Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat
TAK henti tragedi di Bumi Pertiwi ini, selain kasus korupsi yang datang silih berganti, masih banyak kejadian yang harus membuat anak negeri merasa prihatin. Seperti dalam minggu-minggu ini, setelah kasus Ambon yang rusuh, ledakan bom di greja Kota Solo kembali menelan korban nyawa.
Masih belum lepas peristiwa dimana pertikaian di Ambon yang banyak korban nyawan. Kerusuhan yang kerap terjadi di daerah ini meluas ke pelosok kota, mengorbankan nyawa, harta benda, banyak kepentingan warga. Harusnya peristiwa berdarah yang dimulai dari kerusuhan lokal hingga menewaskan beberapa orang warga, menjadi bahan evaluasi untuk pemerintah.
Kita harus dan wajib menyalahkan pemerintah dalam hal ini Badan Intelijen Negara (BIN), mengapa peristiwa berdarah ini selalu terulang.
Tak lama setelah kasus Ambon. Pil pahit dimana kembali aksi teroris bom bunuh diri, terulang di Solo.
Walau pemerintah menyatakan Bangsa ini aman, tetapi dua peristiwa berdarah belakangan membuktikan bahwa bahaya laten teroris terus menjadi ancaman untuk Bangsa ini.
Ini tugas berat bagi pemerintah dan BIN, yang bisa disebut gagal memberikan rasa aman untuk warganya.
Memang teroris masih menjadi musuh utama Negeri ini. Tentu kita masih ingat begitu banyak kejadian nestapa yang menimpa Negeri ini, yang muaranya menyebabkan kematian banyak nyawa, semua disebabkan aksi terorisme.
Tetapi sebagai penekanan untuk kondisi saat ini, kepercayaan masyarakat sudah mulai luntur. Tinggal bagaimana BIN, aparat dan pemerintah bisa meyakinkan agar masyarakat terus percaya aparat tetap yang utama untuk menyelidiki aksi bom bunuh diri di Indonesia, termasuk Bom Solo.
Harapan rakyat secara umum saat ini, pemerintan dan BIN bisa memberikan rasa aman untuk semua kehidupan.
Ini paling tidak secuil asa di tengah hirup pikuk politik dan kasus korupsi yang melibatkan petinggi negara, yang sangat sedikit bisa dituntaskan. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar