Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat
UNTUK kesekian kalinya Malaysia kembali mengganggu wilayah kesatuan Indonesia dengan mencaplok Camar Bulan, daerah di Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia. Memang hal ini sudah dibantah Pemerintah Malaysia, tetapi pengamatan di lapangan menunjukkan hal otentik ulah Malaysia yang memang suka 'maling' sesuatu hal yang tentang Indonesia.
Sangat diherankan kenapa Malaysia suka sekali mengganggu negara kita. Katanya Negeri satu rumpun, tetapi dua negara ini selalu saja bertikai. Muasalnya selalui dari Malaysia yang merasa lebih tinggi derajatnya dari Indonesia.
Hanya untuk diketahui, gelagat Negeri Jiran tersebut untuk diam-diam dan perlahan mengambil wilayah NKRI sudah terlihat. Malaysia menggunakan berbagai cara dengan membiayai pembangunan dan kesejahteraan masyarakat sekitar dan mencoba mengambil daerah Indonesia sedikit demi sedikit. Cara inilah yang digunakan untuk mengambil Pulau Sipadan dan Ligitan waktu lalu. Inilah arogansi yang ditunjukkan Malaysia. Mereka merasa mampu, dengan menyejahterakan masyarakat sekitar dan mengambil daerah kita.
Tak hanya pulau, Malaysia yang seperti kehilangan jati diri dalam urusan budaya dan seni, juga melakukan hal
hal yang sama untuk mengambil dan mempantenkan seni budaya Indonesia. Padahal klaim budaya Indonesia oleh Malaysia merupakan isu sensitif yang bisa mengganggu hubungan kedua negara. Ini disebabkan karena penduduk Malaysia, mayoritas asal usulnya dari Indonesia.
Memang karena alasan serumpun, Malaysia dengan 'membabi buta' dengan bebasanya menyatakan budaya Indonesia adalah milik mereka. Bahkan mereka tanpa sungkan mempatenkan. Nah disinilah masalahnya, budaya asli Indonesia yang kemudian dibawa oleh orang-orang asal Indonesia yang kini menjadi warga negara Malaysia itu menjadi masalah ketika kemudian menjadi alat promosi dan bisnis.
Hal yang sangat disayangkan pemerintah sangat lembek kepada Malaysai, bahkan untuk kondisi saat ini rezim SBY dapat dikatakan takut terhadap Negeri Jiran tersebut. Sesekali SBY harus keras terhadap Malaysia, agar mereka tak semena-mena dengan Indonesia. Di era Soekarno dan Presiden Suharto, Bangsa kita sangat dihargai.
Seperti di saat isu pencaplokan wilayah RI kembali terjadi, Presiden malah melalukan Pemberian bintang kehormatan Mahaputra Adipurna kepada Raja Malaysia. Hal ini jelas melukai perasaan masyarakat Indonesia.
Untuk dicamkan Malaysia kerapkali melakukan tindakan provokasi yang membuat rakyat Indonesia geram seperti persoalan kedaulatan wilayah, pencurian kebudayaan Indonesia hingga persoalan TKI. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar