Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat
TUNTUTAN agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan reshufle terus bergulir. Memang hal ini adalah hak Presiden, tetapi rakyat dan banyak elemen juga berhak menuntut perbaikan sistem tata pemerintahan yang baik.
Tetapi kembali untuk kesekian kalinya
hal yang tak penting kembali dilakukan pemerintahan SBY, yaitu masalah tarik ulur reshufle dan usaha mempertahankan koalisi.
Terjadi perang opini yang hanya menghabiskan energi, hanya karena SBY mau merombak kabinet.
Mulai banyak kepentingan yang ingin masuk ke Istana.
Bisa jadi, di sisi lain SBY dan PD sibuk merayu banyak parpol untuk masuk kabinet. Terlihat ada yang jual mahal, ada yang menolak mentah-mentah, tetapi ada pula yang kecele karena berharap lebih tetapi malah tak digubris.
Gaya politik SBY ini banyak ditertawakan orang, karena harusnya sebagai parpol pemenang Pemilu hal tersebut tak perlu dilakukan. Tetapi karena khawatir kekuasaan tak langgeng sampai 2014, sesuatu yang janggal alias aneh terpaksa dilakukan.
Saat ini banyak elit politik dan penguasa melupakan rakyat. Terlihat sekali dimana prioritas kerja pejabat saat ini. Sama sekali bukan melayani rakyat, yang utama adalah kepentingan pribadi dan golongan.
Sangat aneh memang politisi dan penguasa Negeri ini, bukannya mengurusi rakyat tetapi malah terus hiruk pikuk kekuasaan dan menarik siapa saja yang mau masuk ke lingkar tahta pemerintahan sampai 2014.
Harusnya politisi jangan sibuk mengurus jatah kursi kekuasaan, yang utama adalah fokus mengurusi kepentingan rakyatnya dan membasmi korupsi yang masih terjadi di negeri ini, kemiskinan, dan pengangguran.
Tetapi sekali lagi, cara yang dilakukan PD dan orang-orang SBY ini memperlihatkan bahwa mereka selama ini memang jauh dari rakyat. Tangan penguasa hanya bergerak untuk mengamankan kekuasaan PD sampai akhir masa jabatan SBY. Cetusan keras dari banyak kelompok agar pemerintah melihat penderitaan rakyat, sama sekali tak digubris. Nyatanya penguasa hanya sibuk dengan urusan mereka sendiri, merangklu semua elemen dan parpol untuk menjadi satu koalisi. Menyedihkan nasib negeri ini. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar