Jumat, 07 Oktober 2011
1.200 Hektar Lahan Terancam Digusur, Ratusan Petani OKI Gagal Panen
PALEMBANG– Ratusan petani, warga Desa Nusantara Jalur 27, Air Sugihan OKI, terancam gagal panen. Pasalnya, 1.200 hektare (ha) lahan pertanian mereka terancam digusur PT Selatan Agro Makmur Lestari (SAML).
Menurut Koordinator Forum Petani Nusantara Anwar Sadat, sebanyak 1200 ha tanaman padi warga bakal hilang lantaran kehadiran PT SAML.Alasannya, karena warga yang sudah menempati lokasi sejak 10 tahun lalu dianggap menempati lahan pertanian mereka. ”Tidaksedikitbentukintimidasi yang dilakukan PT SAML untuk mengusir warga.Namun, warga memilih bertahan dan ingin memperjuangkan apa yang diusahakan sejak lama,” kata dia saat dibincangi di GedungDPRDSumselkemarin.
Direktur Walhi Sumsel itu mengatakan, selain menurunkan alat berat yang merusak tanaman padi, perusahaan itu juga melibatkan aparat untuk menakuti warga. Tujuannya agar bisa mengganggu kenyamanan penduduk, sehingga warga tersebut memilih pindah ke lokasi lain. ”Kami tahu negara melalui Undang-undang No 22 juga mengatur perlindungan lahan pangan berkelanjutan.
Itu sebabnya kami hadir dan mengadukan nasib ke Komisi II DPRD Sumsel dengan harapan bisa mendapatkan kembali lahan warga,”tuturnya. Kemudian, sambung Sadat, hasil dari dengar pendapat di Pemprov Sumsel,yang dihadiri Kepala BPN (Badan Pertanahan Negara) Sumsel pada 26 September lalu, ternyata diketahui bahwa PT SAML tidak memiliki Hak Guna Usaha (HGU).
Sehingga Sadat yakin lahan yang sudah diusahakan warga secara turun menurut itu bisa di-enclave. Sementara, Sekretaris Forum Petani Nusantara Sukirman mengungkapkan, pada awalnya tanah tempat mereka hidup adalah Lahan APL (Areal Penggunaan Lain). Namun sejak tahun 1980, banyak warga yang datang dari Jawa dan mulai bercocok tanam di lahan areal APL yang banyak hama dan binatang buas. Akhirnya u lahan yang mereka sejak tahun 2005 itu menghasilkan.
Namun anehnya,ujar Anwar Sadat,pada 2007 turun izin prinsip PT SAML dan menurunkan alat berat saat padi sedang berisi. ”Kami sempat mengalami kerugian besar ketika alat beras merusak padi kami yang sedang bunting (berisi).Namun, kami sempat melakukan perlawanan demi mempertahankan padi kami,”ungkap Sukirman.
Menyikapi permasalahan tersebut, Sekretaris Komisi II DPRD Sumsel Saifurrahman mengatakan,dewan sudah menerima keluhan yang disampaikan warga. Untuk itu dewan akan berusaha mewujudkan harapan petani di Air Sugihan OKI. ”Hal pertama yang akan kami lakukan yakni berkerja sama dengan Komisi I karena masih menyangkut lahan,”kata dia. Namun, karena ini merupakan lahan pertanian tanaman pangan, Komisi II perlu ikut campur.
Sebab,akan sangat merugikan jika lahan pangan pertanianinibergantidenganlahan perkebunan.“Terlebih bila melihat kondisi krisis pangan yang terjadi saat ini,”katanya. Tentang intimidasi masih terus berlangsung, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu membenarkan masih kerap terjadi.
Meskipun pada 2008–2009 sempat tidak ada intimidasi karena perusahaan tidak melakukan aktivitas, sejak 2010 sampai sekarang, terjadi lagi aktivitas sehingga mengganggu lahan warga. (sid/mun/sin/net)
Menurut Koordinator Forum Petani Nusantara Anwar Sadat, sebanyak 1200 ha tanaman padi warga bakal hilang lantaran kehadiran PT SAML.Alasannya, karena warga yang sudah menempati lokasi sejak 10 tahun lalu dianggap menempati lahan pertanian mereka. ”Tidaksedikitbentukintimidasi yang dilakukan PT SAML untuk mengusir warga.Namun, warga memilih bertahan dan ingin memperjuangkan apa yang diusahakan sejak lama,” kata dia saat dibincangi di GedungDPRDSumselkemarin.
Direktur Walhi Sumsel itu mengatakan, selain menurunkan alat berat yang merusak tanaman padi, perusahaan itu juga melibatkan aparat untuk menakuti warga. Tujuannya agar bisa mengganggu kenyamanan penduduk, sehingga warga tersebut memilih pindah ke lokasi lain. ”Kami tahu negara melalui Undang-undang No 22 juga mengatur perlindungan lahan pangan berkelanjutan.
Itu sebabnya kami hadir dan mengadukan nasib ke Komisi II DPRD Sumsel dengan harapan bisa mendapatkan kembali lahan warga,”tuturnya. Kemudian, sambung Sadat, hasil dari dengar pendapat di Pemprov Sumsel,yang dihadiri Kepala BPN (Badan Pertanahan Negara) Sumsel pada 26 September lalu, ternyata diketahui bahwa PT SAML tidak memiliki Hak Guna Usaha (HGU).
Sehingga Sadat yakin lahan yang sudah diusahakan warga secara turun menurut itu bisa di-enclave. Sementara, Sekretaris Forum Petani Nusantara Sukirman mengungkapkan, pada awalnya tanah tempat mereka hidup adalah Lahan APL (Areal Penggunaan Lain). Namun sejak tahun 1980, banyak warga yang datang dari Jawa dan mulai bercocok tanam di lahan areal APL yang banyak hama dan binatang buas. Akhirnya u lahan yang mereka sejak tahun 2005 itu menghasilkan.
Namun anehnya,ujar Anwar Sadat,pada 2007 turun izin prinsip PT SAML dan menurunkan alat berat saat padi sedang berisi. ”Kami sempat mengalami kerugian besar ketika alat beras merusak padi kami yang sedang bunting (berisi).Namun, kami sempat melakukan perlawanan demi mempertahankan padi kami,”ungkap Sukirman.
Menyikapi permasalahan tersebut, Sekretaris Komisi II DPRD Sumsel Saifurrahman mengatakan,dewan sudah menerima keluhan yang disampaikan warga. Untuk itu dewan akan berusaha mewujudkan harapan petani di Air Sugihan OKI. ”Hal pertama yang akan kami lakukan yakni berkerja sama dengan Komisi I karena masih menyangkut lahan,”kata dia. Namun, karena ini merupakan lahan pertanian tanaman pangan, Komisi II perlu ikut campur.
Sebab,akan sangat merugikan jika lahan pangan pertanianinibergantidenganlahan perkebunan.“Terlebih bila melihat kondisi krisis pangan yang terjadi saat ini,”katanya. Tentang intimidasi masih terus berlangsung, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu membenarkan masih kerap terjadi.
Meskipun pada 2008–2009 sempat tidak ada intimidasi karena perusahaan tidak melakukan aktivitas, sejak 2010 sampai sekarang, terjadi lagi aktivitas sehingga mengganggu lahan warga. (sid/mun/sin/net)
Kapolsek SU I Diduga Memeras
PALEMBANG – Oknum Kapolsek Seberang Ulu (SU) I Palembang Kompol Richad B Pakpahan dilaporkan M Darjus,49, warga Lorong Kawasan, RT 022/006, ke Siaga Ops Polda Sumsel dan Bid Propam Polda Sumsel karena diduga telah melakukan pemerasan dan perampasan terhadap korban.
Korban melapor pada Kamis (6/10) sekitar pukul 14.45 WIB dengan didampingi para saksi. Laporan korban No LPB/544/- X/2011/SUMSEL sudah diterima petugas Siaga Ops Polda Sumsel dan diteruskan ke penyidik Direktorat Reskrim Umum Polda Sumsel dan Bid Propam Polda Sumsel. Di hadapan petugas,korban mengatakan,kasus pemerasan terjadi pada Senin (22/8), tepatnya di ruang Kanit Reskrim Polsek SU I Ipda AK Sembiring.
Saat itu anak korban bernama Tomy ditangkap anggota Reskrim SU I pimpinan Kanit Reskrim Ipda Sembiring. ”Anak saya yang sedang bawa mobil kantor pelat merah distop Kanit Reskrim dan anggotanya saat razia di Jakabaring,” ungkap Darjus kemarin. Selanjutnya, korban disuruh turun dari mobil untuk menunjukkan surat kendaraan, tapi sebelum menunjukkan surat kendaraan, Kanit Reskrim Ipda Ak Sembiring langsung memerintahkan anak buahnya menangkap anaknya.
”Dia (kanit Reskrim) bilang anak saya terlibat kasus pemerasan bersama temannya beberapa bulan lalu.Kemudian, anak saya dibawa ke Polsekta SU I Palembang untuk diperiksa lebih lanjut,”paparnya. Di Polsekta SU I,anaknya disuruh Kanit menelepon orang tuanya agar datang ke Polsekta.“ Dalam pertemuan kami bertiga itu, Kapolsek minta uang Rp25 juta, jika anak saya mau keluar dari tahanan.
Saya bilang sama Pak Kapolsek SU I waktu itu, saya cuma ada Rp15 juta saja, lalu uang Rp15 juta itu diambil Kapolsek,dan Kapolsek bilang sisanya nanti ya,” katanya. Terpisah, Kapolsek SU I Palembang Kompol Richad B Pakpahan membantah telah melakukan pemerasan dan perampasan sebagaimana dituduhkan pelapor.
”Saya tak pernah meminta uang, apalagi memeras terhadap korban.Memang kasus yang menimpa anak korban kita tangani. Bahkan, korban sendiri yang meminta anaknya ditangguhkan dalam kasus ini dan memang waktu itu kita pelajari terkait penangguhan nya,” pungkas Richad saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya kemarin. Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sabaruddin Ginting melalui Pamen di Bid Propam Polda Sumsel AKBP Ikshan mengaku belum menerima laporan itu.”Kalau memang ada, akan kami proses sesuai ketentuan berlaku,”tandas Iksan.(ade/sin/net)
Korban melapor pada Kamis (6/10) sekitar pukul 14.45 WIB dengan didampingi para saksi. Laporan korban No LPB/544/- X/2011/SUMSEL sudah diterima petugas Siaga Ops Polda Sumsel dan diteruskan ke penyidik Direktorat Reskrim Umum Polda Sumsel dan Bid Propam Polda Sumsel. Di hadapan petugas,korban mengatakan,kasus pemerasan terjadi pada Senin (22/8), tepatnya di ruang Kanit Reskrim Polsek SU I Ipda AK Sembiring.
Saat itu anak korban bernama Tomy ditangkap anggota Reskrim SU I pimpinan Kanit Reskrim Ipda Sembiring. ”Anak saya yang sedang bawa mobil kantor pelat merah distop Kanit Reskrim dan anggotanya saat razia di Jakabaring,” ungkap Darjus kemarin. Selanjutnya, korban disuruh turun dari mobil untuk menunjukkan surat kendaraan, tapi sebelum menunjukkan surat kendaraan, Kanit Reskrim Ipda Ak Sembiring langsung memerintahkan anak buahnya menangkap anaknya.
”Dia (kanit Reskrim) bilang anak saya terlibat kasus pemerasan bersama temannya beberapa bulan lalu.Kemudian, anak saya dibawa ke Polsekta SU I Palembang untuk diperiksa lebih lanjut,”paparnya. Di Polsekta SU I,anaknya disuruh Kanit menelepon orang tuanya agar datang ke Polsekta.“ Dalam pertemuan kami bertiga itu, Kapolsek minta uang Rp25 juta, jika anak saya mau keluar dari tahanan.
Saya bilang sama Pak Kapolsek SU I waktu itu, saya cuma ada Rp15 juta saja, lalu uang Rp15 juta itu diambil Kapolsek,dan Kapolsek bilang sisanya nanti ya,” katanya. Terpisah, Kapolsek SU I Palembang Kompol Richad B Pakpahan membantah telah melakukan pemerasan dan perampasan sebagaimana dituduhkan pelapor.
”Saya tak pernah meminta uang, apalagi memeras terhadap korban.Memang kasus yang menimpa anak korban kita tangani. Bahkan, korban sendiri yang meminta anaknya ditangguhkan dalam kasus ini dan memang waktu itu kita pelajari terkait penangguhan nya,” pungkas Richad saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya kemarin. Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sabaruddin Ginting melalui Pamen di Bid Propam Polda Sumsel AKBP Ikshan mengaku belum menerima laporan itu.”Kalau memang ada, akan kami proses sesuai ketentuan berlaku,”tandas Iksan.(ade/sin/net)
Kecamatan Talang Kelapa Sudah Layani Pembuatan e-KTP
warga sedang scan retina untuk e-ktp |
Banyuasin, SN
Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin sudah memulai pembuatan e-KTP sejak Rabu (5/10). Pembuatan e-KTP yang sudah mulai dilakukan ditengah-tengah kendala teknis lainnya dibeberapa kecamatan di Banyuasin.
“Kami sudah bisa melaksanakan pembuatan e-KTP duluan karena kami persiapkan, dan kelihatannya Kecamatan Talang Kelapa siap menjadi tuan rumah launching e-KTP kabupaten Banyuasin,” kata Camat Talang Kelapa Yusrizal saat diwawancarai seusai pisah sambut Kajari Banyuasin di Graha Sedulang Setudung (GSS), Kamis (6/10).
Yusrizal mengatakan, pembuatan e-KTP di Kecamatan Talang Kelapa pada pembukaan hari pertama baru bisa melayani 48 orang saja, sementara pelaksanaan hari ke dua hanya sanggup melayani 50 orang saja.
“Kalau saya perkirakan rata-rata pelaksanaan e-KTP di Kecamatan Talang Kelapa hanya mampu melayani 50 orang per hari, kecualai ada tambahan jam lembur, namun hingga sekarang belum ada jam lembur,” jelas Yusrizal.
Yusrizal mengatakan, masyarakat jangan cemas dengan target yang mampu dilaksanakan oleh petugas kecamatan, sebab keterbatasan alat yang disediakan di Kecamatan hanya satu buah melayani penduduk terpadat se-Banyuasin.
Pemerintah kecamatan juga menyediakan layanan yang maksimal kepada pembuat e-KTP yang sedang mengantri di tenda, sebaiknya sambil membawa makanan sendiri karena pihak kecamatan tak menanggung konsumsi bagi warga.
Tapi untuk menghindari kekacauan antara antrean pembaut e-KTP petugas e-KTP menyediakan kartu antrean bila diperlukan. “Siapa yang datang duluan dilayani terlebih dahulu, sebaliknya yang datang terlambat dilayani terahir,” kata Yusrizal.
Dikatakan Yusrizal, manfaat e-KTP bisa meminimalisir dan mendeteksi kemungkinan adanya warga yang dicurigai sebagai teroris. Manfaat lainnya kata Yusrizal bisa menjadikan tertib adminitrasi kependudukan di lembaga pemerintah dan sebagai sumber data pelayanan publik.
“e-KPT sangat kita tunggu-tunggu dan didukung oleh masyarakat. Setiap kelurahan dan desa melalui Rt/Rw harus mensosialisaikan agar setiap warga memiliki e-KTP,” kata Yusrizal menambahkan warga Talang Kelapa harus mendatangi Kantor Camat untuk mendapatkan pelayanan e-KTP gratis. (sir)
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Prabumulih Kesulitan Keuangan
Prabumulih SN –
Sejumlah SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dilingkungan Pemerintahan Kota Prabumulih, mulai mengalami kesulitan finance (pembiayaan, red) beberapa program kegiatan kerja, menyusul belum dibahasnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD P) atau lebih dikenal dengan sebutan ABT (Anggaran Belanja Tambahan) sampai saat ini.
Dari pantauan Koran ini , didapati salah satu Kepala SKPD bahkan terpaksa menunda jadwal keberangkatannya karena minimnya anggaran SKPD mereka. “Semestinya pada pertengahan bulan tadi berangkatnya, karena dana minim terpaksa ditunda sampai menunggu pengajuan dana dari DPPKAD cair,” ungkap salah seorang Kepala SKPD itu sembari meminta namanya untuk tidak ditulis, Kamis (6/10 ) kemarin.
Ia mengaku terpaksa mengusulkan anggaran SKPJ ke Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Prabumulih, karena pentingnya acara yang harus dia ikuti dan sudah terjadwal di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum Pusat, Jakarta. “Padahal surat izin perjalanan dinasnya sudah keluar, terpaksa menunggu dana itu turun baru bisa berangkat,” tambahnya seraya menunjukkan surat undangan dan agenda kegiatan yang diikuti.
Bahkan untuk pembayaran iklan berita advertorial (iklan berita seremonial, red) pada sejumlah media cetak (Koran, red) untuk tahun anggaran 2011 ini, terancam tidak bisa dibayar. “Banyak iklan berita advetorial pada beberapa media massa yang hingga saat ini belum dibayar ungkap sejumlah Wartawan yang bertugas di kota Prabumulih mengeluh
Sementara itu, polemik tarik ulurnya pembahasan APBD Perubahan 2011 juga mulai berimbas terhadap pembayaran gaji ratusan pegawai honorer (PHL) dan tenaga kerja sukarela (TKS) dilingkungan Pemkot Prabumulih. Dari sumber yang dapat dipercaya, menyebutkan gaji para tenaga Honorer dan TKS tersebut terpaksa ditunda menyusul tidak adanya kejelasan pembahasan ABT tersebut.
Penundaan pembayaran gaji para Honorer dan TKS sendiri sudah terjadi selama tiga bulan ini. Selain alasan minimnya anggaran di SKPD masing – masing, juga belum bakal dibahasnya ABT menjadi penyebab penundaan pembayaran gaji tersebut sampai saat ini. “Di SKPD kami be sudah tigo bulan ini, dak digaji,” sebut salah satu tenaga honorer ini singkat, saat ditemui, kemaren
Terkait belum adanya pembahasan ABT 2011, Ketua DPRD Prabumulih, Andriansyah Fikri SH, sebelumnya mengaku pihaknya memang belum menerima rancangan RAPBD Perubahan tersebut dari pihak eksekutif. Ironisnya, bukan hanya belum menerima, politisi dari Partai berlambang banteng moncong putih ini juga menyebut pihaknya belum pernah mendengar rancangan tersebut sampai saat ini.
“Caknyo idak ado, sebab sampe saat ini kito belum nerimo rancangan APBD Perubahan tersebut. Cuma yang ado belum lama ini kito nerimo laporan realisasi anggaran semester pertamo kalu yang itu dengernyo be belum,” tandas Fikri, belum lama ini.(and)
Sejumlah SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dilingkungan Pemerintahan Kota Prabumulih, mulai mengalami kesulitan finance (pembiayaan, red) beberapa program kegiatan kerja, menyusul belum dibahasnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD P) atau lebih dikenal dengan sebutan ABT (Anggaran Belanja Tambahan) sampai saat ini.
Dari pantauan Koran ini , didapati salah satu Kepala SKPD bahkan terpaksa menunda jadwal keberangkatannya karena minimnya anggaran SKPD mereka. “Semestinya pada pertengahan bulan tadi berangkatnya, karena dana minim terpaksa ditunda sampai menunggu pengajuan dana dari DPPKAD cair,” ungkap salah seorang Kepala SKPD itu sembari meminta namanya untuk tidak ditulis, Kamis (6/10 ) kemarin.
Ia mengaku terpaksa mengusulkan anggaran SKPJ ke Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Prabumulih, karena pentingnya acara yang harus dia ikuti dan sudah terjadwal di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum Pusat, Jakarta. “Padahal surat izin perjalanan dinasnya sudah keluar, terpaksa menunggu dana itu turun baru bisa berangkat,” tambahnya seraya menunjukkan surat undangan dan agenda kegiatan yang diikuti.
Bahkan untuk pembayaran iklan berita advertorial (iklan berita seremonial, red) pada sejumlah media cetak (Koran, red) untuk tahun anggaran 2011 ini, terancam tidak bisa dibayar. “Banyak iklan berita advetorial pada beberapa media massa yang hingga saat ini belum dibayar ungkap sejumlah Wartawan yang bertugas di kota Prabumulih mengeluh
Sementara itu, polemik tarik ulurnya pembahasan APBD Perubahan 2011 juga mulai berimbas terhadap pembayaran gaji ratusan pegawai honorer (PHL) dan tenaga kerja sukarela (TKS) dilingkungan Pemkot Prabumulih. Dari sumber yang dapat dipercaya, menyebutkan gaji para tenaga Honorer dan TKS tersebut terpaksa ditunda menyusul tidak adanya kejelasan pembahasan ABT tersebut.
Penundaan pembayaran gaji para Honorer dan TKS sendiri sudah terjadi selama tiga bulan ini. Selain alasan minimnya anggaran di SKPD masing – masing, juga belum bakal dibahasnya ABT menjadi penyebab penundaan pembayaran gaji tersebut sampai saat ini. “Di SKPD kami be sudah tigo bulan ini, dak digaji,” sebut salah satu tenaga honorer ini singkat, saat ditemui, kemaren
Terkait belum adanya pembahasan ABT 2011, Ketua DPRD Prabumulih, Andriansyah Fikri SH, sebelumnya mengaku pihaknya memang belum menerima rancangan RAPBD Perubahan tersebut dari pihak eksekutif. Ironisnya, bukan hanya belum menerima, politisi dari Partai berlambang banteng moncong putih ini juga menyebut pihaknya belum pernah mendengar rancangan tersebut sampai saat ini.
“Caknyo idak ado, sebab sampe saat ini kito belum nerimo rancangan APBD Perubahan tersebut. Cuma yang ado belum lama ini kito nerimo laporan realisasi anggaran semester pertamo kalu yang itu dengernyo be belum,” tandas Fikri, belum lama ini.(and)
Pemkot Akan Buka Akses Menuju Megalit
gua batu |
Pagaralam, SN -
Pemerintah Kota Pagaralam, berencana membuka akses menuju salah satu objek wisata gua batu di Dusun Talang Kubangan, Kelurahan Lubuk Buntak, Kecamatan Dempo Selatan. Objek wisata sejarah yang baru ditemukan masih banyak belum memiliki akses jalan, termasuk gua batu "Rie Tabing" di Dusun Talangkubangan, Kecamatan Dempo Selatan. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Senibudaya, Sukaimi, Kamis (6/10).
Menurutnya, masih puluhan lokasi penemuan megalit perlu dilakukan penataan termasuk membangun jalan agar mudah dijangkau.
Contohnya, kata dia, megalit batu mengendong anak, batu kerbau, dolmen, di Dusun Jambat Akar, Kecamatan Dempo Utara. Demikian juga dengan gua batu dan lokasi ranjang batu di Kecamatan Dempo Selatan.
"Semua itu aset wisata dan sejarah tentunya akan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan jika dikelola dengan baik," ungkapnya.
Menurut dia, gua yang berada di daerah tebing terjal dan hutan rimba ini, kondisinya sudah banyak mengalami kerusakan, seperti ruangan banyak menyempit dan tetimbun reruntuhan batu akibat faktor alam.
"Demikian juga dengan sejumlah tulisan dan ukiran menyerupai tapak manusia sudah tertutup timbunan batu sehingga sulit untuk terlihat dengan jelas. Tentunya kedaan ini harus segera diatasi dengan membangun fasilitas pendukung," ungkapnya.
Ia mengatakan, kalau sudah dibangun jalan tentunya akan mudah melakukan perawatan dan mengangkat juru pelihara.
"Pagaralam hanya memiliki aset hutan dan peninggalan sejarah, namun pengelolaan belum maksimal karena keterbatasan anggaran," ungkapnya.
Sebetulnya, kata dia, gua ini dahulunya cukup rapi dan semua ruangan masih dapat dimasuki termasuk guratan berupa tapak kaki manusia yang berada di lantai bangunan tersebut,.
Tapi akibat faktor alam semuanya sudah rusak," kata dia pula.
Dia mengatakan, disekitar gua ini cukup banyak bebantuan cadas dan jurang dengan kedalaman mencapai ratusan meter, termasuk batu hamparan dan ada juga bertulisan seperti garis-garis.
Sementara itu arkeolog Balai Arkeologi Palembang, Kristantina Indriastuti, mengatakan Pagaralam kaya akan peninggalan sejarah dan beberapa penemuan cukup luas biasa, bahkan sempat menghebohakan.
"Namun kendala keterbatasan anggaran pemerintah daerah, sehingga tidak mampu melakukan perawatan termasuk membangun fasilitas pendukung," ungkapnya.
Ia menambahkan, peninggalan sejarah Pagaralam cukup menyebar, bukan hanya di daerah mudah dijangkau saja dan bahkan termasuk jurang serta daerah perbukitan. (ASN)
Jalan Provinsi Hanya Tambal Sulam
Empat Lawang, SN
Kondisi jalan Provinsi Lahat-Bengkulu, tepatnya memasuki
Kecamatan Sikap dan Kecamatan Ulu Musi sekarang ini banyak
berlobang. Hal ini sangat dikeluhkan warga, karena kondisi ini
dimanfaatkan oleh kawanan perampokkan yang kerap beraksi di wilayah
tersebut.
Pantauan di lapangan, sekitar 5 Km jalan provinsi
memasuki Kecamatan Ulumusi dan Sikap Dalam sekarang tampak banyak
kerusakan. Banyak lobang yang menganga di badan jalan nyaris
memutuskan badan jalan. Lobang yang cukup dalam ini dikhawatirkan akan
membahayakan pengguna jalan yang melalui poros jalan tersebut, karena
selain lobang yang dalam kerusakan itu menyebabkan batu lepas
berhamburan sehingga bisa menyebabkan kendaraan tergelincir.
Dilokasi lain, jalan provinsi penghubung Kecamatan Ulumusi-Pasemah
Air Keruh (Paiker) kondisinya juga sudah tampak banyak kerusakan.
Sementara di sekitaran jalan rumput tebas bayang sudah memenuhi
sekitaran jalan, sehingga jalan provinsi tersebut bak jalan tikus.
Pengendara yang melalui jalan tersebut juga terpaksa melaju dengan
lambatk, karena jalan yang banyak bertikungan tajam juga menjadi
sempit.
Warga pun mengeluhkan kondisi kerusakan ini, karena adanya kerusakan
ini, selain seringkali menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas
(Lakalantas), juga dimanfaatkan oleh kawanan perampok untuk melakukan
aksinya. Karena dengan kerusakan jalan ini pengendara terpaksa
memperlambat laju kendaraannya.
“Padahal jalan ini baru setahun yang lalu dilakukan perbaikkannya.
Hanya saja perbaikkannya hanya bersifat tambal sulam, sehingga jalan
ini kembali rusak,” ujar Mali (45), warga Desa Karangdapo.
Dikatakannya, dengan kerusakan ini, pengendara terutama warga dua
kecamatan yang setiap harinya memanfaatkan jalan tersebut, karena
memang akes utama, menjadi khawatir, apalagi wilayah tersebut termasuk
daerah rawan kriminalitas serta lakalantas.
“Kami mengharapkan agar pemerintah melakukan pengawasan bila dilakukan
perbaikkannya, sehingga hasilnya maksimal dan kualitasnya bagus. Ya,
sayang juga kalau perbaikkannya sudah menelan biaya cukup besar namun
hasilnya tidak begitu maksimal,” harapnya.
Tidak jauh berbeda dengan penuturan Tamimi, warga Desa Nanjungan
Kecamatan Paiker, dengan kerusakan jalan serta tingginya rumput tebas
bayang yang menghalangi jarak pandang ini seringkali terjadinya
lakalantas. Oleh karena itu, warga Kecamatan Paiker mengharapkan
adanya perhatian pemerintah dengan kondisi jalan yang menjadi objek
patal bagi warga, karena merupakan akses utama.
“Selain diharapkan adanya perbaikan jalan juga diharapkan penebasan
rumput yang tumbuh di sekitaran jalan ini. Ya, sudah tidak terhitung
lagi banyak korban baik korban kriminal ataupun lakalantas di jalan
ini,” tambahnya. (eko)
Kondisi jalan Provinsi Lahat-Bengkulu, tepatnya memasuki
Kecamatan Sikap dan Kecamatan Ulu Musi sekarang ini banyak
berlobang. Hal ini sangat dikeluhkan warga, karena kondisi ini
dimanfaatkan oleh kawanan perampokkan yang kerap beraksi di wilayah
tersebut.
Pantauan di lapangan, sekitar 5 Km jalan provinsi
memasuki Kecamatan Ulumusi dan Sikap Dalam sekarang tampak banyak
kerusakan. Banyak lobang yang menganga di badan jalan nyaris
memutuskan badan jalan. Lobang yang cukup dalam ini dikhawatirkan akan
membahayakan pengguna jalan yang melalui poros jalan tersebut, karena
selain lobang yang dalam kerusakan itu menyebabkan batu lepas
berhamburan sehingga bisa menyebabkan kendaraan tergelincir.
Dilokasi lain, jalan provinsi penghubung Kecamatan Ulumusi-Pasemah
Air Keruh (Paiker) kondisinya juga sudah tampak banyak kerusakan.
Sementara di sekitaran jalan rumput tebas bayang sudah memenuhi
sekitaran jalan, sehingga jalan provinsi tersebut bak jalan tikus.
Pengendara yang melalui jalan tersebut juga terpaksa melaju dengan
lambatk, karena jalan yang banyak bertikungan tajam juga menjadi
sempit.
Warga pun mengeluhkan kondisi kerusakan ini, karena adanya kerusakan
ini, selain seringkali menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas
(Lakalantas), juga dimanfaatkan oleh kawanan perampok untuk melakukan
aksinya. Karena dengan kerusakan jalan ini pengendara terpaksa
memperlambat laju kendaraannya.
“Padahal jalan ini baru setahun yang lalu dilakukan perbaikkannya.
Hanya saja perbaikkannya hanya bersifat tambal sulam, sehingga jalan
ini kembali rusak,” ujar Mali (45), warga Desa Karangdapo.
Dikatakannya, dengan kerusakan ini, pengendara terutama warga dua
kecamatan yang setiap harinya memanfaatkan jalan tersebut, karena
memang akes utama, menjadi khawatir, apalagi wilayah tersebut termasuk
daerah rawan kriminalitas serta lakalantas.
“Kami mengharapkan agar pemerintah melakukan pengawasan bila dilakukan
perbaikkannya, sehingga hasilnya maksimal dan kualitasnya bagus. Ya,
sayang juga kalau perbaikkannya sudah menelan biaya cukup besar namun
hasilnya tidak begitu maksimal,” harapnya.
Tidak jauh berbeda dengan penuturan Tamimi, warga Desa Nanjungan
Kecamatan Paiker, dengan kerusakan jalan serta tingginya rumput tebas
bayang yang menghalangi jarak pandang ini seringkali terjadinya
lakalantas. Oleh karena itu, warga Kecamatan Paiker mengharapkan
adanya perhatian pemerintah dengan kondisi jalan yang menjadi objek
patal bagi warga, karena merupakan akses utama.
“Selain diharapkan adanya perbaikan jalan juga diharapkan penebasan
rumput yang tumbuh di sekitaran jalan ini. Ya, sudah tidak terhitung
lagi banyak korban baik korban kriminal ataupun lakalantas di jalan
ini,” tambahnya. (eko)
'Sport Jantung' Dengan Venues yang Belum Selesai
Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat
UNTUK rasa memiliki yang tinggi dan kecintaan bagi Bumi Sriwijaya, tentu semua warga Sumsel ingin venues yang sedang dibangun selesai tepat waktu. Bila sebelumnya melihat fisik venues yang belum sempurna, muncul pertanyaan dan kebimbangan, apakah semuanya akan tepat waktu. Tetapi sampai kemarin dengan perkembangan yang baik dan terus dikebut, perlahan keraguan mulai luntur.
SEA Games 2001 adalah tugas berat bagi Sumsel, apalagi secara fisik dan dapat dilihat dengan mata, venues yang terus dikebut pembangunannya banyak molor dari target yang ditetapkan. Bahkan banyak pihak mengusulkan SEA Games 2011 ditunda dari jadwal semula.
Khawatir, ragu, dan 'sport jantung', tentu saja ada untuk kondisi ini. Apalagi ini adalah pertaruhan nama baik bagi Sumsel. Tetapi Gubernur Alex Noerdin terus menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk tetap menjadi tuan rumah SEA Games XXVI 2011.
Gerak cepat terus dipacu mengejar banyaknya fasilitas yang belum ada, baik fasilitas olahraga, hotel, dan fasilitas pendukung lainnya. Tentu saja ini untuk menjawab keraguan di banyak pihak.
Tentu saja rakyat Sumsel saat ini banyak yang menduga dan merasa ragu, apakah target selesainya venues ini akan tepat waktu. Keraguan tersebut hal yang wajar muncul di banyak pihak, terutama bila melihat banyak venues yang belum selesai, padahal event olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut pelaksanaannya hanya dalam hitungan hari saja.
Memang bukan pekerjaan yang mudah dan gampang sebagai tuan rumah even yang dihadiri ribuan atlet dari berbagai negara Asia Tenggara. Karena dalam sejarahnya Sumsel merupakan satu-satunya daerah di luar Provinsi DKI Jakarta yang pertama kali menjadi tempat penyelenggaraan even internasional SEA Games, tentu ini adalah poin berat dan mempertaruhkan nama Sumsel. Tentu sukses SEA Games akan berdampak positif untuk Sumsel secara menyeluruh. Pengalaman sukses menjadi tuan rumah PON telah memberi bukti nyata, apalagi untuk pelaksanaan pesta olahara Asia Tenggara yang diperkirakan menelan biaya lebih dari Rp 200 miliar. Pertaruhan nama baik Sumsel akan menjadi yang utama di tahun 2011, semua warga Bumi Sriwijaya tentu ingin segalanya berjalan sukses lancar. Walaupun itu ada kekurangan harus diminimalkan sekecil mungkin, karena sebesar apapun acaranya pasti tak akan memuaskan 100 persen, atlet, ofisial, dan semua tamu yang akan datang ke Sumsel.
Sebagai tuan rumah event yang dihadiri ribuan atlet dari berbagai negara Asia Tenggara, bukan pekerjaan yang mudah. Dalam sejarahnya Sumsel merupakan satu-satunya daerah di luar Provinsi DKI Jakarta yang pertama kali menjadi tempat penyelenggaraan event internasional SEA Games.
Di banyak pertemuan yang sifatnya seremoni, Gubernur selalu melontarkan dan ajakan untuk menyukseskan SEA Games. Tentu ini sikap optimisme yang luar biasa. Tetapi bagaimana dengan di lapisan bawah, apakah khalayak Bumi Sriwijaya memang sudah tahu Sumsel menjadi tuan rumah pesta olahraga tersebut? Padahal ini sangat penting, karena peran rakyat sangat luar biasa. Element inilah yang terbesar berperan untuk menyukseskan SEA Games. Muncul satu pertanyaan lagi, ini tugas siapa? Tak akan bisa Gubernur sendirian melakukan tugas besar dan berat ini, tanpa didukung semua elemen di Bumi Sriwijaya ini. (***)
UNTUK rasa memiliki yang tinggi dan kecintaan bagi Bumi Sriwijaya, tentu semua warga Sumsel ingin venues yang sedang dibangun selesai tepat waktu. Bila sebelumnya melihat fisik venues yang belum sempurna, muncul pertanyaan dan kebimbangan, apakah semuanya akan tepat waktu. Tetapi sampai kemarin dengan perkembangan yang baik dan terus dikebut, perlahan keraguan mulai luntur.
SEA Games 2001 adalah tugas berat bagi Sumsel, apalagi secara fisik dan dapat dilihat dengan mata, venues yang terus dikebut pembangunannya banyak molor dari target yang ditetapkan. Bahkan banyak pihak mengusulkan SEA Games 2011 ditunda dari jadwal semula.
Khawatir, ragu, dan 'sport jantung', tentu saja ada untuk kondisi ini. Apalagi ini adalah pertaruhan nama baik bagi Sumsel. Tetapi Gubernur Alex Noerdin terus menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk tetap menjadi tuan rumah SEA Games XXVI 2011.
Gerak cepat terus dipacu mengejar banyaknya fasilitas yang belum ada, baik fasilitas olahraga, hotel, dan fasilitas pendukung lainnya. Tentu saja ini untuk menjawab keraguan di banyak pihak.
Tentu saja rakyat Sumsel saat ini banyak yang menduga dan merasa ragu, apakah target selesainya venues ini akan tepat waktu. Keraguan tersebut hal yang wajar muncul di banyak pihak, terutama bila melihat banyak venues yang belum selesai, padahal event olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut pelaksanaannya hanya dalam hitungan hari saja.
Memang bukan pekerjaan yang mudah dan gampang sebagai tuan rumah even yang dihadiri ribuan atlet dari berbagai negara Asia Tenggara. Karena dalam sejarahnya Sumsel merupakan satu-satunya daerah di luar Provinsi DKI Jakarta yang pertama kali menjadi tempat penyelenggaraan even internasional SEA Games, tentu ini adalah poin berat dan mempertaruhkan nama Sumsel. Tentu sukses SEA Games akan berdampak positif untuk Sumsel secara menyeluruh. Pengalaman sukses menjadi tuan rumah PON telah memberi bukti nyata, apalagi untuk pelaksanaan pesta olahara Asia Tenggara yang diperkirakan menelan biaya lebih dari Rp 200 miliar. Pertaruhan nama baik Sumsel akan menjadi yang utama di tahun 2011, semua warga Bumi Sriwijaya tentu ingin segalanya berjalan sukses lancar. Walaupun itu ada kekurangan harus diminimalkan sekecil mungkin, karena sebesar apapun acaranya pasti tak akan memuaskan 100 persen, atlet, ofisial, dan semua tamu yang akan datang ke Sumsel.
Sebagai tuan rumah event yang dihadiri ribuan atlet dari berbagai negara Asia Tenggara, bukan pekerjaan yang mudah. Dalam sejarahnya Sumsel merupakan satu-satunya daerah di luar Provinsi DKI Jakarta yang pertama kali menjadi tempat penyelenggaraan event internasional SEA Games.
Di banyak pertemuan yang sifatnya seremoni, Gubernur selalu melontarkan dan ajakan untuk menyukseskan SEA Games. Tentu ini sikap optimisme yang luar biasa. Tetapi bagaimana dengan di lapisan bawah, apakah khalayak Bumi Sriwijaya memang sudah tahu Sumsel menjadi tuan rumah pesta olahraga tersebut? Padahal ini sangat penting, karena peran rakyat sangat luar biasa. Element inilah yang terbesar berperan untuk menyukseskan SEA Games. Muncul satu pertanyaan lagi, ini tugas siapa? Tak akan bisa Gubernur sendirian melakukan tugas besar dan berat ini, tanpa didukung semua elemen di Bumi Sriwijaya ini. (***)
PT BGG Rambah Lahan Warga Tanpa Izin
ilust |
Sebanyak 10 perwakilan warga Desa Banjar Sari, Kecamatan Merapi Timur mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lahat untuk mempertanyakan persoalan PT Budi Gema Gempita yang diduga menyerobot lahan penduduk desa tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu.
Perwakilan desa diterima Wakil Ketua II DPRD Drs Farhan Berza MM MBA, Ketua Komisi II H Niko Pransisko SH dan Anggota dewan Ariestoteles Sag, diruang rapat gabungan.
Kepala Desa (Kades) Desa Banjar Sari, Kecamatan Merapi Timur Mulyadi mengatakan, bahwasanya PT BGG telah melakukan pemerataan lahan milik masyarakat desa tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu dan juga koordinasi.
“Ini merupakan laporan dari penduduk desa, kalau PT BGG telah melakukan buldozer terhadap lahan masyarakat, sehingga menyebabkan keresahan warga.
Pemerintah desa (Pemdes) telah melayangkan surat pemberitahuan kepada perusahaan tersebut, agar tidak melakukan buldozer sebelum semua persoalan jelas, akan tetapi, belum genap 10 hari setelah diadakan pertemuan, mereka tetap menjalankan tugasnya.
“Kita sudah kirimkan surat secara lisan, tulisan, maupun bertatap muka, agar segala operasional yang dilakukan oleh PT BGG sekiranya dihentikan sementara waktu, akan tetapi, mereka sama sekali tidak mengindahkannya,” tegas Mulyadi.
Ditambahkan Sekretaris desa (sekdes) Sapri Aziz, padahal berdasarka komitmen antara perusahan dan penduduk desa, mereka tidak akan melakukan pemerataan lahan dan juga tidak diperbolehkan beroperasi.
“Sama sekali tidak ada itikad baik dari pihak perusahaan, selain itu, PT BGG membeli lahan tersebut melalui oknum warga desa juga termasuk memasukkan alat berat dan mengatasnamakan penduduk Desa Muara Lawai,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua II DPRD Drs Farhan Berza MM MBA didampingi Ketua Komisi II H Niko Pransisko SH mengemukakan, pihaknya akan memanggil PT BGG termasuk juga instansi terkait, duduk satu meja mencarikan solusi terbaik, sehingga kedua belah pihak sama-sama tidak merasa dirugikan.
“Baik pihak perusahaan, instansi terkait, DPRD akan mengundang kepala desa (kades) yang masuk dalam wilayah izin usaha penambangan (IUP) PT BGG, dimana duduk satu meja mencari pemecahaan dari permasalahan ini, agar tidak dibiarkan berlarut-larut,” katanya. (zal)
Bangun Pasar Modern Di Gandus
Palembang, SN
Pemerintah kota berencana membangun pasar tradisional berkonsep modern di Kecamatan Gandus.
“Pasarnya tradisional tapi gedungnya modern, berlantai keramik dan pasarnya tertata,” ujar Wakil Ketua Koperasi Usaha Pedagang (KUP) EMDIVI, Amir Syarifuddin, di Kantor Walikota Palembang, Kamis (6/10).
Pasar itu akan menempati lahan seluas 1,3 hektare. “Tanahnya sudah ada. Tidak perlu pembebasan dan tinggal melaksanakan pembangunannya,” ujar Amir.
Bila terwujud, pasar yang direncanakan satu lantai tersebut bakal dikelola Koperasi Usaha Pedagang. Amir menerangkan, pedagang yang kelak menempati pasar itu diprioritaskan adalah mereka yang selama ini berjualan di beberapa lokasi di seputaran Kecamatan Gandus.
Antara lain di bawah Jembatan Musi II, yang hanya beroperasi pada hari Sabtu dan Minggu, kemudian di dekat Masjid Jamik (Jagalan) dan di Pulo Kerto.
“Pasar ini bisa menampung sekitar 500 pedagang, bahkan mungkin lebih,” sebut Amir.
Soal dana pembangunan? Amir mengatakan itu akan diajukan oleh pemerintah kota kepada Kementerian Perdagangan.
Rencana pembangunan pasar ini dibenarkan Asisten II Setda Kota Palembang Bidang Ekonomi dan Pembangunan Apriadi Busri.
“Ya, perlu dibangun. Karena Gandus lokasinya jauh dari perkotaan atau pusat perbelanjaan dan itu akan sangat membantu warga di Kecamatan tesbut agar mereka tidak perlu jauh-jauh untuk berbelanja,” katanya.(win)
Pemerintah kota berencana membangun pasar tradisional berkonsep modern di Kecamatan Gandus.
“Pasarnya tradisional tapi gedungnya modern, berlantai keramik dan pasarnya tertata,” ujar Wakil Ketua Koperasi Usaha Pedagang (KUP) EMDIVI, Amir Syarifuddin, di Kantor Walikota Palembang, Kamis (6/10).
Pasar itu akan menempati lahan seluas 1,3 hektare. “Tanahnya sudah ada. Tidak perlu pembebasan dan tinggal melaksanakan pembangunannya,” ujar Amir.
Bila terwujud, pasar yang direncanakan satu lantai tersebut bakal dikelola Koperasi Usaha Pedagang. Amir menerangkan, pedagang yang kelak menempati pasar itu diprioritaskan adalah mereka yang selama ini berjualan di beberapa lokasi di seputaran Kecamatan Gandus.
Antara lain di bawah Jembatan Musi II, yang hanya beroperasi pada hari Sabtu dan Minggu, kemudian di dekat Masjid Jamik (Jagalan) dan di Pulo Kerto.
“Pasar ini bisa menampung sekitar 500 pedagang, bahkan mungkin lebih,” sebut Amir.
Soal dana pembangunan? Amir mengatakan itu akan diajukan oleh pemerintah kota kepada Kementerian Perdagangan.
Rencana pembangunan pasar ini dibenarkan Asisten II Setda Kota Palembang Bidang Ekonomi dan Pembangunan Apriadi Busri.
“Ya, perlu dibangun. Karena Gandus lokasinya jauh dari perkotaan atau pusat perbelanjaan dan itu akan sangat membantu warga di Kecamatan tesbut agar mereka tidak perlu jauh-jauh untuk berbelanja,” katanya.(win)
Buang Sampah, 14 Warga Di Tangkap Pol PP
Palembang, SN
Sebanyak 14 warga dari berbagai domisili di Kota Palembang yang menjalankan aktifitas dikawasan bawah Jembatan Ampera dan Nusa Indah, hanya tertunduk malu saat digelandang satuan Polisi Pamong Praja (pol PP) Kota Palembang untuk mendapat pengamanan selama 24 jam.
Pasalnya 14 warga tersebut yang salah satunya adalah ibu rumah tangga yang biasa berjualan dikawasan Nusa indah ini kedapatan tangan sedang membuang sampah sembarangan dijalan.
Kepala Satuan Pol PP Kota Palembang Aris Saputra mengatakan mereka yang kedapatan tangan ini akan dikenakan sanksi sesuai tingkat kesalahan setelah dilakukan sidang Yustitisi nantinya.
“ Untuk memberi efek jeranya mereka akan kita aman kan selama 24 jam di kantor kita, selanjutnya mereka akan kita data terdahulu dan di foto sebelum dilakukan sidang yustitisi nantinya,”jelasnya Kamis (6/10) usai memberikan pengarahan kepada ke - 14 warga yang tertangkap di aula PolPP Kota Palembang.
Maksimal sanksi yang akan diberikan lanjutnya, sesuai dengan peraturan Daerah (perda) No 12 tahun 2006 tentang pembinaan dan retribusi sampah, kata Aris meraka (14 warga) ini akan dikenakan denda maksimal Rp 50 juta atau kurungan selama 3 Bulan.
“ Maksimalnya denda Rp 50 juta atu tidak ya kurungan selama 3 bulan, tapi kita lihat tingkat keselahanya, yang biasa dijatuhi denda berkisaran RP200 -250 ribu,”tegasnya.nah mereka yang telah didata yang telah dilengkapai dengan foto oleh petugas Polisi penegak perda ini, akan diberikan sanksi yang lebih berat lagi bilamana untuk kedua kalinya kedapatan tangan kembali membuang sampah sembarangan.
“Sanksinya lebih berat lagi, kalau kembali kedapatan, nah meraka juga kita ajak untuk mengajak warga serta sanak saudaranya untuk tidak mebuang sampah sembarang setelah kita berikan pengarahan ini,tegasnya.
Tidak hanya kawasan taman dibawah jembatan Ampera dan Nusa Indah sambung Aris yang juga pernah menjabat sebagai Camat Ilir Timur (IT) I ini, kawasan padat lalu lintas, misalnya simpang empat lampu merah, pasar 16 ilir, Mall, dan dalam Bus Kota tak luput mejadi target berikutnya.
“Tidak hanya Nusa Indah dan bawah jembatan Ampera yang rawan banyak warga yang membuang sampah sembarang, mall, bus kota dan berapa tempat yang lain juga menjadi sasaran, nah dari tempat ini sanksinya akan lebih berat lagi terutama dari mobil pribadi dan didalam bus dan Mall,”tegasnya.
Seraya menambahakn gencarnya dilakukan razia membuang sampah sembaranag ini juga dalam rangka menyambut perhelatan olah raga Seassian tengara SEA Games november mendatang.
“Kita inginkan kita tetap mempertahankan predikat Kota terbersih terlebih lagi Palembang akan menjadi tuan rumah SEA Games,”jelasnya.
Sementara itu Nakza (74) salah satu warga yang kedapatan tangan membuang sampah sembarangan dikawasan Nusa Indah ini mengaku tidak mengetahu adanya perda yang menindak membuang sampah sembarang.
‘Idak tahu men ado aturanyo, selamo ini, biaso be,”jelas Warga Kecamatan Gandus ini. Beda Halnya Yeni yang telah mengetahu adanya aturan tersebut.”Lah tahu, Cuma dak tahu men ado Pol PP Razia,”jelasnya.(win)
Sebanyak 14 warga dari berbagai domisili di Kota Palembang yang menjalankan aktifitas dikawasan bawah Jembatan Ampera dan Nusa Indah, hanya tertunduk malu saat digelandang satuan Polisi Pamong Praja (pol PP) Kota Palembang untuk mendapat pengamanan selama 24 jam.
Pasalnya 14 warga tersebut yang salah satunya adalah ibu rumah tangga yang biasa berjualan dikawasan Nusa indah ini kedapatan tangan sedang membuang sampah sembarangan dijalan.
Kepala Satuan Pol PP Kota Palembang Aris Saputra mengatakan mereka yang kedapatan tangan ini akan dikenakan sanksi sesuai tingkat kesalahan setelah dilakukan sidang Yustitisi nantinya.
“ Untuk memberi efek jeranya mereka akan kita aman kan selama 24 jam di kantor kita, selanjutnya mereka akan kita data terdahulu dan di foto sebelum dilakukan sidang yustitisi nantinya,”jelasnya Kamis (6/10) usai memberikan pengarahan kepada ke - 14 warga yang tertangkap di aula PolPP Kota Palembang.
Maksimal sanksi yang akan diberikan lanjutnya, sesuai dengan peraturan Daerah (perda) No 12 tahun 2006 tentang pembinaan dan retribusi sampah, kata Aris meraka (14 warga) ini akan dikenakan denda maksimal Rp 50 juta atau kurungan selama 3 Bulan.
“ Maksimalnya denda Rp 50 juta atu tidak ya kurungan selama 3 bulan, tapi kita lihat tingkat keselahanya, yang biasa dijatuhi denda berkisaran RP200 -250 ribu,”tegasnya.nah mereka yang telah didata yang telah dilengkapai dengan foto oleh petugas Polisi penegak perda ini, akan diberikan sanksi yang lebih berat lagi bilamana untuk kedua kalinya kedapatan tangan kembali membuang sampah sembarangan.
“Sanksinya lebih berat lagi, kalau kembali kedapatan, nah meraka juga kita ajak untuk mengajak warga serta sanak saudaranya untuk tidak mebuang sampah sembarang setelah kita berikan pengarahan ini,tegasnya.
Tidak hanya kawasan taman dibawah jembatan Ampera dan Nusa Indah sambung Aris yang juga pernah menjabat sebagai Camat Ilir Timur (IT) I ini, kawasan padat lalu lintas, misalnya simpang empat lampu merah, pasar 16 ilir, Mall, dan dalam Bus Kota tak luput mejadi target berikutnya.
“Tidak hanya Nusa Indah dan bawah jembatan Ampera yang rawan banyak warga yang membuang sampah sembarang, mall, bus kota dan berapa tempat yang lain juga menjadi sasaran, nah dari tempat ini sanksinya akan lebih berat lagi terutama dari mobil pribadi dan didalam bus dan Mall,”tegasnya.
Seraya menambahakn gencarnya dilakukan razia membuang sampah sembaranag ini juga dalam rangka menyambut perhelatan olah raga Seassian tengara SEA Games november mendatang.
“Kita inginkan kita tetap mempertahankan predikat Kota terbersih terlebih lagi Palembang akan menjadi tuan rumah SEA Games,”jelasnya.
Sementara itu Nakza (74) salah satu warga yang kedapatan tangan membuang sampah sembarangan dikawasan Nusa Indah ini mengaku tidak mengetahu adanya perda yang menindak membuang sampah sembarang.
‘Idak tahu men ado aturanyo, selamo ini, biaso be,”jelas Warga Kecamatan Gandus ini. Beda Halnya Yeni yang telah mengetahu adanya aturan tersebut.”Lah tahu, Cuma dak tahu men ado Pol PP Razia,”jelasnya.(win)
Sepak Takraw Bidik 2 Emas SEA Games Palembang
Palembang, SN
Meski belum pernah meraih emas di ajang SEA Games sebelumnya namun Pengurus Besar (PB) Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) yakin meraih dua emas di ajang SEA Games XXVI, 11 November di Palembang.
Target itu dinilai tidak berlebihan karena Indonesia menjadi tuan rumah serta perkembangan sepak takraw Indonesia meningkat pesat, mengalahkan Thailand yang selama ini menjadi jawara di cabang olahraga tersebut.
Penegasan itu disampaikan Presiden PSTI yang juga menjabat sebagai wakil presiden International Sepak Takraw Federation (ISTAF), M Basri Telabi saat menghadiri pelatihan wasit sepak takraw untuk pelaksanaan SEA Games 2011.
Di ajang pesta olahraga Asia Tenggara tersebut, Indonesia menurunkan tiga nomor yakni tim putra, tim putri dan beregu. Dari tiga nomor itu, tim putra dan putri ditargetkan meraih emas. Sementara tim beregu meraih perak.
Sedangkan Sekjend ISTAF yang juga Presiden ISTAF Asia, Abdul Halim Bin Kader memprediksi Tim Nasional Indonesia meraih medali emas pada SEA Games XXVI di Palembang, 11-22 November mendatang. Prediksi itu muncul setelah ia mengikuti perkembangan disejumlah event local dan juga internasional.
"Saya memprediksi medali emas SEA Games akan diraih oleh Indonesia, bukan karena apa-apa tetapi karena telah melihat langsung penampilannya saat mengikuti super series di Thailand, 8-11 September lalu," ujar Abdul Halim di Palembang, Kamis diselah selah memberikan pelatihan bagi wasit sepaktakraw.
Menurut dia, penampilan tim putra sepak takraw Indonesia seperti Briyan, Novrizal, Samsul Hadi terbilang luar biasa karena mampu mengalahkan tim terbaik dunia (Thailand) selama 50 tahun terakhir.
Dia pun memprediksi, Tim Indonesia akan mengantikan dominisi dari Thailand dalam waktu dekat. "Tim Indonesia begitu luar biasa karena dalam sejarah baru kali ini bisa mengalahkan Thailand. Bahkan, bisa mengalahkan Thailand dihadapan presiden sepak takrawnya sendiri. Padahal, dukungan publik Thailand begitu luar biasa yakni dengan mencapai 5000 penonton, 2-3 tahun lagi sepaktakraw indonesia akan menjadi juara dunia" kata dia.
Untuk itu, dia mengingatkan kepada Pengurus Besar Persatuan Sepak Takraw Indonesia untuk menyediakan ribuan suporter pada SEA Games mendatang. "Saat Indonesia bertanding di Thailand seluruh penonton memberikan tekanan, tapi dengan luar biasa masih bisa meraih kemenangan. Jangan nanti sudah diselenggarakan di tanah kelahiran sendiri, justru Indonesia menjadi kalah," kata dia.
Terkait dengan kesiapan venue SEA Games sepak takraw di Gedung Sriwijaya Promotion Center, Abdul Halim sama sekali tidak meragukan. Karena secara garis besar fisik bangunanan sudah tidak ada persoalan lagi. "Persiapan Sumsel sudah sangat matang dan untuk mengujinya akan dilakukan tes event, 8-10 Oktober mendatang dengan melibatkan beberapa negara Asia Tenggara," ujar dia.
Sementara, Ketua Umum KONI Sumsel, Muddai Madang mengharapkan cabang olahraga sepak takraw nantinya digelar pada ajang olimpiade. "Kami memberikan support kepada Pengurus Sepak Takraw Dunia untuk menjadikan sepak takraw dipertandingkan dalam olimpiade.
Meskipun butuh upaya keras, tapi Sumsel siap memberikan dukungan, dengan harapan setidaknya dalam sepuluh tahun ke depan dapat terealisasi," ujar dia. Sehingga, dia melanjutkan, harus dilakukan sosialisasi hingga ke negara-negara Eropa, salah satunya dengan mendirikan berbagai sekolah sepak takraw.
"Sumsel memiliki fasilitas olahraga bertaraf internasional di Komplek Olahraga Jakabaring, dan bersedia menjadi pusat pembinaan olahraga sepak takraw tingkat Asia," kata Mudai. (rhd)
Meski belum pernah meraih emas di ajang SEA Games sebelumnya namun Pengurus Besar (PB) Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) yakin meraih dua emas di ajang SEA Games XXVI, 11 November di Palembang.
Target itu dinilai tidak berlebihan karena Indonesia menjadi tuan rumah serta perkembangan sepak takraw Indonesia meningkat pesat, mengalahkan Thailand yang selama ini menjadi jawara di cabang olahraga tersebut.
Penegasan itu disampaikan Presiden PSTI yang juga menjabat sebagai wakil presiden International Sepak Takraw Federation (ISTAF), M Basri Telabi saat menghadiri pelatihan wasit sepak takraw untuk pelaksanaan SEA Games 2011.
Di ajang pesta olahraga Asia Tenggara tersebut, Indonesia menurunkan tiga nomor yakni tim putra, tim putri dan beregu. Dari tiga nomor itu, tim putra dan putri ditargetkan meraih emas. Sementara tim beregu meraih perak.
Sedangkan Sekjend ISTAF yang juga Presiden ISTAF Asia, Abdul Halim Bin Kader memprediksi Tim Nasional Indonesia meraih medali emas pada SEA Games XXVI di Palembang, 11-22 November mendatang. Prediksi itu muncul setelah ia mengikuti perkembangan disejumlah event local dan juga internasional.
"Saya memprediksi medali emas SEA Games akan diraih oleh Indonesia, bukan karena apa-apa tetapi karena telah melihat langsung penampilannya saat mengikuti super series di Thailand, 8-11 September lalu," ujar Abdul Halim di Palembang, Kamis diselah selah memberikan pelatihan bagi wasit sepaktakraw.
Menurut dia, penampilan tim putra sepak takraw Indonesia seperti Briyan, Novrizal, Samsul Hadi terbilang luar biasa karena mampu mengalahkan tim terbaik dunia (Thailand) selama 50 tahun terakhir.
Dia pun memprediksi, Tim Indonesia akan mengantikan dominisi dari Thailand dalam waktu dekat. "Tim Indonesia begitu luar biasa karena dalam sejarah baru kali ini bisa mengalahkan Thailand. Bahkan, bisa mengalahkan Thailand dihadapan presiden sepak takrawnya sendiri. Padahal, dukungan publik Thailand begitu luar biasa yakni dengan mencapai 5000 penonton, 2-3 tahun lagi sepaktakraw indonesia akan menjadi juara dunia" kata dia.
Untuk itu, dia mengingatkan kepada Pengurus Besar Persatuan Sepak Takraw Indonesia untuk menyediakan ribuan suporter pada SEA Games mendatang. "Saat Indonesia bertanding di Thailand seluruh penonton memberikan tekanan, tapi dengan luar biasa masih bisa meraih kemenangan. Jangan nanti sudah diselenggarakan di tanah kelahiran sendiri, justru Indonesia menjadi kalah," kata dia.
Terkait dengan kesiapan venue SEA Games sepak takraw di Gedung Sriwijaya Promotion Center, Abdul Halim sama sekali tidak meragukan. Karena secara garis besar fisik bangunanan sudah tidak ada persoalan lagi. "Persiapan Sumsel sudah sangat matang dan untuk mengujinya akan dilakukan tes event, 8-10 Oktober mendatang dengan melibatkan beberapa negara Asia Tenggara," ujar dia.
Sementara, Ketua Umum KONI Sumsel, Muddai Madang mengharapkan cabang olahraga sepak takraw nantinya digelar pada ajang olimpiade. "Kami memberikan support kepada Pengurus Sepak Takraw Dunia untuk menjadikan sepak takraw dipertandingkan dalam olimpiade.
Meskipun butuh upaya keras, tapi Sumsel siap memberikan dukungan, dengan harapan setidaknya dalam sepuluh tahun ke depan dapat terealisasi," ujar dia. Sehingga, dia melanjutkan, harus dilakukan sosialisasi hingga ke negara-negara Eropa, salah satunya dengan mendirikan berbagai sekolah sepak takraw.
"Sumsel memiliki fasilitas olahraga bertaraf internasional di Komplek Olahraga Jakabaring, dan bersedia menjadi pusat pembinaan olahraga sepak takraw tingkat Asia," kata Mudai. (rhd)
Bus Vs Truk, 1 Tewas, 2 Luber 5 Luring
* Bus vs Truk di Jalintim OKI
Kayuagung, SN
Kecelakaan maut kembali terjadi di Jalintim OKI, Kamis (6/10) siang tepatnya di tikungan tajam atau dikenal sebutan tikungan Air Jernih Desa Mulya Kecamatan Teluk Gelam. Kali ini bus Sahabat dari arah Lampung menuju Kayuagung bertabrakan dengan truk bermuatan puluhan ban baru dari arah berlawanan.
Akibatnya insiden tersebut, 1 orang tewas, 2 orang luka berat dan 5 luka ringan. Kondisi kendaraan yang beradu kambing ini rusak parah dan ringsek di bagian depan dan samping, bus truk sama-sama terseret masuk ke dalam jurang di lokasi kejadian.
Seorang korban yang tewas adalah sopir truk bernopol BG 8476 UF bernama Ismed M (48) warga Perum Azhar Permai Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin. Ia tewas seketika di lokasi kejadian dengan kondisi sangat mengenaskan.
Dua korban luka berat adalah sopir bus Sahabat bernopol E 7650 H bernama Ujang warga Kampung Asem RT 1 RW 6 Kelurahan Jati Melati Bekasi dan Yuli (24) salah satu penumpang bus. Lima korban ringan beridentitas Endang (59), Asep Barokah (45) Atep Supianto (33), Herman (34) dan Muhammad (28).
Pihak kepolisian yang mendapat informasi kecelakaan langsung menuju lokasi kejadian. Sopir truk yang tewas dan sopir bus yang luka berat dibawa ke RSUD Kayuagung, korban lainnya dibawa ke Puskesmas Mulya Guna. Korban yang luka ringan berupa lecet ada yang pulang dan ada yang masih dirawat.
Kapolres OKI AKBP Agus F melalui Kasatlantas AKP I Ketut S didampingi Kepala Pos Laka Mulya Guna Aipda Indra Jaya kemarin membenarkan terjadi kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa. Pihaknya sudah melakukan olah TKP, meminta keterangan saksi dan korban.
Dipaparkan Kepala Pos Laka, tabrakan tersebut bermula saat kedua kendaraan diduga sama-sama melaju dengan kecepatan tinggi dari masing-masing arah yang berlawanan. Tajamnya tikungan jalan di TKP dan diduga belum pahamnya kedua sopir dengan kondisi ini, menyebabkan kecelakaan maut tidak bisa terelakan.
Korban Herman ditemui di Puskesmas Mulya Guna kemarin siang menceritakan, bus Sahabat yang dinaiki bermuatan sarat penumpang yakni 43 penumpang termasuk sopir cadangannya. Semua penumpang naik bus dari Bandung tujuan beberapa daerah di Sumsel dan Riau karena bus akan berhenti terakhir di Pekanbaru Riau.
Ceritanya, kedua sopir jelas sama sama salah karena kendaraan melaju kencang sehingga tidak bisa lagi berusaha mengelak dari tabrakan. Bahkan saat tabrakan, bus sempat menyeret truk dan akhirnya kedua kendaraan masuk ke dalam jurang.
Pantauan di lapangan kemarin siang, kecelakaan tersebut memang tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas karena lokasi dijaga sejumlah anggota Satlantas Polres OKI. Namun kecelakaan ini menjadi pusat perhatian warga setempat dan warga yang melintas. Bahkan ada sejumlah personil TNI yang berjaga-jaga di lokasi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya warga jahil yang memanfaatkan situasi untuk mencuri puluhan ban yang berserakan dari dalam truk. (iso)
Kayuagung, SN
Kecelakaan maut kembali terjadi di Jalintim OKI, Kamis (6/10) siang tepatnya di tikungan tajam atau dikenal sebutan tikungan Air Jernih Desa Mulya Kecamatan Teluk Gelam. Kali ini bus Sahabat dari arah Lampung menuju Kayuagung bertabrakan dengan truk bermuatan puluhan ban baru dari arah berlawanan.
Akibatnya insiden tersebut, 1 orang tewas, 2 orang luka berat dan 5 luka ringan. Kondisi kendaraan yang beradu kambing ini rusak parah dan ringsek di bagian depan dan samping, bus truk sama-sama terseret masuk ke dalam jurang di lokasi kejadian.
Seorang korban yang tewas adalah sopir truk bernopol BG 8476 UF bernama Ismed M (48) warga Perum Azhar Permai Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin. Ia tewas seketika di lokasi kejadian dengan kondisi sangat mengenaskan.
Dua korban luka berat adalah sopir bus Sahabat bernopol E 7650 H bernama Ujang warga Kampung Asem RT 1 RW 6 Kelurahan Jati Melati Bekasi dan Yuli (24) salah satu penumpang bus. Lima korban ringan beridentitas Endang (59), Asep Barokah (45) Atep Supianto (33), Herman (34) dan Muhammad (28).
Pihak kepolisian yang mendapat informasi kecelakaan langsung menuju lokasi kejadian. Sopir truk yang tewas dan sopir bus yang luka berat dibawa ke RSUD Kayuagung, korban lainnya dibawa ke Puskesmas Mulya Guna. Korban yang luka ringan berupa lecet ada yang pulang dan ada yang masih dirawat.
Kapolres OKI AKBP Agus F melalui Kasatlantas AKP I Ketut S didampingi Kepala Pos Laka Mulya Guna Aipda Indra Jaya kemarin membenarkan terjadi kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa. Pihaknya sudah melakukan olah TKP, meminta keterangan saksi dan korban.
Dipaparkan Kepala Pos Laka, tabrakan tersebut bermula saat kedua kendaraan diduga sama-sama melaju dengan kecepatan tinggi dari masing-masing arah yang berlawanan. Tajamnya tikungan jalan di TKP dan diduga belum pahamnya kedua sopir dengan kondisi ini, menyebabkan kecelakaan maut tidak bisa terelakan.
Korban Herman ditemui di Puskesmas Mulya Guna kemarin siang menceritakan, bus Sahabat yang dinaiki bermuatan sarat penumpang yakni 43 penumpang termasuk sopir cadangannya. Semua penumpang naik bus dari Bandung tujuan beberapa daerah di Sumsel dan Riau karena bus akan berhenti terakhir di Pekanbaru Riau.
Ceritanya, kedua sopir jelas sama sama salah karena kendaraan melaju kencang sehingga tidak bisa lagi berusaha mengelak dari tabrakan. Bahkan saat tabrakan, bus sempat menyeret truk dan akhirnya kedua kendaraan masuk ke dalam jurang.
Pantauan di lapangan kemarin siang, kecelakaan tersebut memang tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas karena lokasi dijaga sejumlah anggota Satlantas Polres OKI. Namun kecelakaan ini menjadi pusat perhatian warga setempat dan warga yang melintas. Bahkan ada sejumlah personil TNI yang berjaga-jaga di lokasi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya warga jahil yang memanfaatkan situasi untuk mencuri puluhan ban yang berserakan dari dalam truk. (iso)
Langganan:
Postingan (Atom)
Press
My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.