Rabu, 14 Maret 2012
Kasus Century dan Janji Palsu Penguasa
Oleh Agus Harizal Alwie Tjikmat
TAK tuntasnya kasus mega korupsi 'Bank Century' di rezim saat ini, hanya satu contoh kecil dari lemahnya supremasi hukum Bangsa ini.
Tak tahulah apa maunya penguasa dan tujuan pemerintah saat ini, hingga semua kasus dibuat mengambang. Bila kita sebut satu-satu akan sangat panjang daftar kasus yang tak diselesaikan.
Bila kemarin Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mendukung KPK untuk segera menyelesaikan kasus Century hingga akhir 2012, sangat diharapkan ini bukan jualan politik untuk menarik simpati rakyat menjelang Pemilu legislatif atau Pilpres.
Untuk diketahui Kasus Century kembali memanas. Kepada DPR, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjanjikan akan menuntaskan kasus Century pada akhir tahun 2012 dan memeriksa orang-orang yang sebelumnya tak tersentuh. Apakah janji ini memang akan terbukti? Karena maaf-maaf saja korupsi saat ini sudah menggurita sampai ke lingkar kekuasaan. Tentu saja banyak pihak yang berkepentingan tak akan rela masuk penjara atau namanya rusak, gara-gara ketahuan maling uang negara.
Memang Timwas Century DPR dan KPK telah mengambil sejumlah kesepakatan. Antara lain menyepakati penuntasan kasus Bank Century pada akhir tahun 2012. DPR dan KPK sepakat agar KPK mengembalikan konstruksi hukum sebagaimana temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan hasil paripurna DPR.
Dengan kondisi ini dipastikan pihak-pihak yang dinilai oleh sebagian orang tak tersentuh akan diperiksa terkait progress penyidikan masalah ini.
Kasus Bank Century telah memberikan dampak luas yang buruk untuk Bangsa ini. Lihat dan ingat, saat kasus ini mulai dilakukan, sudah puluhan triliun uang rakyat mengalir tidak pada tempatnya.
Memang petinggi di Bank Century sudah dihukum, tetapi hukuman yang diberikan tidak sampai lima tahun. Kemudian kasus ini juga telah melahirkan banyak korban, mulai dari munculnya istilah 'cicak dan buaya', jatuhnya korban Kabareskrim Susno Duadji.
Konflik panas antara KPK dan Polri juga melahirkan hubungan yang tak harmonis dari kedua lembaga tersebut.
Kalau kita berandai-andai, coba penguasa Negeri ini tak ngotot melindungi orang-orangg tertentu dari kasus ini. Tentu dampak kasus Bank Century tak akan seluas seperti sekarang.
Tentu kita ingat tarik ulur saat Pansus Bank Century masih bekerja. Perang urat syarat harus terjadi di Senayan, yang semuanya ada karena sikap ngotot orang-orang tertentu yang merasa paling benar.
Saat Pansus terus bekerja, mulai terjadi blok-blok dan sikap kekanak-kanakan dari banyak wakil rakyat. Tak jarang debat kusir yang sangat kasar terjadi, dan itu semua menjadi tontonan bagi rakyat Indonesia.
Tetapi mereka yang bersikap keras ini seakan dibiarkan oleh pihak-pihak tertentu. Jelas ini menandakan, bahwa mereka seakan menjadi umpan dan ujung tombak parpol tertentu dengan tujuan untuk mengamankan kekuasaan.
Kemudian saat Pansus mulai mendekati akhir masa kerja, sangat terlihat jelas mulai terjadi 'perselingkuhan' dan 'pengkhiahatan' diantara teman dan kelompok yang selama ini berkoalisi.
Saat paripurna digelarpun sangat jelas, betapa banyak energi yang terbuang sia-sia yang sangat jelas tujuannya sangat nampak, untuk mengulur-ulur waktu, siapa tahu lobi-lobi politik bisa merubah sikap seseorang. Tetapi nyatanya garis keras yang diungkapkan kelompok kontra pemerintah terus menguat bahkan di menit-menit terakhir banyak kejutan-kejutan tak terduga terjadi.
Di mana banyak wakil rakyat yang pro pemeritah, dengan tegas membangkang. Buah dari sikap pemerintah, bisa jadi direcall atau dipecat dari parpol asalnya.
Kalau kita ulas, banyak sekali efek buruk yang terjadi dan muncul gara-gara kasus Bank Century ini. Coba kalau di awal kasus ini langsung diselesaikan di ranah hukum, tentu saja dampaknya tak akan seperti sekarang ini. Tetapi ini kembali lagi bagaimana dengan niat baik wakil rakyat dan pemerintah berkuasa. Jangan ada lagi sikap untuk melindungi sesuatu yang salah, betapapun orang itu dekat dengan kita.
Kemudian dengan wakil rakyat kita di Senayan, apakah dibentuknya Pansus Century memang benar-benar untuk mengusut tuntas atau mencari benang merah dari masalah ini. Karena maaf-maaf saja, dalam perjalanan saat Pansus bekerja justru terjadi lobi-lobi. Sikap tarik ulur ini untuk apa, kalau bukan untuk saling menjatuhkan dan mempertahankan tahta. Semoga kasus Bank Century memberikan pembelajaran yang berharga untuk kita semua. (***)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Press
My Slideshow: Ferdinand’s trip to Palembang, Sumatra, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Palembang slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar