Selasa, 20 Desember 2011
Pemain SFC & Persija Tawuran di Hotel, Polisi Turun Tangan
Palembang, SN
Insiden perkelahian pemain Sriwijaya FC dan Persija Jakarta di hotel setelah mereka bertanding kemungkinan besar akan dibawa ke ranah hukum. Manajemen Sriwijaya FC akan melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.
Peristiwa itu terjadi hari Minggu (18/12/2011), setelah kedua tim berduel di lapangan dalam lanjutan Indonesian Super League (ISL) di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, yang berkesudahan 2-1 untuk tuan rumah.
Seusai pertandingan, di Hotel Swarna Dwipa, Jln. Tasik, Palembang, terjadi pertikaian antarpemain. Menurut informasi, sempat terjadi cekcok antara pemain SFC Hilton Moreira dengan pemain Persija Ismed Sofyan di lantai lobi hotel. Pemain SFC yang lain, Thierry Gathuessi, datang untuk melerai, tapi diduga melakukan pemukulan terhadap Ismed.
Ismed lalu melapor pada rekan-rekannya, dan kemudian mengeroyok Gathuessi di lantai tiga. Ofisial Persija dilaporkan turut terlibat dalam perkelahian yang membuat geger sekaligus ketakutan, penghuni lain hotel tersebut.
Versi lain dari saksi mata bernama Ozi Maulana, penyanyi kafe hotel, ia melihat Ismed dan Hilton bertengkar di lobi, lalu beradu jotos. Ofisial dan pemain Persija lain yang melihat kejadian itu pun membantu Ismed memukuli Hilton.
Menyaksikan temannya dikeroyok, Keith Kayamba Gumbs dan Gathuessi datang mencoba melerai, tapi kemudian terbawa arus tawuran. Para pemain Persija lalu mengejar-ngejar pemain SFC sampai ke lantai tiga. Kaca pintu darurat lantai tiga pecah karena terkena pelemparan yang dilakukan ofisial Persija.
Dari tawuran yang liar itu Ismed dilaporkan mengalami luka di pipinya, sedangkan Hilton di bagian wajah. Manajer SFC, Hendri Zainuddin, berniat melapor ke Polrestabes Palembang, karena merasa pemainnya dikeroyok.
"Kita akan melaporkan kejadian ini ke Polresta. Kalau ada yang bersalah, kasus ini akan dibawa ke ranah hukum," demikian Hendri saat dihubungi wartawan, Minggu malam.
Sementara itu Kasat Reskrim Polresta Palembang, Frido Situmorang, mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kejadian tersebut. Untuk sementara, diduga motifnya berawal dari lapangan saat kedua tim bertanding.
Untuk diketahui, partai itu dimenangkan SFC dengan skor 2-1, diwarnai tiga kartu merah: dua untuk Persija dan satu untu tim tuan rumah. Bek Persija Fabiano dan Kayamba Gumbs diusir wasit karena sempat saling dorong dan nyaris berkelahi.
"Kita masih menyelidiki kejadian ini," ujar Frido Situmorang. "Berdasarkan olah TKP, kaca di lantai2 pintu darurat hotel pecah akibat lemparan benda tumpul."
Sementara itu Pelatih Persija Iwan Setiawan mengaku tidak melihat kejadian tersebut, tapi berharap ada penyelesaian secara baik-baik di antara orang-orang yang terlibat. ( a2s / mfi )
Insiden perkelahian pemain Sriwijaya FC dan Persija Jakarta di hotel setelah mereka bertanding kemungkinan besar akan dibawa ke ranah hukum. Manajemen Sriwijaya FC akan melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.
Peristiwa itu terjadi hari Minggu (18/12/2011), setelah kedua tim berduel di lapangan dalam lanjutan Indonesian Super League (ISL) di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, yang berkesudahan 2-1 untuk tuan rumah.
Seusai pertandingan, di Hotel Swarna Dwipa, Jln. Tasik, Palembang, terjadi pertikaian antarpemain. Menurut informasi, sempat terjadi cekcok antara pemain SFC Hilton Moreira dengan pemain Persija Ismed Sofyan di lantai lobi hotel. Pemain SFC yang lain, Thierry Gathuessi, datang untuk melerai, tapi diduga melakukan pemukulan terhadap Ismed.
Ismed lalu melapor pada rekan-rekannya, dan kemudian mengeroyok Gathuessi di lantai tiga. Ofisial Persija dilaporkan turut terlibat dalam perkelahian yang membuat geger sekaligus ketakutan, penghuni lain hotel tersebut.
Versi lain dari saksi mata bernama Ozi Maulana, penyanyi kafe hotel, ia melihat Ismed dan Hilton bertengkar di lobi, lalu beradu jotos. Ofisial dan pemain Persija lain yang melihat kejadian itu pun membantu Ismed memukuli Hilton.
Menyaksikan temannya dikeroyok, Keith Kayamba Gumbs dan Gathuessi datang mencoba melerai, tapi kemudian terbawa arus tawuran. Para pemain Persija lalu mengejar-ngejar pemain SFC sampai ke lantai tiga. Kaca pintu darurat lantai tiga pecah karena terkena pelemparan yang dilakukan ofisial Persija.
Dari tawuran yang liar itu Ismed dilaporkan mengalami luka di pipinya, sedangkan Hilton di bagian wajah. Manajer SFC, Hendri Zainuddin, berniat melapor ke Polrestabes Palembang, karena merasa pemainnya dikeroyok.
"Kita akan melaporkan kejadian ini ke Polresta. Kalau ada yang bersalah, kasus ini akan dibawa ke ranah hukum," demikian Hendri saat dihubungi wartawan, Minggu malam.
Sementara itu Kasat Reskrim Polresta Palembang, Frido Situmorang, mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kejadian tersebut. Untuk sementara, diduga motifnya berawal dari lapangan saat kedua tim bertanding.
Untuk diketahui, partai itu dimenangkan SFC dengan skor 2-1, diwarnai tiga kartu merah: dua untuk Persija dan satu untu tim tuan rumah. Bek Persija Fabiano dan Kayamba Gumbs diusir wasit karena sempat saling dorong dan nyaris berkelahi.
"Kita masih menyelidiki kejadian ini," ujar Frido Situmorang. "Berdasarkan olah TKP, kaca di lantai2 pintu darurat hotel pecah akibat lemparan benda tumpul."
Sementara itu Pelatih Persija Iwan Setiawan mengaku tidak melihat kejadian tersebut, tapi berharap ada penyelesaian secara baik-baik di antara orang-orang yang terlibat. ( a2s / mfi )
Hari Ini, 5 Terdakwa Kasus Sungai Sodong Disidang
Kayuagung, SN
Hari ini Selasa 20 Desember, 5 terdakwa kasus bentrok berdarah antara warga Desa Sungai Sodong Kecamatan Mesuji Kabupaten OKI dengan pihak keamanan PT Sumber Wangi Alam (SWA) akan menjalani sidang di Pengadilan Negeri Kayuagung.
Demikian ditegaskan Husaeni SH MH selaku Ketua Pengadilan Negeri Kayuagung didampingi Bupati OKI Ir H Ishak Mekki MM, Wakapolres OKI, Dandim, Kejari Kayuagung, Ketua PA Kayuagung, Sekda OKI dan sejumlah pejabat di jajaran Pemkab OKI, Senin (19/12) di ruang rapat bupati.
Dijelaskan Husaeni, kelima terdakwa tersebut yakni Tarjo, Suprianto, Muhammad Idris, Muhammad Ridwan dan Heri Supriansyah. Semuanya terdakwa dari pihak sekuriti PT SWA ini dijerat dengan pasal primer 338 KUHP, subsider 170 KUHP dan 351 KUHP ayat 1.
“Besok (hari ini,red) pemeriksaan terhadap para terdakwa,”kata Husaeni menjawab pertanyaan wartawan tentang sejauh mana proses hukum dan penanganan yang dilakukan pihaknya terhadap kasus bentrok di Desa Sungai Sodong yang terjadi 21 April silam.
Sedangkan untuk persidangan terdakwa dari pihak warga sudah selesai dilakukan beberapa waktu lalu. Terdakwanya hanya 1 orang atas nama Goni, didakwa karena memiliki dan membawa senjata tajam di tempat umum. Goni dihukum 5 bulan kurungan penjara namun sekarang pihak jaksa mengajukan kasasi sehingga perkaranya masih berlangsung.
Sedangkan Wakapolres OKI Kompol Indra D SIK menjelaskan, setiap perusahaan punya hak dan kewajiban membentuk dan memiliki tim keamanan perusahaan baik yang dibentuk dari intern perusahaan maupun menggunakan jasa keamanan dari ekstern perusahaan.
Seperti diberitakan sebelumnya, bentrok berdarah antara warga Desa Sungai Sodong dengan sekuriti PT SWA ini terjadi 21 April 2011 lalu. Pemicunya karena kedua belah pihak saling mengklaim lahan perkebunan sawit di desa tersebut.
Kronologis bentrok bermula adanya seorang warga yang memanen kelapa sawit di lahan yang bersengketa, namun yang dilakukannya ini dilihat pihak keamaman perusahaan sehingga terjadilah keributan dan menewaskan warga tersebut.
Tewasnya seorang warga ini dilihat seorang warga lainnya yang mencoba melakukan pembelaan, namun nasibnyapun sama yakni tewas dianiaya pihak keamanan. Informasi meninggalnya 2 orang warga ini diketahui warga setempat.
Jelas saja, pihak keluarga korban dibantu ratusan wargapun langsung emosi dan mendatangi basecamp PT SWA untuk balas dendam. Emosi yang tidak terkendali ini berakhir anarkis dengan merusak sejumlah asset perusahaan dan bentrok dengan puluhan pihak sekuriti sehingga 5 orang sekuriti akhirnya tewas dianiaya warga.(iso)
Hari ini Selasa 20 Desember, 5 terdakwa kasus bentrok berdarah antara warga Desa Sungai Sodong Kecamatan Mesuji Kabupaten OKI dengan pihak keamanan PT Sumber Wangi Alam (SWA) akan menjalani sidang di Pengadilan Negeri Kayuagung.
Demikian ditegaskan Husaeni SH MH selaku Ketua Pengadilan Negeri Kayuagung didampingi Bupati OKI Ir H Ishak Mekki MM, Wakapolres OKI, Dandim, Kejari Kayuagung, Ketua PA Kayuagung, Sekda OKI dan sejumlah pejabat di jajaran Pemkab OKI, Senin (19/12) di ruang rapat bupati.
Dijelaskan Husaeni, kelima terdakwa tersebut yakni Tarjo, Suprianto, Muhammad Idris, Muhammad Ridwan dan Heri Supriansyah. Semuanya terdakwa dari pihak sekuriti PT SWA ini dijerat dengan pasal primer 338 KUHP, subsider 170 KUHP dan 351 KUHP ayat 1.
“Besok (hari ini,red) pemeriksaan terhadap para terdakwa,”kata Husaeni menjawab pertanyaan wartawan tentang sejauh mana proses hukum dan penanganan yang dilakukan pihaknya terhadap kasus bentrok di Desa Sungai Sodong yang terjadi 21 April silam.
Sedangkan untuk persidangan terdakwa dari pihak warga sudah selesai dilakukan beberapa waktu lalu. Terdakwanya hanya 1 orang atas nama Goni, didakwa karena memiliki dan membawa senjata tajam di tempat umum. Goni dihukum 5 bulan kurungan penjara namun sekarang pihak jaksa mengajukan kasasi sehingga perkaranya masih berlangsung.
Sedangkan Wakapolres OKI Kompol Indra D SIK menjelaskan, setiap perusahaan punya hak dan kewajiban membentuk dan memiliki tim keamanan perusahaan baik yang dibentuk dari intern perusahaan maupun menggunakan jasa keamanan dari ekstern perusahaan.
Seperti diberitakan sebelumnya, bentrok berdarah antara warga Desa Sungai Sodong dengan sekuriti PT SWA ini terjadi 21 April 2011 lalu. Pemicunya karena kedua belah pihak saling mengklaim lahan perkebunan sawit di desa tersebut.
Kronologis bentrok bermula adanya seorang warga yang memanen kelapa sawit di lahan yang bersengketa, namun yang dilakukannya ini dilihat pihak keamaman perusahaan sehingga terjadilah keributan dan menewaskan warga tersebut.
Tewasnya seorang warga ini dilihat seorang warga lainnya yang mencoba melakukan pembelaan, namun nasibnyapun sama yakni tewas dianiaya pihak keamanan. Informasi meninggalnya 2 orang warga ini diketahui warga setempat.
Jelas saja, pihak keluarga korban dibantu ratusan wargapun langsung emosi dan mendatangi basecamp PT SWA untuk balas dendam. Emosi yang tidak terkendali ini berakhir anarkis dengan merusak sejumlah asset perusahaan dan bentrok dengan puluhan pihak sekuriti sehingga 5 orang sekuriti akhirnya tewas dianiaya warga.(iso)
300 Pegawai HL PT SSG Tak Ada Jamsostek
*DP Siregar: Perusahaan
Harus Bertangung Jawab
Banyuasin, SN
Permasalahan yang dihadapi oleh sekitar 16 pekerja di PT Sukses Sawit Gasing (SSG) bukan hanya permasalahan keracunan tetapi salah satu pegawai harian lepas dari PT SSG datang ke kantor perkantoran Pemkab Banyuasin di Dinas Tenaga Kerja (Disnakertrans) untuk meminta pertangung jawaban dari PT SSG akibat diberhentikan dari tempat dia bekerja tanpa ada surat peringantan.
Yuliana (31 thn) pekerja harian lepas PT SSG menjelaskan, ia diberhentikan dari PT SSG tanpa ada surat peringatan dan hanya melalui sms saja.
“Pada saat saya datang mau bekerja saya sudah tidak boleh lagi bekerja tanpa ada pemberitahuan kepada Saya padahal sudah bekerja di PT SSG sebagai pegawai harian lepas sudah bekerja selama 2 tahun. Tanpa ada surat peringatan saya langsung diberhentikan dan ,saya mau menuntut untuk agar saya diberikan pesangon selama saya bekerja,” ujarnya.
Adi Kurniawan, salah satu staf tata usaha PT SSG membantah kalau dirinya telah memberhentikan pekerja yang bernama yuliana. "Dari perusahaan sendiri sampai saat ini belum mengeluarkan surat pemberhentian kepada saudara Yuliana,dan kami dari PT SSG. Jika memang saudara yuliana masih ingin bekerja kami masih menerima dan jika mau berhenti kami dari PT SSG akan memberikan pesangon,"ujarnya.
Kasi Hubungan Industrial dan Jamsostek DP Siregar SH MH mengatakan, bila permasahan yang dihadapi oleh pekerja harian lepas yang bernama yuliana hanya permasalahan yang dilakukan oleh oknum perusahaan saja.
Menurutnya, hal tersebut mungkin hanya dilakukan oleh oknum yang bekerja di PT SSG. Jika memang pekerja yang bernama yuliana ini mau berhenti maka harus diberikan pesangon.
Ditanyakan permasalahan yang menyangkut ke 16 pekerja yang mengalami keracunan beberapa hari yang lalu di PT SSG ke-16 pekerja harian lepas tersebut tidak memiliki jamsostek Siregar juga mengatakan jika prusahaan tersebut mampu dan mau bertanggung jawab maka perusahaan tidak perlu lagi memberikan jamsostek.
“Untuk pegawai tenaga harian lepas tersebut jika perusahaan mampu dan mau bertangung jawab maka prusahaan tidak perlu memberikan jamsostek. Tetapi jika prusahaan tersebut tidak bertangung jawab,dan tidak memberikan jamsostek kepada pekerja,maka perusahaan tersebut salah dan akan di berikan sanksi serta di laporkan karena tidak memberikan kewajibannya kepada perusahaan nya,” jelasnya.(sir)
Harus Bertangung Jawab
Banyuasin, SN
Permasalahan yang dihadapi oleh sekitar 16 pekerja di PT Sukses Sawit Gasing (SSG) bukan hanya permasalahan keracunan tetapi salah satu pegawai harian lepas dari PT SSG datang ke kantor perkantoran Pemkab Banyuasin di Dinas Tenaga Kerja (Disnakertrans) untuk meminta pertangung jawaban dari PT SSG akibat diberhentikan dari tempat dia bekerja tanpa ada surat peringantan.
Yuliana (31 thn) pekerja harian lepas PT SSG menjelaskan, ia diberhentikan dari PT SSG tanpa ada surat peringatan dan hanya melalui sms saja.
“Pada saat saya datang mau bekerja saya sudah tidak boleh lagi bekerja tanpa ada pemberitahuan kepada Saya padahal sudah bekerja di PT SSG sebagai pegawai harian lepas sudah bekerja selama 2 tahun. Tanpa ada surat peringatan saya langsung diberhentikan dan ,saya mau menuntut untuk agar saya diberikan pesangon selama saya bekerja,” ujarnya.
Adi Kurniawan, salah satu staf tata usaha PT SSG membantah kalau dirinya telah memberhentikan pekerja yang bernama yuliana. "Dari perusahaan sendiri sampai saat ini belum mengeluarkan surat pemberhentian kepada saudara Yuliana,dan kami dari PT SSG. Jika memang saudara yuliana masih ingin bekerja kami masih menerima dan jika mau berhenti kami dari PT SSG akan memberikan pesangon,"ujarnya.
Kasi Hubungan Industrial dan Jamsostek DP Siregar SH MH mengatakan, bila permasahan yang dihadapi oleh pekerja harian lepas yang bernama yuliana hanya permasalahan yang dilakukan oleh oknum perusahaan saja.
Menurutnya, hal tersebut mungkin hanya dilakukan oleh oknum yang bekerja di PT SSG. Jika memang pekerja yang bernama yuliana ini mau berhenti maka harus diberikan pesangon.
Ditanyakan permasalahan yang menyangkut ke 16 pekerja yang mengalami keracunan beberapa hari yang lalu di PT SSG ke-16 pekerja harian lepas tersebut tidak memiliki jamsostek Siregar juga mengatakan jika prusahaan tersebut mampu dan mau bertanggung jawab maka perusahaan tidak perlu lagi memberikan jamsostek.
“Untuk pegawai tenaga harian lepas tersebut jika perusahaan mampu dan mau bertangung jawab maka prusahaan tidak perlu memberikan jamsostek. Tetapi jika prusahaan tersebut tidak bertangung jawab,dan tidak memberikan jamsostek kepada pekerja,maka perusahaan tersebut salah dan akan di berikan sanksi serta di laporkan karena tidak memberikan kewajibannya kepada perusahaan nya,” jelasnya.(sir)
Pengurus Ranting PMI Dilantik
HBA: Anggota PMI Harus Peduli Lingkungan
Empat Lawang, SN
Sebanyak 40 anggota Palang Merah Indonesia (PMI) pengurus ranting kecamatan, masa bakti 2011 - 2013 resmi dilantik oleh Ketua PMI cabang Empat Lawang Ny HjSuzanah Budi Antoni. Senin (19/12).
Acara yang dipusatkan di halaman Puskemas Pendodpo tersebut juga dihadiri bupati Empat Lawang H Budi Antoni Aljufri (HBA) yang juga sebagai pembina PMI Empat Lawang, serta pejabat pemkab Empat Lawang,
Pada acara Pelantikan pengurus ranting PMI kabupaten Empat Lawang yang dilantik langsung ketua PMI cabang kabupaten Empat Lawang ini, diisi juga kegiatan bakti sosial, sepeti sunatan masal, donor darah, dan KB gratis, serta pelayanan kesehatan masyarakat lainnya.
Ketua PMI Cabang Empat Lawang Ny Hj Suzana Budi Antoni, mengharapkan agar pengurus yang dilantik untuk segera menyusun program kerja yang mampu dilaksanakan secara tepat guna, tepat sasaran, efisien dan membantu program Pemkab Empatlawang.
"Selamat kepada pengurus yang dilantik untuk periode 2011-2013. Diharapkan pengurus ranting dapat bekerjasama dengan PMI Kabupaten Empatlawang,"terangnya.
Lebih lanjut Suzana mengatakan, agar pengurus ranting PMI dapat bekerja secara maksimal dan bersinergi membangun dan pengembangan Palang Merah diseluruh Kecamatan.
"Kami harapkan organisasi PMI ini terutama di kabupaten Empat Lawang dapat Saling besinergi dan bersama membangun organisasi ini. Sehingga dapat dinikmati masyarakt luas khususnya masyarakat Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati,"imbuhnya.
Sementara Bupati Empat Lawang H Budi Antoni Aljufri (HBA), organisasi ini merupakan kegiatan positif sebab dengan adanya organisasi ini tentunya diharapkan dapat dijadikan sarana membentuk karakter jiwa sosial yang tinggi, dan semangat kebersamaan.
”Sebaiknya anggota PMI haruslah memiliki jiwa kesetiakawanan sosial serta kepekaan dan kepedulian lingkungan sosial masyarakat ataupun sekolah,”ujarnya.
Mantan Ketua DPRD Lahat ini juga mengharapkan, dengan kegiatan ini bagi anggota PMI pengurus ranting semakin dapat meningkatkan rasa persaudaraan diantara sesama serta semakin memperkukuh tujuh prinsip dasar PMI yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, serta kesatuan dan kesemestaan.
“Harapannya saya dengan bertumbuhnya PMI ini dapat bersinergi bersama membangun daerah dan dapat melayani masyarakat luas," harap HBA.(Eko)
Empat Lawang, SN
Sebanyak 40 anggota Palang Merah Indonesia (PMI) pengurus ranting kecamatan, masa bakti 2011 - 2013 resmi dilantik oleh Ketua PMI cabang Empat Lawang Ny HjSuzanah Budi Antoni. Senin (19/12).
Acara yang dipusatkan di halaman Puskemas Pendodpo tersebut juga dihadiri bupati Empat Lawang H Budi Antoni Aljufri (HBA) yang juga sebagai pembina PMI Empat Lawang, serta pejabat pemkab Empat Lawang,
Pada acara Pelantikan pengurus ranting PMI kabupaten Empat Lawang yang dilantik langsung ketua PMI cabang kabupaten Empat Lawang ini, diisi juga kegiatan bakti sosial, sepeti sunatan masal, donor darah, dan KB gratis, serta pelayanan kesehatan masyarakat lainnya.
Ketua PMI Cabang Empat Lawang Ny Hj Suzana Budi Antoni, mengharapkan agar pengurus yang dilantik untuk segera menyusun program kerja yang mampu dilaksanakan secara tepat guna, tepat sasaran, efisien dan membantu program Pemkab Empatlawang.
"Selamat kepada pengurus yang dilantik untuk periode 2011-2013. Diharapkan pengurus ranting dapat bekerjasama dengan PMI Kabupaten Empatlawang,"terangnya.
Lebih lanjut Suzana mengatakan, agar pengurus ranting PMI dapat bekerja secara maksimal dan bersinergi membangun dan pengembangan Palang Merah diseluruh Kecamatan.
"Kami harapkan organisasi PMI ini terutama di kabupaten Empat Lawang dapat Saling besinergi dan bersama membangun organisasi ini. Sehingga dapat dinikmati masyarakt luas khususnya masyarakat Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati,"imbuhnya.
Sementara Bupati Empat Lawang H Budi Antoni Aljufri (HBA), organisasi ini merupakan kegiatan positif sebab dengan adanya organisasi ini tentunya diharapkan dapat dijadikan sarana membentuk karakter jiwa sosial yang tinggi, dan semangat kebersamaan.
”Sebaiknya anggota PMI haruslah memiliki jiwa kesetiakawanan sosial serta kepekaan dan kepedulian lingkungan sosial masyarakat ataupun sekolah,”ujarnya.
Mantan Ketua DPRD Lahat ini juga mengharapkan, dengan kegiatan ini bagi anggota PMI pengurus ranting semakin dapat meningkatkan rasa persaudaraan diantara sesama serta semakin memperkukuh tujuh prinsip dasar PMI yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, serta kesatuan dan kesemestaan.
“Harapannya saya dengan bertumbuhnya PMI ini dapat bersinergi bersama membangun daerah dan dapat melayani masyarakat luas," harap HBA.(Eko)
Mobil Karyawan BUMN Raib Didepan Rumah
Muara Enim, SN
Sial menimpa, Sohirin bin Darmo (36) karyawan BUMN yang tinggal di Dusun II Desa Ujanmas Baru Kecamatan Ujanmas, mobil Suzuki pick up BG Nopol BG 9898 XT miliknya, lenyap digondol maling, Minggu (19/12) sekitar pukul 02.00 WIB.
Atas kejadian tersebut korban melaporkannya ke Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Muara Enim. Dalam pengakuannya dihadapan petugas, mobil pick up miliknya di parkir di halaman depan rumahnya.
Keesokan paginya, dia kaget mengetahui kalau mobilnya tersebut sudah raib. Bahkan dia telah berusaha mencari dan menanyakan kepada para tetangganya perihal kejadian tersebut, tetapi tak ada yang mengetahui ataupun mengenali ciri-ciri pelakunya.
Diakuinya, kalau malam tersebut, dia tak mendengar ada suara
mencurigakan yang masuk ke halaman rumahnya, meskipun pagarnya telah terkunci rapat. Padahal, mobilnya tersebut telah terkunci dengan pengaman kunci stir mobil.
Kapolres Muara Enim AKBP Budi Suryanto melalui Kasat Reskrim AKP Tri Wahyudi, Senin (19/12), membenarkan kejadian tersebut, saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan petugas. (yud)
Sial menimpa, Sohirin bin Darmo (36) karyawan BUMN yang tinggal di Dusun II Desa Ujanmas Baru Kecamatan Ujanmas, mobil Suzuki pick up BG Nopol BG 9898 XT miliknya, lenyap digondol maling, Minggu (19/12) sekitar pukul 02.00 WIB.
Atas kejadian tersebut korban melaporkannya ke Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Muara Enim. Dalam pengakuannya dihadapan petugas, mobil pick up miliknya di parkir di halaman depan rumahnya.
Keesokan paginya, dia kaget mengetahui kalau mobilnya tersebut sudah raib. Bahkan dia telah berusaha mencari dan menanyakan kepada para tetangganya perihal kejadian tersebut, tetapi tak ada yang mengetahui ataupun mengenali ciri-ciri pelakunya.
Diakuinya, kalau malam tersebut, dia tak mendengar ada suara
mencurigakan yang masuk ke halaman rumahnya, meskipun pagarnya telah terkunci rapat. Padahal, mobilnya tersebut telah terkunci dengan pengaman kunci stir mobil.
Kapolres Muara Enim AKBP Budi Suryanto melalui Kasat Reskrim AKP Tri Wahyudi, Senin (19/12), membenarkan kejadian tersebut, saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan petugas. (yud)
Dana BOS Triwulan IV Cair
Prabumulih, SN
Setelah sempat mengalami keterlambatan hingga dua bulan lamanya, akhirnya Pemkot Prabumulih melalui Dinas Pendidikan (Disdik), Senin (19/12), mulai melakukan pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Triwulan (tahap) IV bagi SD dan SMP di lingkungannya.
Tercatat sebanyak 91 Sekolah Dasar (SD), dan 19 Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdiri dari sekolah negeri dan swasta mendapat bantuan tersebut.
Kepala Disdik Kota Prabumulih, Rasyid SAg melalui Kepala Bidang Sekolah Menengah, Irawan Supmidi SPd MM, menyebutkan pencairan dana BOS Triwulan IV sudah dilakukan sejak Jumat (16/12).
Ia menambahkan, cara pencairan seperti biasa, dari rekening penampungan Disdik langsung ke rekening sekolah masing – masing. Keterlambatan turunnya dana BOS Triwulan IV 2011, diakui Irawan disebabkan kurangnya anggaran dana BOS yang diterima dengan jumlah sekolah.
“Keterlambatan terjadi karena anggaran tidak cukup sehingga terpaksa alokasinya dikurangi untuk masing – masing sekolah (dibagi rata). Jadi memang prosesnya agak lama, karena melihat jumlah siswa sekolah itu,” ungkap Irawan lagi.
Masing – masing SD menerima sekitar Rp 400 ribu persekolah, dan Rp 575 ribu bagi SMP. Pengurangan alokasi dana BOS bagi sekolah itu, dilakukan setelah terdapat selisih atau penambahan jumlah siswa pada sekolah tersebut.
Irawan menambahkan, agar pengurangan dana BOS tidak terulang sesuai dengan Keputusan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) sekarang ini, pihaknya kedepan hanya bertugas mengontrol dan mendata penggunaan dana BOS di sekolah.
“Kalau sekarang masih dari Bendahara Negara, di transper ke Bendahara Umum Daerah (BUD) kemudian ke rekening penampung Disdik, baru masuk ke rekening sekolah penerima dana BOS,” urai Irawan.
Sistem pencairan dana BOS tahun 2012 itu juga, menurut Irawan, selain lebih ringkas dan mudah juga mengurangi resiko terjadinya penyimpangan dalam penyampaiannya. “Sebab dari Bendahara Negara langsung ke Bendahara Umum Daerah Pro
Setelah sempat mengalami keterlambatan hingga dua bulan lamanya, akhirnya Pemkot Prabumulih melalui Dinas Pendidikan (Disdik), Senin (19/12), mulai melakukan pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Triwulan (tahap) IV bagi SD dan SMP di lingkungannya.
Tercatat sebanyak 91 Sekolah Dasar (SD), dan 19 Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdiri dari sekolah negeri dan swasta mendapat bantuan tersebut.
Kepala Disdik Kota Prabumulih, Rasyid SAg melalui Kepala Bidang Sekolah Menengah, Irawan Supmidi SPd MM, menyebutkan pencairan dana BOS Triwulan IV sudah dilakukan sejak Jumat (16/12).
Ia menambahkan, cara pencairan seperti biasa, dari rekening penampungan Disdik langsung ke rekening sekolah masing – masing. Keterlambatan turunnya dana BOS Triwulan IV 2011, diakui Irawan disebabkan kurangnya anggaran dana BOS yang diterima dengan jumlah sekolah.
“Keterlambatan terjadi karena anggaran tidak cukup sehingga terpaksa alokasinya dikurangi untuk masing – masing sekolah (dibagi rata). Jadi memang prosesnya agak lama, karena melihat jumlah siswa sekolah itu,” ungkap Irawan lagi.
Masing – masing SD menerima sekitar Rp 400 ribu persekolah, dan Rp 575 ribu bagi SMP. Pengurangan alokasi dana BOS bagi sekolah itu, dilakukan setelah terdapat selisih atau penambahan jumlah siswa pada sekolah tersebut.
Irawan menambahkan, agar pengurangan dana BOS tidak terulang sesuai dengan Keputusan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) sekarang ini, pihaknya kedepan hanya bertugas mengontrol dan mendata penggunaan dana BOS di sekolah.
“Kalau sekarang masih dari Bendahara Negara, di transper ke Bendahara Umum Daerah (BUD) kemudian ke rekening penampung Disdik, baru masuk ke rekening sekolah penerima dana BOS,” urai Irawan.
Sistem pencairan dana BOS tahun 2012 itu juga, menurut Irawan, selain lebih ringkas dan mudah juga mengurangi resiko terjadinya penyimpangan dalam penyampaiannya. “Sebab dari Bendahara Negara langsung ke Bendahara Umum Daerah Pro
Ratusan Bangunan Terancam Longsor
Pagaralam, SN
Ratusan bangunan rumah, dan perkantoran di Kota Pagaralam, terancam longsor akibat runtuhnya beberapa titik di lereng Gunung Dempo, Kampung I, Kelurahan Dempo Makmur, Kecamatan Pagaralam Utara.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Pagaralam, Ir H Edi Thamrin, Senin (19/12) mengatakan hujan deras yang mengguyur Pagaralam, mendorong beberapa titik terjadi longsor sekitar 10 meter hingga 20 meter dengan ketinggian sekitar 50 meter.
"Bencana alam susulan bisa saja terjadi karena hujan lebat dalam beberapa hari ini terus terjadi," katanya.
Dia menyebutkan, meskipun hanya menimbun beberapa sudut jalan, namun areal longsor cukup luas dan berada di kawasan pemukiman padat penduduk.
"Ratusan rumah di daerag Gunung Dempo itu sebagian besar berada di bawah tebing dan di lereng perbukitan. Tentunya jika terjadi longsor semuanya akan ikut menjadi korban," ungkap dia.
Diakuinya, banyak fasilitas warga yang saat ini terancam longsor, di antaranya perumahan milik karyawan PTPN VII dan Pustu Gunung Dempo.
Edi Thamrin menyebutkan, antisipasi untuk menanggulangi longsor susulan akan dilakukan pemasangan tembok penahan dari semen.
"Sebetulnya kalau musim hujan daerah Gunung Dempo, mulai dari perkebunan teh di ketinggian 1.900 dpl hingga Kampung I kawasan pabrik PTPN VII cukup sering terjadi longsor, hanya saja kapasitasnya kecil," ungkapnya.
Sementara itu Wakil Walikota Pagaralam, dr Hj Ida Fitriati mengatakan, pemerintah kota sudah melakukan berbagai upaya pencegahaan dan pengendalian dalam menanggulangi bencana alam, seperti membentuk satuan kerja khusus menangani pesolan ini hingga tingkat kelurahan.
"Kalau kondisi darurat kita sudah siapkan semua, mulai dari peralatan dan personel siapa diterjunakan untuk mengatasi berbagai situasi," ungkap dia.
Dia juga meminta agar instansi terkait dapat menyediakan anggaran untuk mendukung upaya penanggulangan bila bencana alam yang banyak menimbulkan korban terjadi.
Ida juga mengatakan, antisipasi pertama yakni dengan mengurangi upaya perluasan pembukaan hutan di daerah pergunungan yang merupakan hulu sungai. Karena hal itu juga bisa memicu tidak terjadinya penyerapan air saat hujan deras, sehingga banjir kiriman muncul.
"Longsor terjadi karena air yang tidak mampu lagi diserap secara maksimal oleh tanah, belum lagi kondisi alam sudah banyak mengalami kerusakan, seperti tandus," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pos Pemantau Gunung Api Dempo, Slamet mengatakan, kalau hujan deras akan timbul kekhawatiran, karena perubahan di daerah itu semuanya di lereng bukit.
"Kalau disekitar kantor kami tidak terlalu berbahaya, namun longsor bisa saja mengancam disekitar bangunan wisata antan delapan," ungkapnya.
Namun demikian, kata Slamet, kewaspadaan akan tetap dilakukan, karena bencana alam yang bisa saja muncul secara tiba-tiba bukan hanya longsor dan banjir bandang saja, bahkan termasuk Gunung Dempo meletus. (asn)
Ratusan bangunan rumah, dan perkantoran di Kota Pagaralam, terancam longsor akibat runtuhnya beberapa titik di lereng Gunung Dempo, Kampung I, Kelurahan Dempo Makmur, Kecamatan Pagaralam Utara.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Pagaralam, Ir H Edi Thamrin, Senin (19/12) mengatakan hujan deras yang mengguyur Pagaralam, mendorong beberapa titik terjadi longsor sekitar 10 meter hingga 20 meter dengan ketinggian sekitar 50 meter.
"Bencana alam susulan bisa saja terjadi karena hujan lebat dalam beberapa hari ini terus terjadi," katanya.
Dia menyebutkan, meskipun hanya menimbun beberapa sudut jalan, namun areal longsor cukup luas dan berada di kawasan pemukiman padat penduduk.
"Ratusan rumah di daerag Gunung Dempo itu sebagian besar berada di bawah tebing dan di lereng perbukitan. Tentunya jika terjadi longsor semuanya akan ikut menjadi korban," ungkap dia.
Diakuinya, banyak fasilitas warga yang saat ini terancam longsor, di antaranya perumahan milik karyawan PTPN VII dan Pustu Gunung Dempo.
Edi Thamrin menyebutkan, antisipasi untuk menanggulangi longsor susulan akan dilakukan pemasangan tembok penahan dari semen.
"Sebetulnya kalau musim hujan daerah Gunung Dempo, mulai dari perkebunan teh di ketinggian 1.900 dpl hingga Kampung I kawasan pabrik PTPN VII cukup sering terjadi longsor, hanya saja kapasitasnya kecil," ungkapnya.
Sementara itu Wakil Walikota Pagaralam, dr Hj Ida Fitriati mengatakan, pemerintah kota sudah melakukan berbagai upaya pencegahaan dan pengendalian dalam menanggulangi bencana alam, seperti membentuk satuan kerja khusus menangani pesolan ini hingga tingkat kelurahan.
"Kalau kondisi darurat kita sudah siapkan semua, mulai dari peralatan dan personel siapa diterjunakan untuk mengatasi berbagai situasi," ungkap dia.
Dia juga meminta agar instansi terkait dapat menyediakan anggaran untuk mendukung upaya penanggulangan bila bencana alam yang banyak menimbulkan korban terjadi.
Ida juga mengatakan, antisipasi pertama yakni dengan mengurangi upaya perluasan pembukaan hutan di daerah pergunungan yang merupakan hulu sungai. Karena hal itu juga bisa memicu tidak terjadinya penyerapan air saat hujan deras, sehingga banjir kiriman muncul.
"Longsor terjadi karena air yang tidak mampu lagi diserap secara maksimal oleh tanah, belum lagi kondisi alam sudah banyak mengalami kerusakan, seperti tandus," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pos Pemantau Gunung Api Dempo, Slamet mengatakan, kalau hujan deras akan timbul kekhawatiran, karena perubahan di daerah itu semuanya di lereng bukit.
"Kalau disekitar kantor kami tidak terlalu berbahaya, namun longsor bisa saja mengancam disekitar bangunan wisata antan delapan," ungkapnya.
Namun demikian, kata Slamet, kewaspadaan akan tetap dilakukan, karena bencana alam yang bisa saja muncul secara tiba-tiba bukan hanya longsor dan banjir bandang saja, bahkan termasuk Gunung Dempo meletus. (asn)
17 Warga Pagaralam Digigit Anjing Gila
Pagaralam, SN
Berdasarkan data dari rumah sakit daerah (RSD), Besemah Kota Pagaralam, sebanyak 17 warga menjadi korban gigitan anjing gila, dan rentan terhadap penularan rabies, bahkan dalam satu hari bisa delapan orang menjadi korban gigitan anjing gila tersebut.
"Hingga 3 Desember 2011 ini, korban gigitan anjing gila sudah mencapai 17 orang. Semua korban gigitan anjing penular rabies ini hanya dilakukan rawat jalan dan suntikan anti penularannya," demikian diungkapkan Direktur RSD dr H Edy Kenedy, didampingi Kepala Rekamidik RSD Besemah, Mirza SE, Senin (19/12).
Dikatakannya, adapun pasien yang menjadi korban gigitan anjing gila hingga Senin (19/12), yaitu Mely (28), warga Indragiri, Kelurahan Giri Indah, Kecamatan Pagaralam Selatan, M Jari (60) warga Karang Caya, dan Udiono (60), Dusun Kabu Rejo, Kecamatan Pagaralam Utara, dan Canda Hanang (5) warga Dusun Talang Jengkol, Kelurahan Sokorejo, Kecamatan Pagaralam Utara.
"Kemudian Yuliana (55) warga Dusun Sumberjaya, Kecamatan Dempo Tengah, dan Rita (25) warga Bimagung, Kecamatan Dempo Utara, Wahyuni (28) Dusun Keburejo, Kelurahan Beringinjaya, Raka (6) Dusun Talang Jeruk, Kelurahan Sokrejo, Kecamatan Pagaralam Utara," ungkap dia.
Sebagian besar korban, kata dia, mengalami luka di kaki bagian atas atau betis dengan satu gigitan dan beberapa lubang gigi.
Sedangkan korban lainnya, yaitu Abdul Azi (8) Dusun Indragiri, Kelurahan Giri Indah, Kecamatan Pagaralam Selatan, Dimas (4), Dusun Demporiokan, Kelurahan Beringinjaya, Kecamatan Pagaralam Utara, Ayung Anungrah (7) Dusun Alun Dua, Herlina (35) warga Mekaralam, Sumiyati (50) Desa Rambai Kaca, Dedek Agung (18) warga Nendagung, Irwan (41) warga Tebad Baru, dan Reva (36) warga Jarai, Kecamatan Pagaralam Selatan.
Peristiwa ini, kata dia, sudah merupakan kejadian luar biasa (KLB), karena hanya dalam waktu beberapa hari saja sudah lebih dari puluhan warga di gigit anjing gila.
"Memang kita baru dugaan karena masih harus dilakukan karantina terhadap anjing tersebut selama sepuluh hari. Kalau dalam batas waktu tersebut anjing yang sudah mengigit korban tadi langsung mati, dapat dipastikan sudah tertular rabies," kata dia, sembari mengatakan untuk saat ini baru bisa diketahui melalui ciri-ciri saja, seperti gigitan hanya satu kali, dan siapapun yang ditemui akan digigit.
"Kami sudah membuat surat resmi kepada instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan dan Perikanan, untuk melakukan pencegahan," ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Pagaralam, drh Syukri menanggapi persoalan ini mengatakan, sebelumnya sudah melakukan pemusnahan ratusan ekor anjing liar untuk mengantisipasi penularan penyakit rabies.
"Namun kita belum mendapat laporan jika saat ini sudah belasan warga menjadi korban digigit anjing gila. Langkah pencegahan kita akan kembali melakukan pemusnahan hewan sejenis yang hidup liar dibeberapa tempat, dan termasuk melakukan pencarian terhadap anjing yang sudah banyak melukai korban," ungkap dia.
Sementara bagi hewan peliharaan, kata dia, akan dilakukan penyuntikan vaksin rabies, agar terhindar penularan penyakit mematikan tersebut.
Diakuinya, saat ini masyarakat cukup banyak memelihara hewan jenis anjing, terutama di pedesaan yang mayoritas memeliharanya untuk menjaga rumah dan kebun. Kondisi ini juga menjadi penyebab sulitnya dilakukan pemusnahaan dan pencegahan penularan rabies.
"Bahkan hampir 50 persen anjing tersebut dibiarkan hidup liar, sehingga memudahkan penularan rabies," ungkapnya.
Penyakit ini bisa menular kepada manusia akibat gigitan anjing, bahkan bisa menimbulkan kematian. Untuk itu, menurut Syukri, kesehatan hewan peliharaan juga harus diperhatikan dan jangan sampai menjadi liar.
"Anjing yang berkeliaran dapat membahayakan keselamatan masyarakat apalagi sudah tertular rabies dan penularan penyakit ini paling banyak dialami hewan kurang perawatan," ungkapnnya.
Masih menurut Syukri, bukan hanya dimusnakan saja, akan tetapi kalau untuk peliharaan perlu dilakukan penyuntikan vaksin rabies bagi seluruh hewan yang kemungkinan bisa menularkan rabies seperti kucing anjing, dan kera.
"Vaksinasi terhadap hewan ini dilakukan setiap enam bulan sekali, serta akan dilakukan pengawasan terhadap hewan tersebut terutama terhadap anjing yang sangat banyak dijumpai di daerah ini," ungkap dia lagi.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pagaralam, dr Rasyidi Amri mengatakan, pihaknya akan segera menyebar vaksin rabies di sejumlah Puskesmas disetiap kecamatan, untuk mengatisipasi jika ada pasien yang menjadi korban gigitan anjing gila.
"Kita akan bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan pencegahan sebelum penyebaran penyakit rabies meluas," ungkap dia.
Rasyidi mengatakan, perlu dilakukan pendataan hewan yang dapat menularkan rabies di daerah ini, supaya dapat dengan mudah dipantau. Mengingat sebagian besar masyarakat Pagaralam masih mengandalkan hewan anjing sebagai hewan peliharaan selain untuk teman berburu maupun menjaga kebun.
"Hingga saat ini belum ada laporan warga yang digigit anjing yang terserang penyakit tersebut. Diharapkan agar seluruh masyarakat mewaspadai akan penyakit yang mematikan ini. Kita belum menemuai ada pasien yang terkena rabies akibat digigit anjing gila, namun perlu diwaspadai," ungkapnya. (asn)
Berdasarkan data dari rumah sakit daerah (RSD), Besemah Kota Pagaralam, sebanyak 17 warga menjadi korban gigitan anjing gila, dan rentan terhadap penularan rabies, bahkan dalam satu hari bisa delapan orang menjadi korban gigitan anjing gila tersebut.
"Hingga 3 Desember 2011 ini, korban gigitan anjing gila sudah mencapai 17 orang. Semua korban gigitan anjing penular rabies ini hanya dilakukan rawat jalan dan suntikan anti penularannya," demikian diungkapkan Direktur RSD dr H Edy Kenedy, didampingi Kepala Rekamidik RSD Besemah, Mirza SE, Senin (19/12).
Dikatakannya, adapun pasien yang menjadi korban gigitan anjing gila hingga Senin (19/12), yaitu Mely (28), warga Indragiri, Kelurahan Giri Indah, Kecamatan Pagaralam Selatan, M Jari (60) warga Karang Caya, dan Udiono (60), Dusun Kabu Rejo, Kecamatan Pagaralam Utara, dan Canda Hanang (5) warga Dusun Talang Jengkol, Kelurahan Sokorejo, Kecamatan Pagaralam Utara.
"Kemudian Yuliana (55) warga Dusun Sumberjaya, Kecamatan Dempo Tengah, dan Rita (25) warga Bimagung, Kecamatan Dempo Utara, Wahyuni (28) Dusun Keburejo, Kelurahan Beringinjaya, Raka (6) Dusun Talang Jeruk, Kelurahan Sokrejo, Kecamatan Pagaralam Utara," ungkap dia.
Sebagian besar korban, kata dia, mengalami luka di kaki bagian atas atau betis dengan satu gigitan dan beberapa lubang gigi.
Sedangkan korban lainnya, yaitu Abdul Azi (8) Dusun Indragiri, Kelurahan Giri Indah, Kecamatan Pagaralam Selatan, Dimas (4), Dusun Demporiokan, Kelurahan Beringinjaya, Kecamatan Pagaralam Utara, Ayung Anungrah (7) Dusun Alun Dua, Herlina (35) warga Mekaralam, Sumiyati (50) Desa Rambai Kaca, Dedek Agung (18) warga Nendagung, Irwan (41) warga Tebad Baru, dan Reva (36) warga Jarai, Kecamatan Pagaralam Selatan.
Peristiwa ini, kata dia, sudah merupakan kejadian luar biasa (KLB), karena hanya dalam waktu beberapa hari saja sudah lebih dari puluhan warga di gigit anjing gila.
"Memang kita baru dugaan karena masih harus dilakukan karantina terhadap anjing tersebut selama sepuluh hari. Kalau dalam batas waktu tersebut anjing yang sudah mengigit korban tadi langsung mati, dapat dipastikan sudah tertular rabies," kata dia, sembari mengatakan untuk saat ini baru bisa diketahui melalui ciri-ciri saja, seperti gigitan hanya satu kali, dan siapapun yang ditemui akan digigit.
"Kami sudah membuat surat resmi kepada instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan dan Perikanan, untuk melakukan pencegahan," ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kota Pagaralam, drh Syukri menanggapi persoalan ini mengatakan, sebelumnya sudah melakukan pemusnahan ratusan ekor anjing liar untuk mengantisipasi penularan penyakit rabies.
"Namun kita belum mendapat laporan jika saat ini sudah belasan warga menjadi korban digigit anjing gila. Langkah pencegahan kita akan kembali melakukan pemusnahan hewan sejenis yang hidup liar dibeberapa tempat, dan termasuk melakukan pencarian terhadap anjing yang sudah banyak melukai korban," ungkap dia.
Sementara bagi hewan peliharaan, kata dia, akan dilakukan penyuntikan vaksin rabies, agar terhindar penularan penyakit mematikan tersebut.
Diakuinya, saat ini masyarakat cukup banyak memelihara hewan jenis anjing, terutama di pedesaan yang mayoritas memeliharanya untuk menjaga rumah dan kebun. Kondisi ini juga menjadi penyebab sulitnya dilakukan pemusnahaan dan pencegahan penularan rabies.
"Bahkan hampir 50 persen anjing tersebut dibiarkan hidup liar, sehingga memudahkan penularan rabies," ungkapnya.
Penyakit ini bisa menular kepada manusia akibat gigitan anjing, bahkan bisa menimbulkan kematian. Untuk itu, menurut Syukri, kesehatan hewan peliharaan juga harus diperhatikan dan jangan sampai menjadi liar.
"Anjing yang berkeliaran dapat membahayakan keselamatan masyarakat apalagi sudah tertular rabies dan penularan penyakit ini paling banyak dialami hewan kurang perawatan," ungkapnnya.
Masih menurut Syukri, bukan hanya dimusnakan saja, akan tetapi kalau untuk peliharaan perlu dilakukan penyuntikan vaksin rabies bagi seluruh hewan yang kemungkinan bisa menularkan rabies seperti kucing anjing, dan kera.
"Vaksinasi terhadap hewan ini dilakukan setiap enam bulan sekali, serta akan dilakukan pengawasan terhadap hewan tersebut terutama terhadap anjing yang sangat banyak dijumpai di daerah ini," ungkap dia lagi.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pagaralam, dr Rasyidi Amri mengatakan, pihaknya akan segera menyebar vaksin rabies di sejumlah Puskesmas disetiap kecamatan, untuk mengatisipasi jika ada pasien yang menjadi korban gigitan anjing gila.
"Kita akan bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan pencegahan sebelum penyebaran penyakit rabies meluas," ungkap dia.
Rasyidi mengatakan, perlu dilakukan pendataan hewan yang dapat menularkan rabies di daerah ini, supaya dapat dengan mudah dipantau. Mengingat sebagian besar masyarakat Pagaralam masih mengandalkan hewan anjing sebagai hewan peliharaan selain untuk teman berburu maupun menjaga kebun.
"Hingga saat ini belum ada laporan warga yang digigit anjing yang terserang penyakit tersebut. Diharapkan agar seluruh masyarakat mewaspadai akan penyakit yang mematikan ini. Kita belum menemuai ada pasien yang terkena rabies akibat digigit anjing gila, namun perlu diwaspadai," ungkapnya. (asn)
Rumah Murah Masih Tunggu Akad Kredit
Palembang, SN
Program rumah murah yang dicanangkan Pemprov Sumsel, hingga kini belum juga selesai. Tidak hanya rumah murah yang berada di kawasan Jakabaring saja yang belum selesai, tetapi juga rumah murah yang berlokasi di kawasan Musi II.
Kepala Dinas PU Cipta Karya Sumsel, Ir Rizal Abdullah, mengatakan, terhambatnya pembangunan 2000 rumah murah yang berlokasi di Jakabaring dan Kawasan Musi II karena belum tuntasnya akad kredit dari Bank Sumsel Babel.
"Kuncinya satu yaitu akad kredit, kalau akad kredit selesai, pembangunan fisik rumah bisa kita kejar. Tahun 2012 mendatang, kita harapkan akad kredit selesai dilakukan," ungkapnya usai rapat dengan Komisi IV DPRD Sumsel, Senin (19/12).
Selain akad kredit, salah satu kendala pembangunan rumah murah yakni adanya UU No 1 tahun 2011 yang dikeluarkan Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera), yang tidak membolehkan lagi pembangunan rumah tipe 21.
Terkait hal ini, Rizal mengaku, saat ini masalah tersebut sedang dalam koordinasi, namun yang penting kata Rizal, program rumah murah tipe 21 yang ada di kawasan Musi II, tujuannya berpihak kepada masyarakat.
"Tidak ada masalah, sekarang sedang kita bicarakan lebih lanjut, namun dengan sistim lama atau baru semua yang dibuat tetap berpihak pada masyarakat termasuk perumahan tipe 21,” ungkap Rizal.
Ia melanjutkan, selain kedua masalah tersebut, yang tak kalah pentingnya, untuk dipikirkan yakni pembangunan lingkungan rumah murah, seperti jalan akses menuju perumahan.
"Orang (pekerja) lingkungan tidak mau buat dulu kalau rumah belum ada, artinya untuk membangun dan memperkeras jalan dilakukan setelah rumah selesai, semua sama termasuk rumah murah di musi II," katanya. (awj)
Program rumah murah yang dicanangkan Pemprov Sumsel, hingga kini belum juga selesai. Tidak hanya rumah murah yang berada di kawasan Jakabaring saja yang belum selesai, tetapi juga rumah murah yang berlokasi di kawasan Musi II.
Kepala Dinas PU Cipta Karya Sumsel, Ir Rizal Abdullah, mengatakan, terhambatnya pembangunan 2000 rumah murah yang berlokasi di Jakabaring dan Kawasan Musi II karena belum tuntasnya akad kredit dari Bank Sumsel Babel.
"Kuncinya satu yaitu akad kredit, kalau akad kredit selesai, pembangunan fisik rumah bisa kita kejar. Tahun 2012 mendatang, kita harapkan akad kredit selesai dilakukan," ungkapnya usai rapat dengan Komisi IV DPRD Sumsel, Senin (19/12).
Selain akad kredit, salah satu kendala pembangunan rumah murah yakni adanya UU No 1 tahun 2011 yang dikeluarkan Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera), yang tidak membolehkan lagi pembangunan rumah tipe 21.
Terkait hal ini, Rizal mengaku, saat ini masalah tersebut sedang dalam koordinasi, namun yang penting kata Rizal, program rumah murah tipe 21 yang ada di kawasan Musi II, tujuannya berpihak kepada masyarakat.
"Tidak ada masalah, sekarang sedang kita bicarakan lebih lanjut, namun dengan sistim lama atau baru semua yang dibuat tetap berpihak pada masyarakat termasuk perumahan tipe 21,” ungkap Rizal.
Ia melanjutkan, selain kedua masalah tersebut, yang tak kalah pentingnya, untuk dipikirkan yakni pembangunan lingkungan rumah murah, seperti jalan akses menuju perumahan.
"Orang (pekerja) lingkungan tidak mau buat dulu kalau rumah belum ada, artinya untuk membangun dan memperkeras jalan dilakukan setelah rumah selesai, semua sama termasuk rumah murah di musi II," katanya. (awj)
Ungkap Aktor di Balik Nunun!
Oleh Agus Harrizal Alwie Tjikmat
JIKA ada niat baik dan memang serius menegakkan supremasi hukum, sangat mudah bagi KPK dan aparat hukum untuk mengusut tuntas kasus Nunun Nurbaetie. Tetapi karena banyak kepentingan yang masuk, maka perjalanan kasus ini sangat lambat. Lihat saja Miranda Gultom saja statusnya masih tak jelas, dan penangkapan Nunun juga sangat lama.
Saat ini Ketua KPK yang baru sudah menyatakan Nunun Nurbaetie hanyalah pintu masuk untuk mengungkap aktor intelektual utama di belakangnya.
Tetapi hal ini jangan untuk mengkondisikan agar hukuman untuk Nunun jadi ringan atau hingga mengabaikan keadilan hukum. Jika ingin mengusut siapa yang di belakang Nunun, ya lakukan itu dengan cepat dan tuntas. Karena sudah banyak sekali cara dan upaya KPK selama ini yang nyata-nyata hanya sebagai muslihat untuk melindungi koruptor.
Apa yang terjadi saat ini memang sangat membuat hati miris. Multi komplek problem menghinggapi Negeri ini, makin parahnya lagi persoalan-persoalan yang ada tak ada yang diselesaikan serius. Ujung-ujungnya kekecewaan yang ada di rakyat.
Dengan lemahnya penegakan hukum, banyak koruptor yang berkeliaran, orang lingkaran kekuasaan banyak terkait kasus korupsi tetapi tetapi tak ditindak, membuat rakyat kecewa. Saat ini khalayak apatis dan seperti putus asa dengan penguasa dan tindakan aparat.
Percepat periksa Miranda lagi dan Nunun, dari siapa uang itu berasal, itu saja intinya. Karena tak mungkin mereka tak tahu asal uang tersebut. Dan yang memberi uang pasti ada kepentingan. Masa orang tiba-tiba memberi uang tanpa berharap imbalan.
Kadang capek dengan hukum Bangsa ini, rakyat sudah sangat kecewa dengan bertele-telenya hukum. Disadari atau tidak kekecewaan tersebut berbuah dengan aksi main hakim sendiri.
Tugas utama saat ini, ungkap siapa yang berada di belakang Nunun alias yang memberikan uang tersebut. Sangat tak mungkin KPK tak bisa melakukan itu, dan sangat tak masuk akal mencari data tersebut harus bertahun-tahun. (***)
Langganan:
Postingan (Atom)
Press
My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.