Jumat, 20 Januari 2012
Memasuki Musim Panen, Pedagang Terpal Laku Keras
Banyuasin, SN
Memasuki musim panen padi akhir Februari 2012 mendatang para pedagang terpal di beberapa pasar kalangan di perairan dibanjiri pemesan, pedagang terpal juga mulai meraup keuntungan ketiban berkah saat musim panen padi tiba.
Petani Muara Padang Desa Daya Utama Jalur 18 Bejo misalnya, sudah mempersiapkan puluhan lembar terpal berukuran 4x3 M dengan harga Rp 100 ribu-Rp 150 ribu per lembarnya.
Sudah menjadi tradisi mas setiap musim panen biasanya kebutuhan terpal disini meningkat, kalau harga terpal menjelang panen juga naik akibat pemesan juga meningkat diluar musim biasanya hanya Rp 80 ribu/ unitnya namun menjelang panen sedikit naik harganya.
Senada dikatakan oleh Yanto, terpal menjadi idola warga saat musim panen tiba pasalnya warga di perairan khusunya belum banyak yang memiliki alat pengering padi (Oven). “Kalau dibilang satu desa mungkin ada satu orang yang punya oven sedangkan yang lainnya menggunakan terpal untuk menjemur padi.
Masyarakat berharap pemerintah memperhatikan kondisi petani yang hendak memasuki panen raya tahun ini mungkin dengan memberi bantuan alat oven ke petani. “Hal ini kita perlukan mendesak sebab setiap musim panen pas musim hujan, petani kejar-kejaran dengan hujan saat panen,” katanya.
Kebutuhan oven gabah, mutlak dibutuhkan petani saat musim panen karena kalau ada oven yang memadai, petani tidak lagi kejar-kejaran dengan hujan. “Kalau ada oven petani tidak takut dihantui oleh beras ‘batik’ akibat saat panen gabah yang baru dipetik kehujanan,” kata Yanto. (sir)
Memasuki musim panen padi akhir Februari 2012 mendatang para pedagang terpal di beberapa pasar kalangan di perairan dibanjiri pemesan, pedagang terpal juga mulai meraup keuntungan ketiban berkah saat musim panen padi tiba.
Petani Muara Padang Desa Daya Utama Jalur 18 Bejo misalnya, sudah mempersiapkan puluhan lembar terpal berukuran 4x3 M dengan harga Rp 100 ribu-Rp 150 ribu per lembarnya.
Sudah menjadi tradisi mas setiap musim panen biasanya kebutuhan terpal disini meningkat, kalau harga terpal menjelang panen juga naik akibat pemesan juga meningkat diluar musim biasanya hanya Rp 80 ribu/ unitnya namun menjelang panen sedikit naik harganya.
Senada dikatakan oleh Yanto, terpal menjadi idola warga saat musim panen tiba pasalnya warga di perairan khusunya belum banyak yang memiliki alat pengering padi (Oven). “Kalau dibilang satu desa mungkin ada satu orang yang punya oven sedangkan yang lainnya menggunakan terpal untuk menjemur padi.
Masyarakat berharap pemerintah memperhatikan kondisi petani yang hendak memasuki panen raya tahun ini mungkin dengan memberi bantuan alat oven ke petani. “Hal ini kita perlukan mendesak sebab setiap musim panen pas musim hujan, petani kejar-kejaran dengan hujan saat panen,” katanya.
Kebutuhan oven gabah, mutlak dibutuhkan petani saat musim panen karena kalau ada oven yang memadai, petani tidak lagi kejar-kejaran dengan hujan. “Kalau ada oven petani tidak takut dihantui oleh beras ‘batik’ akibat saat panen gabah yang baru dipetik kehujanan,” kata Yanto. (sir)
Al-Quran Raksasa Bakal Diresmikan
* Anggaran PUIC 10 M
Palembang, SN
Konferensi Parlemen 51 Negara-negara Islam Dunia (PUIC) ke-7 yang akan digelar tanggal 24 Januari hingga 31 Januari mendatang, salah satu kegiatannya dijadwalkan akan mengunjungi Pondok Pesantren IGM Al Ikhsaniah Palembang. Dan Alquran raksasa yang merupakan Alquran terbesar di dunia akan diresmikan tanggal 28 Januari mendatang.
Para delegasi konferensi ini akan melihat mushaf Alquran raksasa yang diukir dari kayu. "Untuk pengaturan delegasi yang akan melihat Alquran raksasa akan dijadwalkan," kata Asisten Kesra, dr H Aidit Aziz saat memimpin rapat terakhir persiapan pelaksanaan konferensi, Kamis (19/1) di ruang rapat Bina Praja Pemprov Sumsel.
Dituturkannya, konferensi yang berlangsung di Palembang akan dibuka oleh Presiden SBY dan berlangsung hingga 30 Januari 2012.
Menurut Aidit, panitia pelaksana sepenuhnya dilakukan Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI. Sedangkan Provinsi Sumsel hanya sebagai supporting dan akomondasi selama konferensi.
Sementara itu, Deputi Persidangan dan Kerja Sama Antar Parlemen DPR, Achmad Djuned mengatakan, sampai saat ini peserta PUIC yang sudah menkonfirmasi 36 negara.
"Ini prestasi yang baik sudah mencapai 36 negara, dilihat dari PUIC sebelumnya. Jarang mencapai kehadiran 36 negara. Konfirmasi belum ditutup, kemungkinan peserta akan bertambah lagi," ujarnya.
Saat ditanyai mengenai anggaran PUIC, Achmad mengungkapkan, anggaran untuk kegiatan PUIC dari APBN sebesar 10 miliar.
"Sedangkan untuk LO untuk kegiatan ini ada 3 LO yakni, Bahasa Inggris, Arab dan Perancis. Untuk LO bahasa Inggris dari panitia pusat dan panitia daerah. LO Arab Saudi dari IAIN Raden Fatah, dan untuk LO Perancis dari Universitas Indonesia," tambahnya. (pit)
Palembang, SN
Konferensi Parlemen 51 Negara-negara Islam Dunia (PUIC) ke-7 yang akan digelar tanggal 24 Januari hingga 31 Januari mendatang, salah satu kegiatannya dijadwalkan akan mengunjungi Pondok Pesantren IGM Al Ikhsaniah Palembang. Dan Alquran raksasa yang merupakan Alquran terbesar di dunia akan diresmikan tanggal 28 Januari mendatang.
Para delegasi konferensi ini akan melihat mushaf Alquran raksasa yang diukir dari kayu. "Untuk pengaturan delegasi yang akan melihat Alquran raksasa akan dijadwalkan," kata Asisten Kesra, dr H Aidit Aziz saat memimpin rapat terakhir persiapan pelaksanaan konferensi, Kamis (19/1) di ruang rapat Bina Praja Pemprov Sumsel.
Dituturkannya, konferensi yang berlangsung di Palembang akan dibuka oleh Presiden SBY dan berlangsung hingga 30 Januari 2012.
Menurut Aidit, panitia pelaksana sepenuhnya dilakukan Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI. Sedangkan Provinsi Sumsel hanya sebagai supporting dan akomondasi selama konferensi.
Sementara itu, Deputi Persidangan dan Kerja Sama Antar Parlemen DPR, Achmad Djuned mengatakan, sampai saat ini peserta PUIC yang sudah menkonfirmasi 36 negara.
"Ini prestasi yang baik sudah mencapai 36 negara, dilihat dari PUIC sebelumnya. Jarang mencapai kehadiran 36 negara. Konfirmasi belum ditutup, kemungkinan peserta akan bertambah lagi," ujarnya.
Saat ditanyai mengenai anggaran PUIC, Achmad mengungkapkan, anggaran untuk kegiatan PUIC dari APBN sebesar 10 miliar.
"Sedangkan untuk LO untuk kegiatan ini ada 3 LO yakni, Bahasa Inggris, Arab dan Perancis. Untuk LO bahasa Inggris dari panitia pusat dan panitia daerah. LO Arab Saudi dari IAIN Raden Fatah, dan untuk LO Perancis dari Universitas Indonesia," tambahnya. (pit)
Musim Hujan, Harga Karet Anjlok 100%
Kayuagung, SN
Musim hujan yang terjadi sejak 4 bulan lalu ternyata berimbas buruk bagi seluruh petani karet di sejumlah daerah termasuk di Kabupaten OKI. Betapa tidak, saat ini harga getah karet di pasaran anjlok dratis hingga 100 persen.
Perbandingannya, saat masih musim kemarau tahun lalu harga getah karet bertahan di angka Rp 16-20 ribu/kg. Namun memasuki musim kemarau sejak Oktober lalu hingga saat ini harganya terus menurun beberapa kali.
Tahapan turunnya harga karet dari Rp 20 ribu/kg menjadi Rp 18 ribu/kg, lalu turun lagi ke harga Rp 16 ribu dan harga terkini Rp 10 ribu/kg bahkan ada yang hanya Rp 8 ribu/kg. Kondisi ini sangat dikeluhkan petani sehingga harapan pemerintah untuk menstabilkan harga di pasaran sangat dibutuhkan.
Hasan (45) penyadap karet di perkebunan di Kecamatan Pedamaran Timur mengatakan, saat ini mayoritas petani karet stop menyadap karet karena curah hujan yang tinggi. Alasannya, bila dipaksakan untuk menyadap karet, hasilnya sia-sia karena getah hasil sadapan di dalam mangkok akan bercampur air hujan.
Biasanya saat harga karet masih stabil, dalam seminggu mereka bisa melakukan penyadapan karet setiap hari. Namun kini maksimal hanya 2-3 kali seminggu bahkan ada petani yang enggan menyadap karet mereka. Bagi petani, musim penghujan merupakan masa paceklik petani karet.
Sama diungkapkan Hadi (33) petani karet di Desa Rambai Kecamatan Pangkalan Lampam, anjloknya harga karet berdampak pada perekonomian mereka. Contohnya, petani karet terancam akan mengembalikan semua barang barang rumah tangga yang sudah dibeli kredit karena tidak mampu membayar akibat rendahnya harga karet.
Namun para petani tidak mengetahui secara pasti penyebab anjloknya harga karet di pasaran. Informasi yang mereka terima dari sejumlah pengumpul karet yang biasanya menampung karet dari petani, harga karet sudah turun dari pabriknya.
Menanggapi hal ini, M Teguh yang menjabat Kasi Pedagangan pada Disperindag OKI dikonfirmasi kemarin mengatakan, anjloknya harga karet terjadi di seluruh daerah bukan hanya di OKI saja. Namun petani harus bersabar hingga beberapa bulan ke depan menunggu musim kemarau karena harga karet akan kembali staabil. (iso)
Musim hujan yang terjadi sejak 4 bulan lalu ternyata berimbas buruk bagi seluruh petani karet di sejumlah daerah termasuk di Kabupaten OKI. Betapa tidak, saat ini harga getah karet di pasaran anjlok dratis hingga 100 persen.
Perbandingannya, saat masih musim kemarau tahun lalu harga getah karet bertahan di angka Rp 16-20 ribu/kg. Namun memasuki musim kemarau sejak Oktober lalu hingga saat ini harganya terus menurun beberapa kali.
Tahapan turunnya harga karet dari Rp 20 ribu/kg menjadi Rp 18 ribu/kg, lalu turun lagi ke harga Rp 16 ribu dan harga terkini Rp 10 ribu/kg bahkan ada yang hanya Rp 8 ribu/kg. Kondisi ini sangat dikeluhkan petani sehingga harapan pemerintah untuk menstabilkan harga di pasaran sangat dibutuhkan.
Hasan (45) penyadap karet di perkebunan di Kecamatan Pedamaran Timur mengatakan, saat ini mayoritas petani karet stop menyadap karet karena curah hujan yang tinggi. Alasannya, bila dipaksakan untuk menyadap karet, hasilnya sia-sia karena getah hasil sadapan di dalam mangkok akan bercampur air hujan.
Biasanya saat harga karet masih stabil, dalam seminggu mereka bisa melakukan penyadapan karet setiap hari. Namun kini maksimal hanya 2-3 kali seminggu bahkan ada petani yang enggan menyadap karet mereka. Bagi petani, musim penghujan merupakan masa paceklik petani karet.
Sama diungkapkan Hadi (33) petani karet di Desa Rambai Kecamatan Pangkalan Lampam, anjloknya harga karet berdampak pada perekonomian mereka. Contohnya, petani karet terancam akan mengembalikan semua barang barang rumah tangga yang sudah dibeli kredit karena tidak mampu membayar akibat rendahnya harga karet.
Namun para petani tidak mengetahui secara pasti penyebab anjloknya harga karet di pasaran. Informasi yang mereka terima dari sejumlah pengumpul karet yang biasanya menampung karet dari petani, harga karet sudah turun dari pabriknya.
Menanggapi hal ini, M Teguh yang menjabat Kasi Pedagangan pada Disperindag OKI dikonfirmasi kemarin mengatakan, anjloknya harga karet terjadi di seluruh daerah bukan hanya di OKI saja. Namun petani harus bersabar hingga beberapa bulan ke depan menunggu musim kemarau karena harga karet akan kembali staabil. (iso)
Kabupaten OKI Marak Rampok, Polisi Bentuk Timsus
Kayuagung, SN
Beberapa tahun silam aksi perampokan di Kabupaten OKI khususnya di Kecamatan Lempuing dan Mesuji memang marak, namun sempat mereda hingga akhir tahun lalu. Namun kini komplotan pelaku yang semuanya membawa Senpi dan Sajam mulai beraksi lagi.
Dalam beberapa hari terakhir, sudah ada 4 rumah menjadi korban perampokan yang pelakunya juga menggunakan topeng dan helm. 3 rumah diantaranya dilakukan 1 komplotan di waktu yang sama, sedangkan 1 rumah lagi dilakukan di hari yang berbeda namun tetap di malam hari.
Memang ada komplotan yang sejumlah pelaku perampokannya berhasil diringkus polisi, namun komplotan ini bukan merampok rumah melainkan merampok korban saat melintas di jalan desa di dalam perkebunan yang sepi warga. Untuk kasus perampokan rumah masih menjadi ”PR” polisi.
Menanggapi mulai maraknya aksi perampokan di wilayah hukum OKI akhir-akhir ini, Kapolres OKI AKBP Agus F SIK saat ditemui sejumlah wartawan di ruang kerja, Kamis (18/1) siang membenarkan kejadian tersebut dan kini pihaknya sedang bekerja keras.
Dijelaskan Kapolres OKI, untuk menjalankan program Gakkum (penegakan hukum) di wilayahnya sedang dibentuk tim khusus (Timsus) gabungan Polres OKI dan seluruh Polsek dan Polsubsek. Diakuinya, aksi perampokan di OKI lebih marak dibandingkan di daerah lain khususnya di Sumsel.
”Kasus Curas dan Curat meningkat di sana (Lempuing dan Mesuji,” kata Agus sembari mengatakan mulai bulan ini akan disiapkan 1 personil polisi di setiap desa. Fungsinya untuk meningkatkan daya tangkal dalam menjalankan Kamtibnas.
”Selama ini Simkamling di setiap berjalan namun belum optimal karena sering kebobolan,” ujarnya sembari mengatakan bila ada Siskamling maka informasi kejahatan akan cepat diterima karena melibatkan masyarakat dan ini sangat penting.
”Anggota Timsus ini dari Polres OKI yang membackup setiap Polsek. Tidak perlu tambahan personil dari Polda karena anggota kita sudah mencukupi, Timsus ini kita fokuskan dulu di Lempuing, Lempuing Induk, Mesuji, Mesuji Raya dan Mesuji Makmur. Lalu menyusul di kecamatan lain,” ungkap Kapolres OKI.
Mengenai kepemilikan Senpi ilegal yang dimiliki komplotan perampok, Agus mengatakan pihaknya terus melakukan razia selektif pada waktu dan tempat tertentu. ”Semua ini sudah kebijakan dari atas (Polda dan Mabes) tapi kita kuatkan lagi,” cetusnya. (iso)
Beberapa tahun silam aksi perampokan di Kabupaten OKI khususnya di Kecamatan Lempuing dan Mesuji memang marak, namun sempat mereda hingga akhir tahun lalu. Namun kini komplotan pelaku yang semuanya membawa Senpi dan Sajam mulai beraksi lagi.
Dalam beberapa hari terakhir, sudah ada 4 rumah menjadi korban perampokan yang pelakunya juga menggunakan topeng dan helm. 3 rumah diantaranya dilakukan 1 komplotan di waktu yang sama, sedangkan 1 rumah lagi dilakukan di hari yang berbeda namun tetap di malam hari.
Memang ada komplotan yang sejumlah pelaku perampokannya berhasil diringkus polisi, namun komplotan ini bukan merampok rumah melainkan merampok korban saat melintas di jalan desa di dalam perkebunan yang sepi warga. Untuk kasus perampokan rumah masih menjadi ”PR” polisi.
Menanggapi mulai maraknya aksi perampokan di wilayah hukum OKI akhir-akhir ini, Kapolres OKI AKBP Agus F SIK saat ditemui sejumlah wartawan di ruang kerja, Kamis (18/1) siang membenarkan kejadian tersebut dan kini pihaknya sedang bekerja keras.
Dijelaskan Kapolres OKI, untuk menjalankan program Gakkum (penegakan hukum) di wilayahnya sedang dibentuk tim khusus (Timsus) gabungan Polres OKI dan seluruh Polsek dan Polsubsek. Diakuinya, aksi perampokan di OKI lebih marak dibandingkan di daerah lain khususnya di Sumsel.
”Kasus Curas dan Curat meningkat di sana (Lempuing dan Mesuji,” kata Agus sembari mengatakan mulai bulan ini akan disiapkan 1 personil polisi di setiap desa. Fungsinya untuk meningkatkan daya tangkal dalam menjalankan Kamtibnas.
”Selama ini Simkamling di setiap berjalan namun belum optimal karena sering kebobolan,” ujarnya sembari mengatakan bila ada Siskamling maka informasi kejahatan akan cepat diterima karena melibatkan masyarakat dan ini sangat penting.
”Anggota Timsus ini dari Polres OKI yang membackup setiap Polsek. Tidak perlu tambahan personil dari Polda karena anggota kita sudah mencukupi, Timsus ini kita fokuskan dulu di Lempuing, Lempuing Induk, Mesuji, Mesuji Raya dan Mesuji Makmur. Lalu menyusul di kecamatan lain,” ungkap Kapolres OKI.
Mengenai kepemilikan Senpi ilegal yang dimiliki komplotan perampok, Agus mengatakan pihaknya terus melakukan razia selektif pada waktu dan tempat tertentu. ”Semua ini sudah kebijakan dari atas (Polda dan Mabes) tapi kita kuatkan lagi,” cetusnya. (iso)
Kasus Penusukan di LP Tanjung Raja, Terkesan Ditutupi
Indralaya, SN
Rahman (62) yang merupakan ayah kandung dari Joni Rahman alias Dahlan Rahman (30) yang menjadi korban penusukan di Lembaga Permasyakatan (LP) Tanjung Raja pada 31 Desember 2011 yang lalu kini ditempatkan di LP Pakjo Palembang.
Rahman yang merupakan warga Desa Tanjung Serian Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir (OI), menginginkan agar anaknya segera dikembalikan ke LP Tanjung Raja Kabupaten OI.
"Kami tidak mendapat informasi dari petugas LP tentang penusukan anak kami, tapi malah dari kawan anak aku yang satu sel," ujar Rahman didampingi istrinya Siti Fatimah.
Dikatakan Rahman, mendengar kabar tersebut pihak keluarga langsung menuju LP Tanjung Raja. Saat itu pihak keluarga bermaksud ingin menemui anaknya yang baru keluar dari Puskesmas Tanjung Raja tetapi tidak diperbolehkan petugas LP Tanjung Raja. Setelah seminggu dari kejadian penusukan tersebut pihak keluarga mendapat kabar bahwa anaknya dipindahkan ke LP Merah Mata Palembang namun setelah di cek pihak keluarga bukan dipindahkan ke LP Merah Mata namun di LP Pakjo Palembang.
"Saat mau dipindahkan kami juga tidak diberitahu, kami minta agar petugas mengembalikan anak kami ke LP Tanjung Raja biar dekat dengan kami dan kami bisa dengan muda untuk menemuinya," harap Fatimah
Disamping itu pihak keluarga sangat menyayangkan adanya sajam yang bebas dipegang para narapidana dan sepertinya pihak LP menutupi kejadian ini.
Diketahui, korban Joni Dahlan yang menjadi korban penusukan menderita luka tusukan lima liang di tulang rusuk kiri dan hal ini dirahasiakan dari publik, bahkan dari pihak keluarga. (man)
Rahman (62) yang merupakan ayah kandung dari Joni Rahman alias Dahlan Rahman (30) yang menjadi korban penusukan di Lembaga Permasyakatan (LP) Tanjung Raja pada 31 Desember 2011 yang lalu kini ditempatkan di LP Pakjo Palembang.
Rahman yang merupakan warga Desa Tanjung Serian Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir (OI), menginginkan agar anaknya segera dikembalikan ke LP Tanjung Raja Kabupaten OI.
"Kami tidak mendapat informasi dari petugas LP tentang penusukan anak kami, tapi malah dari kawan anak aku yang satu sel," ujar Rahman didampingi istrinya Siti Fatimah.
Dikatakan Rahman, mendengar kabar tersebut pihak keluarga langsung menuju LP Tanjung Raja. Saat itu pihak keluarga bermaksud ingin menemui anaknya yang baru keluar dari Puskesmas Tanjung Raja tetapi tidak diperbolehkan petugas LP Tanjung Raja. Setelah seminggu dari kejadian penusukan tersebut pihak keluarga mendapat kabar bahwa anaknya dipindahkan ke LP Merah Mata Palembang namun setelah di cek pihak keluarga bukan dipindahkan ke LP Merah Mata namun di LP Pakjo Palembang.
"Saat mau dipindahkan kami juga tidak diberitahu, kami minta agar petugas mengembalikan anak kami ke LP Tanjung Raja biar dekat dengan kami dan kami bisa dengan muda untuk menemuinya," harap Fatimah
Disamping itu pihak keluarga sangat menyayangkan adanya sajam yang bebas dipegang para narapidana dan sepertinya pihak LP menutupi kejadian ini.
Diketahui, korban Joni Dahlan yang menjadi korban penusukan menderita luka tusukan lima liang di tulang rusuk kiri dan hal ini dirahasiakan dari publik, bahkan dari pihak keluarga. (man)
15,29% Cadangan Batubara Sumatera Terdapat di Muba
Sekayu, SN
Kabupaten Musi Banyuasin menyimpan potensi batubara sebesar 3,4 Milyar ton. Potensi cadangan batubara tersebut merupakan 15,29 persen dari keseluruhan potensi cadangan batubara di Sumatera.
Hal ini terungkap pada Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Sumsel Tahun Anggaran 2013 untuk wilayah Muba. Rapat tersebut dipimpin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel, diikuti seluruh SKPD Musi Banyuasin, Kamis (19/1), di Ruang Rapat Pemkab Muba.
Provinsi Sumatera Selatan secara keseluruhan menyimpan 82,37 persen Pulau Sumatera potensi cadangan batubara, atau 39,30 persen potensi cadangan batubara nasional. Potensi cadangan batubara terbesar di Sumsel terdapat di Muara Enim yaitu sebesar 13,64 Milyar ton, atau 61,33 persen dari keseluruhan potensi cadangan batubara Sumatera.
Musi Banyuasin juga memiliki potensi 38,68 persen (272.502,6 MSTB) kandungan minyak bumi Sumsel. Memiliki 39,07 persen (9.383,63 BSCF) gas bumi Sumsel dan 2 Trilyun kaki kubik gas metan.
“Potensi ini merupakan peluang investasi bagi Musi Banyuasin, yang dapat mendorong pembangunan daerah secara lebih baik,” ujar Yohanes Torwan, kepala Bappeda Sumsel.
Dia mengatakan, tujuan Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan dengan Pemkab Muba tersebut, untuk memastikan dan menegaskan serta mengkonfirmasi pelaksanaan RPKAD. Selain itu untuk menyerap kondisi tiap daerah, dalam upaya menyusun RAPBD 2013.
Pada rapat tersebut terungkap, APBD Muba terus mengalami peningkatan. Tahun 2010 mengalami peningkatan 0,23 persen, tahun 2011 meningkat 0,21 persen, dan meningkat 0,23 persen di tahun 2012.
Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Musi Banyuasin, pada 2010 sebesar 5,99 persen. Jumlah tersebut lebih kecil dari tingkat pengangguran terbuka rata-rata Sumsel yaitu 6,65 dan Nasional sebesar 7,14 persen.
Mewakili Bupati Muba, Staf Ahli Bidang Pembangunan Sudirman SH MHum, mengatakan, 2012 merupakan periode terakhir pembangunan jangka menengah dengan visi Muba Smart. Dirinya berharap, paparan yang disampaikan Bappeda Sumsel dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan Muba yang lebih baik. (her)
Kabupaten Musi Banyuasin menyimpan potensi batubara sebesar 3,4 Milyar ton. Potensi cadangan batubara tersebut merupakan 15,29 persen dari keseluruhan potensi cadangan batubara di Sumatera.
Hal ini terungkap pada Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Sumsel Tahun Anggaran 2013 untuk wilayah Muba. Rapat tersebut dipimpin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel, diikuti seluruh SKPD Musi Banyuasin, Kamis (19/1), di Ruang Rapat Pemkab Muba.
Provinsi Sumatera Selatan secara keseluruhan menyimpan 82,37 persen Pulau Sumatera potensi cadangan batubara, atau 39,30 persen potensi cadangan batubara nasional. Potensi cadangan batubara terbesar di Sumsel terdapat di Muara Enim yaitu sebesar 13,64 Milyar ton, atau 61,33 persen dari keseluruhan potensi cadangan batubara Sumatera.
Musi Banyuasin juga memiliki potensi 38,68 persen (272.502,6 MSTB) kandungan minyak bumi Sumsel. Memiliki 39,07 persen (9.383,63 BSCF) gas bumi Sumsel dan 2 Trilyun kaki kubik gas metan.
“Potensi ini merupakan peluang investasi bagi Musi Banyuasin, yang dapat mendorong pembangunan daerah secara lebih baik,” ujar Yohanes Torwan, kepala Bappeda Sumsel.
Dia mengatakan, tujuan Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan dengan Pemkab Muba tersebut, untuk memastikan dan menegaskan serta mengkonfirmasi pelaksanaan RPKAD. Selain itu untuk menyerap kondisi tiap daerah, dalam upaya menyusun RAPBD 2013.
Pada rapat tersebut terungkap, APBD Muba terus mengalami peningkatan. Tahun 2010 mengalami peningkatan 0,23 persen, tahun 2011 meningkat 0,21 persen, dan meningkat 0,23 persen di tahun 2012.
Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Musi Banyuasin, pada 2010 sebesar 5,99 persen. Jumlah tersebut lebih kecil dari tingkat pengangguran terbuka rata-rata Sumsel yaitu 6,65 dan Nasional sebesar 7,14 persen.
Mewakili Bupati Muba, Staf Ahli Bidang Pembangunan Sudirman SH MHum, mengatakan, 2012 merupakan periode terakhir pembangunan jangka menengah dengan visi Muba Smart. Dirinya berharap, paparan yang disampaikan Bappeda Sumsel dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan Muba yang lebih baik. (her)
Rusak Parah, Jembatan Epil di Jalinteng Belum Juga Diperbaiki
Lais, SN
Lebih dari satu tahun terakhir besi pengaman jembatan besi di desa Epil Kecamatan Lais, Muba Tak heran jika sangat membahayakan penguna jalan Lintas Tengah (Jalinteng) Sekayu-Banyuasin.
Seperti yang terjadi Kamis (19/1) kemarin pengendara mobil Avanza, Firman (35) warga Ngulak Kecamatan Sangga Desa, Muba nyaris terjungkal dilokasi jembatan karena tidak memiliki besi pengaman.
Tak ayal kondisi itu membuat Firman syok. Saat itu, ia meluncur dari arah Sekayu menuju arah Palembang, dan persis di atas jembatan, ada truk ari arah depan. Karena jalan sempit, Firman terpaksa berjalan sedikit ke kiri agar bisa sama-sama lewat. Namun, saat hendak membelokkan stir, tanpa sengaja mobil yang dikemudikannya terlalu ke pinggir hingga nyaris tergelincir dan jatuh ke bawah jembatan.
“Untung saya, langsung banting setir ke kanan. Kalau tidak, mungkin saya sudah nyemplung ke bawah. Jembatan ini juga sudah tidak ada lagi pagarnya. Ini bahaya, dan harus menjadi perhatian pemerintah,” ujar Firman yang saat itu langsung memarkir mobilnya tidak jauh dari jembatan sebelum melanjutkan perjalanan.
Karena melihat ada mobil yang hampir tergelincir, warga di sekitar yang sedang duduk-duduk santai terkejut dan langsung berdiri. Beberapa diantaranya, menghampiri Firman dan menanyakan apa yang terjadi. Komentar warga pun nampak terdengar bersahutan mengenai kondisi jalan yang sempit, khususnya pagar jembatan yang sudah lama rusak.
Hendra(40), warga dusun I desa epil menuturkan, kejadian seperti ini bukan pertama kali yang ia lihat. Beberapa bulan sebelumnya, juga pernah ada mobil dan motor hampir jatuh karena padatnya kendaraan yang melintas di atas jembatan kecil ini. Namun memang, sejauh ini belum ada yang benar-benar jatuh.
“Ini sudah sering Pak. Ini kan jalan lintas Propinsi, banyak kendaraan besar yang lewat sini. Sementara jalan ini sempit, apalagi pas di jembatan. Sementara lihat sendiri pagar jembatan sudah rusak. Padahal para pejabat kita bukan tidak pernah lewat sini. Mestinya tanggap, dan tidak mesti nunggu ada kejadian makan korban baru diperbaiki,” cetusnya.
Cerita warga ataupun yang dialami Firman, tentu bisa menjadi pertimbangan pihak terkait untuk segera melakukan perbaikan terhadap jembatan dimaksud. Sebab, faktanya secara fisik jembatan ini cukup memprihatinkan.
Bukan saja karena rentangnya yang sempit, tetapi juga konstruksi yang rusak. Ini dengan jelas bisa dilihat, mulai dari besi pagar yang keropos dan hilang, baik sebelah kiri maupun bagian kanan. Kondisi serupa juga terjadi pada jembatan Sei Mungkut di Kecamatan Keluang. Di sini, bukan hanya jalan yang rusak, tapi juga jembatanyang nampak sudah layak untuk mendapat perbaikan.
Sementara Kepala Desa (Kades) Edi Irawan Epil, saat dikonfirmasi terkait adanya pristiwa tersebut mengaku jika kondisi jembatan sudah lebih dari satu tahun tidak dilakukan perbaikan. Kendala yang harus dihadapi dikarenakan jembatan tersebut merupakan wewenang dari Dinas PU Bina Marga Provinsi.
“Jembatan itu memang sangat rawan bagi penguna jalan apalagi pada malam hari, kondisi jalan yang sempit tak jarang menjadi gendala yang kita hadapi. Untuk itu kita berharap ada tindakan dari pemerintah provinsi untuk melakukan perbaikan besi pengaman jembatan Epil tersebut,” jelasnya. (her)
Lebih dari satu tahun terakhir besi pengaman jembatan besi di desa Epil Kecamatan Lais, Muba Tak heran jika sangat membahayakan penguna jalan Lintas Tengah (Jalinteng) Sekayu-Banyuasin.
Seperti yang terjadi Kamis (19/1) kemarin pengendara mobil Avanza, Firman (35) warga Ngulak Kecamatan Sangga Desa, Muba nyaris terjungkal dilokasi jembatan karena tidak memiliki besi pengaman.
Tak ayal kondisi itu membuat Firman syok. Saat itu, ia meluncur dari arah Sekayu menuju arah Palembang, dan persis di atas jembatan, ada truk ari arah depan. Karena jalan sempit, Firman terpaksa berjalan sedikit ke kiri agar bisa sama-sama lewat. Namun, saat hendak membelokkan stir, tanpa sengaja mobil yang dikemudikannya terlalu ke pinggir hingga nyaris tergelincir dan jatuh ke bawah jembatan.
“Untung saya, langsung banting setir ke kanan. Kalau tidak, mungkin saya sudah nyemplung ke bawah. Jembatan ini juga sudah tidak ada lagi pagarnya. Ini bahaya, dan harus menjadi perhatian pemerintah,” ujar Firman yang saat itu langsung memarkir mobilnya tidak jauh dari jembatan sebelum melanjutkan perjalanan.
Karena melihat ada mobil yang hampir tergelincir, warga di sekitar yang sedang duduk-duduk santai terkejut dan langsung berdiri. Beberapa diantaranya, menghampiri Firman dan menanyakan apa yang terjadi. Komentar warga pun nampak terdengar bersahutan mengenai kondisi jalan yang sempit, khususnya pagar jembatan yang sudah lama rusak.
Hendra(40), warga dusun I desa epil menuturkan, kejadian seperti ini bukan pertama kali yang ia lihat. Beberapa bulan sebelumnya, juga pernah ada mobil dan motor hampir jatuh karena padatnya kendaraan yang melintas di atas jembatan kecil ini. Namun memang, sejauh ini belum ada yang benar-benar jatuh.
“Ini sudah sering Pak. Ini kan jalan lintas Propinsi, banyak kendaraan besar yang lewat sini. Sementara jalan ini sempit, apalagi pas di jembatan. Sementara lihat sendiri pagar jembatan sudah rusak. Padahal para pejabat kita bukan tidak pernah lewat sini. Mestinya tanggap, dan tidak mesti nunggu ada kejadian makan korban baru diperbaiki,” cetusnya.
Cerita warga ataupun yang dialami Firman, tentu bisa menjadi pertimbangan pihak terkait untuk segera melakukan perbaikan terhadap jembatan dimaksud. Sebab, faktanya secara fisik jembatan ini cukup memprihatinkan.
Bukan saja karena rentangnya yang sempit, tetapi juga konstruksi yang rusak. Ini dengan jelas bisa dilihat, mulai dari besi pagar yang keropos dan hilang, baik sebelah kiri maupun bagian kanan. Kondisi serupa juga terjadi pada jembatan Sei Mungkut di Kecamatan Keluang. Di sini, bukan hanya jalan yang rusak, tapi juga jembatanyang nampak sudah layak untuk mendapat perbaikan.
Sementara Kepala Desa (Kades) Edi Irawan Epil, saat dikonfirmasi terkait adanya pristiwa tersebut mengaku jika kondisi jembatan sudah lebih dari satu tahun tidak dilakukan perbaikan. Kendala yang harus dihadapi dikarenakan jembatan tersebut merupakan wewenang dari Dinas PU Bina Marga Provinsi.
“Jembatan itu memang sangat rawan bagi penguna jalan apalagi pada malam hari, kondisi jalan yang sempit tak jarang menjadi gendala yang kita hadapi. Untuk itu kita berharap ada tindakan dari pemerintah provinsi untuk melakukan perbaikan besi pengaman jembatan Epil tersebut,” jelasnya. (her)
Jelang Imlek Kue Teratai Banyak Diburu
Palembang, SN
Mendekati hari raya Imlek yang jatuh pada Senin (23/01) besok, dalam seminggu ini para pedagang kue khas imlek dan para pedagang buah di Jalan Sayangan ketiban rejeki.
Seperti yang dialami Nuryati (47) pedagang kue khas Imlek mengatakan, dagangan kue khas Imleknya sudah sepekan ini mengalami peningkatan penjualan. Mulai dari kue apem, lapis, keranjang, bolu kukus, kue Ku, serta kue Teratai. Kue-kue ini selain sebagai kue khas Imlek juga digunakan sebagai persembahyangan warga Tiong Hoa dikelenteng maupun sajian untuk peribadatan dirumah.
Dari kue-kue tersebut, kue keranjang, kue Ku dan kue Teratai yang diburu pembeli. Kue-kue tersebut identik sebagai kue sajian untuk sembahyang hari-hari maupun Imlek. Harganya bervariasi, untuk kue keranjang ukuran kecil Rp 10 ribu, sedang Rp 15 ribu dan ukuran besar Rp 20 ribu. Kemudian kue Ku perkotaknya Rp 7.000.
Sedangkan kue Teratai ukuran kecil Rp 60 ribu, ukuran besar Rp 75 ribu. “Kue ini terbuat dari gula dan biasanya ditempatkan dipersembahyangan, baik dirumah ataupun kelenteng,” kata Nuryati. Harga kue khas Imlek lainnya yakni untuk kue apem Rp 10 ribu perkotak, lapis Rp 7 ribu, dan bolu kukus Rp 8 ribu perkotak.
Jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya, penjualan kue menjelang Imlek ini mengalami peningkatan drastis. “Perhari untuk kue keranjang menghabiskan antara 100-200 kue. Untuk kue teratai merupakan kue wajib untuk persembahyangan. Biasanya setelah digunakan untuk persembahyangan, kue teratai dimanfaatkan untuk dijadikan air gula manis sebagai bahan makanan,” bebernya.
Sementara itu, tidak hanya pedagang kue khas Imlek yang diburu pembeli. Pedagang buah-buahan juga ikut kebenjiran rezeki. Pasalnya buah-buahan tersebut digunakan sebagai sajian untuk persembahyangan. Rata-rata buah-buahan yang dibeli mereka sebagai pelengkap penyajian sembahyang yakni jeruk, apel, buah naga, dan buah Xiang Li (pir).
Amei (40) pedagang buah dikawasan Jl Sayangan mengaku, harga buah jeruk perkilo Rp 20 ribu, apel antara Rp 20-25 ribu, buah naga Rp 20 ribu, pir madu perbuah Rp 12.500 sedangkan buah Xiang Li Rp 27 ribu perkilo. “Buah Xiang Li dan jeruk yang banyak diburu pembeli. Karena kedua buah ini wajib dijadikan penyaki untuk persembahyangan, khususnya Imlek,” kata Amei.
Menurut dia, rata-rata pembeli yang datang merupakan warga etnis Tiong Hoa yang menjadi pelanggan tetap. Khususnya mereka-mereka yang tinggal sekitar kawasan Jl Sayangan. Sebab dikawasan ini rata-rata masyarakatnya merupakan etnis Tiong Hoa. “Buah-buahan yang saya jual, ngambilnya di pasar buah Jakabaring,” imbuhnya.(win)
Mendekati hari raya Imlek yang jatuh pada Senin (23/01) besok, dalam seminggu ini para pedagang kue khas imlek dan para pedagang buah di Jalan Sayangan ketiban rejeki.
Seperti yang dialami Nuryati (47) pedagang kue khas Imlek mengatakan, dagangan kue khas Imleknya sudah sepekan ini mengalami peningkatan penjualan. Mulai dari kue apem, lapis, keranjang, bolu kukus, kue Ku, serta kue Teratai. Kue-kue ini selain sebagai kue khas Imlek juga digunakan sebagai persembahyangan warga Tiong Hoa dikelenteng maupun sajian untuk peribadatan dirumah.
Dari kue-kue tersebut, kue keranjang, kue Ku dan kue Teratai yang diburu pembeli. Kue-kue tersebut identik sebagai kue sajian untuk sembahyang hari-hari maupun Imlek. Harganya bervariasi, untuk kue keranjang ukuran kecil Rp 10 ribu, sedang Rp 15 ribu dan ukuran besar Rp 20 ribu. Kemudian kue Ku perkotaknya Rp 7.000.
Sedangkan kue Teratai ukuran kecil Rp 60 ribu, ukuran besar Rp 75 ribu. “Kue ini terbuat dari gula dan biasanya ditempatkan dipersembahyangan, baik dirumah ataupun kelenteng,” kata Nuryati. Harga kue khas Imlek lainnya yakni untuk kue apem Rp 10 ribu perkotak, lapis Rp 7 ribu, dan bolu kukus Rp 8 ribu perkotak.
Jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya, penjualan kue menjelang Imlek ini mengalami peningkatan drastis. “Perhari untuk kue keranjang menghabiskan antara 100-200 kue. Untuk kue teratai merupakan kue wajib untuk persembahyangan. Biasanya setelah digunakan untuk persembahyangan, kue teratai dimanfaatkan untuk dijadikan air gula manis sebagai bahan makanan,” bebernya.
Sementara itu, tidak hanya pedagang kue khas Imlek yang diburu pembeli. Pedagang buah-buahan juga ikut kebenjiran rezeki. Pasalnya buah-buahan tersebut digunakan sebagai sajian untuk persembahyangan. Rata-rata buah-buahan yang dibeli mereka sebagai pelengkap penyajian sembahyang yakni jeruk, apel, buah naga, dan buah Xiang Li (pir).
Amei (40) pedagang buah dikawasan Jl Sayangan mengaku, harga buah jeruk perkilo Rp 20 ribu, apel antara Rp 20-25 ribu, buah naga Rp 20 ribu, pir madu perbuah Rp 12.500 sedangkan buah Xiang Li Rp 27 ribu perkilo. “Buah Xiang Li dan jeruk yang banyak diburu pembeli. Karena kedua buah ini wajib dijadikan penyaki untuk persembahyangan, khususnya Imlek,” kata Amei.
Menurut dia, rata-rata pembeli yang datang merupakan warga etnis Tiong Hoa yang menjadi pelanggan tetap. Khususnya mereka-mereka yang tinggal sekitar kawasan Jl Sayangan. Sebab dikawasan ini rata-rata masyarakatnya merupakan etnis Tiong Hoa. “Buah-buahan yang saya jual, ngambilnya di pasar buah Jakabaring,” imbuhnya.(win)
2012 Sebanyak 420 PNS di Rumahkan
Palembang, SN
Pada tahun 2012 ini ratusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang akan menginjak masa akhirnya mengabdi untuk masyrakat. Bertapa tidak tercatat sebanyak 420 PNS dari setiap Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) dilingkungan Pemkot palembang tahun ini akan dirumahkan
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palembang Agus Kelana mengatakan tercatat 420 selama berkarier abdi negara di lingkungan Pemkot tahun ini masuk masa pensiun
“Sebanyak 420 PNS diPemkot Palembang memasuki masa pensiun 2012 ini,”ungkpnya Kamis (19/1).dari jumlah tersebut yang masuk masa pensiun, kata Agus sudah barang tentu membuat dari SKPD yang ada longgar dari jumlahn formasi PNS yang ada.
“Personil di lingkungan Pemkot Palembang akan berkurang sekitar 3 persen dari jumlah 15.993 PNS dari jumlah yang ada,”ucapnya.
PNS yang banyak memmasuki masa pensiun ini, masih kata Agus paling mendominasi dari SKPDdi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Palembang yang mencapai 186 orang dari total guru di kota Palembang mencapai 11.324 orang.
Sisanya, 234 PNS dari SKPD lainnya. “Dari jumlah tersebut, 20 PNS diantaranya merupakan kepala dinas, kepala badan, asisten dan staf ahli,” jelasnya.
Sementara dari 20 orang lagi, 8 orang diantaranya adalah kepala dinas. Usia PNS yang masuk masa pensiun, berkisar 56 tahun ke atas. Penggantiannya kepada siapa, menjadi kewenangan Walikota. “Posisi itu (kadin, kabag, asisten, red) kewenangan pak Wali,” ungkapnya.
Namun, diantara 20 pejabat tersebut, yang mengajukan usulan perpanjangan masa kerja sebanyak 7 orang. Keputusan tersebut, juga ditentukan oleh Walikota. “Tapi, kalau usianya sudah 60 tahun nggak bisa diperpanjang lagi. Keputusan perpanjangan masa kerja, juga dari Pak Wali,” cetusnya.
Sementara Walikota Palembang, H Eddy Santana Putra mengungkapkan, peremajaan kepada PNS yang memegang jabatan penting akan tetap dilakukan. Apalagi, banyak kepala dinas yang sudah masuk usia pensiun. Termasuk diantaranya adalah kepala dinas sosial (Kadinsos) Palembang, Hasbullah Tuwi , Kepala Dinas Penerangan Lampu Jalan (DPJP)
“Banyak kepala dinas yang akan diganti, tapi sebelum usia mereka sampai 60 tahun masih bisa memperpanjang. Kalau sudah 60 tahun nggak bisa lagi, terlalu tua dia,” imbuhnya.(win)
Pada tahun 2012 ini ratusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang akan menginjak masa akhirnya mengabdi untuk masyrakat. Bertapa tidak tercatat sebanyak 420 PNS dari setiap Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) dilingkungan Pemkot palembang tahun ini akan dirumahkan
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palembang Agus Kelana mengatakan tercatat 420 selama berkarier abdi negara di lingkungan Pemkot tahun ini masuk masa pensiun
“Sebanyak 420 PNS diPemkot Palembang memasuki masa pensiun 2012 ini,”ungkpnya Kamis (19/1).dari jumlah tersebut yang masuk masa pensiun, kata Agus sudah barang tentu membuat dari SKPD yang ada longgar dari jumlahn formasi PNS yang ada.
“Personil di lingkungan Pemkot Palembang akan berkurang sekitar 3 persen dari jumlah 15.993 PNS dari jumlah yang ada,”ucapnya.
PNS yang banyak memmasuki masa pensiun ini, masih kata Agus paling mendominasi dari SKPDdi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Palembang yang mencapai 186 orang dari total guru di kota Palembang mencapai 11.324 orang.
Sisanya, 234 PNS dari SKPD lainnya. “Dari jumlah tersebut, 20 PNS diantaranya merupakan kepala dinas, kepala badan, asisten dan staf ahli,” jelasnya.
Sementara dari 20 orang lagi, 8 orang diantaranya adalah kepala dinas. Usia PNS yang masuk masa pensiun, berkisar 56 tahun ke atas. Penggantiannya kepada siapa, menjadi kewenangan Walikota. “Posisi itu (kadin, kabag, asisten, red) kewenangan pak Wali,” ungkapnya.
Namun, diantara 20 pejabat tersebut, yang mengajukan usulan perpanjangan masa kerja sebanyak 7 orang. Keputusan tersebut, juga ditentukan oleh Walikota. “Tapi, kalau usianya sudah 60 tahun nggak bisa diperpanjang lagi. Keputusan perpanjangan masa kerja, juga dari Pak Wali,” cetusnya.
Sementara Walikota Palembang, H Eddy Santana Putra mengungkapkan, peremajaan kepada PNS yang memegang jabatan penting akan tetap dilakukan. Apalagi, banyak kepala dinas yang sudah masuk usia pensiun. Termasuk diantaranya adalah kepala dinas sosial (Kadinsos) Palembang, Hasbullah Tuwi , Kepala Dinas Penerangan Lampu Jalan (DPJP)
“Banyak kepala dinas yang akan diganti, tapi sebelum usia mereka sampai 60 tahun masih bisa memperpanjang. Kalau sudah 60 tahun nggak bisa lagi, terlalu tua dia,” imbuhnya.(win)
Jalan Lingkar Batu Pance Butuh Pengaspalan
Empat Lawang, SN
Jalan lingkar desa Batu Panceh, kecamatan Tebing Tinggi, Empat Lawang saat ini kondisinya memperhatikan, sehingga butuh pengasapalan dari pemerintah dalam hal ini pihak terkait.
Dari pantauan Suara Nusantara, Jalan Lingkar yang memiliki panjang 1 Km dan lebar 3 M tersebut, merupakan salah satu akses bagi warga melintasi terutama warga yang beraktifitas sebagai petani yang mengeluarkan hasil perkebunan merek. Badan jalan masih dihiasi pasir krosok dan tanah berlumpur. Ironisnya apabila hujan turun jalan tersebut dipenuhi genangan air sehingga ber lumpur dan licin. Dan apabila melintasi warga harus ektra hati-hati.
Menurut Indra (45), salah seorang tokoh masyarakat Desa Batu Pance ketika di bincangi Pitara, jalan lingkar tersebut mulai kabupaten terbentuk hampir lima tahun silam kondisinya masih tanah dan batu krosok. Padahal warga sering melintasi, terutama wAraga yang berprofesi sebagai petani.
"Mayoritas penduduk di Desa ini berpfropesi sebagai petani, yang kerap mengeluarkan hasil perkebunan mereka melalui jalan tersebut," ungkapnya.
Masih menurutnya, warga daerah sekitar, sangat mengharapkan kepada pemerintah dapat mengaspal jalan lingkar tersebut. Tujuannya untuk memperlancar petani mengeluarkan rempa-rempa hasil perkebunan mereka.
"Ya kita sanggat mendambahkan jalan ini di aspal, karenanya untuk kepentingan masyarakat banyak. Apalagi menyangkut dengan perekonomian masyarakat yang berpropesi sebagai petani," kata Indar.
Senada dikatakan Didi (44) yang juga warga Desa Batu Pance, ketika kabupaten Empat Lawang masih bergabung dengan kabupaten Lahat lalu. Jalan lingkar tersebut sudah ada, warga yang mengerjakan pengerasan secara gotong royong, swadaya masyarakat.
"Sebelum terbentuknya kabupaten Empat Lawang jalan lingkar tersebut sudah ada. Sebagai penunjang kelancaran warga, jalan lingkar ini butuh pengaspalan dan warga jug mengharapkan," jelasnya.
Menangapi itu, Kadis PU Bina Marga Empat Lawang, Fauzi Ahmad mengatak, pihaknya belum menerima laporan dan usulan dari warga. Apabila guna kepentingan masyarakat jalan lingkar tersebut akan diaspal.
"Insyallah pembangunannya akan kita masukan dalam anggaran, namun dikatakannya hendaknya masyarakat dapat bersabar, pemerintah pasti akan membangunnya, apalagi tujuannya demi kepentingan orang banyak," kata Fauzi. (eko)
Jalan lingkar desa Batu Panceh, kecamatan Tebing Tinggi, Empat Lawang saat ini kondisinya memperhatikan, sehingga butuh pengasapalan dari pemerintah dalam hal ini pihak terkait.
Dari pantauan Suara Nusantara, Jalan Lingkar yang memiliki panjang 1 Km dan lebar 3 M tersebut, merupakan salah satu akses bagi warga melintasi terutama warga yang beraktifitas sebagai petani yang mengeluarkan hasil perkebunan merek. Badan jalan masih dihiasi pasir krosok dan tanah berlumpur. Ironisnya apabila hujan turun jalan tersebut dipenuhi genangan air sehingga ber lumpur dan licin. Dan apabila melintasi warga harus ektra hati-hati.
Menurut Indra (45), salah seorang tokoh masyarakat Desa Batu Pance ketika di bincangi Pitara, jalan lingkar tersebut mulai kabupaten terbentuk hampir lima tahun silam kondisinya masih tanah dan batu krosok. Padahal warga sering melintasi, terutama wAraga yang berprofesi sebagai petani.
"Mayoritas penduduk di Desa ini berpfropesi sebagai petani, yang kerap mengeluarkan hasil perkebunan mereka melalui jalan tersebut," ungkapnya.
Masih menurutnya, warga daerah sekitar, sangat mengharapkan kepada pemerintah dapat mengaspal jalan lingkar tersebut. Tujuannya untuk memperlancar petani mengeluarkan rempa-rempa hasil perkebunan mereka.
"Ya kita sanggat mendambahkan jalan ini di aspal, karenanya untuk kepentingan masyarakat banyak. Apalagi menyangkut dengan perekonomian masyarakat yang berpropesi sebagai petani," kata Indar.
Senada dikatakan Didi (44) yang juga warga Desa Batu Pance, ketika kabupaten Empat Lawang masih bergabung dengan kabupaten Lahat lalu. Jalan lingkar tersebut sudah ada, warga yang mengerjakan pengerasan secara gotong royong, swadaya masyarakat.
"Sebelum terbentuknya kabupaten Empat Lawang jalan lingkar tersebut sudah ada. Sebagai penunjang kelancaran warga, jalan lingkar ini butuh pengaspalan dan warga jug mengharapkan," jelasnya.
Menangapi itu, Kadis PU Bina Marga Empat Lawang, Fauzi Ahmad mengatak, pihaknya belum menerima laporan dan usulan dari warga. Apabila guna kepentingan masyarakat jalan lingkar tersebut akan diaspal.
"Insyallah pembangunannya akan kita masukan dalam anggaran, namun dikatakannya hendaknya masyarakat dapat bersabar, pemerintah pasti akan membangunnya, apalagi tujuannya demi kepentingan orang banyak," kata Fauzi. (eko)
Motor TKST Lenyap Digasak Maling
Tebing Tinggi, SN
Naas dialami Adi (24) warga Kupang, Kelurahan Kupang, Kecamatan Tebing Tinggi, Empat Lawang pasalnya dirinya harus rela kehilangan motor kesayangannya Honda Revo warna Abu-abu Nopol BG 2739 setelah digondol maling.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, motor korban yang juga sebagai staf Tenaga Kerja Sukarela Terdaftar (TKST) kantor Perpustakaan Arsip daerah Empat Lawang sedang terparkir di halaman kantor dimana tempatnya bekerja.
Menurut keterangan korban, dirinya memarkirkan motornya tersebut hampir setiap hari di lokasi parkiran kantor dimana tempatnya dia bekerja. Namun apes yang dialami dia, motor yang biasanya diparkir sudah hilang tidak ada lagi ditempat.
"Saya terkejut ketika keluar dari kantor melihat motor sudah tidak ada lagi di tempat semula," ujarnya.
Atas kerugian yang diterimanya korban langsung melaporkan ke Polsek Urban Tebingtinggi.
Kapolsek Urban Tebing Tinggi, Kompol Dwi Utomo ketika di kompirmasi membenarkan telah menerimah laporannya, pihaknya langsung menerjunkan anggotan ke lokasi untuk olah TKP.
"Setelah menerimah laporan dari korban, kita langsung menerjunkan anggota ke lokasi untuk olah TKP, dan kasus ini masih dalam proses penyelidakan lebih lanjut. Sementara pelaku yang diperkirakan lebih dari satu orang ini akan kita selidiki lebih dalam," kata Perwira yang baru saja mendapatkan pangkat Kompol. (eko)
Naas dialami Adi (24) warga Kupang, Kelurahan Kupang, Kecamatan Tebing Tinggi, Empat Lawang pasalnya dirinya harus rela kehilangan motor kesayangannya Honda Revo warna Abu-abu Nopol BG 2739 setelah digondol maling.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, motor korban yang juga sebagai staf Tenaga Kerja Sukarela Terdaftar (TKST) kantor Perpustakaan Arsip daerah Empat Lawang sedang terparkir di halaman kantor dimana tempatnya bekerja.
Menurut keterangan korban, dirinya memarkirkan motornya tersebut hampir setiap hari di lokasi parkiran kantor dimana tempatnya dia bekerja. Namun apes yang dialami dia, motor yang biasanya diparkir sudah hilang tidak ada lagi ditempat.
"Saya terkejut ketika keluar dari kantor melihat motor sudah tidak ada lagi di tempat semula," ujarnya.
Atas kerugian yang diterimanya korban langsung melaporkan ke Polsek Urban Tebingtinggi.
Kapolsek Urban Tebing Tinggi, Kompol Dwi Utomo ketika di kompirmasi membenarkan telah menerimah laporannya, pihaknya langsung menerjunkan anggotan ke lokasi untuk olah TKP.
"Setelah menerimah laporan dari korban, kita langsung menerjunkan anggota ke lokasi untuk olah TKP, dan kasus ini masih dalam proses penyelidakan lebih lanjut. Sementara pelaku yang diperkirakan lebih dari satu orang ini akan kita selidiki lebih dalam," kata Perwira yang baru saja mendapatkan pangkat Kompol. (eko)
Pemkab OKUS Didesak Lakukan Restocking
Muaradua, SN
Sejumlah masyarakat nelayan danau Ranau mendesak pemerintah setempat melaksanakan Restocking (Penebaran Benih Ikan). Lantaran nelayan resah akibat hasil tangkapan ikan minim sebagai imbas pencemaran belerang dampaknya puluhan ton mati mendadak beberapa bulan lalu.
Minimnya hasil tangkapan menurut Risdianto ketua pemuda desa Way Wangi mengalami penurunan tangkapan nelayan setempat semenjak beberapa tahun terakhir terlebih lagi setelah Danau Ranau tercemar belerang Gunung Seminung puluhan ton ikan mati mendadak, sangat disayangkan pemerintah dalam hal ini Dinas Perikanan Dan Peternakan setempat tidak berinisiatif melakukan normalisasi danau dengan melakukan restocking.
”Sudah lama tidakpernah lagi diadakan penebaran benih ikan di Danau Ranau, kalau
dulu tujuh tahun lalu pernah dilakukan beberapa kali tapi kenapa sekarang tidaklagi,” kata Risdianto dengan nada kecewa.
Terpisah Bahyun Bahren Ketua DPC LSM Ratu Adil Indonesia OKU Selatan saat dibincangi mengatakan, kebutuhan akan konsumsi ikan khususnya untuk memenuhi kebutuhan lokal yang selama ini dikonsumsi masyarakat Ranau dan sekitarnya adalah hasil yang dilakukan nelayan melalui kegiatan penangkapan ikan di perairan umum Danau Ranau menggunakan jenis alattangkap yang bersifat tradisional sangat terbatas kwantitasnya.
“Hal ini perlu diupayakan pemerintah dalam hal ini Dinas Perikanan dan Peternakan jangan tutup mata perlu dilakukan tindakan bijak dengan adanya pengelolaan dalam Bentuk Restocking sebagai salah satu upaya kegiatan perikanan dalam memanfaatkan
sumber daya secara berkesinambungan,” tuturnya.
Menurutnya, menurunnya sumber daya perairan umum Danau Ranau sebagai akibat terjadinya penurunan tingkat produktifitas perairan, dan produksi ikan serta hilangnya beberapa spesies endemik sehingga sebagai dampak negatif lanjutannya adalah menurunnya daya dukung perairan.
“Oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang serius oleh Pemerintah daerah untuk segera melakukan suatu tindakan, dengan melakukan restocking. Hal ini dilakukan sebagai
bentuk pengendalian utamanya menambah produktivitas tani nelayan setempat,” pungkasnya. (dan)
Sejumlah masyarakat nelayan danau Ranau mendesak pemerintah setempat melaksanakan Restocking (Penebaran Benih Ikan). Lantaran nelayan resah akibat hasil tangkapan ikan minim sebagai imbas pencemaran belerang dampaknya puluhan ton mati mendadak beberapa bulan lalu.
Minimnya hasil tangkapan menurut Risdianto ketua pemuda desa Way Wangi mengalami penurunan tangkapan nelayan setempat semenjak beberapa tahun terakhir terlebih lagi setelah Danau Ranau tercemar belerang Gunung Seminung puluhan ton ikan mati mendadak, sangat disayangkan pemerintah dalam hal ini Dinas Perikanan Dan Peternakan setempat tidak berinisiatif melakukan normalisasi danau dengan melakukan restocking.
”Sudah lama tidakpernah lagi diadakan penebaran benih ikan di Danau Ranau, kalau
dulu tujuh tahun lalu pernah dilakukan beberapa kali tapi kenapa sekarang tidaklagi,” kata Risdianto dengan nada kecewa.
Terpisah Bahyun Bahren Ketua DPC LSM Ratu Adil Indonesia OKU Selatan saat dibincangi mengatakan, kebutuhan akan konsumsi ikan khususnya untuk memenuhi kebutuhan lokal yang selama ini dikonsumsi masyarakat Ranau dan sekitarnya adalah hasil yang dilakukan nelayan melalui kegiatan penangkapan ikan di perairan umum Danau Ranau menggunakan jenis alattangkap yang bersifat tradisional sangat terbatas kwantitasnya.
“Hal ini perlu diupayakan pemerintah dalam hal ini Dinas Perikanan dan Peternakan jangan tutup mata perlu dilakukan tindakan bijak dengan adanya pengelolaan dalam Bentuk Restocking sebagai salah satu upaya kegiatan perikanan dalam memanfaatkan
sumber daya secara berkesinambungan,” tuturnya.
Menurutnya, menurunnya sumber daya perairan umum Danau Ranau sebagai akibat terjadinya penurunan tingkat produktifitas perairan, dan produksi ikan serta hilangnya beberapa spesies endemik sehingga sebagai dampak negatif lanjutannya adalah menurunnya daya dukung perairan.
“Oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang serius oleh Pemerintah daerah untuk segera melakukan suatu tindakan, dengan melakukan restocking. Hal ini dilakukan sebagai
bentuk pengendalian utamanya menambah produktivitas tani nelayan setempat,” pungkasnya. (dan)
Pembangunan Lima Jembatan Hampir Rampung
Musi Rawas, SN
Pemerintah kabupaten Musi Rawas (Mura) masih fokus untuk pemenuhan kebutuhan infrastruktur dalam prioritas anggaran. Salah satunya dengan pembangunan lima jembatan sejak tahun 2007 yang telah menelan dana Rp109,030 miliar. Kelima jembatan yang dibangun sudah ada yang segera selesai namun masih ada yang butuh pengerjaan lanjutan.
“Sampai dengan tahun lalu total dana sebanyak Rp109,030 miliar, untuk membiayai lima jembatan tersebut dan dari beberapa jembatan yang dibangun ada yang selesai namun ada juga yang masih harus dilanjutkan,” kata Kabid Program pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Musi Rawas, Alawiyah, Kamis (19/1).
Dijelaskannya, kelima jembatan tersebut adalah jembatan Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Muara Rengas, Kecamatan Muara Lakitan, Pulau Kidak Kecamatan Ulu Rawas, Biaro, Kecamatan Karang Dapo dan jembatan Pangkalan Tarum, Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu.
Untuk Jembatan Desa Pauh akan menghubungkan Desa Pauh dengan Desa Ketapat dan didukung pembuatan akses jalan sepanjang sembilan kilometer dari Desa Ketapat hingga ke lokasi transmigrasi lokal (translok) Desa Pauh. Pembiayaan pembangunannya menelan dana mencapai Rp17,260 miliar.
Untuk jembatan Muara Rengas, Muara Lakitan, dana untuk pengerjaannya sudah mencapai Rp25,980 miliar. Sedangkan jembatan Pulau Kidak pengerjaannya diperkirakan baru selesai tahun ini, sudah menghabiskan anggaran mencapai Rp22,030 miliar.
Sementara itu, untuk jembatan Biaro, pembangunannya diperkirakan baru rampung pada 2014 nanti, hingga kini sudah menghabiskan dana Rp15,160 miliar. Kemudian jembatan Desa Pangkalan Tarum dan akses jalan aspal menuju SP-Trans Cecar dan ke Kecamatan Muara Lakitan, dikerjakan sejak 2007 lalu hingga saat ini telah menelan dana sebesar Rp28,600 miliar.
Sebagaimana diketahui untuk anggaran tahun 2012 ini, prioritas anggaran juga masih disektor infrastruktur, lebih dari Rp400 miliar. (fik)
Pemerintah kabupaten Musi Rawas (Mura) masih fokus untuk pemenuhan kebutuhan infrastruktur dalam prioritas anggaran. Salah satunya dengan pembangunan lima jembatan sejak tahun 2007 yang telah menelan dana Rp109,030 miliar. Kelima jembatan yang dibangun sudah ada yang segera selesai namun masih ada yang butuh pengerjaan lanjutan.
“Sampai dengan tahun lalu total dana sebanyak Rp109,030 miliar, untuk membiayai lima jembatan tersebut dan dari beberapa jembatan yang dibangun ada yang selesai namun ada juga yang masih harus dilanjutkan,” kata Kabid Program pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Musi Rawas, Alawiyah, Kamis (19/1).
Dijelaskannya, kelima jembatan tersebut adalah jembatan Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Muara Rengas, Kecamatan Muara Lakitan, Pulau Kidak Kecamatan Ulu Rawas, Biaro, Kecamatan Karang Dapo dan jembatan Pangkalan Tarum, Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu.
Untuk Jembatan Desa Pauh akan menghubungkan Desa Pauh dengan Desa Ketapat dan didukung pembuatan akses jalan sepanjang sembilan kilometer dari Desa Ketapat hingga ke lokasi transmigrasi lokal (translok) Desa Pauh. Pembiayaan pembangunannya menelan dana mencapai Rp17,260 miliar.
Untuk jembatan Muara Rengas, Muara Lakitan, dana untuk pengerjaannya sudah mencapai Rp25,980 miliar. Sedangkan jembatan Pulau Kidak pengerjaannya diperkirakan baru selesai tahun ini, sudah menghabiskan anggaran mencapai Rp22,030 miliar.
Sementara itu, untuk jembatan Biaro, pembangunannya diperkirakan baru rampung pada 2014 nanti, hingga kini sudah menghabiskan dana Rp15,160 miliar. Kemudian jembatan Desa Pangkalan Tarum dan akses jalan aspal menuju SP-Trans Cecar dan ke Kecamatan Muara Lakitan, dikerjakan sejak 2007 lalu hingga saat ini telah menelan dana sebesar Rp28,600 miliar.
Sebagaimana diketahui untuk anggaran tahun 2012 ini, prioritas anggaran juga masih disektor infrastruktur, lebih dari Rp400 miliar. (fik)
Banyak Pembangunan Jalan Tidak Selesai Tepat Waktu
Pagaralam, SN
Ada beberapa titik ruas jalan di Kota Pagaralam saat ini pengerjaanya tidak selesai tepat waktu dan kondisinya terbengkalai. Padahal pembangunan jalan tersebut sudah menelan biaya cukup besar mencapai miliaran rupiah, tidak hanya itu saat ini kondisi jalan yang terbengkalai tersebut kembali rusak. Demikian pengamatan, Kamis (19/1).
Beberapa titik jalan yang pembangunannya tidak selesai yaitu jalan dua jalur dari SMP Negeri 2 menuju ke dusun Selibar Kelurahan Perandonan, pembangunan jalan menuju Lapangan Terbang (Lapter) Atung Bungsu yaitu jalan dari dusun Mingkik dan dari dusun Tebat Gunung. Kemudian pembangunan dua jalur dikawasan kota yaitu Demporeokan.
Ketua Fraksi Gunung DPRD Kota Pagaralam, Alpian SH mengatakan, meskipun masih banyak jalan yang tidak selesai pembangunannya terutama jalan menuju ke Lapter, saat ini Pemkot Pagaralam kembali mengganggarkan pembangunan jalan baru menuju Lapter Atung Bungsu dari Dusun Suka Cinta dengan anggaran sebesar Rp 17 miliar.
Dia mengatakan, pembangunan jalan di Kota Pagaralam banyak yang belum selesai dibangun. Jalan tersebut tidak dilanjutkan pembangunanya. Kondisi tersebut membuat jalan yang ada menjadi terbengkalai.
"Kita sangat menyayangkan masih banyaknya proyek jalan yang tidak selesai. Kondisi ini seharusnya menjadi prioritas pemerintah untuk menyelesaikan pembangunan jalan tersebut, Namun, bukannya menganggarkan untuk penyelesaian jalan tersebut, pemerintah malah akan membangun jalan baru lagi menuju ke Lapter dengan dana Rp 17 miliar," kritiknya.
Menurutnya, banyak pembangunan jalan yang tidak selesai menunjukan bahwa pembangunan tersebut kurang perencanaan. Selain itu, kondisi di lapangan yang membuat pembangunan jalan tersebut tidak selesai yaitu masih adanya beberapa jalan belum dibebaskan.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Yunali melalui Kabid Bina Marga Sunarto mengatakan, memang banyak proyek yang tidak selesai tepat waktu, dan itu dilakukan pemutusan kontrak atau dibayar sesuai dengan pekerjaan.
"Kalau ada proyek yang tidak selesai maka akan dilakukan pemutusan kontrak dan pembayaran sesuai dengan pekerjaan yang sudah diselesaikan," ungkapnya. (asn)
Ada beberapa titik ruas jalan di Kota Pagaralam saat ini pengerjaanya tidak selesai tepat waktu dan kondisinya terbengkalai. Padahal pembangunan jalan tersebut sudah menelan biaya cukup besar mencapai miliaran rupiah, tidak hanya itu saat ini kondisi jalan yang terbengkalai tersebut kembali rusak. Demikian pengamatan, Kamis (19/1).
Beberapa titik jalan yang pembangunannya tidak selesai yaitu jalan dua jalur dari SMP Negeri 2 menuju ke dusun Selibar Kelurahan Perandonan, pembangunan jalan menuju Lapangan Terbang (Lapter) Atung Bungsu yaitu jalan dari dusun Mingkik dan dari dusun Tebat Gunung. Kemudian pembangunan dua jalur dikawasan kota yaitu Demporeokan.
Ketua Fraksi Gunung DPRD Kota Pagaralam, Alpian SH mengatakan, meskipun masih banyak jalan yang tidak selesai pembangunannya terutama jalan menuju ke Lapter, saat ini Pemkot Pagaralam kembali mengganggarkan pembangunan jalan baru menuju Lapter Atung Bungsu dari Dusun Suka Cinta dengan anggaran sebesar Rp 17 miliar.
Dia mengatakan, pembangunan jalan di Kota Pagaralam banyak yang belum selesai dibangun. Jalan tersebut tidak dilanjutkan pembangunanya. Kondisi tersebut membuat jalan yang ada menjadi terbengkalai.
"Kita sangat menyayangkan masih banyaknya proyek jalan yang tidak selesai. Kondisi ini seharusnya menjadi prioritas pemerintah untuk menyelesaikan pembangunan jalan tersebut, Namun, bukannya menganggarkan untuk penyelesaian jalan tersebut, pemerintah malah akan membangun jalan baru lagi menuju ke Lapter dengan dana Rp 17 miliar," kritiknya.
Menurutnya, banyak pembangunan jalan yang tidak selesai menunjukan bahwa pembangunan tersebut kurang perencanaan. Selain itu, kondisi di lapangan yang membuat pembangunan jalan tersebut tidak selesai yaitu masih adanya beberapa jalan belum dibebaskan.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Yunali melalui Kabid Bina Marga Sunarto mengatakan, memang banyak proyek yang tidak selesai tepat waktu, dan itu dilakukan pemutusan kontrak atau dibayar sesuai dengan pekerjaan.
"Kalau ada proyek yang tidak selesai maka akan dilakukan pemutusan kontrak dan pembayaran sesuai dengan pekerjaan yang sudah diselesaikan," ungkapnya. (asn)
Suharindi Serahkan Pencalonan ke PAN
Palembang, SN
Pilkada Pagaralam yang baru akan berlangsung 2013 mendatang, sudah mulai dihangatkan dengan para calon yang mulai mensosialisasikan diri untuk maju.
Dari sekian banyak nama yang muncul, salah satunya adalah Anggota DPRD Sumsel, H Suharindi. Ditemui di ruang kerjanya, Rabu (18/1) ia mengaku yakin dengan rencananya mencalokan diri menjadi calon walikota Pagaralam. Namun katanya, kelanjutan rencana pencalonan itu, ia serahkan ke Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai partai yang menaunginya.
"Semuanya kita serahkan ke PAN. Sampai saat ini, komunikasi dengan partai tetap jalan," katanya. Suharindi mengaku, sudah mempersiapkan pencalonannya, sejak satu tahun terakhir. Bahkan ia mengaku, dukungan dari masyarakat kota Pagaralam sudah didapat.
Ia pun yakin, PAN sebagai partai yang menaunginya, akan mendukung dan mencalokan kader yang dianggap layak. "Partai tentunya mengutamakan kader yang layak untuk dicalonkan," ungkapnya.
Mengenai calon wakil walikota yang akan mendampinginya, Suharindi mengaku hingga kini belum ada. "Itu nanti dipikirkan dan tentunya disesuaikan dengan bagaimana hasil survei," ujar anggota Komisi V DPRD Sumsel ini.
Sementara mengenai dua rekan kerjanya di DPRD Sumsel, yakni Budiarto Marsul dan Arudji Kartawinata yang juga menyatakan siap untuk maju pada Pilkada Pagaralam 2013, menurutnya hal itu sah-sah saja, sebagai warga negara punya hak dan punya keinginan.
"Semua kandidat mempunyai kans pada pemilihan wali kota Pagaralam," katanya.
Pilkada Banyuasin 2013
Sementara itu, tidak hanya di Pagaralam, Pilkada Banyuasin yang juga berlangsung pada 2013 mendatang, sudah memunculkan beberapa nama calon yang akan maju, salah satunya juga berasal dari anggota DPRD Sumsel, Slamet Soemosentono.
“Saya akan maju dari jalur independent, ini sudah saya bangun 5 tahun -10 tahun lalu, Banyuasin harus ada perubahan, karena itu saya maju pilkada Banyuain 2013,” tegas anggota Komisi I DPRD Sumsel ini.
Mengenai poling suara dukungan di Banyuasin, Slamet mengaku tidak mengadakan poling, namun katanya, setiap pihak lain melakukan poling, namanya selalu muncul sebagai salah satu yang dijagokan menang.
“Mengenai kantong suara yang real, kalau saya ada di wilayah perairan, Banyuasin dan Pangkalan Balai,” ujar dia.
“Soal banyaknya calon bupati Banyuasin yang akan maju pada 2013 mendatang, saya senang sekali, semakin banyak calon semakin bagus, karena itulah warna demokrasi,” pungkasnya. (awj)
Pilkada Pagaralam yang baru akan berlangsung 2013 mendatang, sudah mulai dihangatkan dengan para calon yang mulai mensosialisasikan diri untuk maju.
Dari sekian banyak nama yang muncul, salah satunya adalah Anggota DPRD Sumsel, H Suharindi. Ditemui di ruang kerjanya, Rabu (18/1) ia mengaku yakin dengan rencananya mencalokan diri menjadi calon walikota Pagaralam. Namun katanya, kelanjutan rencana pencalonan itu, ia serahkan ke Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai partai yang menaunginya.
"Semuanya kita serahkan ke PAN. Sampai saat ini, komunikasi dengan partai tetap jalan," katanya. Suharindi mengaku, sudah mempersiapkan pencalonannya, sejak satu tahun terakhir. Bahkan ia mengaku, dukungan dari masyarakat kota Pagaralam sudah didapat.
Ia pun yakin, PAN sebagai partai yang menaunginya, akan mendukung dan mencalokan kader yang dianggap layak. "Partai tentunya mengutamakan kader yang layak untuk dicalonkan," ungkapnya.
Mengenai calon wakil walikota yang akan mendampinginya, Suharindi mengaku hingga kini belum ada. "Itu nanti dipikirkan dan tentunya disesuaikan dengan bagaimana hasil survei," ujar anggota Komisi V DPRD Sumsel ini.
Sementara mengenai dua rekan kerjanya di DPRD Sumsel, yakni Budiarto Marsul dan Arudji Kartawinata yang juga menyatakan siap untuk maju pada Pilkada Pagaralam 2013, menurutnya hal itu sah-sah saja, sebagai warga negara punya hak dan punya keinginan.
"Semua kandidat mempunyai kans pada pemilihan wali kota Pagaralam," katanya.
Pilkada Banyuasin 2013
“Saya akan maju dari jalur independent, ini sudah saya bangun 5 tahun -10 tahun lalu, Banyuasin harus ada perubahan, karena itu saya maju pilkada Banyuain 2013,” tegas anggota Komisi I DPRD Sumsel ini.
Mengenai poling suara dukungan di Banyuasin, Slamet mengaku tidak mengadakan poling, namun katanya, setiap pihak lain melakukan poling, namanya selalu muncul sebagai salah satu yang dijagokan menang.
“Mengenai kantong suara yang real, kalau saya ada di wilayah perairan, Banyuasin dan Pangkalan Balai,” ujar dia.
“Soal banyaknya calon bupati Banyuasin yang akan maju pada 2013 mendatang, saya senang sekali, semakin banyak calon semakin bagus, karena itulah warna demokrasi,” pungkasnya. (awj)
PPM Gelar Khitanan Massal
Prabumulih, SN
Pemuda Panca Marga (PPM) Kota Prabumulih rencananya menggelar khitanan massal. Kegiatan yang dilaksanakan pada 2 Februari tersebut dalam rangka memeriahkan HUT Kodam II Sriwijaya.
Ketua PPM Prabumulih Tris September kemarin menjelaskan, khitanan massal ini selain menyambut HUT Kodam II/Swj ke-66 juga merupakan program PPM Prabumulih. Dalam kegiatan ini mereka akan dibantu langsung Kodim 0404 Muara Enim yang dikomandoi langsung Dandim Letkol Kav Siswono. Untuk tenaga medis mereka akan menggalang pihak Puskesmas dan RSUD Kota Prabumulih.
“Saat ini persiapan sudah 60 persen dan sudah 30 anak yang terdaftar. Mereka ini
diambil dari anak anak anggota PPM dan umum. Target kita sendiri sebanyak 60 anak," terang putra almarhum Peltu M Ali Hanapiah ini.
Sementara untuk kegiatan sendiri dilaksanakan di Gedung Veteran Prabumulih Jalan Ahmad Yani.
"Harapan saya selaku ketua PPM kota Prabumulih, dengan khitanan massal agar orangtua yang tidak mampu khususnya anggota PPM dan pada umumnya masyarakat kota Prabumulih dapat terbantu dengan kegiatan sosialisai ini . dan di akhir acara sunatan akan di adakan makan bersama dan saya mohon doa res," harapnya. (and)
Pemuda Panca Marga (PPM) Kota Prabumulih rencananya menggelar khitanan massal. Kegiatan yang dilaksanakan pada 2 Februari tersebut dalam rangka memeriahkan HUT Kodam II Sriwijaya.
Ketua PPM Prabumulih Tris September kemarin menjelaskan, khitanan massal ini selain menyambut HUT Kodam II/Swj ke-66 juga merupakan program PPM Prabumulih. Dalam kegiatan ini mereka akan dibantu langsung Kodim 0404 Muara Enim yang dikomandoi langsung Dandim Letkol Kav Siswono. Untuk tenaga medis mereka akan menggalang pihak Puskesmas dan RSUD Kota Prabumulih.
“Saat ini persiapan sudah 60 persen dan sudah 30 anak yang terdaftar. Mereka ini
diambil dari anak anak anggota PPM dan umum. Target kita sendiri sebanyak 60 anak," terang putra almarhum Peltu M Ali Hanapiah ini.
Sementara untuk kegiatan sendiri dilaksanakan di Gedung Veteran Prabumulih Jalan Ahmad Yani.
"Harapan saya selaku ketua PPM kota Prabumulih, dengan khitanan massal agar orangtua yang tidak mampu khususnya anggota PPM dan pada umumnya masyarakat kota Prabumulih dapat terbantu dengan kegiatan sosialisai ini . dan di akhir acara sunatan akan di adakan makan bersama dan saya mohon doa res," harapnya. (and)
Langganan:
Postingan (Atom)
Press
My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.