Prabumulih, SN 
    Puluhan warga Desa Gunung Raja kampung II Muara Enim  menuntut PT Pertagas RE Sumatera Prabumulih agar bertanggung jawab akibat bocornya pipa gas.
 
  Dua warga setempat yakni Maryadi (30) dan Aris (31)   Kamis (2/2) mengatakan, keberadaan stasiun booster compressor PT Pertamina Gas (Pertagas) di Stasiun I di desa mereka cukup meresahkan warga sekitar sebab getaran yang disertai suara bising membuat  warga yang bermukim terganggu.
  
 "Bukan itu saja dengan seringnya pipa gas dan tanki  compressor bocor di area itu sehingga mengeluarkan bau gas  yang sangat menyengat hidung dan membuat  napas kami sesak. Warga juga khawatir keracunan gas dan rawan terjadinya  kebakaran artinya nyawa kami terancam," ungkapnya.
    Apalagi pipa gas itu lanjutnya tidak ditanam di tanah sehingga membahayakan warga dan sistem pengelolaan limbah gas yang  tidak sesuai prosedur membuat air sumur warga berwarna  kuning dan berminyak.
 
  “Kondisi jalan desa kita saat ini banyak yang rusak parah karena seringnya dilewati  mobil operasional PT Pertagas dan sebenarnya pihak PT Pertagas Prabumulih selama ini sudah mengetahui permasalahan ini namaun seperti tutup mata.
 
  Warga meminta agar Pertagas bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan. Kalau tidak ada penyelesaian dalam hal ini, warga akan mengajak LSM  dan  membawa ke rana hukum  , dan jika perlu akan  kami melaporkan  ke Menteri Energi Pertambangan dan Lingkungan Hidup di Jakarta.
   “Pokoknya kami atas nama warga meminta agar pihak PT Pertamina gas agar bertanggung  jawab sepenuhnya dan segera memenuhi tuntutan kami para warga di antaranya pipa gas  harus di tanam, membuatkan sumur bor bagi warga yang airnya tercemar. Kemudian menjamin kesehatan dan keselamatan warga   akibat seringnnya bocor pipa dan ta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar