Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat
UNTUK rasa memiliki yang tinggi dan kecintaan bagi Bumi Sriwijaya, tentu semua warga Sumsel ingin venues yang sedang dibangun selesai tepat waktu. Bila sebelumnya melihat fisik venues yang belum sempurna, muncul pertanyaan dan kebimbangan, apakah semuanya akan tepat waktu. Tetapi sampai kemarin dengan perkembangan yang baik dan terus dikebut, perlahan keraguan mulai luntur.
SEA Games 2001 adalah tugas berat bagi Sumsel, apalagi secara fisik dan dapat dilihat dengan mata, venues yang terus dikebut pembangunannya banyak molor dari target yang ditetapkan. Bahkan banyak pihak mengusulkan SEA Games 2011 ditunda dari jadwal semula.
Khawatir, ragu, dan 'sport jantung', tentu saja ada untuk kondisi ini. Apalagi ini adalah pertaruhan nama baik bagi Sumsel. Tetapi Gubernur Alex Noerdin terus menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk tetap menjadi tuan rumah SEA Games XXVI 2011.
Gerak cepat terus dipacu mengejar banyaknya fasilitas yang belum ada, baik fasilitas olahraga, hotel, dan fasilitas pendukung lainnya. Tentu saja ini untuk menjawab keraguan di banyak pihak.
Tentu saja rakyat Sumsel saat ini banyak yang menduga dan merasa ragu, apakah target selesainya venues ini akan tepat waktu. Keraguan tersebut hal yang wajar muncul di banyak pihak, terutama bila melihat banyak venues yang belum selesai, padahal event olahraga terbesar di Asia Tenggara tersebut pelaksanaannya hanya dalam hitungan hari saja.
Memang bukan pekerjaan yang mudah dan gampang sebagai tuan rumah even yang dihadiri ribuan atlet dari berbagai negara Asia Tenggara. Karena dalam sejarahnya Sumsel merupakan satu-satunya daerah di luar Provinsi DKI Jakarta yang pertama kali menjadi tempat penyelenggaraan even internasional SEA Games, tentu ini adalah poin berat dan mempertaruhkan nama Sumsel. Tentu sukses SEA Games akan berdampak positif untuk Sumsel secara menyeluruh. Pengalaman sukses menjadi tuan rumah PON telah memberi bukti nyata, apalagi untuk pelaksanaan pesta olahara Asia Tenggara yang diperkirakan menelan biaya lebih dari Rp 200 miliar. Pertaruhan nama baik Sumsel akan menjadi yang utama di tahun 2011, semua warga Bumi Sriwijaya tentu ingin segalanya berjalan sukses lancar. Walaupun itu ada kekurangan harus diminimalkan sekecil mungkin, karena sebesar apapun acaranya pasti tak akan memuaskan 100 persen, atlet, ofisial, dan semua tamu yang akan datang ke Sumsel.
Sebagai tuan rumah event yang dihadiri ribuan atlet dari berbagai negara Asia Tenggara, bukan pekerjaan yang mudah. Dalam sejarahnya Sumsel merupakan satu-satunya daerah di luar Provinsi DKI Jakarta yang pertama kali menjadi tempat penyelenggaraan event internasional SEA Games.
Di banyak pertemuan yang sifatnya seremoni, Gubernur selalu melontarkan dan ajakan untuk menyukseskan SEA Games. Tentu ini sikap optimisme yang luar biasa. Tetapi bagaimana dengan di lapisan bawah, apakah khalayak Bumi Sriwijaya memang sudah tahu Sumsel menjadi tuan rumah pesta olahraga tersebut? Padahal ini sangat penting, karena peran rakyat sangat luar biasa. Element inilah yang terbesar berperan untuk menyukseskan SEA Games. Muncul satu pertanyaan lagi, ini tugas siapa? Tak akan bisa Gubernur sendirian melakukan tugas besar dan berat ini, tanpa didukung semua elemen di Bumi Sriwijaya ini. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar