Selasa, 27 Desember 2011
9 Tenaga Ahli Jepang Teliti Kandungan Emas Bukit Kayu
Pagaralam, SN
Sembilan tenaga ahli Jepang, melakukan penelitian terhadap kandungan emas di Bukit Kayu Manis, Kelurahan Ujasmas, Muarasiban dan Bumiagung, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagaralam.
Memang ada sembilan orang tenaga ahli dari Negara Jepang, sudah mengambil sampel dan sekaligus melakukan penelitian terhadap kawasan perbukitan di Kecamatan Dempo Utara, untuk mengetahui kandungan emas. Demikian diungkapkan anggota DPRD Kota Pagaralam, Herwanando, Senin (26/12).
Menurut dia, kedatangan tenaga ahli Jepang itu sebagai tindaklanjut dari penemuan dan penambangan yang dilakukan warga setempat dan berhasil mendapatkan emas dengan cara menambang sendiri secara manual, berhasil mendapatkan beberapa gram.
Warga juga menolak memberikan lahan meskipun akan dibeli mahal, besarnya kandungan emas yang terdapat di kawasan itu mendorong pemerintah berupaya melakukan pembebasan, dan harga lahan naik cukup tinggi dari hanya Rp 50 juta per hektare menjadi Rp 150 juta per haktare. Bahkan sejumlah pejabat penting di Kota Pagaralam mulai mengincar lahan-lahan dilokasi tersebut.
"Kalau keseluruhan kawasan bukit Kayu Manis yang memang banyak mengandung logam mulai jenis emas itu bisa mencapai 5.000 hektare, terdiri dari beberapa kecamatan. Bahkan kami pernah ditawari pejabat setempat untuk membeli hanan seluas 10 hektare dengan nilai cukup pantastis Rp 3 miliar," ungkap dia.
Namun, kata Herwanando, kalau yang sudah dilakukan uji coba penambangan baru di Kelurahan Ujanmas, dan untuk 10 kilogram bebatuan bisa menghasilkan antara 2 hingga 3 gram bitiran emas.
"Bukti lain jika daerah itu memiliki kandungan emas, yaitu hampir setiap tempat batu mengandung pirit bercampur dan tembaga. Kemudian kondisi alamnya juga memiliki kesamaan dengan lokasi penambangan emas di Lubuklinggau, Sumsel dan Kabupaten Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat," ungkap dia.
Herwanando mengatakan, hanya saja pemerintah setempat sepertinya sengaja menutup-nutupi agar jangan sampai warga melakukan penambangan sendiri.
"Ada diantara warga yang juga berhasil mendapatkan emas dan dijula masih dalam bentuk gumpalan-gumpalan kecil," ungkap dia.
Menurut dia, memang sudah beberapa kali ada warga yang menjual bongkahan emas murni ukuran 24 karat. Hanya saja penambangan ini masih tersembunyi, hanya dilakukan dilingkungan terbatas saja.
Kepala Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kota Pagaralam, Hariyanto mengatakan, memang di sekitar wilayah Kota Pagaralam, cukup banyak memiliki kekayaan alam terutama bahan tambang, seperti batu bara, minyak bumi dan emas.
"Namun karena sebagian besar wilayah daerah ini kebanyakan hutan lindung tentunya harus dilihat dulu mana besar manfaat dan mudaratnya," ungkap dia.
Kekayaan alam itu, kata dia, tidak bisa dikelola kerena dampaknya terhadap kerusakan alam cukup besar, kecualai dilakukan orang yang profesional.
Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA), Pemkot Pagaralam, Najamudin, mengatakan memang di Pagaralam, cukup banyak memiliki sumber daya alam yang masih terpendam termasuk emas, batubara dan minyak bumi.
"Kita masih melakukan penelitian dan pengkajian beberapa lokasi yang teridikasi mengandung bahan tambang termasuk emas," ungkap dia.
Ia mengatakan, namun perlu dilakukan pengkajian lebih luas karena lokasi memiliki kandungan logam mulia itu kebanyakan berada di kawasan hutan lindung dan aliran sungai.
Sementara itu Kepala Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kota Pagaralam, Hariyanto, mengatakan adanya temuan emas di Bukit Kayumanis, Kelurahan Muarasiban, masih dalam proses penelitian dan melakukan pendataan lahan.
"Kami juga sudah melakukan pendataan terhadap sejumlah aset termasuk lokasi penemuan yang baru ini. Sebetulnya kami masih harus melakukan pengkajian lebih lanjut, guna mengetahui kadar emas berapa jumlah kandungannya," ungkap dia.
Menurut dia, bila dilihat dari kondisi alam, cukup banyak sumberdaya alam yang terdapat di Kota Pagaralam, termasuk yang bernilai sejarah seperti, megalit, arca, dan sumber panas bumi terbesar kedua di dunia. (asn)
Sembilan tenaga ahli Jepang, melakukan penelitian terhadap kandungan emas di Bukit Kayu Manis, Kelurahan Ujasmas, Muarasiban dan Bumiagung, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagaralam.
Memang ada sembilan orang tenaga ahli dari Negara Jepang, sudah mengambil sampel dan sekaligus melakukan penelitian terhadap kawasan perbukitan di Kecamatan Dempo Utara, untuk mengetahui kandungan emas. Demikian diungkapkan anggota DPRD Kota Pagaralam, Herwanando, Senin (26/12).
Menurut dia, kedatangan tenaga ahli Jepang itu sebagai tindaklanjut dari penemuan dan penambangan yang dilakukan warga setempat dan berhasil mendapatkan emas dengan cara menambang sendiri secara manual, berhasil mendapatkan beberapa gram.
Warga juga menolak memberikan lahan meskipun akan dibeli mahal, besarnya kandungan emas yang terdapat di kawasan itu mendorong pemerintah berupaya melakukan pembebasan, dan harga lahan naik cukup tinggi dari hanya Rp 50 juta per hektare menjadi Rp 150 juta per haktare. Bahkan sejumlah pejabat penting di Kota Pagaralam mulai mengincar lahan-lahan dilokasi tersebut.
"Kalau keseluruhan kawasan bukit Kayu Manis yang memang banyak mengandung logam mulai jenis emas itu bisa mencapai 5.000 hektare, terdiri dari beberapa kecamatan. Bahkan kami pernah ditawari pejabat setempat untuk membeli hanan seluas 10 hektare dengan nilai cukup pantastis Rp 3 miliar," ungkap dia.
Namun, kata Herwanando, kalau yang sudah dilakukan uji coba penambangan baru di Kelurahan Ujanmas, dan untuk 10 kilogram bebatuan bisa menghasilkan antara 2 hingga 3 gram bitiran emas.
"Bukti lain jika daerah itu memiliki kandungan emas, yaitu hampir setiap tempat batu mengandung pirit bercampur dan tembaga. Kemudian kondisi alamnya juga memiliki kesamaan dengan lokasi penambangan emas di Lubuklinggau, Sumsel dan Kabupaten Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat," ungkap dia.
Herwanando mengatakan, hanya saja pemerintah setempat sepertinya sengaja menutup-nutupi agar jangan sampai warga melakukan penambangan sendiri.
"Ada diantara warga yang juga berhasil mendapatkan emas dan dijula masih dalam bentuk gumpalan-gumpalan kecil," ungkap dia.
Menurut dia, memang sudah beberapa kali ada warga yang menjual bongkahan emas murni ukuran 24 karat. Hanya saja penambangan ini masih tersembunyi, hanya dilakukan dilingkungan terbatas saja.
Kepala Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kota Pagaralam, Hariyanto mengatakan, memang di sekitar wilayah Kota Pagaralam, cukup banyak memiliki kekayaan alam terutama bahan tambang, seperti batu bara, minyak bumi dan emas.
"Namun karena sebagian besar wilayah daerah ini kebanyakan hutan lindung tentunya harus dilihat dulu mana besar manfaat dan mudaratnya," ungkap dia.
Kekayaan alam itu, kata dia, tidak bisa dikelola kerena dampaknya terhadap kerusakan alam cukup besar, kecualai dilakukan orang yang profesional.
Kepala Bagian Sumber Daya Alam (SDA), Pemkot Pagaralam, Najamudin, mengatakan memang di Pagaralam, cukup banyak memiliki sumber daya alam yang masih terpendam termasuk emas, batubara dan minyak bumi.
"Kita masih melakukan penelitian dan pengkajian beberapa lokasi yang teridikasi mengandung bahan tambang termasuk emas," ungkap dia.
Ia mengatakan, namun perlu dilakukan pengkajian lebih luas karena lokasi memiliki kandungan logam mulia itu kebanyakan berada di kawasan hutan lindung dan aliran sungai.
Sementara itu Kepala Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kota Pagaralam, Hariyanto, mengatakan adanya temuan emas di Bukit Kayumanis, Kelurahan Muarasiban, masih dalam proses penelitian dan melakukan pendataan lahan.
"Kami juga sudah melakukan pendataan terhadap sejumlah aset termasuk lokasi penemuan yang baru ini. Sebetulnya kami masih harus melakukan pengkajian lebih lanjut, guna mengetahui kadar emas berapa jumlah kandungannya," ungkap dia.
Menurut dia, bila dilihat dari kondisi alam, cukup banyak sumberdaya alam yang terdapat di Kota Pagaralam, termasuk yang bernilai sejarah seperti, megalit, arca, dan sumber panas bumi terbesar kedua di dunia. (asn)
Sule Tewas Dibantai 4 Luka Bacok
Banyuasin, SN
Ulah iseng Seger bin Sule (24) warga Dusun II Desa Ringin Harjo Kecamatan Pulau Rimau harus dibayar mahal. Lantaran terus mengancam akan membunuh Margono bin Munadi (39) tetangga satu desa, malah orangtuanya sendiri Sule (60) yang tewas di tangan Margono.
Korban tewas dengan empat luka bacok, masing–masing di kepala bagian atas, luka bacok di punggung, lalu dihidung sampai tembus ke mulut dan terakhir luka bacok di kaki kanan hingga ke mata kaki, korban pun tewas dilokasi kejadian.
Peristiwa yang menghebohkan warga ini terjadi Minggu (25/12) sekitar pukul 21.00 Wib, di rumah korban yaitu di Desa Ringin Harjo Kecamatan Pulau Rimau. Pelaku berhasil diamankan petugas Polsek Pulau Rimau pimpinan Kanit Reskrim Aipda Masrukim beberapa saat setelah mendapatkan laporan dari warga.
Informasi yang dihimpun, selisih paham antara Seger (anak korban) dengan tersangka sudah terjadi setahun lalu. Ceritanya, Ita (21) adik ipar tersangka hendak diperkosa Seger.
Namun aksi ini dipergoki warga, oleh warga Seger dibawa ke rumah tersangka, diduga disitulah Seger dihakimi massa, hingga babak belur.
Merasa tidak terima dengan perbuatan yang dilakukan tersangka dan warga, Seger setiap hari terus mengancam akan membunuh tersangka dan keluarganya. Ancaman yang terus dilontarkan Seger akhirnya sampai juga di telinga tersangka Margono.
Pada Minggu (25/12) malam, tersangka mendatangi rumah Seger, hanya sekedar ingin mendapatkan kejelasan tentang ancaman Seger. Sayangnya, ia sedang tidak ada di rumah, sebaliknya tersangka disambut Suleh (orang tua Seger) dengan sebilah parang sepanjang 70 Cm.
Entah apa penyebabnya, kedua orang ini akhirnya bergulat di rumah korban, awalnya tersangka sempat mengalami luka bacok di telapak tangan, namun kemudian parang itu 0berhasil dirampas tersangka. Korban pun akhirnya jadi bulan-bulanan tersangka.
Diduga kehabisan darah akibat empat luka bacok yang bersarang ditubuhnya, korban akhirnya roboh bersimbah darah. Melihat korban roboh, tersangka langsung melarikan diri, beruntung kejadian tersebut diketahui warga lain, akhirnya tersangka pun ditangkap petugas saat mencoba melarikan diri.
Di depan petugas pemeriksa, tersangka mengakui semua perbuatannya. Menurut tersangka, tujuannya datang ke rumah korban hanya ingin mendapatkan penjelasan.
“Saya merasa tidak enak pak, setiap hari saya mendengar diancam akan dibunuh anak korban (Seger), padahal dia itu yang memperkosa adik ipar saya, tapi herannya malah dia yang mengancam akan membunuh kami. Memang kejadian itu sudah berlalu sekitar setahun lalu dan sudah didamaikan, namun saya menduga dia (Seger) masih dendam karena saat dipergoki dia dipukuli warga,” jelasnya.
Tersangka juga mengaku antara ia dengan korban tidak pernah ada kesalahpahaman. “Saya tidak ada masalah sebenarnya dengan korban pak, hanya karena dia membacok duluan, akhirnya saya kalap dan balik membacok sampai tewas,” tuturnya.
Kapolres Banyuasin AKBP Ahmad Zaenudin melalui Kapolsek Pulau Rimau AKP Deslie membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kasus ini masih dalam pengembangan, soal motif pembunuhan diduga karena kesalahpahaman antara tersangka dengan anak korban.
“Barang bukti lain berupa sebilah parang juga sudah kita amankan, saat ini tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif. Tersangka kita kenakan pasal 383 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman paling lama 15 tahun penjara,” tukasnya. (sir)
Ulah iseng Seger bin Sule (24) warga Dusun II Desa Ringin Harjo Kecamatan Pulau Rimau harus dibayar mahal. Lantaran terus mengancam akan membunuh Margono bin Munadi (39) tetangga satu desa, malah orangtuanya sendiri Sule (60) yang tewas di tangan Margono.
Korban tewas dengan empat luka bacok, masing–masing di kepala bagian atas, luka bacok di punggung, lalu dihidung sampai tembus ke mulut dan terakhir luka bacok di kaki kanan hingga ke mata kaki, korban pun tewas dilokasi kejadian.
Peristiwa yang menghebohkan warga ini terjadi Minggu (25/12) sekitar pukul 21.00 Wib, di rumah korban yaitu di Desa Ringin Harjo Kecamatan Pulau Rimau. Pelaku berhasil diamankan petugas Polsek Pulau Rimau pimpinan Kanit Reskrim Aipda Masrukim beberapa saat setelah mendapatkan laporan dari warga.
Informasi yang dihimpun, selisih paham antara Seger (anak korban) dengan tersangka sudah terjadi setahun lalu. Ceritanya, Ita (21) adik ipar tersangka hendak diperkosa Seger.
Namun aksi ini dipergoki warga, oleh warga Seger dibawa ke rumah tersangka, diduga disitulah Seger dihakimi massa, hingga babak belur.
Merasa tidak terima dengan perbuatan yang dilakukan tersangka dan warga, Seger setiap hari terus mengancam akan membunuh tersangka dan keluarganya. Ancaman yang terus dilontarkan Seger akhirnya sampai juga di telinga tersangka Margono.
Pada Minggu (25/12) malam, tersangka mendatangi rumah Seger, hanya sekedar ingin mendapatkan kejelasan tentang ancaman Seger. Sayangnya, ia sedang tidak ada di rumah, sebaliknya tersangka disambut Suleh (orang tua Seger) dengan sebilah parang sepanjang 70 Cm.
Entah apa penyebabnya, kedua orang ini akhirnya bergulat di rumah korban, awalnya tersangka sempat mengalami luka bacok di telapak tangan, namun kemudian parang itu 0berhasil dirampas tersangka. Korban pun akhirnya jadi bulan-bulanan tersangka.
Diduga kehabisan darah akibat empat luka bacok yang bersarang ditubuhnya, korban akhirnya roboh bersimbah darah. Melihat korban roboh, tersangka langsung melarikan diri, beruntung kejadian tersebut diketahui warga lain, akhirnya tersangka pun ditangkap petugas saat mencoba melarikan diri.
Di depan petugas pemeriksa, tersangka mengakui semua perbuatannya. Menurut tersangka, tujuannya datang ke rumah korban hanya ingin mendapatkan penjelasan.
“Saya merasa tidak enak pak, setiap hari saya mendengar diancam akan dibunuh anak korban (Seger), padahal dia itu yang memperkosa adik ipar saya, tapi herannya malah dia yang mengancam akan membunuh kami. Memang kejadian itu sudah berlalu sekitar setahun lalu dan sudah didamaikan, namun saya menduga dia (Seger) masih dendam karena saat dipergoki dia dipukuli warga,” jelasnya.
Tersangka juga mengaku antara ia dengan korban tidak pernah ada kesalahpahaman. “Saya tidak ada masalah sebenarnya dengan korban pak, hanya karena dia membacok duluan, akhirnya saya kalap dan balik membacok sampai tewas,” tuturnya.
Kapolres Banyuasin AKBP Ahmad Zaenudin melalui Kapolsek Pulau Rimau AKP Deslie membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kasus ini masih dalam pengembangan, soal motif pembunuhan diduga karena kesalahpahaman antara tersangka dengan anak korban.
“Barang bukti lain berupa sebilah parang juga sudah kita amankan, saat ini tersangka masih menjalani pemeriksaan intensif. Tersangka kita kenakan pasal 383 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman paling lama 15 tahun penjara,” tukasnya. (sir)
Tartilah Ishak Terima Penghargaan BKKBN
Kayuagung, SN
Jumlah penghargaan dari pemerintah pusat kepada Ketua TP PKK OKI Hj Tartilah Ishak SPd terus bertambah setelah menerima penghargaan Pengelola BKB Terbaik dari BKKBN Pusat, Kamis (22/12) di Auditorium BKKBN Jakarta.
Penghargaan tingkat nasional ini diberikan langsung Kepala BKKBN Pusat DR dr Sugiri Syarief MPA dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-83. Penghargaan ini sebagai apresiasi wujud kepedulian Tartilah kepada pembina keluarga balita.
Kata Tartilah, taraf hidup keluarga berkaitan erat dengan peningkatan kualitas SDM yang berada dalam keluarga tersebut. “Pendidikan itu dimulai sejak dini, ketika masih balita” menurut Tartilah. Kecintaan Tartilah terhadap pembinaan balita ini diwujudkan dalam bentuk perhatian terhadap kelompok-kelompol Bina Keluarga Balita (BKB).
Pembenahan dunia pendidikan merupakan fokus perhatian dirinya. Melalui TP PKK OKI, Tartila Ishak mensosialisasikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), membina kelompok bermain, Taman Kanak-kanak yang ada di kabupaten OKI serta sebagai ketua Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) Bende Seguguk.
Melalui G-OTA ini, Tartila banyak mengajak para donatur untuk menyumbangkan rezekinya kemudian menyalurkannya kepada anak-anak yang membutuhkan bantuan untuk biaya pendidikan. Sejak tahun 2004 sudah dibantu sebanyak 10.872 orang anak asuh yang ada di Kabupaten OKI dan melalui kelompok Dasa Wisma anak-anak yang putus sekolah diusahakan untuk kembali bisa bersekolah baik di sekolah formal maupun melalui program kejar paket.
Buah dari perhatian Tartila kepada pengelolaan BKB di Kabupaten OKI ini dari 284 Kelompok BKB yang ada di Kabupaten OKI salah satunya yaitu ”BKB Melati Kecamatan Mesuji” meraih penghargaan sebagai Terbaik II BKB Tingkat Nasional pada Tahun 2005 Serta juara I (Satu) Lomba Pengelola BKB tingkat Nasional pada Tahun 2005.
Para penerima penghargaan yang datang dari seluruh penjuru tanah air ini selanjutnya menghadiri puncak acara peringatan Hari Ibu ke-83 tingkat nasional yang diselenggarakan pada 22 Desember 2011 di Balai Kartini Jakarta dan dihadiri Presiden SBY. (iso)
Jumlah penghargaan dari pemerintah pusat kepada Ketua TP PKK OKI Hj Tartilah Ishak SPd terus bertambah setelah menerima penghargaan Pengelola BKB Terbaik dari BKKBN Pusat, Kamis (22/12) di Auditorium BKKBN Jakarta.
Penghargaan tingkat nasional ini diberikan langsung Kepala BKKBN Pusat DR dr Sugiri Syarief MPA dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-83. Penghargaan ini sebagai apresiasi wujud kepedulian Tartilah kepada pembina keluarga balita.
Kata Tartilah, taraf hidup keluarga berkaitan erat dengan peningkatan kualitas SDM yang berada dalam keluarga tersebut. “Pendidikan itu dimulai sejak dini, ketika masih balita” menurut Tartilah. Kecintaan Tartilah terhadap pembinaan balita ini diwujudkan dalam bentuk perhatian terhadap kelompok-kelompol Bina Keluarga Balita (BKB).
Pembenahan dunia pendidikan merupakan fokus perhatian dirinya. Melalui TP PKK OKI, Tartila Ishak mensosialisasikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), membina kelompok bermain, Taman Kanak-kanak yang ada di kabupaten OKI serta sebagai ketua Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) Bende Seguguk.
Melalui G-OTA ini, Tartila banyak mengajak para donatur untuk menyumbangkan rezekinya kemudian menyalurkannya kepada anak-anak yang membutuhkan bantuan untuk biaya pendidikan. Sejak tahun 2004 sudah dibantu sebanyak 10.872 orang anak asuh yang ada di Kabupaten OKI dan melalui kelompok Dasa Wisma anak-anak yang putus sekolah diusahakan untuk kembali bisa bersekolah baik di sekolah formal maupun melalui program kejar paket.
Buah dari perhatian Tartila kepada pengelolaan BKB di Kabupaten OKI ini dari 284 Kelompok BKB yang ada di Kabupaten OKI salah satunya yaitu ”BKB Melati Kecamatan Mesuji” meraih penghargaan sebagai Terbaik II BKB Tingkat Nasional pada Tahun 2005 Serta juara I (Satu) Lomba Pengelola BKB tingkat Nasional pada Tahun 2005.
Para penerima penghargaan yang datang dari seluruh penjuru tanah air ini selanjutnya menghadiri puncak acara peringatan Hari Ibu ke-83 tingkat nasional yang diselenggarakan pada 22 Desember 2011 di Balai Kartini Jakarta dan dihadiri Presiden SBY. (iso)
2012, Perairan OKI Prioritas Pembangunan
Kayuagung, SN
Kabar baik bagi seluruh warga Kabupaten OKI khususnya yang berdomisili di wilayah perairan. Tahun 2012 mendatang, daerah yang terdiri dari 4 kecamatan yakni Cengal, Air Sugihan, Sungai Menang dan Tulung Selapan ini menjadi prioritas pembangunan yang dilakukan Pemkab OKI.
Prioritas pembangunan di wilayah ini difokuskan pada infrastruktur transportasi agar perekonomian menimgkat. Diketahui, wilayah perairan OKI ini terdiri 85 persen rawa-rawa dan 15 persen daratan. Pembangunan infrastrukturnya jelas sulit dan butuh dana besar.
Demikian dikatakan Asisten II Setda OKI Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan kepada wartawan belum lama ini. Katanya, untuk membangun jalan darat sangat tidak layak sehingga akses transportasi diusahakan dengan jalan perairan yakni normalisasi sungai, penyediaan speedboat dan lainnuya.
Potensi investasi di tahun 2012 mendatang jelas Edward, prospeknya lebih baik dari tahun sebelumnya jika ditunjang dengan infrastruktur yang lebih baik lagi, para investor akan mudah mencari potensi-potensi untuk berinvastasi di Kabupaten OKI.
Sedangkan Kepala Bappeda OKI Ir Rosidi menambahkan, tahun 2012 pemerintah KabupatenOKI akan melaksanakan pembangunan pada wilayah perairan, seperti pembangunan jalan, jembatan dan pendalaman sungai.” Jika memang tidak bisa dibuat jalan darat, akan kita bangun jalur sungai,” terangnya.
Dijelaskannya, di Kecamatan Tulung Selapan dilakukan pemeliharaan Jalan Pampangan ke Lebung Batang, kemudian pemeliharaan Jalan Lebung Batang ke Tulung Selapan, pembuatan Jalan Setapak Layang menuju SDN 7, pembangunan Jalan setapak layang Desa simpan 3, kemudian pembangunan Jalan Setapak Layang, Desa Pulau Seribu. (iso)
Kabar baik bagi seluruh warga Kabupaten OKI khususnya yang berdomisili di wilayah perairan. Tahun 2012 mendatang, daerah yang terdiri dari 4 kecamatan yakni Cengal, Air Sugihan, Sungai Menang dan Tulung Selapan ini menjadi prioritas pembangunan yang dilakukan Pemkab OKI.
Prioritas pembangunan di wilayah ini difokuskan pada infrastruktur transportasi agar perekonomian menimgkat. Diketahui, wilayah perairan OKI ini terdiri 85 persen rawa-rawa dan 15 persen daratan. Pembangunan infrastrukturnya jelas sulit dan butuh dana besar.
Demikian dikatakan Asisten II Setda OKI Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan kepada wartawan belum lama ini. Katanya, untuk membangun jalan darat sangat tidak layak sehingga akses transportasi diusahakan dengan jalan perairan yakni normalisasi sungai, penyediaan speedboat dan lainnuya.
Potensi investasi di tahun 2012 mendatang jelas Edward, prospeknya lebih baik dari tahun sebelumnya jika ditunjang dengan infrastruktur yang lebih baik lagi, para investor akan mudah mencari potensi-potensi untuk berinvastasi di Kabupaten OKI.
Sedangkan Kepala Bappeda OKI Ir Rosidi menambahkan, tahun 2012 pemerintah KabupatenOKI akan melaksanakan pembangunan pada wilayah perairan, seperti pembangunan jalan, jembatan dan pendalaman sungai.” Jika memang tidak bisa dibuat jalan darat, akan kita bangun jalur sungai,” terangnya.
Dijelaskannya, di Kecamatan Tulung Selapan dilakukan pemeliharaan Jalan Pampangan ke Lebung Batang, kemudian pemeliharaan Jalan Lebung Batang ke Tulung Selapan, pembuatan Jalan Setapak Layang menuju SDN 7, pembangunan Jalan setapak layang Desa simpan 3, kemudian pembangunan Jalan Setapak Layang, Desa Pulau Seribu. (iso)
Kasus Century yang Terus Menggantung
Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat
Babak baru pengusutan Kasus Bank Century kini dimulai. Ini ditandai dengan BPK telah menyerahkan audit forensik atas kasus Bank Century ke DPR.
Gerak selanjutnya Pimpinan DPR telah menggelar rapat konsultasi. Selanjutnya pimpinan DPR akan meminta nama-nama anggota Timwas Century yang baru, kepada pimpinan fraksi di DPR.
Kasus Century sama seperti masalah dan kasus-kasus di Indonesia. Pada mulanya hangat dibicarakan, kemudia saat tercium banyak 'orang penting' yang bakal terkait, kasus ini pelan-pelan terus terkubur. Sang penguasa juga tak banyak bicara, karena jujur saja mungkin tak bisa bergerak. Pasalnya banyak terkait dengan masalah ini. Selanjutnya, Timwas Century akan mulai bekerja. Mempelajari temuan BPK, dan menyerahkan kepada penegak hukum langkah-langkah yang perlu dilakukan.
Lalu apakah masih memungkinkan penyelesaian kasus Bank Century dengan jalur politik dengan penggunaan hak menyatakan pendapat? Segala kemungkinan bisa terjadi sesuai perkembangan dinamika di Timwas Century.
Kasus multi komplek Bank Century sempat menyedot energi Bangsa ini. Sampai saat ini terus dicari siapa sebenarnya yang paling bertanggungjawab atas mengalirnya dana bailout triliunan ke 'bank sakit' tersebut.
Tentu kita semua ingat, bagaimana niat mulia dari Pansus Century saat dibentuk dan bekerja. Saat motor penggerak 'PDIP' begitu kencang mendesak agar kasus ini terus diungkap dan dibeberkan. Bahkan partai berlambang banteng dengan mulut putih ini ini menggambarkan secara samar-samar ada partai yang 'bersalah' karena diduga menerima aliran dana bailout Bank Century.
Memang sampai akhir kerja Pansus Century, arah yang ditunjukkan semula tak bisa ditunjukkan. Tetapi saat rapat demi rapat berlangsung, banyak kisah dan temuan menarik dari tim kerja pansus.
Saat ini tergantung niat baik semula, dan bagaimana kondisi sekarang. Karena untuk diketahui menjelang akhir kerja pansus, ternyata terjadi perpecahan politik di elit pemerintahan.
Bahkan perpecahan ini membuahkan 'ketakutan'luar biasa dari penguasa. Hal ini bisa ditebak, semua hanya untuk menyelamatkan muka. Demi terus menjaga eksistensi dan menjaga nama ini, terlihat peta politik yang mengejutkan. Partai Demokrat yang selama ini sangat berseberangan dengan PDIP, terlihat saling mendekat dan merapat.
Apa yang terjadi ini tentu mulai menimbulkan kecurigaan dan kekecewaan. Sebenarnya apa yang dicari Pansus Century saat itu? Apakah dalam kasus ini terjadi tawar menawar politik dan tahta. Karena terus terang saja, Partai Golkar dan PKS yang selama ini menjadi koalisi PD di Kabinet SBY mulai menunjukkan kesan 'membangkang' dan tak sehaluan lagi. Bahkan terjadi perang komentar dan opini diantaranya.Tetapi semua itu adalah yang terjadi elit kekuasaan, sekarang ini kembalikan ke hati nurani dan tujuan hakiki, dan pertanggungjawaban kepada rakyat.
Malu tidak wakil rakyat kita di Senayan untuk 'main-main' dalam kasus ini. Kalau masih punya malu dan harga diri, ya kembalikan ke tujuan hakiki, termasuk di dalamnya etiika untuk bersikap saat pengumumkan hasil kerja pansus.
Kalau memang tidak terjadi tawar menawar politik dan bertujuan untuk keterbukaan, umumkan secara transparan siapa yang bersalah dan paling bertanggungjawab dalam masalah ini.
Yang tak diinginkan nantinya, yang dilontarkan adalah kesan menggantung dan membuat rakyat bertanya-tanya kembali ada di balik serta siapa di balik kasus ini.
Semua berharap temuan dari BPK saat ini memang menuntaskab kasus Bank Century. Bukan hanya tarik ulur masalah yang tanpa ujung penyelesaian. (***)
Tukang Ojek di Kayuagung Ditembak
Kayuagung, SN
Ivantriono (18) warga Lingkungan IV Kelurahan Jua Jua Kecamatan Kota Kayuagung yang kesehariannya mengojek, ditembak jajaran Satreskrim Polres OKI seusai merampas tas Amelia (31) seorang PNS, Kamis (22/12).
Tersangka ditembak pada kaki kanannya karena berusaha kabur saat akan ditangkap polisi. Kini ia diamankan di Mapolres OKI beserta BB tas dan motor yang digunakan untuk beraksi merampas.
Aksi perampasan bermula saat korban Amelia mengendarai motor Mio melintas di Jalan Setinggar 2 Kayuagung ternyata motornya dipepet motor Honda Revo BG 4148 KO milik tersangka. Tersangka merampas tas sandang yang berada di pangkuan korban.
Korbanpun meresponnya dengan berteriak sehingga tersangka kabur membawa tas tersebut. Ternyata di lokasi penjambretan ada anggota polisi yang melihat kejadian dan langsung mengejar pelaku. Pelaku tertangkap di depan SDN 5 Kayuagung, namun saat akan dibekuk justru melawan dan mencoba kabur lagi.
Ivantriono ditemui di Polres OKI kemarin mengatakan, ia terpaksa menjambret karena butuh uang untuk menebus HP yang disudah digadaikannya Rp 100 ribu kepada teman dia. Sedangkan hasil mengojek kemarin baru dapat duit Rp 6 ribu.
Ia mengaku baru sekali menjambret yakni kemarin, itu dilakukan karena mendesak butuh uang. Ia kini hanya bisa menyesali perbuatannya di dalam sel kurungan Mapolres OKI.
Kasatreskrim Polres OKI H AKP Surahman kepada wartawan mengatakan, saat kejadian penjambretan ada anggotanya yang berada di TKP. Lalu anggota itu mengejar namun tersangka melawan untuk kabur sehingga terpaksa ditembak.(iso)
Kendaraan Ber Plat Luar Marak Di Muba
Sekayu,SN
Dinilai telah merugikan daerah, khususnya dari sisi pajak rencananya tim dari Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Muba dibantu kepolisian bakal menggelar razia pemeriksaan bukti pelunasan pajak kendaraan bermotor (PKB).
Pemeriksaan tersebut dilakukan guna menjaring dan mendata kendaraan dengan nomor polisi atau plat nomor luar daerah. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah H Hazuar Bidui mengungkapkan, nomor plat kendaraan dari luar yang banyak dipergunakan oleh masyarakat Muba dinilai telah merugikan daerah. Karena pajak yang dibayarkan untuk kendaraan tersebut, bukan kembali ke Kabupaten Muba maupun Provinsi Sumsel, namun kembali kedaerah di mana kendaraan tersebut berasal.
Menurutnya, kendaraan yang memiliki plat nomor luar menggunakan fasilitas khususnya jalan yang menggunakan APBD Kabupaten Muba maupun Povinsi Sumsel. Sehingga hal tersebut sangat tidak meguntungkan daerah, sebaliknya sangat merugikan.
“Jalan di kabupaten banyak dibangun menggunakan APBD Muba, yang menggunakannya kendaraan berplat nomor luar daerah. Hal tersebut tentunya sangat merugikan daerah, sehingga hal tersebut menjadi perhatian serius kami,” tegasnya.
Dia mengungkapkan, menyikapi hal tersebut berencana melakukan pemeriksaan rutin, dengan tujuan menertibkan kendaraan plat nomor luar daerah dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari pajak kendaraan bermotor.
Pemeriksaan dengan sasaran seluruh kendaraan dengan plat nomor luar daerah Sumsel (selain BG), seperti B dari Jakarta, D dari Bandung BH dari Jambi, BE dari Lampung, BD dari Bengkulu dan plat nomor lainnya. Selain itu, setiap tahun target penerimaan dari PKB terus mengalami peningkatan.
“Kita memang belum pernah melakukan hal tersebut, namun melihat semakin banyaknya kendaraan dari luar daerah masuk ke Muba,” katanya.
Menurut aturan, maksimal tiga bulan kendaraan plat luar harus dimutasikan ke daerah itu. Hal tersebut, berlandaskan PP No 44/1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi. Jika tidak, jelas melanggar aturan dan dapat dikenakan sanksi tegas.
“Bagi kendaraan yang nantinya tertangkap, akan kita tanyakan alasan mengapa belum dimutasikannya plat tanda nomor kendaraan,” katanya.
Dia mengatakan, jika telah dilakukan penertiban maka data yang diperoleh akan dilaporkan dan ditindak lanjuti oleh pihak Kepolisian, untuk nantinya diajukan dalam program pemutihan. Karena dengan program itu, mungkin biaya yang dikeluarkan akan lebih ringan.
Dia mengakui, tingginya biaya balik nama kendaraan menjadi salah satu factor utama banyak orang yang tidak mentaati peraturan. Namun hal tersebut sebenarnya bukanalasan tepat. Karena orang yang mampu menggunakan mobil, maka memiliki rezeki yang lebih.
“Kita tetap pada pearturan yang berlaku, jika dilanggar maka akan berhadapan dengan hukum,” tukasnya.
Sementara itu, Kapolres Muba Toto AKBP Toto Wibowo mengatakan, pihaknya menyambut baik dengan rencana tersebut. Karena hal tersebut, dapat membantu pihak Kepolisian dalam melakukan penertiban.
Namun pihaknya belum dapat memastikan, apakah ada pemutihan nantinya, tetapi data yang diperoleh dari hasil sebuah razia plat kendaraan, dikumpulkan sekaligus dan akan dilihat kembali.
“Jumlah kendaraan plat nomor luar daerah mencapai hampir 5% dari total kendaraan yang ada di Muba, khususnya kendaraan roda empat,” katanya.
Biasanya, besarnya jumlah kendaraan plat nomor luar disebabkan kemajuan yang telah dicapai Kabupaten Muba selama ini, sehingga banyak perusahaan dan atau kegiatan yang digelar di Muba menjadi salah satu faktorya.
Dia menambahkan, kendaraan plat luar jelas merugikan daerah karena menggunakan fasilitas di Muba namun membayar pajak di daerah lain. Melihat kondisi itu, pihaknya siap membatu Pemkab Muba jika memang membutuhkan bantuan.
“Kita siap bantu, jika memang dibutuhkan dalam melakukan penertiban plat nomor kendaran luar,” tegasnya. (her)
Dinilai telah merugikan daerah, khususnya dari sisi pajak rencananya tim dari Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Muba dibantu kepolisian bakal menggelar razia pemeriksaan bukti pelunasan pajak kendaraan bermotor (PKB).
Pemeriksaan tersebut dilakukan guna menjaring dan mendata kendaraan dengan nomor polisi atau plat nomor luar daerah. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah H Hazuar Bidui mengungkapkan, nomor plat kendaraan dari luar yang banyak dipergunakan oleh masyarakat Muba dinilai telah merugikan daerah. Karena pajak yang dibayarkan untuk kendaraan tersebut, bukan kembali ke Kabupaten Muba maupun Provinsi Sumsel, namun kembali kedaerah di mana kendaraan tersebut berasal.
Menurutnya, kendaraan yang memiliki plat nomor luar menggunakan fasilitas khususnya jalan yang menggunakan APBD Kabupaten Muba maupun Povinsi Sumsel. Sehingga hal tersebut sangat tidak meguntungkan daerah, sebaliknya sangat merugikan.
“Jalan di kabupaten banyak dibangun menggunakan APBD Muba, yang menggunakannya kendaraan berplat nomor luar daerah. Hal tersebut tentunya sangat merugikan daerah, sehingga hal tersebut menjadi perhatian serius kami,” tegasnya.
Dia mengungkapkan, menyikapi hal tersebut berencana melakukan pemeriksaan rutin, dengan tujuan menertibkan kendaraan plat nomor luar daerah dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari pajak kendaraan bermotor.
Pemeriksaan dengan sasaran seluruh kendaraan dengan plat nomor luar daerah Sumsel (selain BG), seperti B dari Jakarta, D dari Bandung BH dari Jambi, BE dari Lampung, BD dari Bengkulu dan plat nomor lainnya. Selain itu, setiap tahun target penerimaan dari PKB terus mengalami peningkatan.
“Kita memang belum pernah melakukan hal tersebut, namun melihat semakin banyaknya kendaraan dari luar daerah masuk ke Muba,” katanya.
Menurut aturan, maksimal tiga bulan kendaraan plat luar harus dimutasikan ke daerah itu. Hal tersebut, berlandaskan PP No 44/1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi. Jika tidak, jelas melanggar aturan dan dapat dikenakan sanksi tegas.
“Bagi kendaraan yang nantinya tertangkap, akan kita tanyakan alasan mengapa belum dimutasikannya plat tanda nomor kendaraan,” katanya.
Dia mengatakan, jika telah dilakukan penertiban maka data yang diperoleh akan dilaporkan dan ditindak lanjuti oleh pihak Kepolisian, untuk nantinya diajukan dalam program pemutihan. Karena dengan program itu, mungkin biaya yang dikeluarkan akan lebih ringan.
Dia mengakui, tingginya biaya balik nama kendaraan menjadi salah satu factor utama banyak orang yang tidak mentaati peraturan. Namun hal tersebut sebenarnya bukanalasan tepat. Karena orang yang mampu menggunakan mobil, maka memiliki rezeki yang lebih.
“Kita tetap pada pearturan yang berlaku, jika dilanggar maka akan berhadapan dengan hukum,” tukasnya.
Sementara itu, Kapolres Muba Toto AKBP Toto Wibowo mengatakan, pihaknya menyambut baik dengan rencana tersebut. Karena hal tersebut, dapat membantu pihak Kepolisian dalam melakukan penertiban.
Namun pihaknya belum dapat memastikan, apakah ada pemutihan nantinya, tetapi data yang diperoleh dari hasil sebuah razia plat kendaraan, dikumpulkan sekaligus dan akan dilihat kembali.
“Jumlah kendaraan plat nomor luar daerah mencapai hampir 5% dari total kendaraan yang ada di Muba, khususnya kendaraan roda empat,” katanya.
Biasanya, besarnya jumlah kendaraan plat nomor luar disebabkan kemajuan yang telah dicapai Kabupaten Muba selama ini, sehingga banyak perusahaan dan atau kegiatan yang digelar di Muba menjadi salah satu faktorya.
Dia menambahkan, kendaraan plat luar jelas merugikan daerah karena menggunakan fasilitas di Muba namun membayar pajak di daerah lain. Melihat kondisi itu, pihaknya siap membatu Pemkab Muba jika memang membutuhkan bantuan.
“Kita siap bantu, jika memang dibutuhkan dalam melakukan penertiban plat nomor kendaran luar,” tegasnya. (her)
Sejumlah Fasilitas Stadion Serasan Sekate Rusak
SEKAYU, SN
Kegemaran warga Sekayu dan sekitarnya untuk berolahraga menjadi kurang nyaman. Pasalnya, sejumlah fasilitas venue olahraga seperti stadion serasan sekate sekayu dan stable berkuda sudah banyak mengalami kerusakan. Ironisnya kerusakan tersebut dibiarkan terjadi bertahun-tahun.
Seperti pantauan koran ini distadion serasan sekate, tampak jelas terlihat lintasan atletik yang memutar sepanjang 4x 100 meter mengalami kerusakan. Lintasan atletik yang terbuat dari karpet sintesis sudah bergelembung bak gelombang air laut dan sebagiannyapun sudah terkelupas. Hal ini praktis membuat latihan para atlet atletikpun terhenti. Selain itu juga, atap stable berkuda yang kerap digunakan bermain basket, voli, dan futsal jika hujan turun mengalami kebocoran. Sehingga air menggenangi lantai tersebut. Belum lagi lantai yang terbuat dari karpet sentesis yang mirip semen di stable berkuda itupun sudah mulai terkelupas.
Pengelola Stadion Serasan Sekate Sekayu, Husni mengatakan jika kerusakan lintasan atletik sudah mulai terjadi awal tahun 2008. Namun kerusakan tidak separah saat ini. Karpet lintasan atletik yang dibuat mirip seperti lintasan sesungguhnya berwarna coklat tanah itu awalnya bergembung kecil namun karena dibiarkan terus lama kelamaan membesar dan terkelupas. Hanya satu lintasan dari delapan lintasan bagian pinggir sekali yang masih bisa dipakai, selebihnya rusak parah. “Tiap pagi dan sore hanya bisa dipakai untuk main sepak bola, untuk lintasan lari lihat saja sendiri sudah rusak parah. Bergelembung seperti gelombang laut,” ungkap Husni.
Pihaknya, jelas Husni, sudah menyampaikan keluhan terkait rusaknya fasilitas stadion. Dan sempat ada petugas yang meninjau dengan mengukur dan mem-foto fasilitas yang rusak namun hingga sekarang belum juga ada perbaikan. “Padahal stadion ini sering dipakai untuk even-even besar dan banyak pejabat yang datang,” bebernya.
Menurut Husni, selain lintasan atletik, rumput di lapangan sepak bola juga sudah ada yang rusak. Dasar lapangan sudah tidak rata dan cendrung bergelombang akibat sering dimainkan. Lapangan sepak bola itu kerap menjadi tempat latihan Sekayu Youth Soccer Academy (SYSA) yakni sekolah sepak bola handal asal Muba untuk yang menjaring bibit pesebakbola sejak usia dini. Selain juga kerap dipakai instansi dan warga Sekayu lainnya.
“Saya kira perlu ada tambahan pintu khusus bagi para pemain sepak bola sehingga tidak sama-sama masuk satu pintu bersama wasit, penonton, dan official lainnya. Setahu saya fasilitas stadion harus dibenahi dan ditambah agar berstandar nasional. Seperti lampu besar agar stadion dapat dipakai malam hari. Dibagian tribun tempat dudukpun sekarangpun belum ada lampu,” ungkap Husni.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Muba, Syafaruddin menuturkan kerusakan fasilitas sejumlah venue olahraga bukan menjadi kewenangannya namun dinas PU Cipta Karya atau DKP (kebersihan dan taman) yang menganggarkan . Dinasnya hanya menganggarkan untuk pemeliharaan kecil dan bukan untuk rehap total. “Kalau ada bola lampu yang rusak kami bisa menggantinya. Lantai stable kotor tugas kami yang bersihkannya. Tapi kalau karpet sintesis yang rusak, belum dipasang lampu dan lainnya. Itu urusan dinas PU dan DKP, karena kami tidak diserahkan dana untuk itu,” pungkasnya. (her)
Harga Beras Meningkat Tajam
Pagaralam, SN
Harga beras di berbagai pasar tradisional, Kota Pagaralam, naik tajam dari sebelumnya Rp6.000 menjadi Rp7.500/kilogram. Harga beras di pasar tradisional seperti Pasar Dempo Permai, Pasar Inpres, Pasar Seghepat Seghendi dan Pasar Sub Aggrobisnis Nendagung naik antara Rp1.000 per kilogram hingga Rp1.500 per Kg.
"Harga beras dalam beberapa hari ini kembali mengalami kenaikan mencapai angka cukup tinggi Rp7.500 per Kg, sementara sebelumnya hanya sekitar Rp5.800 per Kg dan Rp6.000 per Kg," kata Rena (45), pedagang beras pasar Inpres, Senin (26/12).
Menurut dia, kenaikan ini juga mendorong ketebatasan persediaan beras di pasaran, dan termasuk ditingkat agen pungumpul.
"Sekarang bukan hanya harga saja yang melambung dan bahkan terjadi kelangkaan, bahkan di tempat penggilingan padi juga sebagian sudah habis," ungkap dia.
Memang dalam kurun waktu beberapa minggu ini, kata dia, sudah beberapa kali terjadi kenaikan harga beras.
"Kami tidak tahu apa penyebab kenaikan harga beras cukup tinggi, sementara kondisi panen padi normal," ungkapnya.
"Baru tahun ini kalau harga beras mengalami kenaikan cukup tinggi sehingga sudah menjadikan masyarakat setempat paceklik, apalagi musim panen kopi tahun ini banyak gagal," tambah dia.
Senada, agen sembilan kebutuhan pokok (Sembako), Kota Pagaralam, Ateng mengatakan memang beras saat ini mulai mengalami kenaikan sekitar Rp200 per Kg, ditingkat agen pengumpul dan tentunya akan naik lagi ditingkat pengecer.
"Musim penghujan menjadikan petani yang sudah panen sulit menjemur padi dan sementara di mesin penggilingan sudah banyak kosong," ungkap dia.
Saat ini `produksi beras baik lokal dan sejumlah daerah penghasil beras seperti Lampung, Lahat dan Empat Lawang masa penen sudah berakhir sementara permintaan meningkat terutama jelang tahun baru.
"Kalau untuk stok dalam satu bulan ini cukup karena sudah disiapkan sekitar 300 ton meskipun permintaan meningkat," ungkapnya.
Sementara itu Wakil Wali Kota Pagaralam, dr Hj Ida Fitriati M Kes mengatakan, perlu dilakukan pengecekan ke lapangan untuk mengetahui dengan pasti seberapa jauh dampak kenaikan harga beras bagi warga.
"Kita ingin mengumpulkan data untuk mencari apa penyebab kenaikan harga beras cukup tinggi, padahal Pagaralam merupakan daerah penghasil," ungkap dia.
Daerah-daerah yang paling parah mengalami kelangkaan beras, kata Ida, belum ditemukan.
"Kalau kondisi terjadi kelangkaan pemerintah akan melakukan koordinasi dengan badan logistik untuk melalukan operasi pasar," ungkapnya. (asn)
Puluhan Sungai di Rantau Bayur Dilelang
Banyuasin, SN
Sebanyak 90 an anak sungai (Lebak Lebung,red) di Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin telah dilelang pekan kemarin. Lokasi tersebut berada dibeberapa desa antara lain, Paldas, Desa Lebung, Desa Rantau Bayur dan sekitarnya. Pelelalangan mulai dilakukan sejak tanggal 19, 20, 22, dan 23 Desember 2011.
Sedikitnya di Desa Paldas dengan aset penghasilan lelang sebesar Rp 1 milyar dengan jumlah objek lelang sebanyak 40, dimana 35 objek lelang diserahkan kepada masyarakat setempat, dan 5 objek lainnya dilelang bebas.
"Kita selaku pembina hadir menyaksikan proses lelang Lebak Lebung yang dilakukan di desa Paldas pada tanggal 19 Desember 2011 lalu, setiap tahun pasti kita hadir dalam acara tahunan tersebut," ujar Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuasin, Ir Zulamadi Yasin melalui staf Pesisir dan Laut, Hadi, Senin (26/12).
Hadi mengatakan, Berdasarkan Perda No 20 tahun 2008 tentang Lelang Lebak Lebung mengatur panitia penyelenggara lelang dilaksanakan oleh kepala desa, kemudian Camat sebagai koordinator dan dinas perikanan dan kelautan sebagai pengawas.
"Didalam perda tersebut hasil lelang adalah dibagi untuk PAD Kabupaten sebesar 20 persen, kas desa 40 persen, dinas kelautan dan perikanan 5 persen, sisanya untuk Kades, BPD, camat, dan akomodasi penyelenggara," terang Hadi.
"Dinas mendapat 5 persen dari lelang tersebut, lalu yang didapat tersebut akan dikembalikan kepada mereka dengan restoking benih ikan pada lokasi lelang. Sedangkan desa yang mendapat bagian 40 persen untuk dikelola oleh mereka (Kades dan masyarakatnya)," tambah Hadi.
Dikatakan Hadi, di Banyuasin dari 15 Kecamatan ada 13 Kecamatan yang setiap tahunnya melakukan pelelangan, dimana kecamatan yang paling banyak adalah di Kecamatan Rantau Bayur mencapai 90 an, dan lainnya hanya puluhan objek lelang.
"Untuk 2 Kecamatan yang tidak melakukan pelelangan adalah Kecamatan Muara Padang dan Kecamatan Air Saleh, mengingat kecamatan tersebut penghasilan ikannya kurang dibanding kecamatan lainnya, faktor lainnya adalah jalur transportasi, kalau dilakukan lelang maka akan mengganggu arus transportasi air," ujar Hadi.
Sementara Warga Desa paldas Masruan sangat berharap dengan adanya objek lelang didesanya dapat mensejahterahkan masyarakat.
"Kami berharap dengan adanya Lebak Lebung desa kami Paldas khususnya di Dusun 3 Kedembo, dapat sejahtera,” harapnya. (sir)
Sebanyak 90 an anak sungai (Lebak Lebung,red) di Kecamatan Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin telah dilelang pekan kemarin. Lokasi tersebut berada dibeberapa desa antara lain, Paldas, Desa Lebung, Desa Rantau Bayur dan sekitarnya. Pelelalangan mulai dilakukan sejak tanggal 19, 20, 22, dan 23 Desember 2011.
Sedikitnya di Desa Paldas dengan aset penghasilan lelang sebesar Rp 1 milyar dengan jumlah objek lelang sebanyak 40, dimana 35 objek lelang diserahkan kepada masyarakat setempat, dan 5 objek lainnya dilelang bebas.
"Kita selaku pembina hadir menyaksikan proses lelang Lebak Lebung yang dilakukan di desa Paldas pada tanggal 19 Desember 2011 lalu, setiap tahun pasti kita hadir dalam acara tahunan tersebut," ujar Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuasin, Ir Zulamadi Yasin melalui staf Pesisir dan Laut, Hadi, Senin (26/12).
Hadi mengatakan, Berdasarkan Perda No 20 tahun 2008 tentang Lelang Lebak Lebung mengatur panitia penyelenggara lelang dilaksanakan oleh kepala desa, kemudian Camat sebagai koordinator dan dinas perikanan dan kelautan sebagai pengawas.
"Didalam perda tersebut hasil lelang adalah dibagi untuk PAD Kabupaten sebesar 20 persen, kas desa 40 persen, dinas kelautan dan perikanan 5 persen, sisanya untuk Kades, BPD, camat, dan akomodasi penyelenggara," terang Hadi.
"Dinas mendapat 5 persen dari lelang tersebut, lalu yang didapat tersebut akan dikembalikan kepada mereka dengan restoking benih ikan pada lokasi lelang. Sedangkan desa yang mendapat bagian 40 persen untuk dikelola oleh mereka (Kades dan masyarakatnya)," tambah Hadi.
Dikatakan Hadi, di Banyuasin dari 15 Kecamatan ada 13 Kecamatan yang setiap tahunnya melakukan pelelangan, dimana kecamatan yang paling banyak adalah di Kecamatan Rantau Bayur mencapai 90 an, dan lainnya hanya puluhan objek lelang.
"Untuk 2 Kecamatan yang tidak melakukan pelelangan adalah Kecamatan Muara Padang dan Kecamatan Air Saleh, mengingat kecamatan tersebut penghasilan ikannya kurang dibanding kecamatan lainnya, faktor lainnya adalah jalur transportasi, kalau dilakukan lelang maka akan mengganggu arus transportasi air," ujar Hadi.
Sementara Warga Desa paldas Masruan sangat berharap dengan adanya objek lelang didesanya dapat mensejahterahkan masyarakat.
"Kami berharap dengan adanya Lebak Lebung desa kami Paldas khususnya di Dusun 3 Kedembo, dapat sejahtera,” harapnya. (sir)
Kenten Banyuasin Rusak Parah, Jalanan Macet Berjam Jam
Banyuasin, SN
Jalan Talang Keramat Kelurahan Kenten Kabupaten Banyuasin yang menghubungkan antara Kelurahan Kenten dan Kelurahan Talang Keramat, dan merupakan salah satu jalan alternatif bagi warga Kenten dan sekitarnya untuk menuju kota Pangkalan Balai maupun menuju Tanjung Api-Api, tanpa harus memutar melalui kota Palembang, kondisinya saat ini banyak yang rusak.
Kondisi ini menghambat para pengguna jalan, dan menyebabkan kemacetan panjang hampir setiap harinya.
”Saya sudah dua jam pak tapi kendaraan didepan saya belum juga maju-maju pak,” keluh Usman, salah satu supir truk bermuatan barang kelontongan dilokasi kemacetan yang tempatnya tidak jauh dari Pos TPR Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuasin, Sabtu (24/12).
Menurut Usman, dalam kurun waktu dua tahun terakhir di jalan itu memang merupakan langganan macet, apalagi disaat-saat musim hujan.
“Di jalan ini banyak lobang-lobang yang dalam, bahkan lobangya ada sampai sedalam satu meteran jadi kita harus pelan-pelan sambil memilih jalan yang lobangnya tidak terlalu dalam,” katanya.
“Kalau macet memang langganan namun tidak separah saat musim hujan begini karena kita bisa cari-cari jalan yang lobangnya tidak begitu dalam, tapi kalau musim hujan begini lobangnya tergenang air jadi dak keliatan oleh karna itu dijalan ini sering terjadi mobil yang tergelimpang akibat masuk kelobang,” tambah Usman.
Menurut Informasi yang diperoleh bahwa beberapa waktu lalu masyarakat disekitaran Kenten telah mengadakan demontrasi menuntut agar mobil-mobil baik fuso maupun tronton dan container tidak melalui jalan tersebut, namun sampai saat ini masih saja terjadi.
Kapospol Kenten, M Daud Udin saat dikomfirmasi dikantornya menerangkan bahwa dirinya tidak mengetahui mengenai seberapa lama jalan itu sudah menjadi langganan kemacetan.
“Sejak dua bulan saya menjabat jalan itu sudah sering macet,” katanya. (sir)
Warga Ngeluh, Raskin Diatas Rp 2500/Kg
Muaradua, SN
Masyarakat Ranau di empat kecamatan meminta Pemkab OKU Selatan beserta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Pers ikut andil dalam pengawasan proses pengalokasian beras miskin (raskin) bagi masyarakat yang tergolong keluarga miskin.
Pasalnya, selama ini distribusi raskin terindikasi disalah gunakan oleh oknum tak bertanggung jawab, salah satunya yakni harga jual raskin yang lebih dari Rp 2500 per Kg.
“Kita khawatir jika pengalokasian raskin ini tidak diawasi secara maksimal, maka peluang bagi oknum tertentu untuk melakukan hal negatif semakin terbuka lebar, sementara saat ini yang terjadi harga beli raskin sampai tangan masyarakat lebih dari ketentuan pemerintah lebih dari Rp2500/Kg. Tarif yang melebihi harga standar raskin,” kata misnadi (43) warga Ranau, Senin (26/12) sembari mengatakan saat ini harga jual beras di OKU Selatan selalu meningkat dari waktu ke waktu.
Menurutnya, saat ini, harga jual beras yang berkualitas bagus di OKU Selatan mencapai Rp8.000/Kg. Hal ini tentunya akan sangat memancing keinginan dari oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan dari hasil penyaluran raskin.
“Harga jual raskin yang ditetapkan Pemerintah Rp1.600/kg tapi kenyataannya diterima masyarakat Rp 2500/kg, sementara harga beras umum mencapai Rp8.000/kg. Hal ini jelas akan menjadi peluang besar terjadinya penyalahgunaan atau penyelewengan bantuan raskin tersebut,” urainya.
Dikatakannya, dengan adanya upaya pengawasan yang efektif dari Pemerintah dan pihak terkait, diharapkan kepada panitia kecamatan dan perangkat desa betul-betul menyalurkan bantuan tersebut sesuai petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis (juklak-juknis).
"Artinya, dengan efektifnya pengawasan, peluang bagi oknum panitia kecamatan dan perangkat desa untuk melakukan penyalahgunaan dan penyelewengan bantuan raskin dalam hal penarikan komisi itu akan semakin sempit dan terbatas," katanya.
“Selama ini kasus raskin ini merupakan salah satu permasalahan paling sensitif dan rawan terjadi di Kabupaten OKU Selatan dan bahkan telah menyeret oknum camat jadi tersangka atas tindak penyelewengan raskin. Jadi jangan sampai ada camat atau perangkat desa lagi yang terjebak hingga masuk bui akibat melakukan penyalahgunaan bantuan raskin tersebut,” harapnya.
Terpisah, Irawan, Sekretaris LSM KOMID RI OKU Selatan saat dibincangi mengatakan, proses pendistribusian raskin yang selama ini terindikasi ada kejanggalan, karena adanya kepentingan–kepentingan pihak tertentu yakni dari panitia kecamatan hingga desa disinyalir adanya penarikan komisi.
"Pendistribusian raskin dengan melalui pos-pos kecamatan hingga desa disinyalir ada komisi yang diperuntukkan bagi oknum pejabat tertentu. Imbasnya harga raskin sampai pada yang berhak bertentangan dengan juklak yang ada,” ujar dia.
Lebih jauh diungkapkan Irawan, lembaganya masih berupaya mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak sehingga pada saatnya modus ini akan terkuak. ”Pada saatnya nanti kita akan buktikan bahwa sinyalemen pemberian komisi tersebut terungkap,” pungkasnya. (dan)
Sumsel Masih Miliki 46 Potensi Sengketa Lahan
Palembang, SN
Sumsel masih rawan untuk terjadinya sengketa lahan, berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan jajaran Polda Sumsel, sedikitnya masih ada 46 sengketa lahan yang berpotensi rawan, dan itu harus disikapi oleh semua pihak.
Hal ini diungkapkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Dikdik Mulyana Arief Mansur, usai open house dikediamannya, Minggu (25/12). “Artinya kalau kita tidak sama-sama menahan diri kalau hulunya tidak diselesaikan ini kemungkinan terjadi di wilayah lain. Kami sudah inventarisir dan pada tahap korelatif ini bisa kita selesaikan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, hasil inventarisir pihaknya ini sudah disampaikan ke dinas dan instansi terkait. Soal potensi sengketa lahan ini Dikdik mengaku, tidak dapat menyalahgunakan siapapun yang sedang menjabat sekarang ini.
“Itu bisa dikatakan dosa atau keteledoran dibikin 15 tahun atau 7 tahun lalu yang orang-orangnya sudah selesai dimintai pertanggungjawaban, ya, limbahnya sekarang dan itu tugas kita bersama," imbuhnya.
Terpisah, Anggota Komisi I DPRD Sumsel, Syaiful Islam menilai di Sumsel setidaknya ada 20 lebih kasus sengketa lahan yang harus segera di sikapi.
“Tanggal 6 Januari kita akan rapat dengan dinas dan instansi terkait mengenai sengketa lahan di Sumsel ini,” katanya.
Pihaknya tidak ingin kejadian sodong, mesuji, Muara Enim dan Banyuasin yang berawal dari kasus lahan terjadi kembali dan mengorbankan harta dan nyawa
"Prinsipnya lakukan evaluasi terhadap Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan perkebunan yang menjadi sumber konflik, kebanyakan luas HGU di lapangan ternyata lebih luas dari kenyataan sehingga masyarakat di rugikan," ujar dia.
“Kita minta Pemprov Sumsel dan pihak Kabupaten dan kota menyikapi ini sehingga tidak terjadi sengketa lahan karena kita lihat keluarnya HGU untuk perkebunan dan HTI ada indikasi didominasi pengusaha besar dalam satu group,” tambah Politisi Partai Demokrat ini. (awj)
Sumsel masih rawan untuk terjadinya sengketa lahan, berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan jajaran Polda Sumsel, sedikitnya masih ada 46 sengketa lahan yang berpotensi rawan, dan itu harus disikapi oleh semua pihak.
Hal ini diungkapkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Dikdik Mulyana Arief Mansur, usai open house dikediamannya, Minggu (25/12). “Artinya kalau kita tidak sama-sama menahan diri kalau hulunya tidak diselesaikan ini kemungkinan terjadi di wilayah lain. Kami sudah inventarisir dan pada tahap korelatif ini bisa kita selesaikan,” ungkapnya.
Ia mengatakan, hasil inventarisir pihaknya ini sudah disampaikan ke dinas dan instansi terkait. Soal potensi sengketa lahan ini Dikdik mengaku, tidak dapat menyalahgunakan siapapun yang sedang menjabat sekarang ini.
“Itu bisa dikatakan dosa atau keteledoran dibikin 15 tahun atau 7 tahun lalu yang orang-orangnya sudah selesai dimintai pertanggungjawaban, ya, limbahnya sekarang dan itu tugas kita bersama," imbuhnya.
Terpisah, Anggota Komisi I DPRD Sumsel, Syaiful Islam menilai di Sumsel setidaknya ada 20 lebih kasus sengketa lahan yang harus segera di sikapi.
“Tanggal 6 Januari kita akan rapat dengan dinas dan instansi terkait mengenai sengketa lahan di Sumsel ini,” katanya.
Pihaknya tidak ingin kejadian sodong, mesuji, Muara Enim dan Banyuasin yang berawal dari kasus lahan terjadi kembali dan mengorbankan harta dan nyawa
"Prinsipnya lakukan evaluasi terhadap Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan perkebunan yang menjadi sumber konflik, kebanyakan luas HGU di lapangan ternyata lebih luas dari kenyataan sehingga masyarakat di rugikan," ujar dia.
“Kita minta Pemprov Sumsel dan pihak Kabupaten dan kota menyikapi ini sehingga tidak terjadi sengketa lahan karena kita lihat keluarnya HGU untuk perkebunan dan HTI ada indikasi didominasi pengusaha besar dalam satu group,” tambah Politisi Partai Demokrat ini. (awj)
Bangun Stadion, Pemkab Gresik Kunjungi Sumsel
Palembang, SN
Pemkab Gresik, Jawa Timur berencana membangun stadion olahraga pada tahun 2012 mendatang. Untuk mendapat data dan gambaran stadion yang baik, Pemkab Gresik pun melakukan studi banding ke Sumsel, Sabtu (24/12).
Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik, M Najib ditemui di sela-sela kunjungannya ke stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) mengatakan, pihaknya melakukan studi banding ke Sumsel karena pada 2012 nanti pihaknya berencana akan membangun stadion di Gresik. Dan yang menjadi acuan atau yang menjadi contoh untuk pembangunan stadionnya yaitu stadion GSJ.
"Ya kami ke provinsi Sumsel dalam rangka studi banding untuk mengetahui atau belajar bagaimana membangun stadion, baik dari sisi perencanaannya, pembangunannya, operasionalnya dan pengelolaannya,” terang Najib.
Ia mengungkapkan, alasan pihaknya menjadikan stadion GSJ sebagai acuan atas pembangunan stadion di Gresik salah satunya dikarenakan stadion GSJ merupakan tempat pembukaan dan penutupan SEA Games XXVI, November lalu.
“Selain itu juga stadion GSJ ini dari segi operasionalnya sudah berjalan dengan baik dan memiliki fasilitas yang lengkap dan stadionnya juga megah,” kata Najib.
Ia melajutkan, hasil studi banding yang dilakukan pihaknya ke stadion GSJ akan segera direalisasikan, sehingga dalam 2 hingga 3 tahun ke depan stadion Gresik telah terbangun.
“Selain terbangunnya stadion Gresik kita juga berharap fasilitas pendukung yang ada di stadion GSJ seperti stadion tertutup atau terbuka, waterboom, fasilitas jasa usaha perdagangan dan lainnya akan dibangun juga di stadion Gresik nantinya,” ujar dia.
Sementara itu Kepala Bidang Tata Perumahan dan Bangunan Dinas PU Cipta Karya Sumsel, Fazadi Afdanie yang mendampingi studi banding Pemkab Gresik menuturkan, selaku tuan rumah yang dikunjungi, pihaknya memberikan penjelasan mengenai apa-apa yang menjadi pertanyaan dari Pemkab Gresik.
“Kedatangan mereka kesini untuk belajar atau mengetahui pembangunan stadion GSJ, maka dari itu saya menjawab apa saja yang ditanyakan mulai dari kondisi stadion, cara pengelolaan Stadion GSJ dan mengenai pembangunan fasilitas pendukung hingga ke venues SEA Games,” urainya. (awj)
Pemkab Gresik, Jawa Timur berencana membangun stadion olahraga pada tahun 2012 mendatang. Untuk mendapat data dan gambaran stadion yang baik, Pemkab Gresik pun melakukan studi banding ke Sumsel, Sabtu (24/12).
Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik, M Najib ditemui di sela-sela kunjungannya ke stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) mengatakan, pihaknya melakukan studi banding ke Sumsel karena pada 2012 nanti pihaknya berencana akan membangun stadion di Gresik. Dan yang menjadi acuan atau yang menjadi contoh untuk pembangunan stadionnya yaitu stadion GSJ.
"Ya kami ke provinsi Sumsel dalam rangka studi banding untuk mengetahui atau belajar bagaimana membangun stadion, baik dari sisi perencanaannya, pembangunannya, operasionalnya dan pengelolaannya,” terang Najib.
Ia mengungkapkan, alasan pihaknya menjadikan stadion GSJ sebagai acuan atas pembangunan stadion di Gresik salah satunya dikarenakan stadion GSJ merupakan tempat pembukaan dan penutupan SEA Games XXVI, November lalu.
“Selain itu juga stadion GSJ ini dari segi operasionalnya sudah berjalan dengan baik dan memiliki fasilitas yang lengkap dan stadionnya juga megah,” kata Najib.
Ia melajutkan, hasil studi banding yang dilakukan pihaknya ke stadion GSJ akan segera direalisasikan, sehingga dalam 2 hingga 3 tahun ke depan stadion Gresik telah terbangun.
“Selain terbangunnya stadion Gresik kita juga berharap fasilitas pendukung yang ada di stadion GSJ seperti stadion tertutup atau terbuka, waterboom, fasilitas jasa usaha perdagangan dan lainnya akan dibangun juga di stadion Gresik nantinya,” ujar dia.
Sementara itu Kepala Bidang Tata Perumahan dan Bangunan Dinas PU Cipta Karya Sumsel, Fazadi Afdanie yang mendampingi studi banding Pemkab Gresik menuturkan, selaku tuan rumah yang dikunjungi, pihaknya memberikan penjelasan mengenai apa-apa yang menjadi pertanyaan dari Pemkab Gresik.
“Kedatangan mereka kesini untuk belajar atau mengetahui pembangunan stadion GSJ, maka dari itu saya menjawab apa saja yang ditanyakan mulai dari kondisi stadion, cara pengelolaan Stadion GSJ dan mengenai pembangunan fasilitas pendukung hingga ke venues SEA Games,” urainya. (awj)
Kawanan Perampok di Prabumulih Resahkan Warga
Prabumulih, SN
Diancam empat perampok menggunakan senjata api dan sajam, isteri pedagang ayam Rita Sugiharto (20) terpaksa melepaskan kalung emas 24 karat seberat 3 suku miliknya.
Sementara korban, Nurlela (28) juga harus merelakan 8 suku emas setelah keduanya diikat tangan dan kakinya secara bersamaan dengan seutas tali plastik di rumahnya. Peristiwa perampokan ini terjadi Jumat (23/12) lalu di rumah korban di Lingkungan I RT 4 Kelurahan Gelumbang Prabumlih.
Menurut Rita, suaminya Harmoko waktu itu lagi pergi ke pasar pagi Gelumbang sementara yang tinggal di rumah dia dan kakak perempuan serta keponakannya saja. Saat kejadian dia mencuci piring di sumur belakang rumahnya, tanpa sepengetahuannya tiba-tiba datang dua lelaki tak dikenal langsung menodongkan pistol dan satu lagi menggunakan senjata tajam jenis pisau lipat sambil menarik tanganya dan memaksa untuk masuk ke dalam rumahnya.
Rupanya didalam rumah sudah ada dua lelaki rekanan mereka yang juga menggunakan pistol dan pisau. Satu tersangka menanyakan simpanan uang sementara satunya lagi menggendong keponakannya sambil mengancam akan melukai bocah itu jika berteriak. Kedua pelaku lain usai mengikat korban langsung masuk kamar dan mengobrak abrik lemari pakaian dan mendapakan simpanan uang Rp 500 ribu.
Diungkapkan korban, ia sempat mengenal salah satu tersangka karena pernah melihatnya seminggu sebelumnya dimana waktu itu tersangkat empat menawar ayam Bangkok milik suaminya.
Sementara Nurlela mengaku kalau kejadian diperkirakan pada pukul 06.30 WIB . Dia sendiri sempat melihat nopol mobil warna metalik itu 2023 namun dia tidak paham apakah mobil jenis apa. Lagi pula diapun lupa apakah plat BG atau B sebab saat kejadian dia kurang memerhatikannnya sebab tak menduga kalau para tamu tak diundang itu menodong.
"Sebab pada awalnya berlaku sopan dan seolah ingin membeli ayam bahkan sempat meminta air minum. Aku dak nyangko kalau orang itu endak nodong sebab kelihatnnya sopan dan baik baik. Rupanya cara untuk ngelabui kami dan barang kali cara pelaku untuk mengetahui apakah aman atau tidak dan mengetahui kalau tidak ade jantan dirumah kami ini,” kenang Lela.
Para pelaku setelah menguras harta mereka berupa emas 24 karat 11 suku uang Rp 500 ribu serta Hp Nokia lalu kabur dengan mobilnya ke arah Desa Payabakal.
Dari tempat terpisah Kapolres Muara Enim melalui Kapolsek Gelumbang AKP Rusmi membenarkan kalau ada warga di RT 04 Gelumbang yang melapor ketodongan . Untuk mengungkap kasus ini pihaknya sedang melakukan penyidikan lebih lanjut ujarnya. (and)
Diancam empat perampok menggunakan senjata api dan sajam, isteri pedagang ayam Rita Sugiharto (20) terpaksa melepaskan kalung emas 24 karat seberat 3 suku miliknya.
Sementara korban, Nurlela (28) juga harus merelakan 8 suku emas setelah keduanya diikat tangan dan kakinya secara bersamaan dengan seutas tali plastik di rumahnya. Peristiwa perampokan ini terjadi Jumat (23/12) lalu di rumah korban di Lingkungan I RT 4 Kelurahan Gelumbang Prabumlih.
Menurut Rita, suaminya Harmoko waktu itu lagi pergi ke pasar pagi Gelumbang sementara yang tinggal di rumah dia dan kakak perempuan serta keponakannya saja. Saat kejadian dia mencuci piring di sumur belakang rumahnya, tanpa sepengetahuannya tiba-tiba datang dua lelaki tak dikenal langsung menodongkan pistol dan satu lagi menggunakan senjata tajam jenis pisau lipat sambil menarik tanganya dan memaksa untuk masuk ke dalam rumahnya.
Rupanya didalam rumah sudah ada dua lelaki rekanan mereka yang juga menggunakan pistol dan pisau. Satu tersangka menanyakan simpanan uang sementara satunya lagi menggendong keponakannya sambil mengancam akan melukai bocah itu jika berteriak. Kedua pelaku lain usai mengikat korban langsung masuk kamar dan mengobrak abrik lemari pakaian dan mendapakan simpanan uang Rp 500 ribu.
Diungkapkan korban, ia sempat mengenal salah satu tersangka karena pernah melihatnya seminggu sebelumnya dimana waktu itu tersangkat empat menawar ayam Bangkok milik suaminya.
Sementara Nurlela mengaku kalau kejadian diperkirakan pada pukul 06.30 WIB . Dia sendiri sempat melihat nopol mobil warna metalik itu 2023 namun dia tidak paham apakah mobil jenis apa. Lagi pula diapun lupa apakah plat BG atau B sebab saat kejadian dia kurang memerhatikannnya sebab tak menduga kalau para tamu tak diundang itu menodong.
"Sebab pada awalnya berlaku sopan dan seolah ingin membeli ayam bahkan sempat meminta air minum. Aku dak nyangko kalau orang itu endak nodong sebab kelihatnnya sopan dan baik baik. Rupanya cara untuk ngelabui kami dan barang kali cara pelaku untuk mengetahui apakah aman atau tidak dan mengetahui kalau tidak ade jantan dirumah kami ini,” kenang Lela.
Para pelaku setelah menguras harta mereka berupa emas 24 karat 11 suku uang Rp 500 ribu serta Hp Nokia lalu kabur dengan mobilnya ke arah Desa Payabakal.
Dari tempat terpisah Kapolres Muara Enim melalui Kapolsek Gelumbang AKP Rusmi membenarkan kalau ada warga di RT 04 Gelumbang yang melapor ketodongan . Untuk mengungkap kasus ini pihaknya sedang melakukan penyidikan lebih lanjut ujarnya. (and)
Tapak Suci Muhammadiyah Terancam Bubar
Prabumulih, SN
Sempat berjaya dan memiliki ratusan murid tersebar di seluruh sudut Kota Prabumulih, kini Perguruan Pencak Silat Tapak Suci Muhammadiyah Cabang Wilayah Prabumulih terancam bubar dan ditinggalkan pengurusnya. Sejumlah kegiatan olah kanuragan atau bela diri yang biasanya dipusatkan di Sekolah Dasar Muhammadiyah, tidak jauh dari Pasar Inpres Prabumulih pun sudah sulit ditemui lagi.
Kevakuman salah satu aliran seni pencak silat ini sendiri, diakui salah satu pengurusnya H Ismed Nailis. Menurut Ismed, tidak berfungsinya organisasi pencak silat tapak suci beberapa bulan belakangan ini disebabkan kesibukan dan aktivitas sejumlah pengurus itu sendiri.
“Disamping kalu kita mau jujur, kurangnya perhatian pemerintah daerah dalam hal ini Badan KONI Prabumulih menjadi salah satu penyebab vakumnya Perguruan Tapak Suci Cabang Wilayah Prabumulih,” ungkap Ismed, Jumat (23/12).
Menurut Ismed, sejumlah upaya penyelamatan dengan melakukan penyegaran dan pertemuan silaturahmi antar pengurus sudah dilakukan. Namun hal itu tetap tidak membuat organisasi bela diri dibawah kepengurusan Muhammadiyah wilayah cabang Prabumulih, mampu berjalan seperti yang diharapkan.
“Masing–masing masih nak sibuk dewek galo dan sebagian memang sudah spesimis. Padahal di Tapak Suci Prabumulih ini terdapat ratusan murid, kebanyakan dari tingkat pelajar SMP, SMA Muhammadiyah dan selebihnyo umum,” jelas pria yang juga menjabat Ketua Kosgoro Independent Prabumulih ini.
Menurut Ismed, selain memelajari ilmu ketangkasan dan jurus bela diri dalam pelajaran pencak silat tapak suci itu setiap pesertanya dididik untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan menguatkan mental tidak hanya untuk mengalahkan musuh tapi juga nafsu dalam diri peserta itu sendiri. “Sehingga terbentuklah karakter insan atau hamba Allah yang berilmu, beriman dan bertaqwa baik secara lahir maupun bathin,” tambahnya. (and)
Langganan:
Postingan (Atom)
Press
My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.