Kamis, 08 Desember 2011
Kinerja dan Manajemen PLN Ranting Muaradua Lemah
Muaradua, SN
Lemahnya manajemen PLN Ranting Muaradua yang kerap melakukan pemadaman listrik secara tiba-tiba diapresiasi oleh fraksi PDIP DPRD OKU Selatan.
Hal itu terungkap saat Fraksi PDIP DPRD OKU Selatan menyampaikan tanggapan umum Kinerja petugas PLN yang kerap melakukan pemadaman listrik tanpa memperhatikan dampak buruk bagi masyarakat khususnya pelanggaran PLN di daerah setempat.
"Motto PLN Muaradua layaknya Mati-Mati Dan Mati . Untuk itu Fraksi mempertanyakan perjanjian kontrak antara pelanggan dan prusahaan (PLN) yang disebutkan masing-masing pihak,“ jelas Al Juandi SSos sebagai juru bicara Fraksi beberapa waktu lalu.
Lanjutnya, dalam hal ini pelanggan sudah mengalami kerugian materi antara lain tegangan dibawah standar ditambah pemadaman yang tidak beraturan baik hujan turun maupun tidak listrik mati alasan "PLN jaringan terganggu, mengapa sebelumnya tidak diantisipasi. Apa kerja manager selama ini. Banyaknya kerugian masyarakat dibidang alat-alat elektronik ditambah pemadaman yang tidak beraturan akibatnya bertambah pula beban pembayaran, anehnya lagi petugas pencatat meteran yang tidak setiap bulan memerikasa meteran yang terjadi main tembak meteran atau perkiraan pemakaian, kami pertanyakan apa wujud pertanggungjawaban PLN terhadap kerugian yang diderita pelanggan," jelasnya.
Lebih lanjut dikatanya, PLN Ranting Muaradua agar segera mengatasi keluhan pelanggan. Pelanggan berhak mendapatkan pelayanan sesuai ketentuan perjanjian kontrak. "Dengan keadaan PLN saat ini kami sangat prihatin atas kinerja manajerial PLN Ranting Muaradua, tidak salah bila PLN Muaradua mendapat julukan menjadi Pembangkit Listrik Takut Hujan (PLTH) atau (PLTA) Pembangkit Listrik Takut Angin,” tuturnya.
Terpisah Manager PLN Ranting Muaradua saat hendak di konfirmasi di kantor PLN Muaradua. Wartawan tidak pernah berhasil menemui. "Manager tidak pernah berada ditempat, kelapangan terus pak,” ujar staf. (dan)
Saluran Air Jalan Utama Sekayu Penuh Sampah
Sekayu, SN
Saluran air di sepanjang jalan utama Kota Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) sepertinya tidak berfungsi baik dan perlu pembenahan. Akibatnya, air sisa hujan tidak mengalir dan banyak sampah dedaunan.
Pengamatan koran ini, Rabu (7/12), genangan air yang juga dihuni jentik-jentik nyamuk nyaris terdapat di sepanjang selokan yang ada. Baik di jalan utama Kol. Wahid Udin, di Jl Merdeka, Letnan Munandar dan selokan-selokan lainnya. Masih untung, ibukota Kabupaten Muba ini bukan daerah yang rawan banjir meski kerap diguyur hujan deras.
Namun, aspek kebersihan dan kesehatan tentu diharapkan menjadi pertimbangan masyarakat dan pemerintah, khususnya dinas terkait. Sebab jika dibiarkan, saluran air dengan genangan air bisa menjadi tempat berkembangbiaknya sumber penyakit. Terlepas dari itu, akan menjadi ironis mengingat Sekayu dikenal sebagai kota yang sudah mengoleksi Piala Adipura tujuh kali berturut-turut.
“Menurut saya pemerintah atau dinas terkait harus mengajak masyarakat bergotong royong bersama untuk membersihkan selokan yang ada. Terpenting lagi, kolam retensi di Sekayu harus ada,” kata Rian, warga Sekayu berpendapat.
Apa yang dikatakan Rian, tentu tidaklah berlebihan. Sebab sejauh ini belum ada upaya dari masyarakat maupun pemerintah setempat melakukan pembersihan saluran air baik secara khusus maupun gotong royong. Meski ada puluhan bahkan ratusan petugas kebersihan yang dipekerjakan, itu hanya untuk mengatasi sampah yang ada di bagian permukaan.
“Jangankan di lingkungan masyarakat umum, di sekitar kantor dinas-dinas yang ada saja tidak terurus saluran airnya. Semua orang tidak peduli, akhirnya ya begitu yang terlihat,” ujarnya. (her)
Saluran air di sepanjang jalan utama Kota Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) sepertinya tidak berfungsi baik dan perlu pembenahan. Akibatnya, air sisa hujan tidak mengalir dan banyak sampah dedaunan.
Pengamatan koran ini, Rabu (7/12), genangan air yang juga dihuni jentik-jentik nyamuk nyaris terdapat di sepanjang selokan yang ada. Baik di jalan utama Kol. Wahid Udin, di Jl Merdeka, Letnan Munandar dan selokan-selokan lainnya. Masih untung, ibukota Kabupaten Muba ini bukan daerah yang rawan banjir meski kerap diguyur hujan deras.
Namun, aspek kebersihan dan kesehatan tentu diharapkan menjadi pertimbangan masyarakat dan pemerintah, khususnya dinas terkait. Sebab jika dibiarkan, saluran air dengan genangan air bisa menjadi tempat berkembangbiaknya sumber penyakit. Terlepas dari itu, akan menjadi ironis mengingat Sekayu dikenal sebagai kota yang sudah mengoleksi Piala Adipura tujuh kali berturut-turut.
“Menurut saya pemerintah atau dinas terkait harus mengajak masyarakat bergotong royong bersama untuk membersihkan selokan yang ada. Terpenting lagi, kolam retensi di Sekayu harus ada,” kata Rian, warga Sekayu berpendapat.
Apa yang dikatakan Rian, tentu tidaklah berlebihan. Sebab sejauh ini belum ada upaya dari masyarakat maupun pemerintah setempat melakukan pembersihan saluran air baik secara khusus maupun gotong royong. Meski ada puluhan bahkan ratusan petugas kebersihan yang dipekerjakan, itu hanya untuk mengatasi sampah yang ada di bagian permukaan.
“Jangankan di lingkungan masyarakat umum, di sekitar kantor dinas-dinas yang ada saja tidak terurus saluran airnya. Semua orang tidak peduli, akhirnya ya begitu yang terlihat,” ujarnya. (her)
Jalan Penghubung Tiga Kecamatan Rusak Berat
Muara Enim, SN
Kondisi jalan yang menghubungkan tiga Kecamatan yakni Semende Darat Ulu (SDU), Semende Darat Tengah (SDT) dan Semende darat Laut (SDL) kabupaten Muara Enim rusak berat, hampir seluruh badan jalan sudah hancur dan dipenuhi lubang.
Hal tersebut dibenarkan oleh Tokoh masyarakat setempat Marshal, kondisi jalan penghubung antar Kecamatan tersebut dinilai sudah tidak layak dilintasi kendaraan. Sebab, hampir semua titik jalan telah hancur dan berlubang.
Katanya, pada saat musim kemarau jalan tersebut akan di penuhi debu. Sebab, pecahan-pecahan halus dari material jalan ikut di terbangkan oleh angin.
Sebaliknya, pada musim hujan, lubang jalan akan tertutup dan dipenuhi air. Terlebih, kondisi siring yang berada di sepanjang jalur ini juga telah ambruk akibat tertimbun longsoran tanah.
“Akibatnya air hujan tidak bisa mengalir dengan baik dan menggenangi jalan. Bila tidak berhati-hati maka para pengendara, khususnya sepeda motor dapat terjungkal,” jelasnya, kemarin.
Tak hanya itu, lanjut dia, dibeberapa titik tertentu, sejumlah simpang jalan juga ditutupi oleh tebas bayang. Seperti alang-alang dan tumbuhan lainnya. Hal ini, juga akan sangat membahayakan para pemakai jalan saat berpapasan.
Terkait hal ini, ungkap Marshal, masyarakat melalui aparat desa telah beberapa kali mengajukan usulan kepada instansi terkait. Namun, hingga saat ini belum ada respon positif.
Padahal, jalur tersebut merupakan akses utama masyarakat di tiga Kecamatan tersebut. Utamanya untuk mengangkut komoditas pertanian dan perkebunan. Seperti kopi, karet, sayur mayur, padi dan lain-lain.
Diakuinya, keberadaan jalan yang layak tentunya akan sangat mendukung perekonomian masyarakat setempat. Terlebih, Kecamatan Semende merupakan daerah penghasil komoditas pertanian yang menjanjikan di Kabupaten Muara Enim.
Hal senada, salah satu warga Semende, Kalbadri, kerusakan jalan ini telah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Namun, hingga saat ini belum ada perbaikan. Sedikit banyak, hal ini telah menyebabkan ketidakstabilan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Utamanya mereka yang tinggal jauh dari pusat kota. Bahkan, bila kondisi ini tetap terus dibiarkan bukan tidak mungkin untuk beberapa waktu kedepan akses perekonomian masyarakat dapat terputus.
Dibuktikan, pada saat musim hujan tiba, tak jarang banyak hasil panen masyarakat utamanya sayur-sayuran dan buah-buahan yang membusuk karena tak bisa di jual. Sebab, kondisi jalan yang buruk dan terendam air kerap membuat masyarakat kesulitan untuk keluar desa. (yud)
Kondisi jalan yang menghubungkan tiga Kecamatan yakni Semende Darat Ulu (SDU), Semende Darat Tengah (SDT) dan Semende darat Laut (SDL) kabupaten Muara Enim rusak berat, hampir seluruh badan jalan sudah hancur dan dipenuhi lubang.
Hal tersebut dibenarkan oleh Tokoh masyarakat setempat Marshal, kondisi jalan penghubung antar Kecamatan tersebut dinilai sudah tidak layak dilintasi kendaraan. Sebab, hampir semua titik jalan telah hancur dan berlubang.
Katanya, pada saat musim kemarau jalan tersebut akan di penuhi debu. Sebab, pecahan-pecahan halus dari material jalan ikut di terbangkan oleh angin.
Sebaliknya, pada musim hujan, lubang jalan akan tertutup dan dipenuhi air. Terlebih, kondisi siring yang berada di sepanjang jalur ini juga telah ambruk akibat tertimbun longsoran tanah.
“Akibatnya air hujan tidak bisa mengalir dengan baik dan menggenangi jalan. Bila tidak berhati-hati maka para pengendara, khususnya sepeda motor dapat terjungkal,” jelasnya, kemarin.
Tak hanya itu, lanjut dia, dibeberapa titik tertentu, sejumlah simpang jalan juga ditutupi oleh tebas bayang. Seperti alang-alang dan tumbuhan lainnya. Hal ini, juga akan sangat membahayakan para pemakai jalan saat berpapasan.
Terkait hal ini, ungkap Marshal, masyarakat melalui aparat desa telah beberapa kali mengajukan usulan kepada instansi terkait. Namun, hingga saat ini belum ada respon positif.
Padahal, jalur tersebut merupakan akses utama masyarakat di tiga Kecamatan tersebut. Utamanya untuk mengangkut komoditas pertanian dan perkebunan. Seperti kopi, karet, sayur mayur, padi dan lain-lain.
Diakuinya, keberadaan jalan yang layak tentunya akan sangat mendukung perekonomian masyarakat setempat. Terlebih, Kecamatan Semende merupakan daerah penghasil komoditas pertanian yang menjanjikan di Kabupaten Muara Enim.
Hal senada, salah satu warga Semende, Kalbadri, kerusakan jalan ini telah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Namun, hingga saat ini belum ada perbaikan. Sedikit banyak, hal ini telah menyebabkan ketidakstabilan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Utamanya mereka yang tinggal jauh dari pusat kota. Bahkan, bila kondisi ini tetap terus dibiarkan bukan tidak mungkin untuk beberapa waktu kedepan akses perekonomian masyarakat dapat terputus.
Dibuktikan, pada saat musim hujan tiba, tak jarang banyak hasil panen masyarakat utamanya sayur-sayuran dan buah-buahan yang membusuk karena tak bisa di jual. Sebab, kondisi jalan yang buruk dan terendam air kerap membuat masyarakat kesulitan untuk keluar desa. (yud)
Pembangunan Jembatan Rusak Jalan
Musi Rawas, SN
Warga desa Pangkalan Tarum kecamatan BTS ulu mengeluhkan kerusakan jalan menuju desa tersebut yang saat ini mulai rusak. Kerusakan jalan tersebut cukup parah karena sering dilewati kendaraan berat yang mengangkut material pembangunan jembatan.
Menurut Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pangkalan Tarum, Lubis mengatakan bahwa akses jalan tersebut sudah ada sebagian yang di aspal hotmix dan sebagainnnya lagi belum hanya ada hamparan koral.
Saat ini kondisi jalan sudah rusak terlihat koral yang berhamburan di jalan dan aspal jalan sudah ada yang berlobang. Hal ini disebabkan oleh angkutan kendaraan berat yang membawa material dalam pengerjaan jembatan beton di desa tersebut.
“Terlebih lagi saat ini musim hujan kondisi jalan licin karena sudah banyak yang berlobang, masyarakat diminta untuk berhati – hati kalau melewati jalan tersebut,” katanya.
Dikatakannya, masyarakat sebenarnya memahami kalau jalan itu dilewati oleh mobil yang bermuatan berat untuk mengangkut bahan jembatan. Hanya saja masyarakat mengaharapkan kepedulian baik dari pemerintah daerah maupun pihak rekanan untuk dapat memperbaiki titik – titik jalan yang rusak tersebut.
“Masyarakat mengeluhkan karena kondis jalan rusak dan cukup menganggu aktifitas masyarakat juga,” tambahnya.
Senada, Jun (36) Warga desa setempat mengatakan kalau dulu sebelum kondisi jalan rusak seperti sekarang ini untuk menuju kecamatan Jayaloka dibutuhkan waktu sekitar lima belas menit, sekarang ini jarak tempuh terasa jauh lebih lama.
“Jalan desa yang sudah diaspal di bangun sekitar tahun 2008 lalu sekarang kondisinya sudah banyak lubang sebab akhir – akhir ini banyak dilalui angkutan material pembangunan jembatan,” urainya.
Untuk pembangunan jembatan sendiri sekarang ini sudah memasuki tahap akhir pengerjaan sebab saat ini pengerjaan jembatan sudah melakukan pengecoran lantai. Jembatan tersebut di bangun dengan tiga tahap sejak tahun 2009 lalu.
“Mungkin selesai pengerjaan jembatan ini nanti jalan desa kami bisa diperbaiki karena kalu tidak maka hal ini cukup menyulitkan masyarakat,” tandasnya. (fik)
Warga desa Pangkalan Tarum kecamatan BTS ulu mengeluhkan kerusakan jalan menuju desa tersebut yang saat ini mulai rusak. Kerusakan jalan tersebut cukup parah karena sering dilewati kendaraan berat yang mengangkut material pembangunan jembatan.
Menurut Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pangkalan Tarum, Lubis mengatakan bahwa akses jalan tersebut sudah ada sebagian yang di aspal hotmix dan sebagainnnya lagi belum hanya ada hamparan koral.
Saat ini kondisi jalan sudah rusak terlihat koral yang berhamburan di jalan dan aspal jalan sudah ada yang berlobang. Hal ini disebabkan oleh angkutan kendaraan berat yang membawa material dalam pengerjaan jembatan beton di desa tersebut.
“Terlebih lagi saat ini musim hujan kondisi jalan licin karena sudah banyak yang berlobang, masyarakat diminta untuk berhati – hati kalau melewati jalan tersebut,” katanya.
Dikatakannya, masyarakat sebenarnya memahami kalau jalan itu dilewati oleh mobil yang bermuatan berat untuk mengangkut bahan jembatan. Hanya saja masyarakat mengaharapkan kepedulian baik dari pemerintah daerah maupun pihak rekanan untuk dapat memperbaiki titik – titik jalan yang rusak tersebut.
“Masyarakat mengeluhkan karena kondis jalan rusak dan cukup menganggu aktifitas masyarakat juga,” tambahnya.
Senada, Jun (36) Warga desa setempat mengatakan kalau dulu sebelum kondisi jalan rusak seperti sekarang ini untuk menuju kecamatan Jayaloka dibutuhkan waktu sekitar lima belas menit, sekarang ini jarak tempuh terasa jauh lebih lama.
“Jalan desa yang sudah diaspal di bangun sekitar tahun 2008 lalu sekarang kondisinya sudah banyak lubang sebab akhir – akhir ini banyak dilalui angkutan material pembangunan jembatan,” urainya.
Untuk pembangunan jembatan sendiri sekarang ini sudah memasuki tahap akhir pengerjaan sebab saat ini pengerjaan jembatan sudah melakukan pengecoran lantai. Jembatan tersebut di bangun dengan tiga tahap sejak tahun 2009 lalu.
“Mungkin selesai pengerjaan jembatan ini nanti jalan desa kami bisa diperbaiki karena kalu tidak maka hal ini cukup menyulitkan masyarakat,” tandasnya. (fik)
Bertahun Tahun Tidak ada Irigasi, Puluhan Hektare Sawah di Pagaralam Terbengkalai
Pagaralam, SN
Puluhan hektare sawah di Kecamatan Dempo Selatan dan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, terbengkalai karena mengalami kekeringan setelah beberapa tahun tidak dibangun irigasi.
Kondisi persawahan di dua kecamatan tersebut sebagian sudah ada yang menjadi belukar dan ada juga kembali ditanami jenis palawija seperti jagung, kacang tanah dan kentang.
"Ada sekitar 50 hektare sawah di kawasan Kecamatan Dempo Selatan dan Dempo Tengah, sudah beberapa tahun tidak bisa difungsikan untuk menanam padi, karena tidak memiliki air," kata Yudi (38) warga Kelurahan Atungbungsu, Kecamatan Dempo Selatan, Rabu (7/12).
Ia mengatakan, keadaan ini bukan saja dialami sawah yang baru dibuat, bahkan termasuk persawahan lainnya.
"Kerusakan irigasi di beberapa daerah itu menjadi penyebab utama, banyak sawah yang mengalami kekeringan," kata dia.
Kondisi ini, kata dia, menyebabkan produksi beras di Kecamatan Dempo Selatan, mengalami penyusutan cukup drastis.
"Kekeringan ini terjadi dibeberapa kawasan persawahan seperti di Dusun Mingkik, Danau Alay, Tabat Benawa, Kecamatan Dempo Selatan," kata dia.
"Biasanya di persawahan kawasan Dusun Mingkik bisa menghasilkan ratusan ton beras dalam satu kali musim panen, namun saat ini hanya mampu menghasilkan puluhan ton saja dalam satu tahun," tambah dia.
Senada diungkapkan, Merhan (40), warga Dusun Sumber Jaya, Kecamatan Dempo Tengah, persoalan yang dihadapi petani di daerah ini keterbatasan air dan irigasi mengalami kerusakan.
"Areal persawahan di Dusun Sumber Jaya, Kecamatan Dempo Tengah, sudah cukup lama tidak mendapat suplay air karena sejak irigasi rusak 2009 lalu hingga kini belum juga dilakukan perbaikan," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Holtokultura Kota Pagaralam, Jumaldi Jani, mengatakan kawasan pertanian di daerah itu memang serig mengalami kekeringan, apalagi memasuki musim kemarau. Persoalan ini terjadi karena ada dua irigasi induk mengalami kerusakan yaitu Muararibin dan Airjemair.
"Kita memiliki keterbatasan dana untuk melakukan perbaikan dan memperluas alur irigasi tersebut, sehingga harus menunggu ada bantuan dari pusat dan provinsi," ungkap dia.
Menurutnya, kedua irigasi itu akan menghabiskan dana mencapai Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar bila harus dilakukan perbaikan secara keseluruhan.
"Memang persawahan di Kecamatan Dempo Selatan dan Dempo Tengah sering mengalami kekeringan karena belum terdapat bangunan irigasi yang dapat menopang persawahan dalam jumlah yang besar," ungkapnya. (asn)
Puluhan hektare sawah di Kecamatan Dempo Selatan dan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, terbengkalai karena mengalami kekeringan setelah beberapa tahun tidak dibangun irigasi.
Kondisi persawahan di dua kecamatan tersebut sebagian sudah ada yang menjadi belukar dan ada juga kembali ditanami jenis palawija seperti jagung, kacang tanah dan kentang.
"Ada sekitar 50 hektare sawah di kawasan Kecamatan Dempo Selatan dan Dempo Tengah, sudah beberapa tahun tidak bisa difungsikan untuk menanam padi, karena tidak memiliki air," kata Yudi (38) warga Kelurahan Atungbungsu, Kecamatan Dempo Selatan, Rabu (7/12).
Ia mengatakan, keadaan ini bukan saja dialami sawah yang baru dibuat, bahkan termasuk persawahan lainnya.
"Kerusakan irigasi di beberapa daerah itu menjadi penyebab utama, banyak sawah yang mengalami kekeringan," kata dia.
Kondisi ini, kata dia, menyebabkan produksi beras di Kecamatan Dempo Selatan, mengalami penyusutan cukup drastis.
"Kekeringan ini terjadi dibeberapa kawasan persawahan seperti di Dusun Mingkik, Danau Alay, Tabat Benawa, Kecamatan Dempo Selatan," kata dia.
"Biasanya di persawahan kawasan Dusun Mingkik bisa menghasilkan ratusan ton beras dalam satu kali musim panen, namun saat ini hanya mampu menghasilkan puluhan ton saja dalam satu tahun," tambah dia.
Senada diungkapkan, Merhan (40), warga Dusun Sumber Jaya, Kecamatan Dempo Tengah, persoalan yang dihadapi petani di daerah ini keterbatasan air dan irigasi mengalami kerusakan.
"Areal persawahan di Dusun Sumber Jaya, Kecamatan Dempo Tengah, sudah cukup lama tidak mendapat suplay air karena sejak irigasi rusak 2009 lalu hingga kini belum juga dilakukan perbaikan," ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Holtokultura Kota Pagaralam, Jumaldi Jani, mengatakan kawasan pertanian di daerah itu memang serig mengalami kekeringan, apalagi memasuki musim kemarau. Persoalan ini terjadi karena ada dua irigasi induk mengalami kerusakan yaitu Muararibin dan Airjemair.
"Kita memiliki keterbatasan dana untuk melakukan perbaikan dan memperluas alur irigasi tersebut, sehingga harus menunggu ada bantuan dari pusat dan provinsi," ungkap dia.
Menurutnya, kedua irigasi itu akan menghabiskan dana mencapai Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar bila harus dilakukan perbaikan secara keseluruhan.
"Memang persawahan di Kecamatan Dempo Selatan dan Dempo Tengah sering mengalami kekeringan karena belum terdapat bangunan irigasi yang dapat menopang persawahan dalam jumlah yang besar," ungkapnya. (asn)
Aturan Menpera Hambat Program Rumah Murah
Palembang, SN
Program rumah murah yang digagas Pemprov Sumsel semakin tidak jelas, selain karena hingga kini pengerjaannya belum juga selesai, pembangunan rumah murah tipe 21 yang ada di kawasan Musi II juga bertentangan dengan UU No 1 tahun 2011 yang dikeluarkan Kementrian Perumahan Rakyat (Kemenpera).
Ketua Komisi IV DPRD Sumsel, H Rozak Amien ditemui di ruang kerjanya, Rabu (7/12) mengatakan, dalam undang-undang tersebut dikatakan bahwa pembangunan rumah tipe 21 untuk masyarakat menengah kebawah sudah tidak diperbolehkan lagi.
Dengan adanya peraturan itu kata Rozak, kelanjutan pembangunan rumah murah di kawasan Musi II masih belum jelas, termasuk apakah akan ada penganggaran kembali dalam APBD 2012 untuk program rumah murah tersebut.
"Khusus untuk pembangunan rumah murah yang ada di kawasan Musi II dengan tipe 21 itu memang saat ini belum diteruskan, karena bertentangan dengan peraturan Kemenpera, yang melarang pembangunan rumah murah tipe 21, sampai saat ini kita masih menunggu hasil koordinasi Pemprov Sumsel dengan pihak Kemenpera, apakah rumah murah yang dibangun di kawasan Musi II itu dapat dilanjutkan atau tidak, kalau dibolehkan, kemungkinan akan kita anggarkan lagi di APBD 2012," ungkap Politisi Partai Golkar ini.
Ia menambahkan, untuk program rumah murah tipe 36 yang ada di kawasan Jakabaring saat ini juga tidak berjalan dengan baik. Program rumah murah itu masih terkendala dengan akad kredit dengan Bank Sumsel Babel.
Selain terkendala akad kredit kata Rozak, sejumlah fasilitas pendukung untuk rumah murah di kawasan Jakabaring, seperti pembangunan akses jalan menuju perumahan juga hingga kini belum selesai.
"Masalah ini akan kita tanyakan langsung kepada eksekutif pada saat rapat paripurna, tindak lanjut pembangunan rumah murah ini harus lah jelas, karena program rumah murah ini sangat di tunggu oleh masyarakat terutama oleh masyarakat golongan kurang mampu," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, khusus untuk rumah murah tipe 36 yang diperuntukkan bagi PNS, ia mengimbau haruslah dilakukan seleksi yang ketat, jangan sampai PNS yang sudah memiliki rumah bisa mendapat rumah murah di kawasan itu.
"Pemilik rumah murah yang di Jakabaring itu kita harap diseleksi dengan ketat, kita harap yang mendapat rumah murah di kawasan itu adalah PNS yang memang benar-benar belum memiliki rumah," ujar dia.
Untuk diketahui, program rumah murah merupakan program andalan yang dicetuskan pasangan Gubernur dan Wagub Sumsel, Alex Noerdin-Eddy Yusuf. Program ini sudah berlangsung sejak tahun 2009, yang diperuntukkan bagi 2000 penerima. Rencananya, 1000 rumah dibangun di kawasan Jakabaring dengan tipe 36 dengan prioritas penerima dari kalangan PNS, dan 1000 rumah di bangun di kawasan Musi II dengan prioritas para pekerja sektor non formal seperti, tukang becak. (awj)
Aksi Nazaruddin Terus Bikin Pusing PD
Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat
WALAUPUN sudah duduk di kursi pesakitan, aksi mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) Nazaruddin terus bikin pusing petinggi Partai Demokrat. Ia terus
'bernyanyi', dan 'kicauan' pria yang sebelumnya adalah politisi PPP ini makin membuat bingung banyak pihak. Memang saat ini pengadilan menjadi pintu untuk membuka tabir benar apa tidak apa yang dikatakan Nazaruddin.
Seperti di persidangan kemarin siang, Nazaruddin kembali menyebut nama Angelina Sondakh dan Anas Urbaningrum, yang sangat berperan dalam proyek-proyek di Kemenegpora. Benar apa tidaknya ocehan pria ini, siapa yang bisa memastikannya, walaupun tak berapa lama dari keterangan itu, petinggu PD langsung membantahnya.
Dapat dikatakan, bila selama ini Partai Demokrat meneguk banyak simpati dan dipuja-puji. Kenyataan pahit harus diterima partai yang selama kampanyenya dulu selalu menyatakan perang terhadap korupsi.
Kalau selama ini Partai Demokrat dan SBY selalu tersenyum manis karena tuaian sukses, balikan arah justru menjadi 360 derajat. Cibiran mulai terjadi, karena benang kusut korupsi justru telah terjadi di sana.
Calon presiden yang diusungnya dalam hal ini SBY sukses dan partai ini mendudukkan banyak wakilnya di Senayan. Namun saat ini partai berlambang bintang segitiga tersebut terhantar dan terhanyut multi masalah.
Kasus korupsi dan suap Nazaruddin jelas-jelas mencoreng partainya sendiri. Tidak hanya di kadernya pusat, tetapi kader Partai Demokrat di daerah terkena imbas dari wakil rakyat ini. (***)
WALAUPUN sudah duduk di kursi pesakitan, aksi mantan Bendahara Umum Partai Demokrat (PD) Nazaruddin terus bikin pusing petinggi Partai Demokrat. Ia terus
'bernyanyi', dan 'kicauan' pria yang sebelumnya adalah politisi PPP ini makin membuat bingung banyak pihak. Memang saat ini pengadilan menjadi pintu untuk membuka tabir benar apa tidak apa yang dikatakan Nazaruddin.
Seperti di persidangan kemarin siang, Nazaruddin kembali menyebut nama Angelina Sondakh dan Anas Urbaningrum, yang sangat berperan dalam proyek-proyek di Kemenegpora. Benar apa tidaknya ocehan pria ini, siapa yang bisa memastikannya, walaupun tak berapa lama dari keterangan itu, petinggu PD langsung membantahnya.
Dapat dikatakan, bila selama ini Partai Demokrat meneguk banyak simpati dan dipuja-puji. Kenyataan pahit harus diterima partai yang selama kampanyenya dulu selalu menyatakan perang terhadap korupsi.
Kalau selama ini Partai Demokrat dan SBY selalu tersenyum manis karena tuaian sukses, balikan arah justru menjadi 360 derajat. Cibiran mulai terjadi, karena benang kusut korupsi justru telah terjadi di sana.
Calon presiden yang diusungnya dalam hal ini SBY sukses dan partai ini mendudukkan banyak wakilnya di Senayan. Namun saat ini partai berlambang bintang segitiga tersebut terhantar dan terhanyut multi masalah.
Kasus korupsi dan suap Nazaruddin jelas-jelas mencoreng partainya sendiri. Tidak hanya di kadernya pusat, tetapi kader Partai Demokrat di daerah terkena imbas dari wakil rakyat ini. (***)
DPRD Minta Pemkot Larang Kontraktor Nakal
Prabumulih, SN
DPRD Kota Prabumulih meminta Pemkot segera menegur kontraktor nakal dan lamban dalam menyelesaikan proyek fisik di Kota Prabumulih. Bahkan bila perlu teguran keras berupa pencabutan izin usaha atau diblacklist, jika hal itu sudah ada yang berulang kali dilakukan.
Pernyataan itu diungkapkan Ketua DPRD Kota Prabumulih Andriansyah Fikri SH, saat ditemui usai penandatangan Kebijakan Umum Anggaran – Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA – PPAS) RAPBD 2012, Senin (5/12) kemarin. Bahkan menurut Fikri, politisi asal PDI Perjuangan ini, sampai saat ini pihaknya masih mendapatkan laporan bahwa ada sejumlah proyek fisik yang hingga ini belum dikerjakan.
“Yang kita sayangkan, proyek itu sudah lama ditenderkan tapi belum dikerjakan,” kata Fikri.
Beberapa proyek fisik yang di maksud yakni pengerjaan perbaikan jalan lingkar dan sejumlah proyek lainya.
“Kita minta agar dinas terkait tidak tinggal diam, sekarang sudah bulan desember kapan lagi mereka kerja,” ujarnya tanpa menyebutkan secara rinci proyek fisik lain tersebut.
Pihaknya juga menekankan, agar semua proyek fisik di Kota Prabumulih kedepan dapat selesai tepat waktu, Pemkot harus sudah melakukan lelang atau tender proyek paling lambat bulan Mei.
“Kalau bisa semua proyek fisik itu bulan Mei sudah ditenderkan, sehingga ada waktu yang cukup panjang dan tidak ada alasan bagi kontraktor untuk terlambat mengerjakannya,” kata Fikri lagi.
Apalagi lanjut Fikri, RAPBD 2012 ditargetkan sudah akan di ketok palu pada akhir Desember mendatang. “Artinya kita berharap agar penyelesaian proyek fisik ini benar-benar di perhatikan dan kedepan tidak ada lagi terjadi ada proyek yang tidak bisa di selesaikan,” tukasnya.
Sementara Anggota Komisi III Adi Susanto, mengingatkan kendati Pemkot diminta untuk mendesak para pemborong untuk mengejar target yang sudah ditentukan. Namun pekerjaan tetap dilakukan sesuai dengan spek dan berkualitas.
“Jangan sampai nanti untuk mengejar pembangunan kemudian kualitasnya tidak di perhatikan,” imbuh politisi dari PPRN ini.
Ditambahkan Susanto, dibutuhkan pihak ketiga yang serius dalam mengerjakan proyek yang di berikan terutama proyek berskala besar. Selain karena menggunakan dana masyarakat, pekerjaan yang dibangun juga diperuntukan bagi masyarakat banyak.
“Masyarakat juga yang menikmati, jika jelek maka Prabumulih juga yang tercoreng,” tandasnya. (and)
DPRD Kota Prabumulih meminta Pemkot segera menegur kontraktor nakal dan lamban dalam menyelesaikan proyek fisik di Kota Prabumulih. Bahkan bila perlu teguran keras berupa pencabutan izin usaha atau diblacklist, jika hal itu sudah ada yang berulang kali dilakukan.
Pernyataan itu diungkapkan Ketua DPRD Kota Prabumulih Andriansyah Fikri SH, saat ditemui usai penandatangan Kebijakan Umum Anggaran – Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA – PPAS) RAPBD 2012, Senin (5/12) kemarin. Bahkan menurut Fikri, politisi asal PDI Perjuangan ini, sampai saat ini pihaknya masih mendapatkan laporan bahwa ada sejumlah proyek fisik yang hingga ini belum dikerjakan.
“Yang kita sayangkan, proyek itu sudah lama ditenderkan tapi belum dikerjakan,” kata Fikri.
Beberapa proyek fisik yang di maksud yakni pengerjaan perbaikan jalan lingkar dan sejumlah proyek lainya.
“Kita minta agar dinas terkait tidak tinggal diam, sekarang sudah bulan desember kapan lagi mereka kerja,” ujarnya tanpa menyebutkan secara rinci proyek fisik lain tersebut.
Pihaknya juga menekankan, agar semua proyek fisik di Kota Prabumulih kedepan dapat selesai tepat waktu, Pemkot harus sudah melakukan lelang atau tender proyek paling lambat bulan Mei.
“Kalau bisa semua proyek fisik itu bulan Mei sudah ditenderkan, sehingga ada waktu yang cukup panjang dan tidak ada alasan bagi kontraktor untuk terlambat mengerjakannya,” kata Fikri lagi.
Apalagi lanjut Fikri, RAPBD 2012 ditargetkan sudah akan di ketok palu pada akhir Desember mendatang. “Artinya kita berharap agar penyelesaian proyek fisik ini benar-benar di perhatikan dan kedepan tidak ada lagi terjadi ada proyek yang tidak bisa di selesaikan,” tukasnya.
Sementara Anggota Komisi III Adi Susanto, mengingatkan kendati Pemkot diminta untuk mendesak para pemborong untuk mengejar target yang sudah ditentukan. Namun pekerjaan tetap dilakukan sesuai dengan spek dan berkualitas.
“Jangan sampai nanti untuk mengejar pembangunan kemudian kualitasnya tidak di perhatikan,” imbuh politisi dari PPRN ini.
Ditambahkan Susanto, dibutuhkan pihak ketiga yang serius dalam mengerjakan proyek yang di berikan terutama proyek berskala besar. Selain karena menggunakan dana masyarakat, pekerjaan yang dibangun juga diperuntukan bagi masyarakat banyak.
“Masyarakat juga yang menikmati, jika jelek maka Prabumulih juga yang tercoreng,” tandasnya. (and)
Kerusakan Jalan Merapi Selatan Makin Parah
Lahat, SN
Jalan di sepanjang Kecamatan Merapi Selatan, Lahat yang kondisinya semakin parah. Jalan yang semula digunakan masyarakat sebagai akses satu-satunya untuk keluar dari kecamatan tersebut rusak diakibatkan dipakai kendaraan berat mengangkut batubara dari pertambangan yang ada di sana.
Namun dipastikan oleh Bupati Lahat H Saifudin Aswari Rivai bahwa pada 2012 awal segera dibangun jalan tersebut dengan kapasitas yang lebih baik, sehingga bisa untuk dilalui kendaraan mengangkut batubara dan masyarakat Merapi Selatan yang menggunakan jalan tersebut tidak lagi terhalang jalanan yang rusak.
“Pada perusahaan yang memakai jalan ini pada 2012 kita minta mereka memperbaikinya. Dana yang dibutuhka untuk perbaikan sekitar Rp 35 miliar. Kami Pemkab Lahat juga prihatin melihat kondisi jalan tersebut,” jelas Aswari.
Menurutnya, dia sangat memahami kesulitan masyarakat saat melalui jalan rusak tersebut sehingga akses mereka keluar dari sana menuju kota Lahat juga semakin lambat.
“Jalan dari Desa Geramat hingga keluar yang akan juga diaspal serta dari Desa Perangai hingga akses keluar perbatasan dari Merapi Selatan terutama bagian yang rusak akan diperbaiki, sehingga semakin mempercepat jarak tempuh masyarakat yang menggunakannya,” tegas Aswari yang mengunjungi Kecamatan Merapi Selatan, kemarin.
Sementara, Kepala Dinas Pertambangan (Kadistamben) Ir Misri MT mengungkapkan, akses yang akan diperbaiki perusahaan pertambangan yang ada di Merapi Selatan ini sekitar 20 km.
“Targetnya ya harus secepatnya awal Januari mereka memperbaiki jalan tersebut. Yang merupakan tanggung jawab mereka sesuai dengan komitmen awal dihadapan Bupati dan masyarakat beberapa waktu lalu,” ungkap Misri.
Bahwa hal ini sudah jadi tanggung jawab perusahaan yang ada di Merapi Selatan, sebab akses jalan ini sangat dibutuhkan masyarakat. Jadi komitmen mereka memperbaiki jalan sangat dinantikan masyarakat.
Terpisah, Arman (40) warga Desa Padang Kecamatan Merapi Selatan mengatakan, sudah sejak beberapa tahun lalu kerusakan terjadi dan disebabkan angkutan babtubara yang menggunakan jalan ini.
“Saat hujan jalan yang ada ini semakin rusak tergerus air dan tergenang, sementara saat musim kemarau jalan berdebu. Sudah banyak korban akibat kerusakan jalan ini. Sehingga bila secepatnya diperbaiki jelas itu keinginan masyarakat,” kata Arman. (zal)
Jalan di sepanjang Kecamatan Merapi Selatan, Lahat yang kondisinya semakin parah. Jalan yang semula digunakan masyarakat sebagai akses satu-satunya untuk keluar dari kecamatan tersebut rusak diakibatkan dipakai kendaraan berat mengangkut batubara dari pertambangan yang ada di sana.
Namun dipastikan oleh Bupati Lahat H Saifudin Aswari Rivai bahwa pada 2012 awal segera dibangun jalan tersebut dengan kapasitas yang lebih baik, sehingga bisa untuk dilalui kendaraan mengangkut batubara dan masyarakat Merapi Selatan yang menggunakan jalan tersebut tidak lagi terhalang jalanan yang rusak.
“Pada perusahaan yang memakai jalan ini pada 2012 kita minta mereka memperbaikinya. Dana yang dibutuhka untuk perbaikan sekitar Rp 35 miliar. Kami Pemkab Lahat juga prihatin melihat kondisi jalan tersebut,” jelas Aswari.
Menurutnya, dia sangat memahami kesulitan masyarakat saat melalui jalan rusak tersebut sehingga akses mereka keluar dari sana menuju kota Lahat juga semakin lambat.
“Jalan dari Desa Geramat hingga keluar yang akan juga diaspal serta dari Desa Perangai hingga akses keluar perbatasan dari Merapi Selatan terutama bagian yang rusak akan diperbaiki, sehingga semakin mempercepat jarak tempuh masyarakat yang menggunakannya,” tegas Aswari yang mengunjungi Kecamatan Merapi Selatan, kemarin.
Sementara, Kepala Dinas Pertambangan (Kadistamben) Ir Misri MT mengungkapkan, akses yang akan diperbaiki perusahaan pertambangan yang ada di Merapi Selatan ini sekitar 20 km.
“Targetnya ya harus secepatnya awal Januari mereka memperbaiki jalan tersebut. Yang merupakan tanggung jawab mereka sesuai dengan komitmen awal dihadapan Bupati dan masyarakat beberapa waktu lalu,” ungkap Misri.
Bahwa hal ini sudah jadi tanggung jawab perusahaan yang ada di Merapi Selatan, sebab akses jalan ini sangat dibutuhkan masyarakat. Jadi komitmen mereka memperbaiki jalan sangat dinantikan masyarakat.
Terpisah, Arman (40) warga Desa Padang Kecamatan Merapi Selatan mengatakan, sudah sejak beberapa tahun lalu kerusakan terjadi dan disebabkan angkutan babtubara yang menggunakan jalan ini.
“Saat hujan jalan yang ada ini semakin rusak tergerus air dan tergenang, sementara saat musim kemarau jalan berdebu. Sudah banyak korban akibat kerusakan jalan ini. Sehingga bila secepatnya diperbaiki jelas itu keinginan masyarakat,” kata Arman. (zal)
Langganan:
Postingan (Atom)
Press
My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.