Empat Lawang, SN
Dalam waktu tiga tahun akhir, masyarakat buta aksara di Bumi Saling Keruani Sangi Kerawati semakin menurun. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah Empat Lawang untuk memberantas buta aksara semakin tampak.
Kepala Dinas Pendidikan H Syahril melalui Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) sekaligus Ketua Panitia (HAI) ke 46 Rita Purwaningsih menyampaikan, pemerintah Empat Lawang terus berjuang untuk menuntaskan buta aksara yang masih ada. Seperti di tahun 2009 tingkat keaksaraan di Empat Lawang masih 9,04 %. Kemudian tahun 2010 turun menjadi 7,75 % sedangkan 2011 kembali turun menjadi 6,78 % dari jumlah penduduk 221.176 jiwa. Artinya keberhasilan pemerintah Empat Lawang sudah mencapai 2,26 % dalam memberantas buta aksara.
“Kita berupaya kedepan seluruh masyarakat Empat Lawang minimal bisa baca tulis hitung (calistung) dan bebas dari buta aksara ditargetkan tahun 2016,”kata Rita.
Mengenai pelatihan tutor keaksaraan, sambung Rita, digelar dalam rangka memperingati Hari Aksara Internasional ke 46. Dengan pelatihan Keaksaraan Fungsional (KF) dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) se Kabupaten Empat Lawang sebanyak 140 orang dari 6 PKBM.
“Ini tidak lain adalah upaya untuk memberantas buta aksara di Kabupaten Empat Lawang,”pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Empat Lawang H Budi Antoni Aljufri melalui Sekda H Anwar Yakub mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan layanan pendidikan secara inklusif dengan cara memperluas akses terhadap bahan bacaan dan kecakapan hidup. Terutama bagi kelompok tertinggal itulah sebabnya dalam program keaksaraan kita mengenal istilah keaksaraan fungsional sebagai upaya untuk mendorong terjadinya percepatan dalam pengentasan ke tuna aksaraan yang bersinergi dengan program penanggulangan kemiskinan dan percepatan pembangunan manusia berkarakter.
“Program pemberantasan tuna aksara yang telah berjalan baik selama dua tahun terakhir di Empat Lawang ini patut diapresiasi. Namun bukan berarti hanya berhenti disini, melainkan terus berupaya secara bersama menuju Empat Lawang EMASS,” imbuhnya.
Harus diakui, sambung Anwar, upaya meningkatkan keaksaraan dan ketrampilan atau kecakapan hidup kaum perempuan masih tertinggal itu tidaklah mudah. Membutuhkan strategi yang tepat dan mengenai sasaran. Makanya sangat membutuhkan dukungan dan support dari semua pihak, bukan hanya dari pemerintah, melainkan juga dari semua pihak yang ada di Empat Lawang.
“Pemerintah mengajak insan pendidikan, Pejabat pemerintah dan segenap masyarakat untuk berlomba-lomba menekan angka tuna aksara dan memberikan perhatian yang lebih untuk dunia pendidikan menuju pembangunan Empat Lawang EMASS,” pungkas Anwar. (eko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar