Pagaralam, SN
Ribuan ikan yang berada di aliran sungai di kawasan Gunung Api Dempo Kota Pagaralam, mati diduga terkena dampak aliran sungai yang mengandung abu belerang berasal dari luapan Gunung Api Dempo, memasuki musim hujan.
Kondisi ini dimanfaatkan warga sepanjang aliran sungai Bayau untuk mengambil ikan yang sudah dalam kondisi mabuk keracunan belerang tersebut. Demikian pengamatan, Selasa (12/10).
Menurut warga Muarapinang, Wily (35), kalau terjadi peningkatan aktifitas Gunung Api Dempo, sering menyebabkan ikan mati di aliran sungai Kecamatan Pendopo dan Kecamatan Ulumusi, Kabupaten Empatlawang.
Belerang dari kawah Gunung Dempo, bahkan masih membuat air sungai keruh kuning kecoklat-coklatan dan terlihat menempel dibebatuan di sungai-sungai daerah tersebut. Bahkan bau menyegat dari uap belerang juga masih cukup terasa bila berada di bibir sungai.
"Sudah sekitar dua hari ini kondisi mutahan lahar dari kawah Gunung Api Dempo tumpah mengalir ke beberapa sungai di wilayah Kabupaten Empatlawang, yaitu sungai Bayau, sungai Air Durian dan sungai air Kandis, yang bermuara di aliran sungai Musi," kata dia.
Menurut dia, ketika terjadi tumpahan air belerang dari kawah Gunung Dempo, permukaan air sungai naik beberapa meter dan bahkan arusnya cukup deras sehingga merusak beberapa tanggul pengaman bibir sungai di daerah tersebut.
"Kalau ikan mati di aliran sungai Lintang dan sungai Musi tersebut sudah terjadi sejak beberapa hari ini," kata dia.
Namun sejauh ini belum ada dampaknya terhadap penduduk di sekitar aliran sungai tersebut, justru kesempatan ini membawa berkah karena bisa mendapat ikan bagi warga sempanjang aliran sungai Bayau.
Jika dilihat dari kondisinya, kata Nuzril, aliran sungai di Kecamatan Muarapinang, Pendopo dan Ulu Musi bermuara dari Gunung Api Dempo yang membuat matinya ikan-ikan tersebut.
Sejak seminggu ini hujan sering turun bisa jadi penyebab naiknya permukaan air kawah Gunung Dempo, sehingga ikan mati karena keracunan belerang.
Sementara itu, Ketua Pos Pemantau Gunung Api Dempo, Slamet mengungkapkan, kalau kondisi Gunung Dempo tidak mengalami peningkatan dan dalam kondisi normal. Namun kalau lupn air kawah yang menyebakan aliran belerang membuat sungai tercemar belum dapat diketahui. Belum mengetahui secara pasti mengenai kejadian ribuan ekor ikan mati tersebut, bisa jadi tingginya curah hujan menyebabkan air kawah meluap tapi bukan akibat letusan.
"Namun demikian kami akan segera menerjukan petugas untuk mengecek kondisi aliran sungai yang bermuara di Gunung Api Dempo tersbet. Memang aliran luapan kawah Gunung Api Dempo muaranya ke sungai Bayau berada di Kecamatan Muarapinang, tentunya hal ini akan berpengaruh dengan keadaan lingkungan di daerah tersebut bila air belerang tertumpah," terangnya.
Dikatakannya, pihaknya belum mengetahui secara pasti mengenai kejadian matinya ribuan ekor ikan tersebut.
"Namun meskipun demikian mengingat memasuki musim hujan sejak seminggu terakhir ini, kejadian tersebut bisa jadi disebabkan oleh sisa abu dan belerang yang mengeras saat kemarau, kemudian mencair disiram air," ungkap dia.
Kemudian, kata dia, terbawa mengalir ke sungai yang ada ikan, kemungkina hal ini lebih disebabkan sisa abu dan belerang pasca letusan beberapa waktu lalu yang baru terbawa air dan kemudian mengalir ke aliran sungai disekitar Gunung Dempo.
Sementara itu Wakil Wali Kota Pagaralam, Ida Fitriati, mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam, sudah menyiapkan berbagai langkah dalam menanggulangan dan mengantisifasi jika Gunung Dempo meletus. Dan bakan sudah melakukan kerjasama dengan instansi terkait dengan kabupaten tetangga untuk penanggulangan jika terjadi bencana alam tersebut.
"Kita sudah siapkan, seperti tim penanggulangan bencana ditingkat paling bawah, medis, transportasi, jalur evakuasi dan lokasi pengungsian, termasuk mendata berapa daerah yang paling rawan ancaman letusan gunung Dempo," ungkap dia.
Senada juga diungkapkan Komandan Kodim 0405 Lahat, Letkol INF Fathur Rahman, koordinator penanggulangan bennaca daerah kalau keseluruhan ada sekitar 2.000 personil gabungan yang akan dilibatkan dalam penanggulangan jika Gunung Api Dempo benar-benar meletus, dirincikan, terdiri dari 650 anggota TNI, 100 tagana, 30 PMI/tenaga medis, 50 SAR, 20 PBK, 100 Kisbang/Linmas dan sisanya dari tim penanggulangan bencana daerah setempat.
"Kesiagaan ini kita lakukan mengingat ada 19 gunung merapi Indonesia mengalami peningkatkan statusnya termasuk Gunung Api Dempo yang sudah beberapa kali mengalami letusan kecil dan gempa vulkanik," kata dia.
Ia mengatakan, berdasarkan data dari di Pusat Vukanologi Mitigasi Bencana Geologi, Pos Pemantau Gunung Api Dempo, Kota Pagaralam, tercatat mengalami ratusan kali gempa pada 2010-2011.
"Memang setelah terjadi peningkatan aktifitas gunung Merapi di Indonesia juga berdampak dengan peningkatan Gunung Dempo dengan terjadi 120 kali gempa hingga September 2011 ini," ungkap dia.
Menurut dia, peningkatan aktifitas Gunung Api Dempo dimulai sejak Oktober 2010 lalu dengan terjadi 53 kali gempa tektonik jauh, dan puluhan kali gempa vulkanik dangkal.
"Meskipun ke aktifan Gunung Api Dempo hanya berupa gejala alam biasa seperti gempa vulkanik, hembusan, luapan lahar dingin dan termasuk hujan abu belerang berasal dari kawah gunung tersebut, tapi perlu diwaspadai" kata dia.
Dia mengatakan, sebetulnya ada perbedaan antara Gunung Api Dempo dengan gunung lain di Indonesia, terutama kawahnya lebih luas atau lebar. Kondisi ini dapat menurunkan terjadinya peningkatan aktifitas gunung.
"Gunung di Pagaralam ini 1838 pernah meletus cukup dahsyad, akibat terjadi letusan itulah sehingga mendorong terbentuknya danau lava dengan luas 3.000 meter per segi," ungkap dia. (asn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar