Kayuagung, SN
Menjelang kenaikan harga BBM per 1 April mendatang, masih resahnya terhadap kelangkaan BBM ini sudah terasa sejak beberapa pekan lalu. Apalagi banyak oknum yang diduga akan menimbun (menyimpan) BBM demi meraup keuntungan pribadi.
Seperti fenomena yang terjadi di Kabupaten OKI, trik yang dilakukan oknum-oknum ini dengan mendatangi sejumlah SPBU untuk mengisi bensin atau solar. Mereka menggunakan kendaraan roda empat seperti carry atau sepeda motor dengan kapasitas tangki besar seperti Thunder, Mega Pro, Futsar, Tiger.
Sejumlah SPBU di OKI seperti di Muara Baru Kayuagung, Ulak Ketapang Pedamaran, Muara Burnai, Bunut dan Pematang Panggang memang menerapkan pembatasan pembelian SPBU. Untuk mobil dibatasi Rp 100 ribu per mobil dan motor hanya Rp 20 ribu per mobil.
Para oknum ini mesiasati hal ini dengan mengisi BBM berulang-ulang dalam beberapa jam. Setelah kendaraannya mengisi BBM, lalu pulang untuk menampung BBM tersebut dan kembali lagi ke SPBU untuk membeli lagi dan hal ini dilakukan bahkan hingga lebih dari 5 kali. Meski oknum itu tidak akan menjualnya sendiri dengan harga tinggi, BBM yang ditampungnya bisa dijual ke oknum yang lain.
Dampaknya harga bensin di pengecer mengalami kenaikan harga. Semula hanya berkisar Rp 6 ribu perliter, kini menjadi Rp 7 ribu-8 ribu per liter. Harga ini berlaku di dalam perkotaan atau pinggiran jalan raya, bila di daerah pedalaman harga mencapai Rp 10 ribu perliter.
Mat (30) penjual BBM di SPBU Pematang Panggang kemarin mengatakan, sangat sulit untuk memastikan pembeli BBM yang bertujuan untuk ditimbun atau untuk dipakai sendiri, yang pasti pihaknya tidak melayani pembelian menggunakan derigen.
Sedangkan Rina (37) pengecer bensin di Jalan Muchtar Saleh Kayuagung mengatakan, pekan lalu ia menjual bensin Rp 6 ribu per liter tapi kini Rp 7 ribu per liter. Hal ini karena BBM mulai langka dan terkadang di SPBU kerap kehabisan stok. (iso)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar