Rabu, 20 Juni 2012
Dua Atlet Basket Muba Ikut Timnas
Sekayu, SN
Bupati Musi Banyuasin H Pahri Azhari melepas dua atlet Basket Musi Banyuasin yang lolos masuk Tim Nasional (Timnas) mewakili Indonesia sebagai tuan rumah pada Kejuaraan Pelajar ASEAN yang akan diselenggarakan di Surabaya dari tanggal 28 Juni hingga 6 Juli 2012, Selasa (19/6) di Ruang Rapat Bupati
Kedua atlet basket tersebut Agustina Elya Gradita Retong (Dita) dan Mustika Rauli Selya Silitonga (Mustika). Hadir pada audiensi pelepasan atlet tersebut Kadispopar Muba Sunaryo SSTP MM, Ketua Pengcab Perbasi Muba Zainal Aripin ST MM dan pelatih basket Muba.
Menurut Kadis Pemuda, Olah raga dan pariwisata, Sunaryo, Dita dan Mustika akan diberangkatkan besok (hari ini) tanggal 20 Juni 2012 menuju Jakarta untuk melanjutkan training, setelah memperkuat Muba pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) di Palembang beberapa waktu lalu.
Bupati H Pahri Azhari bangga atas prestasi yang diraih Dita dan Mustika, dan menyatakan bahwa pemerintah kabupaten Musi Banyuasin sangat mendukung kemajuan bidang olahraga di Musi Banyuasin khususnya cabang olahraga Basket.
Pahri berharap cabang olahraga basket di Muba harus menjadi yang terdepan, untuk itu diharapkan peran aktif pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia Muba untuk senantiasa mencari bibit-bibit unggul dan membina atlet basket Muba agar terus berprestasi membawa harum nama Musi Banyuasin. Dan kepada atlet diucapkan selamat berjuang dan bawalah nama baik Muba. (her)
Bupati Musi Banyuasin H Pahri Azhari melepas dua atlet Basket Musi Banyuasin yang lolos masuk Tim Nasional (Timnas) mewakili Indonesia sebagai tuan rumah pada Kejuaraan Pelajar ASEAN yang akan diselenggarakan di Surabaya dari tanggal 28 Juni hingga 6 Juli 2012, Selasa (19/6) di Ruang Rapat Bupati
Kedua atlet basket tersebut Agustina Elya Gradita Retong (Dita) dan Mustika Rauli Selya Silitonga (Mustika). Hadir pada audiensi pelepasan atlet tersebut Kadispopar Muba Sunaryo SSTP MM, Ketua Pengcab Perbasi Muba Zainal Aripin ST MM dan pelatih basket Muba.
Menurut Kadis Pemuda, Olah raga dan pariwisata, Sunaryo, Dita dan Mustika akan diberangkatkan besok (hari ini) tanggal 20 Juni 2012 menuju Jakarta untuk melanjutkan training, setelah memperkuat Muba pada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) di Palembang beberapa waktu lalu.
Bupati H Pahri Azhari bangga atas prestasi yang diraih Dita dan Mustika, dan menyatakan bahwa pemerintah kabupaten Musi Banyuasin sangat mendukung kemajuan bidang olahraga di Musi Banyuasin khususnya cabang olahraga Basket.
Pahri berharap cabang olahraga basket di Muba harus menjadi yang terdepan, untuk itu diharapkan peran aktif pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia Muba untuk senantiasa mencari bibit-bibit unggul dan membina atlet basket Muba agar terus berprestasi membawa harum nama Musi Banyuasin. Dan kepada atlet diucapkan selamat berjuang dan bawalah nama baik Muba. (her)
Ribuan Anggota PSHT Kepung Pematang Panggang
-Polri & TNI Gagalkan Bentrok-
Kayuagung, SN
Ribuan orang anggota perguruan pencaksilat Persaudaraan Setia Hati (PSHT) dari Desa Surya Adi Kecamatan Mesuji Kabupaten OKI dan PSHT dari Kabupaten Mesuji Lampung mengepung Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji Kabupaten OKI, Senin (18/6).
Tujuan mereka untuk menuntut balas dendam atas tewasnya seorang rekan mereka yang diduga dianiaya warga Desa Pematang Panggang beberapa hari lalu. Namun sekitar 700 orang personil Polres OKI dan Kodim OKI berhasil menggagalkan kemungkinan bentrok berdarah itu.
Kedatangan para pesilat dari 2 daerah ke Desa Pematang Mesuji ini menggunakan sepeda motor. Mereka membawa berbagai senjata seperti pedang, bamu runcing, celurit, Senpi dan lainnya. Tepat pukul 11 00 WIB kemarin, mereka tiba di lokasi.
Adanya ”tamu” tak diundang itu ternyata tidak membuat ciut nyali ”tuan tumah” meskipun telah terkepung. Mereka sudah mengungsikan istri, anak dan orang Lansia ke rumah kerabat mereka di desa tetangga. Penyambutan yang dilakukan juga dengan Sajam serupa.
Awalnya pagar betis aparat Polri dan TNI ditembus beberapa anggota PSHT, tapi kembali bisa dihalau lagi dengan jarak hanya sekitar 100 meter dari titik kekuatan warga Desa Pematang Panggang. Hingga pukul 14 00 WIB, aparat berhasil bernegosiasi dengan kedua kubu untuk berunding dan berdamai.
Hasil perundingan kemarin, kedua kubu sepakat untuk meredam emosi dan membatalkan bentrok. Akhirnya seluruh anggota PSHT dari Desa Surya Adi Kecamatan Mesuji OKI dan PSHT dari Kabupaten Mesuji Lampung pulang ke desa masing-masing.
Namun dalam perjalanan pulang itu, anggota PSHT sempat melakukan swepping kepada beberapa kendaraan umum dan pribadi yang melintas di Jalintim OKI-Lampung. Mereka mencari orang yang merupakan warga Pematang Panggang, namun tak membuahkan hasil.
Kapolres OKI AKBP Agus F SIK didampingi Dandim OKI Letkol Inf Mangaraja S kepada wartawan saat ditemui di lokasi kemarin menegaskan, kedua pihak warga yang bertikai sepakat untuk berdamai. Jumlah korban atas insiden beberapa hari lalu yakni 1 orang meninggal dunia dan 6 orang luka ringan.
Bagaimana tindakan ke depan? Kata Kapolres, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkab OKI untuk mempertemukan kedua belah pihak agar berdamai. Namun bukan berarti lokasi akan ditinggalkan aparat, namun tetap disiagakan.
H Muslim SE MSi selaku Ketua Ikatan Pencak Silat (IPSI) OKI dikonfirmasi mengatakan, ia telah mengintruksikan agar PSHT tidak melakukan serangan balasan. Pimpinan PSHT sudah diperintahkan untuk menarik anggotanya dari Pematang Panggang. Kejadian ini akan dikonsultasikan kepada Ketua IPSI Sumsel, yakni Ir H Ishak Mekki MM yang juga Bupati OKI.(iso/**)
Kayuagung, SN
Ribuan orang anggota perguruan pencaksilat Persaudaraan Setia Hati (PSHT) dari Desa Surya Adi Kecamatan Mesuji Kabupaten OKI dan PSHT dari Kabupaten Mesuji Lampung mengepung Desa Pematang Panggang Kecamatan Mesuji Kabupaten OKI, Senin (18/6).
Tujuan mereka untuk menuntut balas dendam atas tewasnya seorang rekan mereka yang diduga dianiaya warga Desa Pematang Panggang beberapa hari lalu. Namun sekitar 700 orang personil Polres OKI dan Kodim OKI berhasil menggagalkan kemungkinan bentrok berdarah itu.
Kedatangan para pesilat dari 2 daerah ke Desa Pematang Mesuji ini menggunakan sepeda motor. Mereka membawa berbagai senjata seperti pedang, bamu runcing, celurit, Senpi dan lainnya. Tepat pukul 11 00 WIB kemarin, mereka tiba di lokasi.
Adanya ”tamu” tak diundang itu ternyata tidak membuat ciut nyali ”tuan tumah” meskipun telah terkepung. Mereka sudah mengungsikan istri, anak dan orang Lansia ke rumah kerabat mereka di desa tetangga. Penyambutan yang dilakukan juga dengan Sajam serupa.
Awalnya pagar betis aparat Polri dan TNI ditembus beberapa anggota PSHT, tapi kembali bisa dihalau lagi dengan jarak hanya sekitar 100 meter dari titik kekuatan warga Desa Pematang Panggang. Hingga pukul 14 00 WIB, aparat berhasil bernegosiasi dengan kedua kubu untuk berunding dan berdamai.
Hasil perundingan kemarin, kedua kubu sepakat untuk meredam emosi dan membatalkan bentrok. Akhirnya seluruh anggota PSHT dari Desa Surya Adi Kecamatan Mesuji OKI dan PSHT dari Kabupaten Mesuji Lampung pulang ke desa masing-masing.
Namun dalam perjalanan pulang itu, anggota PSHT sempat melakukan swepping kepada beberapa kendaraan umum dan pribadi yang melintas di Jalintim OKI-Lampung. Mereka mencari orang yang merupakan warga Pematang Panggang, namun tak membuahkan hasil.
Kapolres OKI AKBP Agus F SIK didampingi Dandim OKI Letkol Inf Mangaraja S kepada wartawan saat ditemui di lokasi kemarin menegaskan, kedua pihak warga yang bertikai sepakat untuk berdamai. Jumlah korban atas insiden beberapa hari lalu yakni 1 orang meninggal dunia dan 6 orang luka ringan.
Bagaimana tindakan ke depan? Kata Kapolres, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkab OKI untuk mempertemukan kedua belah pihak agar berdamai. Namun bukan berarti lokasi akan ditinggalkan aparat, namun tetap disiagakan.
H Muslim SE MSi selaku Ketua Ikatan Pencak Silat (IPSI) OKI dikonfirmasi mengatakan, ia telah mengintruksikan agar PSHT tidak melakukan serangan balasan. Pimpinan PSHT sudah diperintahkan untuk menarik anggotanya dari Pematang Panggang. Kejadian ini akan dikonsultasikan kepada Ketua IPSI Sumsel, yakni Ir H Ishak Mekki MM yang juga Bupati OKI.(iso/**)
Mendesak, Penertiban Angkutan Batubara
Agus Harizal Alwie Tjikmat / Pimpinan Umum Pimpinan Redaksi |
ANGKUTAN batubara dari wilayah eksplorsi di Lahat menuju dermaga atau pelabuhahan di daerah Tanjung Api-api Banyuasin mendesak untuk dilakukan penertiban. Makin lama truk angkutan batubara ini makin membuat rakyat atau pengguna jalan tersiksa. Kemacetan berjam-jam yang disebabkan atrian truk yang melintas membuat kerugian untuk semua pihak.
Terhadap permasalahan ini Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin sudah turun tangan dengan melarang truk muatan 40 ton dilarang melintas, tetapi praktek di lapangan ternyata berbeda. Ada juga solusi, truk yang memuat batubara melewati jalun jalan kebun sawit. Tetapi semua solusi tersebut tak memecahkan masalah. Antrean truk batubara tetap menjadi masalah.
Saat ini masalah truk batubara sudah sangat memprihatinkan, semua orang terkena imbas negatifnya. Padahal dalam undang-undang lalulintas yang memuat bahan tambang dilarang menggunakan jalur jalan umum.
Inilah kondisi yang terjadi sekarang, buah dari eforia otonomi daerah dimana bupati atau kepala daerah berhak mengluarkan izin Kuasa Pertambangan (KP).
Memang setelah Otonomi Daerah ditetapkan dan berlaku, banyak efek positif untuk kemajuan daerah. Bila selama ini banyak keputusan atau segala sesuatunya harus ditetapkan pemerintah pusat atau pemerintah provinsi, kini setelah Otoda pemerintah daerah tingkat II diberi kuasa penuh untuk membuat keputusan.
Salah satu poin yang yang boleh diputuskan pemerintah daerah adalah masalah Kuasa Pertambangan (KP). Pemerintah Daerah (Pemda) diberikan kewenangan untuk mengeluarkan izin KP. Ini salah satu tujuannya agar panjangnya rantai birokrasi bisa dipersingkat.
Ternyata emosi sesaat untuk memanfaatkan bahan galian yang tak didukung dengan infrastruktur berbuah buruk. Rakyat harus menelan pil pahit, dimana kerusakan jalan terus terjadi sepanjang tahun dan macet yang semakin parah. (***)
Agustus, Pendistribusian E-KTP Rampung
Palembang, SN
Hingga Juni ini pembagian Elektronik Kartu Tanda Penduduk (E-KTP) yang didistribusikan ke 16 Kecamatan di Kota Palembang, telah merampungkan sekitar 71,02 persen pendistribusiannya ke masyarakat. Sehingga sisanya sekitar 29 persen lagi diyakini dapat tuntas pada Agustus mendatang.
Demikian dikatakan Walikota Palembang Eddy Santana Putra, usai penyerahan simbolis E-KTP dikecamatan Seberang Ulu I Kertapati, kemarin.
Menurut dia, sebanyak 915.417 jiwa jumlah wajib KTP di kota Palembang, jika di distribusikan seperti ini terus, maka diyakininya dua bulan kedepan akan tuntas. " Saya yakin kalau penyalurannya seperti ini dan tidak ada hambatan, dua bulan lagi selesai. Apalagi sekarang Palembang merupakan kota tercepat dalam menyalurkan KTP ini." kata dia.
Kecamatan tercepat yang menyalurkan E-KTP ke warga dikelurahannya yakni kecamatan Ilir Timur II, dengan jumlah KTP yang diterima sebanyak 80.581 jiwa.
Sedangkan kecamatan terendah menyalurkan KTP itu adalah kecamatan Gandus, dengan penerima KTP 9.099 dari 34.715 data yang telah direkam dikecamatan tersebut. " Kecamatan terendah ini akan kita evaluasi, kenapa berjalan lambat." kata dia.
Sementara Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Palembang Abdullah Farhan mengakui, dari 16 kecamatan proses penyaluran KTP tercepat dikecamatan IT II. " Karena kecamatan tersebut jumlah wajib KTP sangat banyak, sehingga penyalurannya diprioritaskan, menggingat kecamatan itu paling banyak warga yang sudah rekam," kata dia.
Target yang di inginkan Walikota, Agar dibulan Agustus nanti pendistribusian KTP harus rampung. Pihaknya menyanggupi hal itu. Karena dengan melihat persentasi dari 915.417 jiwa warga kota Palembang yang telah merekam. Sebanyak 650.103 warga kota Palembang telah mendapatkan KTP tersebut, " sehingga sisanya sekitar 29 persen lagi, kami yakin bisa selesai sesuai kata pak wali." ujar dia.
Adapun kecamatan terendah jumlah wajib E-KTP adalah kecamatan Sematang Borang, dengan jumlah 20.492 wajib KTP, sedangkan warga yang telah menerima sejumlah 17.599.(win)
Hingga Juni ini pembagian Elektronik Kartu Tanda Penduduk (E-KTP) yang didistribusikan ke 16 Kecamatan di Kota Palembang, telah merampungkan sekitar 71,02 persen pendistribusiannya ke masyarakat. Sehingga sisanya sekitar 29 persen lagi diyakini dapat tuntas pada Agustus mendatang.
Demikian dikatakan Walikota Palembang Eddy Santana Putra, usai penyerahan simbolis E-KTP dikecamatan Seberang Ulu I Kertapati, kemarin.
Menurut dia, sebanyak 915.417 jiwa jumlah wajib KTP di kota Palembang, jika di distribusikan seperti ini terus, maka diyakininya dua bulan kedepan akan tuntas. " Saya yakin kalau penyalurannya seperti ini dan tidak ada hambatan, dua bulan lagi selesai. Apalagi sekarang Palembang merupakan kota tercepat dalam menyalurkan KTP ini." kata dia.
Kecamatan tercepat yang menyalurkan E-KTP ke warga dikelurahannya yakni kecamatan Ilir Timur II, dengan jumlah KTP yang diterima sebanyak 80.581 jiwa.
Sedangkan kecamatan terendah menyalurkan KTP itu adalah kecamatan Gandus, dengan penerima KTP 9.099 dari 34.715 data yang telah direkam dikecamatan tersebut. " Kecamatan terendah ini akan kita evaluasi, kenapa berjalan lambat." kata dia.
Sementara Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Palembang Abdullah Farhan mengakui, dari 16 kecamatan proses penyaluran KTP tercepat dikecamatan IT II. " Karena kecamatan tersebut jumlah wajib KTP sangat banyak, sehingga penyalurannya diprioritaskan, menggingat kecamatan itu paling banyak warga yang sudah rekam," kata dia.
Target yang di inginkan Walikota, Agar dibulan Agustus nanti pendistribusian KTP harus rampung. Pihaknya menyanggupi hal itu. Karena dengan melihat persentasi dari 915.417 jiwa warga kota Palembang yang telah merekam. Sebanyak 650.103 warga kota Palembang telah mendapatkan KTP tersebut, " sehingga sisanya sekitar 29 persen lagi, kami yakin bisa selesai sesuai kata pak wali." ujar dia.
Adapun kecamatan terendah jumlah wajib E-KTP adalah kecamatan Sematang Borang, dengan jumlah 20.492 wajib KTP, sedangkan warga yang telah menerima sejumlah 17.599.(win)
Cuaca Ekstrim Hingga Bulan September
Add caption |
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kenten Palembang mencatat, Sumsel saat ini telah masuk pada musim kemarau. Namun musim kemarau tersebut masih dalam tahapan pancaroba (Perubahan Cuaca), sehingga cuaca ekstrim atau tidak menentu pasti akan terjadi hingga September nanti.
Kepala BMKG Kenten Palembang M Irdam mengatakan, keadaan cuaca seperti terkadang panas lalu seketika bisa saja turun hujan. Musim kemarau di tahun ini telah masuk pada pertengahan Mei lalu. Akan tetapi berdasarkan hasil dari pantauan alat, kemarau sekarang tidak se-ekstrim di tahun sebelumnya. Dimana pada tahun lalu cuaca panas terjadi selama 4 bulan lamanya.
" Kalau musim kemarau sekarang dalam se-sekali masih tetap turun hujan, karena dilihat dari arah angin kemarau bertiup ke arah tenggara." katanya.
Bertiupnya arah angin ke tenggara itu dijelaskannya, adalah tanda kalau musim kemarau sudah masuk. Tetapi angin dari arah barat laut juga se-sekali bertiup ke arah laut, sehingga potensi hujan dimusim kemarau ini masih terjadi. " Tapi tidak akan terjadi hujan dengan intensitas waktu yang lama, paling hanya beberapa menit." jelasnya.
Memasuki musim kemarau ini, dikatakannya suhu udara berkisar 34 derajat celcius. Sebab normalnya suhu udara ini dikisaran 32 derajat celcius. " Jadi kalau cuaca panas, maka hangatnya bukan main. Lain pula kalau malam hari cuaca panas yang terjadi disiang hari maka akan berbalik drastis jelang dini hari. Dimana cuaca lebih dingin." kata dia.
Hal ini terjadi lantaran, saat dini hari tersebut antara pukul 04.00 WIB-08.00 WIB terjadi kabut, namun bukan kabut asap melainkan kabut radiasi. "Kabut ini namanya kabut radiasi yang menimbulkan cuaca lebih dingin, tapi kabut radiasi tidak mengganggu jarak pandang, hanya saja suhu dingin yang ditimbulkannya lebih dingin dari pada biasanya." ujarnya.
Terkait dengan keadaan pancaroba ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang Gema Asiani mengatakan, perubahan cuaca yang terjadi saat ini tentunya menimbulkan penyakit-penyakit kambuhan biasa seperti demam, pilek dan sakit kerongkongan. " Tapi penyakit-penyakit ini bisa ditanggulangi asalkan kita menjaga pola makan dan tidur yang baik." katanya.
Sejauh ini dia menilai, musim kemarau ini pihaknya belum mendeteksi adanya penyakit lain berdasarkan hasil dari puskesmas ataupun rumah sakit. " Kalau sekarang kami belum mendapat laporan adanya penyakit lain, kecuali penyakit kambuhan saat pancaroba datang." ujar Gema.
Diakuinya, musim kemarau ini paling-paling yang terjadi jika tidak menjaga kesehatan dengan baik akan terkena penyakit Ispa (Inveksi saluran pernapasan). Karena Ispa ini sangat terkait dengan keadaan pancaroba.(win)
Prabumulih Masuk 100 Besar Kota Terbersih Indonesia
Prabumulih, SN
Kepala Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kota Prabumulih, Mansyur menerangkan, perolehan Piala Adipura dari Kementrian Lingkungan Hidup RI tidak melalui proses mudah dan singkat. Ada beberapa tahap penilaian dan proses yang ketat sesuai prosedur dilalui Pemkot Prabumulih.
Dikatakannya, ada beberapa penilaian dilakukan yakni secara fisik dan non fisik dengan standar nilai nasional dan dilakukan pihak–pihak yang berkompeten serta independen.
“Proses penilaiannya sangat ketat dan dilakukan dalam beberapa tahapan seperti tahap pertama yakni pantau I (P1) yang melibatkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumsel, LSM dan badan regional lintas waktu. Jadi tidak sembarangan, profesional dan independen,” kata Mansyur, Senin (18/6).
Proses penilaian pada tahap P1 ini, tidak bisa direkayasa dan memang berdasarkan hasil pantauan dari tim penilai tersebut. Karena salah satu penilainya berasal dari badan regional lintas waktu provinsi dari daerah lain atau penilaiannya system silang. “Kemarin untuk tim penilai di daerah kita itu berasal dari Pemprov Sulawesi dan Kalimantan, jadi memang sangat ketat pelaksanaan penilainnya,” tambah Mansyur.
Pada penilaian tahap P1 itu, Mansyur bersyukur Pemkot mendapatkan nilai 73 lebih atau diatas 72 dari nilai standar nasional untuk di verifikasi dari tim Kementrian Lingkungan Hidup. Sementara hasil penilaian pada tahap Pantau 2 (P2), mengalami peningkatan menjadi 74,14 atau naik sedikit dari nilai standar nasional yakni 74,00.
“Nilai itu sebenarnya masih minis di bawah 1 namun surplus 0,14 dari nilai standar nasional 74,00. Tapi Alhamdulillah kita masih masuk kategori 100 besar kota/kabupaten terbersih dari 400 – an lebih kota peserta,” sebut Mansyur lagi.
Dari nilai 74,14 yang berhasil diperoleh itu, menjadikan Kota Prabumulih berada pada urutan 64 dari 77 kota/kabupaten se – Indonesia. Perolehan nilai itu juga, disebutkan Mansyur setelah melalui penilaian tahap akhir yakni tahap verifikasi dari tim Kementrian Lingkungan Hidup yang dilakukan secara diam–diam dan menyeluruh atas perolehan nilai sebelumnya.
“Jadi tahap verifikasi ini dilakukan Tim Kementrian Lingkungan Hidup terhadap wilayah/daerah yang meragukan hasil penilainnya dan dilakukan secara diam–diam serta menyeluruh. Setelah beberapa bulan dari verifikasi, baru hasil final diumumkan. Kita juga bangga, tahun ini Provinsi Sumsel memperoleh 8 piala adipura untuk 8 kota/kabupaten,” pungkasnya.
Ditambahkan Mansyur, terkait penataan dan pengelolaan fasilitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di Sungai Medang, Cambai, yang memeroleh nilai terkecil dalam penilaian adipura tersebut diharapkan mendapat peningkatan cukup signifikan pada tahun depan. Apalagi dengan adanya suntikan dana bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi sebesar Rp 3,9 miliar melalui Kementrian PU dan Provinsi Sumsel serta Rp 600 juta dari APBD pihaknya optimis target itu bisa direalisasikan.
(and)
Kepala Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kota Prabumulih, Mansyur menerangkan, perolehan Piala Adipura dari Kementrian Lingkungan Hidup RI tidak melalui proses mudah dan singkat. Ada beberapa tahap penilaian dan proses yang ketat sesuai prosedur dilalui Pemkot Prabumulih.
Dikatakannya, ada beberapa penilaian dilakukan yakni secara fisik dan non fisik dengan standar nilai nasional dan dilakukan pihak–pihak yang berkompeten serta independen.
“Proses penilaiannya sangat ketat dan dilakukan dalam beberapa tahapan seperti tahap pertama yakni pantau I (P1) yang melibatkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumsel, LSM dan badan regional lintas waktu. Jadi tidak sembarangan, profesional dan independen,” kata Mansyur, Senin (18/6).
Proses penilaian pada tahap P1 ini, tidak bisa direkayasa dan memang berdasarkan hasil pantauan dari tim penilai tersebut. Karena salah satu penilainya berasal dari badan regional lintas waktu provinsi dari daerah lain atau penilaiannya system silang. “Kemarin untuk tim penilai di daerah kita itu berasal dari Pemprov Sulawesi dan Kalimantan, jadi memang sangat ketat pelaksanaan penilainnya,” tambah Mansyur.
Pada penilaian tahap P1 itu, Mansyur bersyukur Pemkot mendapatkan nilai 73 lebih atau diatas 72 dari nilai standar nasional untuk di verifikasi dari tim Kementrian Lingkungan Hidup. Sementara hasil penilaian pada tahap Pantau 2 (P2), mengalami peningkatan menjadi 74,14 atau naik sedikit dari nilai standar nasional yakni 74,00.
“Nilai itu sebenarnya masih minis di bawah 1 namun surplus 0,14 dari nilai standar nasional 74,00. Tapi Alhamdulillah kita masih masuk kategori 100 besar kota/kabupaten terbersih dari 400 – an lebih kota peserta,” sebut Mansyur lagi.
Dari nilai 74,14 yang berhasil diperoleh itu, menjadikan Kota Prabumulih berada pada urutan 64 dari 77 kota/kabupaten se – Indonesia. Perolehan nilai itu juga, disebutkan Mansyur setelah melalui penilaian tahap akhir yakni tahap verifikasi dari tim Kementrian Lingkungan Hidup yang dilakukan secara diam–diam dan menyeluruh atas perolehan nilai sebelumnya.
“Jadi tahap verifikasi ini dilakukan Tim Kementrian Lingkungan Hidup terhadap wilayah/daerah yang meragukan hasil penilainnya dan dilakukan secara diam–diam serta menyeluruh. Setelah beberapa bulan dari verifikasi, baru hasil final diumumkan. Kita juga bangga, tahun ini Provinsi Sumsel memperoleh 8 piala adipura untuk 8 kota/kabupaten,” pungkasnya.
Ditambahkan Mansyur, terkait penataan dan pengelolaan fasilitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di Sungai Medang, Cambai, yang memeroleh nilai terkecil dalam penilaian adipura tersebut diharapkan mendapat peningkatan cukup signifikan pada tahun depan. Apalagi dengan adanya suntikan dana bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi sebesar Rp 3,9 miliar melalui Kementrian PU dan Provinsi Sumsel serta Rp 600 juta dari APBD pihaknya optimis target itu bisa direalisasikan.
(and)
Langganan:
Postingan (Atom)
Press
My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.