung oleh bupati, apalagi pada prinsipnya kami tidak pernah menerima ganti rugi dari PT STAL, dan klien kami bekerja sama dengan masyarakat pada intinya masih bekerja sama dengan kades.

“Klien kami mengakui adanya pembebasan lahan desa seluas 1800 ha yang dibebasakan oleh kades, artinya lahan lainnya yang belum dibebaskan milik masyarakat klien kami,” kata Dadi.

Sementara mantan Sekdes tahun tahun 1985 Juga mantan anggot DPRD Banyuasin Abdillah Rifki membenarkan alm Lewa pernah memiliki surat pengelolaan parit di Teluk Tenggulang sekitar tahun 1970 atau zaman pesirah. Setelah alm Lewa meninggal tahun 1980 keluarga tidak kembali lagi, lalu masuk pak Rabe 1980an sehingga menjadi kepala parit.

“Namun kalau perkiraan saya pak Komarudin mengaku memiliki 3000 an ha lahan disitu tidak mungkin karena satu buah parit saja paling panjang 200 M-400 Meter jadi kalau ditarik dari 13 parit berarti paling banyak 60 an Ha.

“Saya hanya pelaku sejarah ingin meluruskan, kalau masalah parit adalah parit masalah tanah terpisah, jadi kalau diakui Komarudin satu parit 60 ha/ parit dikalihkan 13 parit sama dengan 800 ha itu berlebihan,” kata Rifki.

Dalam rapat mediasi yang dipimpin oleh Asisten I Ir Husnan Bhakti didampingi oleh Kadis Hutbun Ir Syuhada Aziz dan Kabag Tapem Senen Har Camat Tungkal Ilir Suroharjo, Senin (2/4) diputuskan untuk mengukur ulang lahan.

Rapat mediasi yang berjalan saling klaim kepemilikan tanah dilokasi parit antara Komarudin dengan pak Rabe tersebut dinilai oleh asisten I Husnan Bhakti sebagai rapat yang mentah, karena peta diatas kertas masing-masing kelompok saling tarik dan ukur masing-masing.
Husnan menambahkan, setelah urusan luas lahan dilokasi diukur, baru datang ke sini jadi rapat bisa jelas.

Kades Teluk Tenggulang Ansori menambahkan, masyarakat Desa Teluk Tenggulang telah menjual lahan dilokasi yang diklaim Komarudin seluas 1800 Ha dengan pembayaran dimuka pada tahun 2009 sebesar Rp 2,7 Milyar. Tahun 2009 perusahaan dilokasi PT Sumber Terang Agro Lestari (STAL) telah membebaskan lahan kurang lebih 1800 ha karena dengan asumsi harga tanah per hektar adalah Rp 1500 kepada 65 kelompok di desa Teluk Tenggulang.

Sementara Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebuanan Banyuasin Ir Syuhada Aziz MSi mengatakan, sudah ada surat izin lokasi PT STAL di Tenggulang. Izin lokasi baru bisa diterbitkan tetapi harus clean dan clear. “Selagi ada masalah, kami dishutbun juga akan menunda izin lokasi PT STAL,” kata Syuhada.

Management perusahaan PT STAL sendiri saat rapat ini tidak dhadir artinya rapat ini hanya bertepuk sebelah tangan saja. (sir)

1 komentar:

Press

My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.