Pagaralam, SN
Sejumlah rumah di sepanjang jalan protokol seperti jalan Kapten Sanaf, Kombes Umar, Kota Pagaralam, mulai dibongkar sukarela oleh pemiliknya.
Seperti terlihat Selasa (7/2), bangunan-bangunan rumah semi permanen dan pagar -pagar rumah di tepi sepanjang jalan lintas milik Sumatera Selatan yang berada ditengah-tengah kota telah dihancurkan. Ini dilakukan untuk kegiatan pelebaran jalan di ruas tersebut.
Saat ini, lebar jalan yang padat dilewati kendaraan ini hanya 8 meter, terdiri dari dua ruas dari masing-masing arah jalan yang berlawanan. Setelah proyek pelebaran, lebar jalan ini akan mencapai 16 meter dengan dua jalur, terdiri dari empat ruas jalan sekaligus.
Pelebaran ruas jalan dari simpang Manna hingga simpang Tanjung Aro mendesak dilakukan mengingat di ruas jalan ini sering terjadi kemacetan. Ruas jalan ini dikenal sebagai salah satu bottle neck (leher botol) penyebab kemacetan di Pagaralam.
Kepala Dinas PU, Kota Pagaralam, Yunali mengatakan, jalan lingkar kota, simpang tiga Tanjungaro tembus tugu simpang Manna sepanjang 7,1 kilometer (km) pembangunannya terus ditingkatkan.
"Proses pembangunan jalan dua jalur kota dan lingkar perlu dipercepat, sebagian besar masyarakat sudah bersedia memberikan lahan untuk dibebaskan meskipun ada yang harus gantirugi, karena jalur ini dapat mengatasi kemacetan jika arus lalu lintas meningkat," ungkapnya.
Dia mengatakan, saat ini jalan lingkar mulai dari Dusun Tanjungaro simpang Manak, simpang Tajungpayang hingga Gunung Gare terus dilakukan, terutama untuk mengatasi kemacetan.
"Kalau melihat pertumbuhan kendaraan setiap tahun mencapai 1.000 unit untuk sepeda motor dan 100 unit mobil, kondisi jalan di wilayah Pagaralam sudah tidal laik lagi dengan luas sekitar enam meter," ungkap dia.
Menurut dia, bukan hanya akan menimbulkan kemacetan saja dan bahkan termasuk daya tahan akan berkurang bila dilewati kendaraan bertonase tinggi diatas 10 ton.
"Tentunya harus ada solusi, termasuk mengoptimalkan pengoperasian jalan lingkar kota," kata dia lagi.
Ia mengatakan, ada dua jalan lingkar kota yaitu simpang Manna- Tanjungpayang tembus ke simpang Tanjungaro sepanjang 8 kilometer dan simpang Manna-Tebad Gheban dan tembus ke simpang Tanjung Aro sepajang 7,1 Km.
"Pembangunan jalan ini sudah dimulai tahun 2009 lalu dan sudah dianggarkan dana Rp5,3 miliar untuk sepanjang 2 km dan tahun 2010 sebesar Rp7,5 miliar," ungkap dia.
Ia melanjutkan, ada sebagian ruas jalan dilakukan pembuatan cor beton, karena daerahnya labil dan menghindari cepat rusak.
"Peningkatan pembangunan jalan sangat tergantung dengan kondisi tanah, kalau sudah keras tentunya biaya akan semakin kecil sebab tidak perlu dilakukan pengerasan lagi," ungkapnya.
"Idealnya untuk pembangunan jalan sepajang 1 km dengan lebar 6 meter itu dibutuhkan dana sekitar Rp1 miliar lebih per km, dan untuk perbaikan sekurang-kurangnya dibutuhkan dana Rp500 juta, tapi tergantung jalan," pungkasnya. (asn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar