Banyuasin, SN
11 Negara-negara ASEAN minus Miyanmar dan Laos menargetkan akan menjalin kerjasama dalam bidang Agricultural dengan Banyuasin. Karena Banyuasin memiliki sekolah atau perguruan pertanian yakni SPP Sembawa.
Hal ini dikatakan oleh Kabid regional pusat kerjasama Luar Negeri Kementrian Pertanian RI Andi Jaya Darmawan disela-sela kunjungan lapangan di Balai Perkebunan (Balitbun) Sembawa dalam pertemuan Asean-India Working Group on Agricultural, Kamis (8/3).
Andi Jaya D mengatakan, pertemuan antar perguruan-perguruan atau sekolah agricultural se Asean ditargetkan akan mencapai kerjasama dibidang agricultur, kerjasama bidang industri, kehutanan, dan perikanan.
Kerjasama Asean-India bidang lembaga pendidikan tersebut dinilai sangat bermanfaat bagi Indonesia karena Indonesia bisa bertukar informasi agriculture, industri, kehutanan dan perikanan.
Acara yang dihadiri oleh Asisten Director General (EQR) Indian Concil Of Agricultural Reseach Dr RK Mittal diisi dengan penyampain materi tentang sejumlah keunggulan budidaya tanaman karet oleh Balit Sembawa.
Acara yang hanya digelar selama 3 jam di Balit bun Sembawa kemudian diisi juga dengan demo penyetekan bibit karet Unggul yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan.
Sementara Bupati Banyuasin, Amirudddin Inoed menambahkan, kerjasama bidang tanaman pangan ini dengan India membuat negara-negara asean tertarik dengan agricultur India.Dan India bisa menjadi contoh negara-negara dikawasan Asean dalam bidang pertaniannya. Hasil padi India luar biasa, seperti benih Padi Hibrida yang baru uji coba di Banyuasin bisa ditiru. Namun karena padi Hibrida DG I farietas India tesebut baru diuji coba tanam di Banyuasin tahun 2011 padi jenis itu harus seleksi uji regional yang dilakukan oleh Kementrian pertanian.
“Padi hibrida India bila akan ditanam di lahan pasang surut perlu uji secara regional melalui kentrian RI, karena baru tentu perlu adaptasi sehingga benih mereka bisa tumbuh dengan hasil yang sama di India,” kata Amiruddin.
Amiruddin mengatakan, kalau jenis DG1 farietas India ditanam di lahan irigasi bisa menghasilkan 9 ton per ha, sementara kalau di India kabarnya bisa mencapai 14 ton per ha, sedangkan kemarin coba ditanam di Banyuasin baru mencapai 7 ton per ha.
“Benih faritas DG 1 ini di Banyuasin masih sangat terbatas, perlu dikembangkan namun untuk kebutuhan besar harus memesan kepada perusahaan benih SHS yang ada kantornya di OKUT," ujar Amiruddin. (sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar